Piutang usaha atau account receivable adalah bagian dari aset lancar perusahaan yang disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Neraca (Balance Sheet). Pos atau rekening ini muncul sebagai akibat dari sistem penjualan kredit. Pengelola usaha dan bisnis perlu menerapkan dan menjalankan sistem manajemen piutang usaha dengan baik agar tidak menganggu ketersediaan kas dalam mendukung aktivitas usaha dan bisnis.
Apa saja jenis-jenis piutang dan bagaimana cara mengelola piutang usaha yang baik dan benar? Yuk baca ulasan yang membahas topik ini, dan sekaligus membahas tentang pengelompokkan piutang, klasifikasi piutang dan metode pencatatan akuntansi piutang yang tak tertagih dibahas dan didalami bersama dalam artikel berikut ini..,
Klasifikasi Piutang (Account Receivable)
A: Penyebab Timbulnya Account Receivable
Definisi Piutang
Suatu saat Anda mungkin pernah makan di warung makan langganan, dan ternyata dompetnya tertinggal, ngga disengaja ya, maka si penjual mengijinkan untuk membayar di lain waktu.
Kenapa penjual warung makan ‘seakan’ begitu mudahnya mengijinkan anda? Ya karena penjual PERCAYA anda akan membayarnya.
Contoh lain, misalnya perusahaan A telah membangun hubungan baik dan kepercayaan pada perusahaan lain, seperti supplier raw material.
Akibat hubungan baik yang telah terjalin dengan perusahaan pemasok bahan baku (raw material) maka perusahaan pemasok akan percaya untuk memberikan kredit usaha ke perusahaan A.
Kepercayaan adalah bagian yang penting dalam sebuah bisnis. Kepercayaan memungkinkan perusahaan untuk memberikan piutang dagang/usaha kepada pelanggannya,
Penyebab Timbulnya Piutang Usaha
Banyak perusahaan melakukan penjualan secara kredit agar dapat menjual lebih banyak barang atau jasa.
Piutang yang dihasilkan dari penjualan semacam itu biasanya diklasifikasikan sebagai piutang usaha atau wesel tagih (notes receivable).
Istilah piutang atau account receivable adalah mencakup seluruh uang yang diklaim terhadap entitas lain, termasuk perorangan, perusahaan, dan organisasi lain.
B: Jenis Piutang (Account Receivable)
Jenis-jenis piutang ini biasanya merupakan bagian yang signifikan dari total aset lancar.
Apa saja jenis-jenis piutang usaha atau account receivable? Jenis piutang antara lain sebagai berikut:
01: Piutang Usaha (Account Receivable)
Transaksi paling umum yang menghasilkan piutang adalah penjualan barang atas jasa secara kredit. Piutang dicatat sebagai debit pada akun Piutang Usaha (Account Receivable).
Piutang Dagang biasanya diharapkan dapat ditagih dalam waktu dekat, misalnya 30 atau 60 hari. Account Receivable dikelompokkan dalam aset lancar di neraca.
02: Wesel Tagih (Notes receivable)
Apa yang dimaksud dengan wesel tagih?
Pengertian notes receivable atau Wesel tagih adalah pernyataan jumlah utang pelanggan dalam bentuk tertulis yang formal. Selama diharapkan dapat ditagih dalam waktu setahun, wesel tagih biasanya dikelompokkan sebagai aset lancar di neraca.
Wesel tagih seringkali digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. Sebagai contoh, jika kita membeli kendaraan secara kredit, kita akan menandatangani sebuah surat, dari sudut pandang kita, surat tersebut merupakan wesel bayar (notes payable).
Sedangkan dari sudut pandang perusahaan pembiayaan (leasing) atau bank yang memberikan kredit surat tersebut adalah wesel tagih.
Wesel tagih dapat digunakan untuk melunasi piutang pelanggan. Wesel tagih dan piutang usaha yang dihasilkan dari transaksi penjualan disebut juga piutang dagang.
Baca juga: Contoh Surat Perjanjian Leasing
03: Piutang Lainnya
Klasifikasi piutang lainnya dikelompokkan secara terpisah di neraca. Jika piutang tersebut diharapkan akan ditagih dalam waktu satu tahun, maka dikelompokkan sebagai aset lancar.
Bila diperkirakan tertagih lebih dari setahun, maka dikelompokan sebagai aset tidak lancar dan dilaporkan pada bagian Investasi. Piutang lainnya, mencakup piutang bunga, piutang pajak, dan piutang karyawan.
