Strategi Maksimalkan Keuntungan dengan Manajemen Persediaan yang Tepat

Manajemen persediaan barang (inventory) yang dijalankan dengan baik akan membuat kinerja perusahaan semakin meningkat. Akibat selanjutnya adalah membuat pertumbuhan dan laju perkembangan perusahaan semakin cepat. Penerapan manajemen persediaan yang baik dimulai dari planning, organizing, actuating, dan controlling atau biasa disingkat POAC.

Sebenarnya apa pengertian persediaan dan jenis-jenisnya? Bagaimana penyajian persediaan barang di laporan keuangan? Untuk lebih jelasnya, yuks kita mulai bahas satu per satu berikut ini…

 

01: Definisi dan Pengertian Persediaan Barang

menghitung harga saham

A: Pengertian Persediaan Menurut Para Ahli

Ada perbedaan istilah persediaan barang yang digunakan untuk jenis perusahaan dagang dengan perusahaan manufaktur.

Perusahaan dagang membeli barang dan menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang. Persediaan barang adalah barang-barang yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali. Contoh perusahaan dagang adalah perusahaan distribusi minuman ringan dan air mineral.

Pembahasan rinci tentang keduanya sudah ada dalam artikel tentang Sistem Akuntansi Pembelian Kredit perusahaan distribusi minuman ringan (softdrink) dan air mineral.

Kalau Anda belum baca, saya sarankan baca sekarang juga.

Sedangkan perusahaan manufaktur membeli barang dan mengubah bentuknya untuk dapat dijual.

Namun secara umum istilah persediaan barang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali, atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual.

Di perusahaan manufaktur, persediaan yang dimiliki terdiri dari beberapa jenis yang berbeda.

 

02: Jenis Persediaan Barang

Laporan keuangan perusahaan jasa

Apa saja jenis persediaan barang?

Jenis persediaan yang ada dalam perusahaan manufaktur sebagai berikut :

A: Bahan Baku dan Penolong – Manajemen Persediaan Barang

Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya.

Sedangkan bahan penolong adalah barang-barang yang menjadi bagian dari produk jadi tapi jumlahnya relatif kecil atau sulit diikuti biayanya.

Contoh bahan baku dalam perusahaan beton adalah:

  1. semen,
  2. pasir,
  3. batu

Sedangkan bahan penolongnya adalah bahan kimia untuk mengeraskan beton.

 

B: Supplies Pabrik – Manajemen Persediaan Barang

Supplies pabrik adalah barang-barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses produksi. Contohnya oli mesin dan bahan pembersih mesin.

 

C: Persediaan Barang dalam Proses

etalase

Barang dalam proses adalah barang-barang yang sedang dikerjakan (diproses) tetapi pada tanggal neraca barang-barang tersebut belum selesai dikerjakan.

Untuk dapat dijual masih memerlukan pengerjaan lebih lanjut.

Misalnya dalam perusahaan pembuatan paving block.

Barang yang selesai dicetak tidak bisa langsung untuk dijual tapi harus melalui proses pengeringan terlebih dahulu hingga barang tersebut sudah memenuhi standar dan siap digunakan oleh pembeli.

 

D: Persediaan Barang Jadi (Finished Goods)

Barang jadi adalah barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi dan menunggu saat penjualanya.

Contoh finished Goods di perusahaan furniture atau mebel adalah kursi, meja dan produk lain yang sudah siap jual.

Persediaan barang baik di perusahaan dagang maupun di perusahaan manufaktur merupakan jumlah yang akan mempengaruhi laporan keuangan, yaitu neraca dan laporan laba rugi.

Oleh karena itu persediaan yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang sudah dapat dibebankan sebagai biaya (harga pokok penjualan / HPP).

Dan yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi dan mana yang masih belum terjual yang akan menjadi persediaan dalam neraca.

Baca juga artikel terkait tentang Sistem Akuntansi Pembelian perusahaan distribusi air minum dalam kemasan atau AMDK.

 

03: Laporan Persediaan Barang

Laporan Persediaan Barang

A: Penyajian Laporan Persediaan Barang

Bagaimana penyajian laporan persedian barang?

Persediaan barang termasuk dalam kelompok aktiva atau perusahaan, Sehingga dalam laporan keuangan disajikan dalam jenis laporan posisi keuangan atau neraca, sedangkan pengeluaran biaya persediaan disajikan dalam laporan laba rugi.

Format Laporan Posisi Keuangan

Sekarang sedikit saya jelaskan tentang format laporan posisi keuangan atau neraca (balance sheet).

