Metode transfer pricing adalah cara yang digunakan oleh perusahaan untuk menghitung dan menentukan harga transfer transaksi barang dan jasa baik tangible maupun intangible.
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi diterapkannya suatu kebijakan metode transfer pricing, misalnya harga pasar. Hal ini akan berpengaruh pada harga produk dan pada gilirannya akan mempengaruhi laba rugi perusahaan, yang pada akhirnya akan berpengaruh juga terhadap proses pengambilan keputusan.
Apa saja metode yang digunakan perusahaan untuk menentukan transfer pricing? Ayo baca dan pelajari 3 metode penentuan harga transfer dan contoh transfer pricing di Indonesia berikut ini.
01: Metode Transfer Pricing
Metode Transfer Pricing Berdasar harga Pasar
Berikut ini diuraikan 3 metode transfer pricing adalah :
A: Metode Transfer Pricing Berdasarkan Harga Pasar Perantara yang Ditentukan dengan Baik
Apa itu metode transfer pricing berdasarkan harga pasar perantara yang ditentukan dengan baik?
Pasar perantara seringkali menjadi pilihan yang menarik bagi suatu divisi perusahaan untuk menjual produknya. Harga pasar perantara yang sudah ditentukan dengan baik bisa digunakan untuk menentukan harga transfer.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal transfer pricing tentang perhitungan biaya produksi berikut ini :
PT TP DOC mempunyai beberapa divisi. Divisi XYZ memiliki produk yang dapat dijual ke salah satu divisi PT TP DOC, yaitu divisi ABC atau ke pelanggan ekstern melalui pasar perantara.
Struktur biaya dan pendapatan dua divisi ini adalah :
Departemen atau Divisi XYZ
Harga jual di pasar perantara jika produk dijual ke pihak eksternal adalah Rp 25, sedangkan biaya variabel Rp 15
Bagian atau Divisi ABC
Harga pasar akhir di luar adalah Rp 100. Divisi XYZ (harga beli di luar) = Rp 25. Tambahan biaya variabel di divisi ABC adalah Rp 40,-
Pertanyaan :
Berapakah harga transfer yang seharusnya untuk mengelola transfer produk antara dua divisi tersebut?
Jawaban :
Untuk menghitung harga transfer yang seharusnya digunakan rumus berikut ini:
Harga transfer = Biaya variabel per satuan + pengorbanan margin kontribusi per satuan atas penjualan ke pihak ekstern.
= Rp 15 + (Rp 25 – Rp 15 )
= Rp. 25
Jadi harga transfer yang seharusnya adalah Rp 25 yaitu harga yang bagi divisi XYZ merupakan harga jual di pasar perantara. Dan bagi divisi ABC merupakan harga yang harus dibayar kalau tidak menghendaki membeli barang yang diinginkan dari pemasok luar di pasar perantara.
B: Metode Transfer Pricing Berdasarkan Harga Berubah di Pasar Perantara
Apa itu metode transfer pricing berdasarkan harga berubah di pasar perantara?
Masih menggunakan contoh soal transfer pricing sebelumnya, misalnya supplier eksternal menawarkan ke divisi ABC dengan harga Rp. 20,- Sedangkan harga normal di pasar perantara yang telah ditetapkan divisi XYZ adalah Rp. 25,-
Berapa harga transfer?
Ada 2 kemungkinan jawaban yang tergantung pada KAPASITAS operasi Divisi Penjual, apakah beroperasi pada kapasitas penuh atau sebagian?
1: Divisi penjual beroperasi pada kapasitas penuh
Bila divisi penjual telah menjual seluruh outputnya ke luar, maka opportunity cost adalah harga yang bersedia dibayar oleh pelanggan ekstern.
Tentang pengertian opportunity cost, cara menghitung biaya peluang, dan contoh soal biaya peluang, saran saya baca juga : Cara Menghitung Biaya Peluang atau Opportunity Cost.
Alasannya adalah dengan menyetujui bisnis intern, maka divisi penjual akan menghentikan bisnis ekstern dan mengorbankan pendapatannya.
Maka jika divisi penjualan ada kapasitas penuh, harga transfer tidak lebih dari harga pasar, kalau tidak divisi penjual akan rugi dan begitu juga perusahaan secara keseluruhan. Dari perhitungan studi kasus #1 diperoleh harga transfer yang sesungguhnya adalah Rp 25,-.
Jadi kesimpulannya adalah Divisi XYZ tetap memenuhi pelanggan ekstern dan Divisi ABC harus menerima harga pemasok ekstern Rp. 20,- dengan syarat memenuhi kualitas standar dan jadwal yang dibutuhkan.
2: Divisi penjual kelebihan kapasitas
Ada dua kemungkinan yang sering digunakan dalam metode pengukuran transfer pricing ini adalah :
- Meskipun tidak ada opportunity cost, harga transfer berdasarkan harga pasar yang berlaku, jika harga tersebut dapat ditentukan dengan baik.
- Diperlukan negosiasi penurunan harga-harga pasar yang berlaku, sehingga baik pembeli maupun penjual dapat memperoleh keuntungann dari bisnis antar divisi intern perusahaan.
