Panduan Lengkap: 20 Prosedur Audit Utang Jangka Pendek, yang Perlu Anda Tahu

Prosedur audit adalah pemeriksaan terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.

Setiap auditor memiliki prosedur dan standar audit yang mesti dilakukan, contohnya prosedur audit piutang, prosedur audit utang usaha, dan prosedur audit persediaan. Dan kali blog manajemen keuangan akan membahas tentang prosedur audit utang jangka pendek. Yuk langsung saja ikuti pembahasannya berikut ini…

 

01: Sekilas tentang Utang Jangka Pendek

A: Pengertian Utang Jangka Pendek

Menurut para ahli, yang dimaksud utang jangka pendek adalah kewajiban perusahaan dengan durasi waktu kurang atau sama dengan 12 bulan yang harus dipenuhi bila waktu jatuh tempo telah tiba. Contoh utang jangka pendek adalah utang kepada supplier atau pemasok.

 

B: Metode Pencatatan Utang Jangka Pendek

Untuk mencatat utang jangka pendek, kita tetap berpedoman pada aturan debet kredit. Aturan tersebut menyebutkan bahwa jika suatu transaksi menyebabkan kenaikan utang jangka pendek, maka dicatat di sisi Kredit, dan sebaliknya apabila suatu transaksi menyebabkan penurunan nilai utang jangka pendek maka dicatat ke sisi Debet.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal utang jangka pendek dengan jawabannya berikut ini:

Pada tanggal 05 November 2023, PT Kuning Putih Era Perkasa membeli barang kebutuhan bahan baku produksinya dari suppliernya PT Supplierindo senilai Rp 1.000.000.000. Pembayaran pertama dilakukan 50% tunai dan sisanya akan dibayarkan diakhir bulan atau 30 hari setelah transaksi.

Atas transaksi tersebut, PT Kuning Putih Perkasa mencatatnya ke dalam buku jurnal sebagai berikut:

(Debet) Persediaan Bahan Baku …. Rp 1.000.000.000
(Kredit) Kas ….. Rp 500.000.000
(Kredit) Utang Jangka Pendek …. Rp 500.000.000

Misalnya PT Supplierindo pada tanggal 05 Desember 2023 melunasi utangnya dan dicatat sebagai berikut:

(Debet) Utang Jangka Pendek …. Rp 500.000.000
(Kredit) Kas….. Rp 500.000.000

Saya berikan satu contoh lagi sebagai berikut:

PT Mamud Elegan Milenial adalah perusahaan yang mendistribusikan aneka baterei, dari bateri kalkulator sampai bateri mobil listrik canggih yang baru dipamerkan di ajang bergengsi.

Karena begitu antusiasnya pelanggan kendaraan listrik, sampai menyebabkan stock baterei ludes tak berbekas, sehingga perusahaan segera inden dengan menyerahkan uang muka sebagai tanda keseriusan. Pada tanggal 1 September 2023, perusahaan memberikan down payment kepada salah satu supplier utama sebesar Rp 2.500.000.000.

Tanggal 30 September 2023, perusahaan menerima kiriman barang yang dipesan dari pemasoknya senilai Rp 1.000.000.000.

Tanggal 15 Oktober 2023, perusahaan menerima kiriman barang lagi dari pemasok senilai Rp 500.000.000

Bagaimana perusahaan membukukan transaksi tersebut?

Begini….

Pencatatan jurnal akuntansi tanggal 1 September 2023:

(Debet) Uang Muka Pembelian …. Rp 2.500.000.000
(Kredit) Kas ….. Rp 2.500.000.000

Keteranga:

Telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya bahwa setiap transaksi yang menyebabkan kenaikan nilai kas, maka kita mencatatnya di Kredit, dan jika sebaliknya berarti kita mencatatnya di Kredit.

Uang muka pembelian dimiripkan seperti uang yang dititipkan ke pihak lain atau seperti piutang usaha. Pos ini termasuk dalam kategori sebagai aset, sehingga perlakuannya seperti akun Kas.

Tanggal 30 September 2023:

(Debet) Persediaan Barang Dagangan …. Rp 1.000.000.000
(Kredit) Uang Muka Pembelian …. Rp 1.000.000.000

Jurnal akuntansi tanggal 15 Oktober 2023:

(Debet) Persediaan Barang Dagangan …. Rp 500.000.000
(Kredit) Uang Muka Pembelian …. Rp 500.000.000

Dari dua contoh transaksi di atas, saya yakin Anda sangat paham, iya kan?

