Cara Efektif Mencatat Persediaan Barang Dagangan dengan Metode Harga Jual Bersih + Contoh

Pengelolaan dan pencatatan persediaan barang yang tepat dan akurat mempunyai peran krusial dalam mendukung laju pertumbuhan dan perkembangan usaha serta bisnis.

Pembahasan mengenai persediaan sangat menarik,  termasuk persediaan barang dagang, raw material, bahan pembantu, barang setengah jadi, dan barang dalam proses. Mengapa? Karena persediaan barang sangat berkaitan dengan nilai kas, utang, piutang, dan strategi pemasaran yang akan dilakukuan perusahaan. Dan, dalam artikel ini kita akan mengupas tuntas tentang pentingnya persediaan dan menyajikan contoh-contoh nyata untuk mencerahkan pemahan Anda.

 

01: Pengaruh Persediaan Barang Bagi Perusahaan

Diskusi tentang Jurnal Pencatatan Persediaan

A: Bagaimana Pengaruh Persediaan Terhadap Laba Usaha?

Di awal artikel sudah disinggung bahwa persediaan berpengaruh pada operasional perusahaan. Nilai persediaan yang terlalu besar akan menurunkan nilai kas dan sebaliknya.

Nilai persediaan yang terus naik, bila tidak diimbangi dengan peningkatan nilai kas akan bisa mengganggu operasional perusahaan, bahkan bila terjadi dalam jangka panjang perusahaan bisa BANGKRUT.

Namun di sisi yang lain, nilai persediaan ini bisa menjadi strategi pemasaran yang cukup bagus, yaitu dengan menumpuk persediaan untuk persiapan menghadapi event-event tertentu, seperti Lebaran, tahun ajaran baru, Natal dan Tahun Baru.

Saat event-event tersebut penjualan meningkat drastis sehingga pendapatan perusahaan pun naik secara signifikan, maka, agar tidak terjadi sesuatu yang mengganggu operasional perusahaan dan tidak mengurangi penjualan, sebaiknya dilakukan perencanaan yang matang dengan data yang akurat.

Cara dan metode pencatatan lengkap tentang harga pokok sudah pernah dibahas di artikel HPP : Inilah 10 Cara Praktis dan Akurat untuk Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)

Sedangkan mengenai persediaan juga sudah dibahas dalam artikel Persediaan: 3 Metode Penilaian Persediaan yang akan Membantu meningkatkan Nilai Barang Dagangan Anda

 

B: Penyajian Persediaan di Laporan Keuangan

Persediaan atau inventory adalah komponen aset yang disajikan pada jenis laporan keuangan neraca (Balance Sheet), sedangkan biaya persediaan dilaporkan pada income statement.

Semakin tinggi nilai persediaan, maka nilai aset pun akan meningkat, namun biaya persediaan pun jadi membengkak, oleh karena itu pihak manajemen atau pengelola bisnis harus bisa mengelola dengan baik dan benar agar tidak mengurangi laba perusahaan.

Saya berikan contoh penyajian persediaan di neraca atau laporan posisi keuangan (statement of financial position) berikut ini:

neraca
Contoh Laporan Posisi Keuangan

Dari contoh neraca di atas, kita bisa melihat bahwa pos persediaan di letakkan setelah kas dan piutang usaha, apakah itu kebetulan atau disengaja? Saya jawab “bukan karena kebetulan tapi disengaja”.

Perlu diketahui bahwa penyajian komponen laporan keuangan aset di posisi paling atas adalah yang paling likuid, selanjutnya diikuti dengan komponen-komponen yang tingkat likuiditasnya lebih rendah. Jadi mirip seperti piramida.

Tingkat likuiditas persediaan lebih rendah dibandingkan dengan kas dan piutang usaha, iya kan? ilustrasi sederhana seperti ini:

Jika perusahaan ingin membeli bahan baku atau barang-barang pendukung lainnya, maka tingkal mengeluarkan kas, bukan mengeluarkan persediaan, betul kan? itulah maksud dari tingkat likuiditas, atau gampangnya, “mudah untuk dicairkan”

 

C: Metode Pengelolaan Persediaan

Langkah awal untuk menata sistem manajemen persediaan yang baik adalah dengan melakukan sistem pencatatan yang akurat dan rapi.

Bagaimana bila ada penyimpangan dalam persediaan, misalnya penyajian persediaan dengan harga bersih? Mencantumkan persediaan dengan harga jual bersihnya adalah salah satu penyimpangan dari prinsip harga pokok untuk penilaian persediaan.

 

Update Januari 2024:

D: Contoh Pencatatan Persediaan

Bagaimana prosedur untuk mencatat persediaan barang dagangan? Perhatikan dua contoh berikut ini:

Contoh #1:

PT Daganganku Laris Manis menjual aneka jenis kertas untuk berbagai keperluan. Pada tanggal 17 Januari 2024, perusahaan membeli barang dagangannya senilai Rp 12.500.000 include PPn dengan sistem pembayaran 5/10, n/25. Perusahaan memberikan uang muka kepada supplier kertas PT Kertasku sebesar Rp 5.000.000. Pelunasan akan dilakukan setelah jatuh tempo. Bagaimana proses pencatatan transaksi tersebut?