04: Piutang Tak Tertagih
Pengertian Piutang Tak Tertagih
Apa yang dimaksud piutang tak tertagih?
Piutang tak tertagih dapat terjadi bila sebagian pelanggan tidak membayar utang mereka.
Banyak perusahaan ritel yang memindahkan risiko piutang tak tertagih mereka ke perusahaan lain. Sebagai contoh, beberapa peritel tidak menyediakan fasilitas penjualan kredit, seluruh penjualan harus dibayar tunai atau menggunakan kartu kredit.
Kebijakan seperti ini berarti memindahkan risiko ke perusahaan KARTU KREDIT.
Perusahaan juga dapat menjual piutang mereka ke perusahaan lain. Hal ini seringkali terjadi ketika perusahaan mengeluarkan kartu kredit mereka sendiri. Contoh, perusahaan yang menerbitkan kartu kredit sendiri seperti Carrefour yang bekerja sama dengan BCA atau Giant dan Hero yang bekerja sama dengan Citibank.
Menjual piutang disebut dengan istilah anjak piutang (factoring), sedangkan pembeli piutang perusahaan anjak piutang (factor).
Keuntungan Anjak Piutang
Keuntungan dari anjak piutang adalah perusahaan yang menjual piutangnya dapat segera menerima uang tunai untuk aktivitas operasi dan keperluan lain.
Di samping itu, tergantung dari perjanjian anjak piutang, risiko piutang tak tertagih dapat dipindahkan ke pihak yang membiayai.
Tanpa melihat bagaimana kebijakan yang dipakai dalam memberikan kredit dan prosedur penagihan yang digunakan, sebagian dari penjualan secara kredit tidak akan bisa ditagih.
Beban operasi yang dicatat dari piutang tak tertagih disebut beban piutang tak tertagih (bad debt expense) atau ada juga yang menyebut dengan beban piutang ragu-ragu.
C: Penagihan Piutang (Account Receivable)
Kapan piutang atau wesel menjadi tak tertagih?
Tidak ada aturan umum untuk menentukan kapan sebuah piutang dianggap tidak tertagih. Saat piutang sudah jatuh tempo, pertam-tama perusahaan harus menghubungi pelanggan dan mencoba menagihnya.
Jika setelah dihubungi beberapa kali pelanggan tetap tidak membayar, maka perusahaan dapat menyewa jasa penagihan, setelah perusahaan jasa penagihan melakukan upaya, seluruh saldo piutang yang tersisa dianggap tidak tertagih.
Salah satu indikasi terpenting dari piutang yang tidak tertagih sebagian atau seluruhnya adalah ketika debitor pailit. Indikasi lainnya termasuk penutupan usaha pelanggan dan kegagalan dalam mencari lokasi atau menghubungi pelanggan.
Metode Akuntansi untuk Piutang Tak Tertagih
A: Perlakuan Akuntansi Terhadap Piutang Tak Tertagih
Bagaimana perlakuan akuntansi terhadap piutang tak tertagih?
Ada 2 (dua) metode akuntansi untuk piutang tak tertagih, yaitu:
(1) metode penghapusan langsung dan
(2) metode penyisihan.
Cerita lain tentang kedua metode ini bisa anda baca di artikel yang membahas secara rinci beserta contoh-contohnya tentang: Jurnal Penghapusan Piutang Tak Tertagih dan Barang Rusak
Apa pengertian dan bagaimana cara pencatatan akuntansi dari kedua metode tersebut? Begini ceritanya….
B: Metode Penghapusan Langsung dalam Piutang Tak Tertagih
Pengertian Metode Penghapusan Langsung
Apa yang dimaksud metode penghapusan langsung piutang tak tertagih?
Menurut para ahli, pengertian metode penghapusan langsung atau direct write off method adalah metode yang dilakukan dengan mencatat beban piutang tak tertagih HANYA pada saat piutang (account receivable) dianggap benar-benar tak tertagih.
Metode ini kebanyakan digunakan oleh perusahaan-perusahaan kecil dengan sedikit piutang, dan metode ini diperbolehkan penggunaannya menurut peraturan perpajakan di Indonesia.
(Kami juga sudah membahas dan menyediakan template master untuk menghitung PPH 21 pegawai perusahaan silahkan kalau berminat)
Pada meode ini, beban piutang tak tertagih tidak akan dicatat sampai piutang pelanggan dianggap benar-benar tidak bisa ditagih. Pada saat itu piutang pelanggan akan dihapus.
Jurnal Penghapusan Piutang Tak Tertagih
Bagaimana cara membuat pencatatan jurnal piutang tak tertagih?