 

 

02: Prosedur Audit Utang Jangka Pendek

Standar Audit Kewajiban

A: Tujuan Audit Kewajiban Jangka Pendek

Apa tujuan audit kewajiban atau utang jangka pendek? Sebagaimana kita pahami bahwa tujuan audit utang jangka pendek antara lain:

  • untuk memeriksa apakah semua kewajiban jangka pendek sudah tercatat pada laporan keuangan, dan
  • memeriksa apakah prosedur audit internal sudah melakukan tugasnya dengan baik atas liabilitas jangka pendek.

 

B: Prosedur Audit Hutang Jangka Pendek

Bagaimana prosedur audit kewajiban atau hutang jangka pendek perusahaan?

Berikut ini 20 prosedur audit atas liabilitas jangka pendek:

1: Pelajari Prosedur dan Tugas Internal Control

prosedur audit utang jangka pendek

Pelajari dan evaluasi internal control atas liabilitas jangka pendek

Untuk melakukan prosedur pertama ini, auditor bisa menggunakan daftar pertanyaan, flow chart, atau penjelasan narrative.

Daftar pertanyaan dapat digunakan karena utang usaha merupakan bagian dari siklus pembelian, utang usaha, dan pengeluaran kas.

Penjelasan narrative prosedur pembelian, utang usaha dan penerimaan kas adalah dengan membuat penjelasan prosedur yang harus dilakukan pada tiap bagian, misalnya bagian gudang, bagian pembelian, bagian akuntansi, dan bagian keuangan.

Contoh flow chart untuk prosedur silahkan baca di : SOP Manajemen Distribusi

Bila dari evaluasi internal control atas liabilitas jangka pendek, auditor menyimpulkan bahwa internal controlnya baik dan berjalan efektif, maka substantive test atas utang usaha jangka pendek bisa dikurangi, atau dengan kata lain, ruang lingkup pemeriksaan bisa dibatasi.

 

2: Memeriksa Bukti Asli Transaksi Utang

Minta rincian dari semua kewajiban jangka pendek, kemudian periksa footing dan cocokkan saldo kewajiban jangka pendek di buku besar.

Perlu diperhatikan bahwa rincian-rincian tersebut harus disiapkan oleh perusahaan yang akan diaudit, bukan oleh auditor. Tugas auditor adalah memeriksa rincian tersebut, BUKAN menyusun rincian.

Bila rincian yang diberikan perusahaan tidak cocok dengan saldo buku besarnya atau terdapat kesalahan footing, maka auditor harus mengembalikan rincian tersebut untuk diperbaiki.

Rincian lain yang sebaiknya diminta antara lain : rincian biaya yang masih harus dibayar, kewajiban lain dan utang pajak.

 

3: Periksa Setiap Supplier Beserta Transaksinya

Prosedur audit utang

Untuk utang usaha cocokan masing-masing pemasok dengan saldo menurut subsidiary ledger utang usaha.

Bila jumlah pemasok banyak pencocokan ke subledger bisa dibatasi jumlahnya.

Bila ditemukan perbedaan antara saldo dirincian utang usaha dan saldo di sub ledger utang usaha, maka auditor harus meminta ke perusahaan untuk mencari penyebab perbedaan tersebut.

 

4: Prosedur Audit Memeriksa Akurasi Perhitungan

Lakukan Test Sampling dan akurasi perhitungan

Periksa bukti pendukung dari saldo utang beberapa pemasok, perhatikan apakah angkanya cocok dengan purchase requisition, PO, laporan penerimaan barang, dan invoice pemasok.

Periksa juga akurasi perhitungan matematis dari dokumen-dokumen tersebut dan otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang.

 

5: Prosedur Audit untuk Memeriksa Saldo Utang

Seandainya terdapat monthly statement of account dari supplier, maka harus dilakukan rekonsiliasi antara saldo utang menurut statement of account tersebut dengan saldo subsidiary ledger utang.

 

6: Mengirim Konfirmasi ke Supplier

mempelajari prosedur audit

Pertimbangankan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa pemasok yang saldonya besar maupun yang saldonya tidak berubah sejak tahun sebelumnya.

Auditor tidak harus mengirim konfirmasi untuk utang usaha, karena sumber pencatatan utang usaha berasal dari luar perusahaan.

Misalnya faktur pembelian, dan tujuan konfirmasi adalah untuk memeriksa keakuratan data akuntansi perusahaan.

Jadi berbeda dengan konfirmasi PIUTANG yang merupakan prosedur audit standar yang harus dilakukan oleh auditor.

