Mengenal Konsep Dasar Akuntansi dan Contoh Aplikasinya di Dunia Bisnis

Konsep Dasar Akuntansi

Dari banyaknya konsep dasar yang disampaikan oleh para ahli, berikut ini saya sajikan 17 konsep dasar yang digunakan sebagai pedoman dalam menyusun Laporan Keuangan, yaitu:

#1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)

A: Pengertian Konsep Dasar Biaya Historis

Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya.

Pengertian harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam transaksi. Harga perolehan ini harus terjadi dalam transaksi di antara dua belah pihak yang bebas (arm’s length transaction).

Harga perolehan ini dapat terjadi pada seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva, orang, modal atau transaksi lainnya, karena biaya historis itu didasarkan pada harga pertukaran antara pihak-pihak yang bebas, terdapat kesulitan untuk menentukan besarnya harga perolehan jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi. Misalnya dalam  hak aktiva yang diterima sebagai hadiah .

Di sini tidak ada harga pertukaran yang terjadi dan juga kemungkinan yang memberi hadiah adalah pihak yang erat hubungannya dengan perusahaan.

Contoh di atas menunjukkan salah satu kesulitan, yang lain adalah seperti dalam hal pembelian barang lebih dari satu macam dengan satu harga, pertukaran aktiva dengan aktiva atau dengan saham.

B: Aplikasi Prinsip Biaya Historis

Walaupun terdapat kesulitan-kesulitan seperti contoh di atas, sampai saat ini “Prinsip biaya historis masih tetap berlaku karena data biaya historis ini dianggap yang paling obyektif dan dapat diperiksa kebenarannya.” Objectivity dan verifiability ini menjadi dasar utama untuk penggunaan prinsip biaya historis.

Dalam prinsip ini, bila harga perolehan sudah ditentukan maka tidak akan diadakan perubahan-perubahan karena adanya perubahan nilai rupiah. Dengan kata lain prinsip biaya historis ini erat prinsip biaya historis ini erat sekali kaitannya dengan asumsi bahwa unit moneter yang digunakan (rupiah) nilainya stabil.

Kenyataannya, niai rupiah selalu mengalami perubahan setiap periode.

Kenyataan inilah yang sering menimbulkan kritik terhadap penggunaan prinsip biaya historis, sehingga ada pengusulan untuk menggunakan prinsip lain yang memperhitungkan adanya perubahan nilai mata uang seperti price level adjustment dan current cost (value) accounting.

#2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)

A: Pengertian Konsep Pengakuan Pendapatan

Menurut para pakar, arti pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu.

Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.

B: Penerapan Prinsip Pengakuan Pendapatan

Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, di mana di dalam pendapatan termasuk juga pendapatan bunga, sewa, laba penjualan aktiva.

Batasan umum yang biasanya digunakan adalah semua perubahan dalam jumlah bersih aktiva selain yang berasal dari pemilik perusahaan.

Biasanya pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa, yaitu pada saat ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima. Tapi ketentuan umum ini tidak selalu dapat diterapkan sehingga timbul beberapa ketentuan lain mengenai saat untuk mengakui pendapatan.

Pengecualian-pengecualian itu adalah pengakuan pendapatan pada saat produksi selesai, selama masa produksi dan pada saat kas diterima. Pengakuan-pengakuan pada saat produksi selesai dapat digunakan dalam penambangan logam mulia seperti emas dan perak.

***

Barang-barang seperti itu mempunyai pasar yang pasti dengan harga yang pasti, karena adanya kepastian tentang besarnya pendapatan walaupun belum terjadi penjualan, pendapatan dapat diakui pada saat produksi selesai.

Pengakuan pendapatan selama masa produksi biasanya terjadi dalam kontrak pembangunan jangka panjang.

Di sini pendapatan diakui berdasarkan persentase penyelesaian dalam pekerjaan pembangunan walaupun belum terjadi serah terima, dengan cara ini pendapatan dapat diakui dalam periode-periode di mana pekerjaan pembangunan dikerjakan dan tidak harus menunggu sampai seluruh pekerjaan selesai dan dilakukan serah terima.

Pengakuan pendapatan pada saat penerimaan uang dapat terjadi dalam penjualan angsuran. Dalam transaksi penjualan seperti ini, kepastian tentang penerimaan seluruh harga jual adalah kecil karena lamanya waktu angsuran. Oleh karena kecilnya kepastian ini maka pendapatan diakui sebesar jumlah uang yang sudah diterima.

#3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)

A: Arti Matching Principle

“Prinsip mempertemukan adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut”

Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap periode, karena biaya tersebut harus dipertemukan dengan pendapatannya maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Bila pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.

B: Aplikasi Prinsip Mempertemukan

Penerapan prinsip ini juga menghadapi beberapa kesulitan. Misalnya dalam hal biaya-biaya yang tidak mempunyai hubungan yang jelas dengan pendapatannya, maka sulit untuk mempertemukan biaya dengan pendapatannya. Sebagai contoh biaya administrasi  dan umum tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan perusahaan.

Kesulitan seperti ini diatasi dengan cara membebankan biaya-biaya tersebut ke periode terjadinya. Biasanya biaya-biaya seperti ini disebut period costs.

Sebaliknya, biaya produksi seperti biaya bahan baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung, mempunyai hubungan yang jelas dengan pendapatan, sehingga dapat dengan mudah dipertemukan.

***

Kesulitan yang lain seperti dalam hal biaya yang mempunyai manfaat untuk beberapa periode. Biaya-biaya seperti ini ditunda pembebanannya karena mempunyai fungsi menimbulkan pendapatan. Masalahnya adalah alokasi setiap periodenya.

Dasar alokasi yang digunakan dalam metode-metode penyusutan dan amortisasi hampir semuanya berdasarkan taksiran-taksiran yang tidak jelas hubungannya dengan pendapatan.

Salah satu akibat dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu (accrual basis) dalam pembebanan biaya. Dalam prakteknya digunakan jurnal-jurnal penyesuaian setiap akhir periode untuk mempertemukan biaya dengan pendapatan.

#4. Konsistensi (Consistency Principle)

panorama konsep dasar

A: Apa itu prinsip konsistensi?

Untuk mengetahui perkembangan dan kondisi perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan suatu periode dengan periode lainnya.

Sebagaimana yang sudah kita ketahui tujuan penyusunan laporan keuangan ini adalah untuk menunjukkan keadaan keuangan dan hasil kegiatan perusahaan dalam satu periode akuntansi.

Agar tujuan tersebut dapat dicapai haruslah dipilih metode-metode dan prosedur-prosedur akuntansi yang paling sesuai dengan dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan.

Dan agar laporan keuangan dapat  dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara KONSISTEN dari tahun ke tahun, misalnya SOP Penagihan dan Penerimaan Pembayaran Jasa Sewa Properti.

Sehingga bila ada perbedaan antara suatu pos dalam dua periode dapat segera dapat diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.

B: Perubahan Metode

Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Tapi jika ada penggantian metode maka akibat (selisih) yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan. Hal itu tergantung dari sifat dan perlakuan terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.

2 pemikiran pada “Mengenal Konsep Dasar Akuntansi dan Contoh Aplikasinya di Dunia Bisnis”

  1. Aduh aku bacanya pusing. Kayaknya seribet itu ya akuntansi? Apa aku aja yang ga terbiasa ngurusin keuangan, makanya kesannya jadi ribet?

    Tapi tetap aku share ah, siapa tahu ada teman yang butuh informasi ini.

Komentar ditutup.