Perhatikan contoh soal dan jawaban piutang tak tertagih berikut ini:
Utang Toko Jaya Raya sebesar Rp 599.999 diputuskan tidak dapat ditagih. Maka, ayat jurnal untuk menghapus piutang tak tertagih adalah seperti berikut:

Apa yang akan terjadi bila piutang usaha (account receivable) yang telah dihapus, ternyata kemudian dapat ditagih?
Kalau ada kejadian seperti ini, maka piutang akan dicatat kembali dengan sebuah ayat jurnal pembalik ayat jurnal penghapusan piutang.
Selengkapnya tentang jurnal pembalik dapat dibaca pada artikel tentang Jurnal Pembalik dan fungsinya dalam Proses Penyusunan Laporan Keuangan perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur.
Studi Kasus Piutang
Bagaimana dengan uang yang wis kadung diterima?
Bagaimana cara mencatat dana atau uang yang sudah diterima perusahaan?
Uang yang diterima kemudian dicatat sebagai sebagai penerimaan atas pembayaran piutang.
Perhatikan lagi contoh soal account receivable berikut ini ya….
Misalnya Utang Toko Jaya Raya sebesar Rp 599.999 yang telah dihapuskan pada tanggal 17 Juli 2021 dalam ayat jurnal sebelumnya.
Pada tanggal 17 Agustus 2021 dengan kesadaran sendiri (hutang kan kudu dibayar ya, biar gak kebawa di akhirat mereka melunasi utang tersebut.
Ayat jurnal untuk mencatat kembali piutang yang telah dihapuskan dan penerimaan uang atas pembayaran piutang tersebut adalah sebagai berikut:

Metode penghapusan langsung digunakan oleh perusahaan yang menjual sebagian besar barang, atau jasanya secara tunai atau menggunakan kartu kredit yang dicatat sebagai penjualan tunai.
Dalam kasus seperti ini, piutang menjadi bagian kecil dari aset lancar dan beban piutang tak tertagih yang ada pun kecil, contoh perusahaan sejenis ini adalah restoran, supermarket, toko-toko retail kecil.
C: Metode Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Pengertian Metode Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Apa yang dimaksud dengan metode penyisihan piutang tak tertagih?
Pengertian metode penyisihan atau allowance method adalah metode yang dilakukan dengan mencatat beban piutang tak tertagih dengan meng-estimasi jumlah piutang tak tertagih pada akhir periode akuntansi.
Dalam prinsip akuntansi berterima umum (PABU) mengharuskan perusahaan dengan jumlah piutang besar menggunakan metode penyisihan. Sehingga kebanyakan perusahaan terkenal seperti General Electric Company, PepsiCo, Intel Corporation, dan FedEx menggunakan metode penyisihan.
—-
Seperti yang telah dibahas di bagian sebelumnya, metode penghapusan langsung mencatat beban piutang tak tertagih hanya saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat ditagih lagi.
Sebaliknya, metode penyisihan meng-estimasi jumlah piutang yang tidak dapat ditagih.
Dan mencatat beban piutang tak tertagih berdasarkan estimasi tersebut di setiap akhir periode akuntansi.
Berdasarkan estimasi tersebut, beban piutang tak tertagih kemudian dicatat dengan ayat jurnal penyesuaian.
Saran baca juga: Jurnal Penyesuaian : Konsep, Pengertian, Contoh dan Cara Membuatnya
Contoh Penerapan Metode Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Bagaimana implementasi metode penyisihan piutang tak tertagih dalam kehidupan sehari-hari?
Perhatikan contoh berikut ini:
Indo Berkah Mulia adalah sebuah perusahaan yang memulai operasinya pada bulan Juli 2021 dan memilih menggunakan tahun kalender sebagai tahun fiskalnya.
Pada tanggal 31 Desember 2020, Indo Berkah Mulia memiliki saldo piutang usaha (account receivable) sebesar Rp 9.999.999 termasuk beberapa piutang yang telah lewat jatuh temponya.
Akan tetapi, Indo Berkah belum mengetahui piutang customer mana yang dianggap tak tertagih.
Berdasarkan data industri sejenis, IndoBerkah meng-estimasi sebesar Rp 400.000 dari piutang usahanya yang tidak akan dapat ditagih.
Dengan menggunakan estimasi tersebut, ayat jurnal penyesuaian berikut ini dibuat pada tanggal 31 Desember 2020.

