Analisis Cost Volume Profit (CVP) untuk Perencanaan Laba Usaha

Analisis CVP atau Cost Volume Profit adalah salah satu tools akuntansi biaya yang digunakan oleh pelaku usaha dan bisnis untuk menganalisis dan merencanakan laba usahanya. Oleh karena itu analisis CVP sangat penting bagi pengelola bisnis.

Bagi Anda pengelola bisnis yang ingin mengetahui dan memahami analisis cost volume profit, artikel ini akan membahasnya dengan contoh-contoh penerapannya dalam operasional usaha sehari-hari. Langsung saja ikuti pembahasannya yang dimulai dari ulasan pengertian cost volume profit menurut para ahli, prinsip, fungsi dan contoh kasus penggunaannya berikut ini.

 

01: Pengertian Cost Volume Profit (CVP) Adalah?

Mengapa analisis CVP penting dalam perencanaan laba? Upaya penggunaan analisis cost volume provit dilakukan untuk mengurangi atau menghindarkan perusahaan dari kerugian.

A: Definisi Analisis CVP (Cost Volume Profit) Menurut Para Ahli

Apa pengertian cost volume profit?

Cost Volume Profit atau CVP adalah sebuah model yang menggunakan batasan-batasan sebagai berikut :

  • Konsep tentang variabilitas cost dapat diterima, karena itu biaya harus realistis diklasifikasikan sebagai variabel dan tetap.
  • Range yang relevan pada semua tahap analisis harus ditentukan.
  • Harga jual per unit tidak berubah jika terjadi perubahan volume.
  • Harga dijual satu jenis produk (single produk)
  • Jika analisis digunakan untuk berbagai produk atau kombinasi produk (product mix), sales mix-nya harus tetap atau konstan.
  • Kebijaksanaan manajemen terhadap operasi perusahaan tidak berubah secara material dalam jangka pendek.
  • Tingkat harga umum stabil dalam jangka pendek
  • Sinkronisasi antara penjualan dan produksi, yang berarti tingkat inventori harus konstan atau kosong (nol).
  • Efisiensi dan produktifitas tidak mengalami perubahan-perubahan, khususnya dalam jangka pendek.

 

B: Keterbatasan Analisis CVP (Cost Volume Profit) Adalah?

Penggunaan suatu model tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan, sehingga diperlukan adanya asumsi-asumsi tertentu.

Asumsi-asumsi yang digunakan merupakan batasan sehingga penggunaan analisis dan model tidak menimbulkan kekeliruan dan kesalahan dalam pengambilan keputusan.

***

Paling tidak ada 4 masalah atau keputusan yang bisa diselesaikan dengan menggunakan analisis CVP ini, yaitu:

  1. Keputusan untuk menutup atau meneruskan segmen bisnis tertentu. Dengan melihat contribution margin yang merupakan bagian dari analisis CVP dapat diambil keputusan yang tepat. Contribution margin yang posistif akan menguntungkan perusahaan secara keseluruhan, jika fix costnya tanggungan bersama.
  2. Jika alternatif penutupan suatu segmen atau bagian itu dilakukan dan melakukan alternatif yang lain, maka keputusannya pun hanya membandingkan nilai contribution margin saja.
  3. Dalam analisis joint cost dengan joint product, keputusannya hanya membandingkan harga jual baru dikurangi harga jual lama dengan contribution margin, yaitu biaya proses lanjutan sudah diambil keputusan.
  4. Tidak memerlukan perhitungan-perhitungan yang rumit dan lebih efisien.

 

02: Contoh Penggunaan Analisis CVP

analisis cvp dan latihan kasus

A: Contoh Analisis Biaya Volume Laba

Agar pemahaman kita mengenai analisis CVP ini lebih komprehensif, mari kita ikuti contoh soal analisis biaya volume laba atau Β contoh soal cost volume profit analysis untuk Perencanaan Laba Usaha.

Perhatikan contoh soal dan jawaban analisis CVP berikut ini:

Misalnya, diasumsikan suatu perusahaan melakukan rencana investasi sebesar Rp 1.000.000 dengan menetapkan return atau laba sebesar 15% setiap tahun. Biaya tetap setiap tahunnya Rp. 400.000 sedangkan biaya variabel Rp. 15 per unit barang.

