Karakteristik aktiva tetap adalah nilainya akan turun seiring berjalannya waktu. Contoh, kendaraan yang anda miliki, saat beli misal nilanya Rp 250 juta, tapi setelah setahun nilainya akan turun dibawah Rp 250 juta. Iya kan? Maka perusahaan perlu melakukan revaluasi aset tetap untuk tujuan perpajakan dan akurasi laporan keuangan.
Apa pengertian aset tetap? Bagaimana penggolongan, cara menghitung biaya perolehan, dan cara mencatat jurnal umum revaluasi aktiva tetap? Langsung saja mari kita bahas revaluasi aset tetap beserta contoh penerapannya dalam dunia bisnis sehari-hari berikut ini.
Pengertian Aktiva Tetap Adalah?
A: Apa pengertian Aktiva Tetap?
Bagaimana pendapat para ahli tentang aktiva tetap?
Aktiva tetap (fixed asset) menurut para ahli adalah aktiva yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta dapat digunakan dalam jangka panjang. Aset ini adalah aktiva berwujud yang memiliki bentuk fisik.
Aktiva ini dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan tidak dijual sebagai bagian dari kegiatan operasi normalnya.
Nama lain yang biasa digunakan dalam bahasa Inggris untuk aktiva tetap adalah plant asset, property, plant, and equipment.
Perusahaan membeli dan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin, gedung dan tanah. Aset tetap suatu perusahaan dapat menjadi bagian signifikan dari jumlah total asetnya.
B: Proporsi Aset Tetap
Aset tetap di kebanyakan perusahaan dagang, jasa dan manufaktur memiliki proporsi yang signifikan terhadap jumlah aset. Tapi ada juga perusahaan yang tidak tergantung pada aktiva tetapnya dalam menyediakan jasa untuk customer-nya. contohnya, perusahaan asuransi PT Asuransi Bintang Tbk
Berikut saya sajikan data riil nilai aset tetap dari beberapa perusahaan di Indonesia.
1. Perusahaan Jasa:
- Pembangunan Jaya Ancol Tbk (Taman Rekreasi) = 35,74%
- Bayu Buana, Tbk (Travel Agent) = 8,65%
- Bank Rakyat Indonesia (BRI) = 1,18%
2. Perusahaan Manufaktur:
- Kimia Farma Tbk (Farmasi) = 78,67%
- Sepatu Bata Tbk (Pabrik sepatu) = 25,13%
- Indofood Sukses Makmur Tbk (Makanan dan Minuman) = 39,97
3. Perusahaan Dagang:
- Alfa Retailindo Tbk = 44,07%
- Hero Supermarket Tbk = 34,25%
- Metro Supermarket Tbk = 22,72%
Penggolongan Biaya Aktiva Tetap

A: Cara Menggolongkan Biaya Aset Tetap
Perhatikan flowchart di atas, pertanyaan-pertanyaan dalam flowchart tersebut digunakan untuk membantu dalam penggolongan biaya.
Jika barang yang dibeli bersifat jangka panjang, maka barang tersebut harus dikapitalisasi. Artinya, harus disajikan di laporan keuangan neraca sebagai aset. Bila besifat jangka pendek, maka biaya harus dilaporkan sebagai beban di laporan laba rugi. Biaya yang dikapitalisasi biasanya diharapkan akan habis lebih dari satu tahun.
B: Klasifikasi Aset Tetap
Bila aktiva juga digunakan untuk tujuan produktif, yang melibatkan manfaat yang berulang, maka aktiva tersebut harus digolongkan sebagai aset tetap. Contohnya: gedung, tanah dan peralatan.
Sebuah aktiva tidak harus digunakan secara teratur untuk menjadi aktiva tetap. Contoh, peralatan yang siap digunakan pada saat terjadi kerusakan pada peralatan yang biasa dipakai atau pada saat periode penuh termasuk dalam aset tetap.
Aktiva tetap yang telah ditinggalkan atau tidak digunakan lagi tidak dimasukkan sebagai aset tetap. Aset tetap dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan tidak ditawarkan untuk dijual kembali.
Aset yang bersifat jangka panjang dan disimpan untuk dijual kembali tidak digolongkan sebagai aset tetap, tapi harus disajikan di laporan keuangan neraca dalam bagian INVESTASI.
Contoh tanah yang belum dikembangkandan diperoleh sebagai investasi untuk disewakan dan dijual kembali akan digolongkan sebagai investasi bukan aktiva tetap.
C: Pencatatan Aset Tetap (Fixed Asset)
Bagaimana cara mencatat pembelian aset tetap?
Untuk menjawab pertanyaan ini, saya berikan contoh berikut ini:
PT MCC Accounting Course berencana meluaskan usaha di daerah Sidoarjo Barat dan sekitarnya, Persiapan pembukaan kantor baru sudah mulai dilakukan, antara lain membeli seperangkat komputer seharga Rp 10.000.000 secara tunai dengan garansi 1 tahun.
Selanjutnya, perusahaan mencatat pembelian komputer tersebut sebagai berikut:
(Debet) Komputer …. Rp 10.000.000
(Kredit) Kas ….. Rp 10.000.000
Selanjutnya staf accounting perusahaan menghitung nilai penyusutan komputer sebagai berikut:
- Estimasi masa manfaat 4 tahun
- Estimasi nilai residu Rp 2.500.000
Perhitungan nilai penyusutan per tahun:
= (Rp 10.000.000 – Rp 2.500.000) : 4 tahun
= Rp 7.500.000 : 4 tahun = Rp 1.875.000
Nilai penyusutan per bulan:
= Rp 1.875.000 : 12 bulan
= Rp 156.250