Pembahasan dan jawaban:

Pencatatan pada saat terjadi transaksi pembelian: 17 Januari 2024

Persediaan Barang Dagangan … Rp 11.125.000 (Debet)
PPn 11% ….. Rp 1.375.000 (Debet)
Kas ….. Rp 5.000.000 (Kredit)
Utang Usaha ….. Rp 7.500.000 (Kredit)
Pencatatan pelunasan utang:

Utang Usaha …. Rp 7.500.000 (Debet)
Kas …. Rp 7.500.000 (Kredit)

 

Contoh #2:

Persediaan yang tercatat di pembukuan neraca saldo PT Linggoku Asri adalah Rp 10.000.000, sedangkan hasil stock opname tanggal 31 Desember 2023 adalah Rp 7.000.000. Bagaimana cara mencatat kondisi seperti itu?

Pembahasan dan jawaban:

Solusi untuk mengatasi permasalah selisih antara kondisi fisik dan catatan pembukuan adalah dengan membuat jurnal penyesuaian seperti berikut ini:

Beban Persediaan …. Rp 3.000.000 (Debet)
Persediaan Barang Dagangan … Rp 3.000.000 (Kredit)

Dari dua contoh yang telah kami berikan ini, semoga bisa menambah pemahaman dan wawasan Anda. Bagaimana, ada yang mau ditanyakan?

 

02: Pencatatan Persediaan dengan Harga Jual Bersih

pencatatan persediaan barang

A: Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagangan

Artikel ini kami tulis sebagai jawaban dari sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang pembaca setia blog manajemen keuangan ini.

Pertanyaan lengkapnya adalah:

Pak perkenalkan saya pembaca setia blog manajemen keuangan. Saya memiliki usaha konveksi kecil-kecilan.

Untuk penilaian persediaan biasanya saya menggunakan harga pokok. Yang ingin saya ketahui adalah, bolehkah mencantumkan nilai persediaan dengan harga jual bersihnya?

Sebelumnya penanya bercerita bahwa dia mempunyai usaha konveksi busana muslim, lebih khusus lagi jilbab dan asesorisnya.

Masih menurut ceritanya, setiap bulan omsetnya sekitar Rp. 170 juta – Rp. 225 juta. Wow banget ya, seorang ibu rumah tangga dengan omset sebesar itu, bagaimana dengan profitnya? ayoo siapa mau menghitung 🙂

Kembali pada pertanyaan di atas, maka jawabannya adalah BOLEH, atau dapat diterima asalkan dipenuhi syarat-syaratnya, yaitu :

  • Ada kepastian bahwa barang-barang itu akan dapat segera dijual dengan harga yang telah ditetapkan.
  • Merupakan produk standar yang pasarnya mampu menampung serta sulit untuk menentukan harga pokoknya.

Penyimpangan dengan penilaian sebesar harga jual biasanya dilakukan untuk:

  • produk dari tambang logam mulia (emas dan perak) dan
  • hasil-hasil pertanian atau peternakan.

Bila persediaan dicantumkan dalam neraca sebesar harga jual bersihnya, maka metode penilaian yang digunakan hendaknya dijelaskan dalam neraca.

Ingin tahu metode penilaian persediaan, silahkan membaca artikel Inventory” Inilah 2 Metode Praktis Pencatatan Persediaan barang yang akan Membantu Mengawasi Barang-barang dalam Gudang Anda”

 

B: Video Persediaan Metode Perpetual

Dan untuk memperluas pemahaman dan wawasan kita tentang persediaan, berikut disajikan video pendek tentang cara menghitung persediaan barang dagangan menggunakan metode FIFO, selamat menyaksikan.

Bagaimana, menarik kan?

 

03: Penutup

A: Kesimpulan

Persediaan barang adalah salah satu aset penting yang dimiliki perusahaan. Inventory atau persediaan dilaporkan pada laporan posisi keuangan atau neraca.

Cara mengelola dan metode pencatatan persediaan sebaiknya benar-benar dipilih serta ditentukan sesuai dengan kebutuhan, sehingga manfaatnya bisa optimal dalam menggapai laba usaha.

B: Tips Saran

Apabila Anda ingin ‘nyante’ dalam mengelola inventory di gudang penyimpanan, sebaiknya terapkan SOP Gudang, termasuk pencatatan keluar masuk barang. Jika Anda belum punya software canggih, gunakan saja Excel.

Dan, bila Anda ingin mengelola keuangan dan administrasi sesuai Standar Akuntansi Keuangan, langsung saja terapkan SOP Keuangan dengan Accounting Tools yang simpel serta gampang digunakan.

Demikian artikel pendek yang merupakan jawaban dari pertanyaan bolehkah  mencantumkan persediaan dengan harga jual bersih? Semoga bermanfaat. Terima kasih. *****

Note:
Jika Anda mengutip artikel ini, mohon disebutkan dan disertakan link artikelnya ya. Thanks.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.