Pada tahun sebelumnya perusahaan memproduksi dan menjual produknya sebanyak 50.000 unit dengan harga Rp. 25 tiap unit.

Bagaimana caranya pengelola perusahaan dapat mencapai laba sebesar Rp. 150.000 atau 15% x investasi?

Bagi yang belum terbiasa dengan rumus perhitungan dengan angka-angka seperti di bawah ini mungkin terlihat agak rumit, tapi sebetulnya MUDAH, menggunakan persamaan sederhana yang sudah dipelajari sejak sekolah dasar (SD) πŸ™‚

So… nyante and stay cool aja guys

 

B: Cara Mencapai Target Laba

Untuk bisa mencapai target laba perusahaan sebesar 15% dari investasi, ada 4 cara yang bisa dilakukan, yaitu:

#1. Mengurangi Biaya Tetap

Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Laba :
Harga jual produk X Quantity – Total Biaya Tetap – Biaya Variabel per unit X Quantity

Maka,

Rp 150.000 = (50.000 x Rp. 25) – Total Biaya Tetap – (50.000 x Rp 15)
Rp 150.000 = Rp 1.250.000 – Total Biaya Tetap – Rp 750.000
Total Biaya Tetap = Rp 1.250.000 – Rp 750.000 – Rp 150.000
Total Biaya Tetap = Rp 350.000

Jadi Total Biaya Tetap = Rp 350.000 atau dengan kata lain Total Biaya Tetap harus berkurang Rp 50.000 (Rp 400.000 – Rp 350.000)

 

#2. Pengurangan Biaya Variabel

Masih menggunakan rumus persamaan pada poin #1 maka kita bisa mencari biaya variabel per unit, perhitungannya seperti berikut ini :

  • Rp 150.000 = 50.000 x Rp 25 – 400.000 – 50.000 x Biaya Variabel per Unit
  • Rp 150.000 = Rp 1.250.000 – 400.000 – 50.000 Biaya Variabel per Unit
  • 50.000 Biaya Variabel per Unit = Rp 1.250.000 – 400.000 – 150.000
  • 50.000 Biaya Variabel per Unit = Rp 700.000
  • Biaya Variabel per Unit = Rp 700.000 : 50.000 = Rp 14

Jadi Biaya Variabel per Unit adalah Rp 14 atau Biaya Variabel per unit turun Rp 1 (Rp 15 – Rp 14)

 

#3. Meningkatkan Harga Jual per Unit

Hampir semua pebisnis dan pemilik usaha tahu bahwa salah satu cara untuk meningkatkan laba usaha adalah dengan meningkatkan OMSET penjualan.

Bagaimana detil perhitungan dengan menggunakan analisis CVP?

Masih menggunakan rumus persamaan #1 :

  • Rp 150.000 = 50.000 (Harga Jual Produk per Unit) – Rp 400.000 – 50.000 x Rp 15
  • Rp 150.000 = 50.000 Harga Jual Produk per Unit – Rp 400.000 – Rp 750.000
  • 50.000 Harga Jual Produk per Unit = Rp 150.000 + Rp 400.000 + Rp 750.00
  • 50.000 Harga Jual Produk per Unit = Rp 1.300.000
  • Harga Jual Produk per Unit = Rp 1.300.000 : 50.000 = Rp. 26

Jadi harga jual produk per unit adalah Rp 26 atau harga jual harus dinaikkan Rp 1

Β 

#4. Meningkatkan Jumlah Produk yang Dijual

Nah, cara yang ke-empat ini juga sering dilakukan oleh para pebisnis untuk meningkatan laba usahanya. Detil perhitungan adalah sebagai berikut :

Tetap menggunakan rumus persamaan dari poin #1 (mudah kan, hanya 1 rumus yang digunakan).

  • Rp 150.000 = Rp 25 (Q) – Rp 400.000 – Rp 15 (Q)
  • Rp 150.000 + Rp 400.000 = Rp 25Q – Rp 15Q
  • Rp 550.000 = Rp 10Q
  • Q = Rp 550.000 : Rp 10 = 55.000

Jadi pengelola perusahaan perlu menaikkan kuantitas atau volume penjualan sebesar 5.000 unit atau 10% dari jumlah unit tahun lalu, agar memperoleh LABA USAHA yang diinginkan sebesar Rp 150.000

Itulah ada 4 alternatif yang bisa dilakukan untuk menaikkan laba usaha anda.