Laporan Posisi Keuangan terdiri dari 3 pos atau account utama, yaitu:

1: Akun atau pos Aset, pos ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

  • Aset Lancar (current assets), contohnya: Kas dan Setara Kas, Piutang, Persediaan, Biaya Dibayar Di Muka.
  • Aset Tetap (fixed assets), contohnya: tanah, bangunan, mesin dan kendaraan.

2: Akun atau pos Kewajiban. pos ini juga dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:

  • Kewajiban Lancar, seperti utang jangka pendek.
  • Kewajiban Jangka Panjang, seperti kredit investasi.

3: Akun atau pos ekuitas, antara lain:

  • Modal disetor
  • Laba ditahan atau laba tidak dibagi.

Penyajian Laporan Inventory

Jadi, persediaan barang dagangan adalah termasuk dalam kelompok aset lancar (perhatikan yang diberi warna merah di atas), sehingga, pencatatan persediaan yang baik akan membuat laporan laba rugi dan neraca perusahaan menjadi lebih akurat.

Pencatatan jumlah persediaan barang yang kurang atau tidak akurat akan mempengaruhi laporan laba rugi dan neraca berpengaruh pada periode berjalan dan periode-periode berikutnya.

 

B: Pengaruh Penyajian Persediaan di Laporan Keuangan

rak buku

Bagaimana dampak penyajian persediaan barang di laporan keuangan?

Bila persediaan akhir dicantumkan terlalu besar akibat tidak akurat dalam perhitungan harga.

Jumlah barang yang sudah dijual atau jumlah barang yang ada di gudang, lalu apa pengaruhnya?

Pada tahun berjalan di laporan laba rugi HPP (harga pokok penjualan) terlalu kecil karena persediaan akhir terlalu besar dan laba pun terlalu besar.

Di neraca perusahaan, persediaan barang terlalu besar dan modal terlalu besar, sedangkan pada periode berikutnya, di laporan laba rugi harga pokok penjualan (HPP) terlalu besar karena persediaan awal terlalu besar dan laba terlalu kecil.

***

Di neraca perusahaan, kesalahan yang terjadi pada periode lalu sudah diimbangi dengan kesalahan laporan laba rugi periode ini sehingga neraca-nya benar (counter balanced).

Kasus lain, bila persediaan akhir dicantumkan terlalu kecil dan belum dicatatnya hutang serta pembelian di akhir periode.

Maka laporan laba rugi pada tahun berjalan pembeliannya terlalu kecil namun diimbangi dengan persediaan akhir yang terlalu kecil, sehingga laba bruto dan laba bersihnya benar.

Neraca perusahaan modalnya menjadi besar, namun aktiva lancar dan utang jangka pendek terlalu kecil.

***

Dan pada periode berikutnya di laporan laba rugi persediaan awalnya terlalu kecil tapi diimbangi dengan pembelian yang terlalu besar.

Karena pembelian tahun lalu dicatat dalam tahun ini sehingga laba bruto dan laba bersihnya benar, sedangkan di neraca, kesalahan tahun lalu tidak mempengaruhi tahun ini.

Agar dua kondisi seperti di atas atau kondisi yang sejenis itu tidak terjadi maka diperlukan manajemen persediaan yang akurat.

Untuk menambah pemahaman dan wawasan tentang manajemen persediaan, saran kami silahkan dipelajari juga materi-materi persediaan berikut ini:

  1. 2 Metode Pencatatan Persediaan Barang
  2. 4 Cara Menentukan Kepemilikan Persediaan Barang
  3. 10 Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)

 

C: Video Tentang Manajemen Persediaan Barang

Dan untuk melengkapi pembahasan ini, berikut ini saya sajikan video singkat tentang Manajemen Persediaan Barang (inventory) dari dosen Institut Pertanian Bogor (IPB)

 

04: Kesimpulan tentang Manajemen Persediaan Barang

Persediaan barang atau inventory adalah bagian penting dari suatu usaha dan bisnis yang perlu mendapatkan perhatian.

Pengelolaan atau manajemen persediaan barang yang baik dan benar akan sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan perusahaan, sebaliknya pengelolaan persediaan barang yang amburadul akan sangat merugikan perusahaan.

Manajemen persediaan barang harus dilakukan sejak proses perencaan pengadaan barang, sampai dengan penggunaan barang. Tak terkecuali dalam hal penyimpanan barang dan quality control.

Dan salah satu cara terbaik untuk menjalankan sistem manajemen persediaan barang adalah melalui penerapan Standard Operating Procedure. Selengkapnya, silahkan baca Accounting Tools SOP.

Demikian pembahasan mengenai cara sederhana dan mudah untuk meningkatkan laba (profit) perusahaan melalui manajemen persediaan barang yang baik, benar, akurat, dan bisa diandalkan.

Semoga bermanfaat.

Apabila mengutip artikel ini mohon menyebutkan dan menyertakan sumbernya ya. Terima kasih. *****

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.