Karena pengurangan sebesar Rp 400.000 dalam piutang merupakan angka estimasi, maka jumlah ini tidak dapat dikurangkan atau dikreditkan dari akun pelanggan tertentu. Sebagai gantinya, aset kontra yang disebut Penyisihan Piutang Tak Tertagih (Allowance for Doubful Accounts) dikreditkan.
Sama seperti jurnal penyesuaian lainnya, ayat jurnal penyesuaian tersebut akan memengaruhi neraca dan laporan laba rugi.
Pertama, ayat jurnal penyesuaian mencatat Beban Piutang Tak Tertagih sebesar Rp 400.000 yang akan dipadankan, atau ditandingkan dengan pendapatan terkait periode tersebut di laporan laba rugi.
Kedua, ayat jurnal penyesuaian mengurangi nilai piutang yang diharapkan dapat direalisasikan menjadi kas.
Jumlah ini adalah Rp 9.599.999 yang merupakan selisih antara Rp 9.999.999 – Rp 400.000, disebut nilai realisasi bersih (net realizable value) dari piutang, yang akan dilaporkan di neraca.
Perhatikan bahwa setelah ayat jurnal penyesuaian dibuat, akun piutang usaha (account receivable) masih memiliki saldo sebesar Rp 9.999.999.
Saldo ini mencerminkan jumlah utang pelanggan dan didukung oleh akun pelanggan individual dalam buku besar pembantu piutang. Akun kontra piutang, Penyisihan Piutang Tak Tertagih, memiliki saldo kredit sebesar Rp 400.000.
—
Apa yang dimaksud dengan account receivable?
Account receivable adalah uang yang ada di pelanggan karena adanya transaksi penjualan non tunai, dan akan dibayarkan ketika jatuh tempo.
Apa tugas account receivable?
Tugas account receivable adalah mengelola piutang usaha mulai dari proses pembuatan faktur penjualan, memonitor pembayaran dari pelanggan tepat waktu, dan menangani penagihan pelanggan.
Apa bedanya AP dan AR?
AP atau account payable adalah utang usaha yang harus dibayar perusahaan saat jatuh tempo, sedangkan AR atau account receivable adalah piutang usaha pelanggan yang harus dilunasi saat jatuh tempo.
Apa istilah lain dari account receivable?
Istilah lain dari account receivable adalah piutang usaha.
Apa itu staff account receivable?
staff account receivable adalah karyawan perusahaan yang bertugas mengelola dan menangani segala hal terkait account receivable.
Jelaskan apa yang dimaksud subsidiary ledger account receivable?
Definisi subsidiary ledger account receivable adalah buku besar pembantu yang digunakan oleh perusahaan untuk mencatat semua transaksi rinci piutang usaha setiap customer.
Kesimpulan
Piutang adalah jenis aset perusahaan yang perlu dikelola dengan baik dan benar agar tidak mengganggu operasi perusahaan secara keseluruhan. Untuk mengelola piutang ini dimulai dari sebelum memberikan utang ke customer, penagihan, sampai kemungkinan bial piutang tersebut tidak bisa ditagih.
Ada 2 topik yang diceritakan yakni tentang pengelompokkan dan klasifikasi jenis-jenis piutang serta metode akuntansi piutang tak tertagih.
Saya rasa sudah cukup jelas penjelasan beserta contoh-contoh implementasi dari 2 metode tersebut silahkan sesuaikan dengan kondisi bisnis Anda.
Demikian sedikit cerita tentang piutang usaha (account receivable). Semoga bermanfaat dan terima kasih.*****
Catatan kaki:
Apabila mengutip artikel ini mohon dengan tingkat kesadaran Anda yang sangat tinggi dan super untuk menyebutkan dan menyertakan link tautan sumbernya bossss. Thanks
Jika artikel ini bermanfaat, mohon untuk di-share atau bisa support kami dengan donasi untuk membantu kami terus membuat konten berkualitas dan pengembangan platform ini.
Cara Donasi:
- Transfer ke rekening berikut:
Bank: BCA
No Rekening: 0182537827
A/N: Wadiyo - Setelah transfer, kirim buktinya ke email kami di info@manajemenkeuangan.net atau WA 0896-0725-6713.
- Kami akan mengirimkan template Excel untuk membuat laporan Keuangan (Financial Statements), atau 12 Contoh SOP Produksi, atau Contoh SOP Purchasing.
- Secara berkala, laporan penerimaan dan penggunaan donasi akan kami sajikan di manajemenkeuangan.net.
Terima kasih atas dukungannya! 🙏
Terima kasih.. pelajaran yg memperlengkapi ilmu yg ada.