Untuk melengkapi analisis CVP ini, selanjutnya akan kita bahas mengenai cara menetapkan perhitungan biaya variabel dan biaya tetap.

 

03: Cara Menghitung Biaya Variabel per Unit Produk

analisis cvp dan titik impas

Untuk menentukan jumlah biaya variabel yang sebaiknya dikeluarkan untuk sebuah unit produk bisa menggunakan persamaan berikut ini :

Biaya Variabel per Unit =

Harga Jual per unit – (Biaya Tetap/Volume) – (Laba/Volume)

Dengan menggunakan data di atas, misalkan perusahaan menerima pesanan khusus sebanyak 80.000 unit dengan harga khusus Rp 22,50 per unit.

Berapakah perusahaan bersedia mengeluarkan biaya variabel per unit untuk memproduksinya jika laba usaha yang diinginkan tetap sebesar Rp 150.000

Biaya Variabel per unit :

= Rp 22,50 – (Rp 400.000/80.000) – (Rp 150.000/80.000)
= Rp 22,50 – Rp 5 – Rp 1,875 = Rp 15.625

Dan bila Anda ingin mengetahui analisis lainnya, langsung saja ke ABC (Activity Based Costing) dan Analisis ROE.

 

04: Cara Menghitung Biaya Tetap

analisis biaya produksi

A: Sekilas Analisis Biaya Tetap

Masih dari data-data di atas, misalnya perusahaan ingin menaikkan volume penjualan menjadi 60.000 unit. Untuk mencapai jumlah penjualan sebesar itu, maka diperlukan biaya promosi. Berapa BIAYA IKLAN yang harus dikeluarkan?

Agar pengeluaran biaya iklan bisa berjalan dengan efektif dan efisien serta berdampak besar terhadap kenaikan penjualan, maka perusahaan harus benar-benar mengerti dan memahami tentang pengertian biaya iklan, seluk beluk iklan seperti media yang akan digunakan materi iklannya.

Apakah akan menggunakan media internet, dengan memanfaatkan Fbads,Β Google Ad, bekerjasama dengan para blogger untuk mereview produknya, atau menggunakan media offline seperti banner, reklame dan brosur atau kombinasi dari keduanya?

 

B: Contoh Perhitungan Biaya dan Laba

Langsung saja kita hitung biaya iklannya seperti berikut ini :

Biaya tetap semula Rp 400.000, harga jual Rp 25, dan biaya variabel per unit Rp 15.

Rumus persamaannya adalah :

Laba = Harga Jual per unit (Q) – Biaya Variabel per unit (Q) – Biaya Tetap

  • Rp 150.000 = Rp 25 (60.000) – Rp 15 (60.000) – Biaya Tetap
  • Rp 150.000 = Rp 1.500.000 – Rp 900.000 – Biaya Tetap + Promosi
  • Biaya Tetap + Promosi = Rp 450.000

Karena biaya tetap yang lama Rp 400.000, berarti biaya promosi yang bersedia dikeluarkan adalah Rp 50.000.

 

C: Video Pembelajaran CVP (Cost Volume Profit)

Dan untuk menyegarkan wawasan dan pengetahuan kita tentang analisis CVP (cost volume profit) mari saksikan video singkat berikut ini:

 

05: Kesimpulan tentang Analisis CVP

Ada beberapa model dan tools yang bisa digunakan untuk melakukan perencanaan laba usaha. Salah satunya adalah model analisis cost volume profit atau disingkat dengan CVP.

Setiap model serta tools mempunyai kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu sebagai pengguna Anda harus bijak memilih, menentukan dan menggunakan model yang akan digunakan. Sesuaikan dengan kebutuhan dan jenis usaha Anda.

Demikian pembahasan materi manajemen keuangan mengenai analisis CVP atau Cost Volume Profit untuk meningkatkan LABA USAHA.Β Semoga bermanfaat. Terima kasih. *****

Note:
Jika Anda mengutip artikel ini mohon disebutkan sumber link-nya ya, Agar tidak ada pihak manapun yang dirugikan. Thanks

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.