Apalagi jika sebagian besar pemasok terbiasa untuk mengirim monthly statement of account, maka auditor hanya perlu mencocokkan saldo utang usaha menurut rincian dengan saldo menurut monthly statement of account tersebut.

 

7: Periksa Waktu Pembayaran Supplier

Periksa pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) untuk mengetahui apakah ada unrecorded liabilities per tanggal laporan neraca dan untuk menyakinkan diri mengenai kewajaran saldo utang per tanggal laporan posisi keuangan.

Caranya dengan me-review buku pengeluaran kas sesudah tanggal laporan neraca sampai mendekati tanggal selesainya audit lapangan.

Perhatikan apakah ada pembayaran di periode sesudah tanggal laporan neraca yang menyangkut pembelian atau biaya untuk tahun yang diperiksa yang belum dicatat sebagai liabilitas jangka pendek per tanggal laporan neraca.

Periksa juga notulen rapat direksi, pemegang saham, dewan komisaris untuk mengetahui apakah ada kewajiban perusahaan, seperti pembagian bonus tahunan, yang akan dicatat pada periode berikutnya dan belum dicatat sebagai liabilitas per tanggal laporan neraca.

Auditor harus memeriksa bukti-bukti pembayaran di subsequent period yang berkaitan dengan kewajiban yang terjadi di tahun yang diperiksa.

 

8: Periksa Prosedur Pemeriksaan Utang Bank

Bila ada utang kepada bank dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit overdarft, maka kirim konfirmasi ke bank, periksa surat perjanjian kreditnya dan buatkan excerpt-nya dari perjanjian kredit tersebut, serta periksa otorisasi dari direksi untuk perolehan  kredit bank tersebut.

 

9: Lakukan Pemeriksaan Utang Kredit Pihak Afiliasi

bukti audit utang jangka pendek

Jika ada utang dari pemegang saham, dari direksi atau dari perusahaan afiliasi yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun yang akan datang, maka harus dikirim konfirmasi, periksa perjanjian kreditnya dan periksa apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.

 

10: Periksa Prosedur Audit Utang Leasing

Bila ada utang leasing, periksa apakah pencatatannya sudah sesuai dengan standar akuntansi tentang sewa.

 

11: Periksa Standar Operasional Prosedur Perhitungan dan Pembayaran Utang

Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan secara akurat dengan jumlah yang tercantum pada laporan laba rugi.

 

12: Periksa Kembali Saldo Utang Usaha Debit

Bila ada saldo debit dari utang usaha maka harus ditelusuri apakah ini merupakan uang muka pembelian atau karena adanya pengembalian barang yang dibeli tapi sudah dilunasi sebelumnya. Bila jumlahnya besar harus direklasifikasi sebagai piutang.

 

13: Lakukan Pemeriksaaan Terhadap Uang Muka

Bila ada uang muka penjualan per tanggal laporan keuangan periksa bukti pendukungnya dan periksa apakah saldo tersebut sudah diselesaikan di periode berikutnya. Misalnya dengan mengirimkan barang yang dipesan oleh pembeli.

 

14: Prosedur Audit Utang Jangka Panjang

Bila ada kredit jangka panjang, harus diperiksa apakah bagian yang jatuh tempo satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek, sedangkan utang jangka panjang adalah kewajiban perusahaan yang jatuh tempo lebih dari duabelas bulan.

 

15: Lakukan Pemeriksaaan SOP Terkait Utang Mata Uang Asing

Bila ada kewajiban dalam mata uang asing. Periksa apakah saldo tersebut per tanggal laporan neraca telah dikonversikan dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia – BI per tanggal laporan keuangan dan selisih kurs yang terjadi dibebankan pada laba rugi tahun berjalan.

Sesuatu yang sangat penting biasanya dijaga dan dipelihara dengan sungguh-sungguh. Utang adalah kewajiban penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan selalu memperhatikan dengan seksama. Dan standard operating procedure adalah salah satu cara perusahaan dalam mengelola utang usaha.

 

16: Prosedur Audit Terkait Tax

meja kerja audit

Untuk utang PPh 21 dan PPN, periksa apakah utang tersebut sudah dilunasi pada periode berikutnya.

Seharusnya utang PPh 21 dan PPN per 31 Desember dilunasi di bulan Januari tahun berikutnya.