Dari dua situasi di atas, dalam kondisi ada kapasitas lebih, divisi penjual dapat menerima harga yang lebuh besar dari biaya variabelnya.
Seluruh pihak akan merasakan manfaat dari mempertahankan bisnis di kalangan intern sendiri daripada mempunyai divisi yang harus membeli dari pihak ekstern.
Kembali pada rumus perhitungan harga transfer : Biaya variabel per satuan + marjin kontribusi yang hilang atas penjualan ke luar.
= Rp 15,- + 0
= Rp 15,- atau harga terendah transfer dari Divisi XYZ ke Divisi ABC.
Kesimpulan hasil perhitungan transfer pricing :
Jika divisi penjual memiliki kapasitas lebih, dan divisi pembeli menggunakan pihak ekstern, maka pertimbangan penting adalah timbulnya sub optimasi (rentabilitas perusahaan menyeluruh lebih kecil).
Dengan demikian jika ada kapasitas lebih pada divisi penjual, setiap upaya harus dilakukan untuk merundingkan harga yang dapat diterima dalam upaya bisnis intern bagi perusahaan sebagai satu kesatuan yang utuh.
Baca juga metode lain penentuan transfer pricing berdasarkan : Harga Pokok
C: Metode Transfer Pricing Berdasarkan Harga yang dirundingkan
Apa yang dimaksud dengan metode transfer pricing berdasarkan harga yang dirundingkan?
Ada 3 poin penting berkenan dengan hal ini, yaitu :
- Jika terdapat harga pasar perantara, harga ini menunjukkan batas terendah untuk transfer antar divisi.
- Harga transfer di bawah harga pasar dapat dilakukan, jika divisi penjual mempunyai kapasitas lebih.
- Harga dirundingkan atau harga pasar yang dirundingkan adalah harga pasar yang telah disetujui bersama antara divisi penjual dan divisi pembeli yang mencerminkan keadaan luar biasa atau kemungkinan tidak tersedianya harga pasar perantara.
Contoh Soal dan Jawaban Perhitungan Transfer Pricing
Perhatikan contoh soal perhitungan biaya produksi :
Divisi X memerlukan 5.000 unit peralatan khusus yang dibuat menurut pesanan. Bagian atau Divisi Y dalam perusahaan yang sama mampu membuat peralatan tersebut, sedangkan divisi Y menentukan bahwa biaya variabel peralatan Rp. 8.000. Untuk memproduksi peralatan itu, Divisi Y harus mengurangi produksi produk A sejumlah 3.500 unit. Produk A dijual Rp. 45.000 per unit dengan biaya variabel Rp. 25.000 per unit.
Langkah-langkah analisis dan perhitungannya adalah sebagai berikut:
Harga transfer adalah : Biaya variabel per satuan + marjin kontribusi yang hilang atas penjualan ke luar
A: Contribution Margin adalah :
= harga produk A – biaya variabel
= Rp. 45.000 – Rp. 25.000 = Rp. 20.000
B: Total Contribution margin yang hilang adalah :
= Rp. 20.000 X 3.500 unit
= Rp. 70.000.000,-
C: Contribution margin per unit yang hilang adalah :
Total Contribution margin yang hilang : Peralatan khusus yang diproduksi
= Rp. 70.000.000 : 5.000
= Rp. 14.000,-
Jadi harga transfer adalah : Rp. 8.000 + Rp. 14.000 = Rp. 22.000
Harga transfer ini adalah harga minimal atau dinaikkan, tetapi tidak boleh lebih besar dari Rp. 22.000.
***
Jika divisi pembeli mempunyai kapasitas lebih, batas harga terendah adalah Rp. 8.000 sama dengan biaya variabel. Namun karena divisi penjual perlu menguntungkan, negosiasi perlu diadakan untuk menaikkan harga dengan ‘markup’ yang ditargetkan.
02: Kesimpulan Tentang Metode Transfer Pricing
Untuk melakukan analisis dan perhitungan transfer pricing, kita bisa menggunakan beberapa metode. Antara lain metode TP berdasarakan harga pasar.
Ada tiga metode TP berdasarkan harga pasar, dan ketiga metode itu sudah dipaparkan dengan contoh penerapannya di atas.
Kita harus serius dalam melakukan perhitungan transfer pricing untuk menentukan harga produk, dan tentu berkaitan dengan urusan perpajakan.
Mana metode transfer pricing yang paling baik? Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, ada satu metode transfer pricing yang sangat baik digunakan untuk jenis industri dan kondisi tertentu, namun kurang akurat jika dipakai pada industri serta jenis usaha lain, maka bijak-bijaklah dalam memilih mana yang terbaik untuk bidang usaha Anda.
Demikian pembahasan tentang 3 Metode Transfer Pricing Berdasarkan Harga Pasar dan contoh perhitungan biaya produksi.
Semoga bermanfaat. Terima kasih.*****
Note:
Jika mengutip artikel ini mohon disebutkan sumbernya ya, sehingga tidak merugikan pihak lain. Thanks