Sedangkan untuk PPh badan harus diperiksa apakah pada waktu mengisi dan memasukkan SPT PPh Badan, perusahaan telah membayar PPh 29 (setoran akhir)

 

17: Periksa Perhitungan Accrued Expense

Periksa dasar perhitungan accrued expenses yang dibuat oleh perusahaan, apakah masuk akal dan konsisten dengan dasar perhitungan tahun sebelumnya.

Selain itu harus diperiksa pembayaran sesudah tanggal laporan neraca.

Perlu diketahui bahwa untuk MEMPERKECIL LABA, bisa saja perusahaan memperbesar jumlah accrued expenses-nya.

Dengan memeriksa pembayaran sesudah tanggal laporan neraca, auditor bisa mengetahui apakah jumlah yang di accrued expenses betul-betul dibayar di tahun berikutnya dalam jumlah yang kurang lebih sama.

Selain itu bisa juga diketahui seandainya ada biaya-biaya tahun yang diperiksa yang belum dicatat di periode sesudah tanggal laporan neraca sehingga harus diusulkan audit adjustment-nya oleh auditor.

 

18: Cek Kembali Aktivitas Manajemen Perusahaan Terkait Utang

Metode Akuntansi Audit

Periksa juga notulen rapat direksi, pemegang saham, dan perjanjian-perjanjian yang dibuat perusahaan dengan pihak ketiga.

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah semua kewajiban yang tercantum dalam notulen dan perjanjian tersebut sudah dicatat per tanggal laporan neraca.

 

19: Re-check Prosedur Hubungan Pihak Manajemen Terkait Hukum

Kirim konfirmasi kepada penasehat hukum perusahaan

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perusahaan mempunyai masalah di bidang hukum yang memerlukan bantuan dari legal consultant. Misalnya, ada tuntutan di pengadilan yang per tanggal laporan neraca prosesnya belum selesai.

Hal ini menimbulkan contingent liabilities, yaitu liabilitas yang mungkin terjadi, mungkin juga tidak terjadi tergantung pada kejadian dalam periode berikutnya.

 

20: Periksa Kembali Penyajian Utang di Laporan Keuangan

Periksa apakah penyajian liabilitas jangka pendek di laporan neraca dan catatan atas laporan keuangan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Dengan kata lain, audit laporan keuangan, apakah sesuai dengan SAK yang berlaku?

Bagaimana menyajikan utang jangka pendek?

Utang jangka pendek dikategorikan sebagai bagian dari liabilitas. Perlu kita pahami bahwa prinsip penyajian neraca mengacu pada persamaan dasar akuntansi sebagai berikut:

Aset = Liabilitas + Ekuitas

Apa saja yang termasuk aset?

Berikut ini pos dan akun yang dikategorikan sebagai aset, antara lain:

  1. Kas dan Setara Kas
  2. Piutang Usaha (Account Receivable)
  3. Biaya Dibayar Dimuka
  4. Inventory
  5. Aset Tetap (Fixed Asset)

Akun apa saja yang dikategorikan sebagai liabilitas?

Account yang termasuk liabilitas antara lain:

  1. Utang lancar; utang jangka pendek
  2. Utang tidak lancar

Sedangkan yang diklasifikasikan sebagai ekuitas adalah:

  1. Laba Ditahan
  2. Modal Disetor
  3. Tambahan Modal Disetor
  4. Prive

 

03: Video Tutorial Audit Utang Jangka Pendek

Dan untuk melengkapi pembahasan tentang prosedur audit utang jangka pendek ini, Anda bisa mendengarkan audio berikut ini…

Bagaimana menurut Anda? Bagaimana cara mengelola utang jangka pendek? Baca info tentang standard operating procedure keuangan.

 

04: Kesimpulan

Utang atau kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang timbul karena transaksi pembelian, Misalnya pembelian bahan baku (raw material), bahan pelengkap, dan bahan pembantu lainnya.

Transaksi-transaksi tersebut perlu di audit agar tidak ada penyimpangan serta accountable dan di atas telah dijelaskan secara lengkap prosedur audit kewajiban jangka pendek beserta contoh-contohnya.

Demikian yang dapat kami sampaikan pembahasan manajemen audit tentang 20 audit procedure liablitas jangka panjang.

Jika mengutip artikel ini mohon disebutkan sumber link-nya ya, sehingga kami tidak dirugikan jika pengutipan tersebut banyak kemudian di-upload ke internet. Paham ya?

Semoga bermanfaat. Terima kasih.*****

Note:
Jika mengutip artikel ini mohon untuk menyebutkan dan menyertakan sumbernya ya.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.