Manajemen Aktiva Tetap Perbankan: Pengertian, Cara Perolehan, Depresiasi & Pencatatan

Aktiva tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai.

Atau dengan dibangun lebih dulu untuk digunakan dalam operasional bank.

Aktiva tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka aktivitas normal bank dan mempunyai masa manfaat aset tetap lebih dari satu tahun.

Contoh aktiva tetap adalah:

  • gedung
  • kantor
  • tanah, dan
  • kendaraan

Bagaimana cara memperoleh, pencatatan akuntansi biaya penggunaan dan depresiasi atau penyusutan Aktiva Tetap?

Mari ikuti pembahasan detailnya berikut ini…

 

01: Pengeluaran untuk Memperoleh Aktiva Tetap

harga perolehan aktiva tetap berwujud

Aktiva tetap adalah aktiva tidak produktif sehingga jumlahnya perlu dibatasi atau pada umumnya jumlahnya relatif kecil dibandingkan aktiva produktif bank.

Penempatan dana pada aset tetap dan inventaris yang berlebihan akan membahayakan bank itu sendiri.

Karena di samping akan kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan dari nilai penempatan tersebut, juga akan berakibat pada kesulitan likuiditas.

Walaupun demikian aset tetap dalam batas-batas tertentu sangat diperlukan.

Pengadaan  aset tetap bisa dilakukan oleh kantor pusat dan kantor cabang.

Pembelian aset tetap yang nilainya relatif besar, misalnya tanah untuk usaha, umumnya menjadi kewenangan kantor pusat.

Kewenangan kantor pusat bank tersebut selanjutnya didelegasikan ke kantor cabang.

Sedangkan pengadaan aktiva tetap yang jumlahnya relatif kecil akan ditangani langsung oleh kantor cabang.

Bagaimana cara pencatatan perolehan aktiva tetap?

Pada prinsipnya aset tetap yang diperoleh akan dicatat sebesar harga perolehannya.

Yaitu harga beli ditambah biaya-biaya yang terjadi untuk menempatkab aktiva tersebut pada kondisi dan tempat yang siap digunakan.

Biaya-biaya tersebut contohnya:

  • Biaya pemasangan
  • Bea masuk
  • Biaya pengangkutan
  • Biaya balik nama

Penempatan aset tetap tersebut selanjutnya dinilai sebesar harga buku yaitu harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan.

Apa saja pengeluaran untuk memperoleh aktiva tetap?

Terkait dengan pencatatan-pencatatan aset tetap, maka pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh dan penggunaan aset tetap dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu:

#1: Pengeluaran Modal

Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi.

Pengeluaran-pengeluaran seperti ini harus dikapitalisasi ke dalam rekening aktiva yang bersangkutan (masuk dalam harga perolehan).

Contoh:

  • Pembayaran untuk mobil
  • Biaya balik nama

 

#2: Pengeluaran pendapatan

Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh manfaat yang hanya bisa dirasakan dalam periode akuntansi yang yang bersangkutan.

Pengeluaran-pengeluaran ini akan dibukukan dalam rekening tersendiri, yaitu rekening biaya.

Contoh:

  • Pembelian oli dan bensin
  • Reparasi

 

02: Perolehan Aktiva Tetap

harga perolehan aktiva tetap

Bagaimana cara memperoleh aktiva tetap?

Ada 6 cara untuk memperoleh aset tetap, yaitu:

#1: Perolehan Aktiva Tetap Melalui Pembelian

Pembelian aset tetap bisa dilakukan secara tunai maupun secara kredit.

Perolehan tetap melalui pembelian, harga perolehan aset tetap terdiri dari harga beli aset tersebut.

Ditambah biaya-biaya yang dibebankan kepada pembeli hingga aktiva tersebut siap digunakan.

Jika aktiva tersebut barang impor maka biaya pembukaan surat kredit berdokumen (Letter of Credit) menjadi bagian dari harga perolehan.

Biaya-biaya lain yang menjadi komponen harga perolehan adalah beban pajak penjualan dan pajak-pajak lain yang berhubungan dengan pembelian:

  • Biaya angkut
  • Premi asuransi selama aset tetap dalam pengangkutan
  • Biaya pemasangan (set up)
  • Biaya perijinan dan uji coba

Pembelian aktiva tetap yang relatif besar, umumnya akan mendapatkan diskon (potongan harga).

Potongan harga ini adalah pengurang terhadap harga beli yang selanjutnya menurunkan harga perolehan.

Ada 2 jenis pembelian aset tetap, yaitu:

#1: Pembelian Tunai Aset Tetap

Bila pembelian aset tetap dilakukan secara tunai, bank akan membayara sebesar harga perolehan.

Pembelian terebut bisa dilakukan (dibayar) oleh kantor pusat atau kantor cabang bank.

Perhatikan contoh berikut:

Bank ABC Surabaya membeli tanah seluas 300 m2  @ Rp 1.000.000.

  • Biaya perataan tanah Rp 5.000.000
  • Biaya notaris Rp 7.500.000
  • Biaya perantara Rp 15.000.000

Semuanya dibayar secara tunai. Maka cara pencatatan jurnal transaksi pembelian tanah tersebut adalah:

Aktiva tetap dan inventaris Tanah Rp 327.500.000 …. [Debit]
Kas Rp 327.500.000  …. [Kredit]

Pembelian aset tetap secara gabungan sering terjadi, misalnya membeli tanah beserta bangunan yang berdiri di atasnya.

Bila hal ini dilakukan maka perlu adanya alokasi harga perolehan yang didasarkan pada perbandingan nilai wajar masing-masing aktiva.

Perhatikan contoh berikut:

Dibeli tanah berikut gedung yang berdiri di atasnya seharga Rp 500.000.000.

  • Biaya notaris Rp 12.500.000
  • Biaya perantara Rp 25.000.000

Berdasarkan perkiraan konsultan jasa penilai, bahwa harga tanah Rp 400.000.000, sedangkan harga gedung Rp 120.000.000.

Pembelian dilakukan secara tunai.

Maka, perhitungan nilai perolehan aktiva tetap adalah sebagai berikut:

cara menghitung nilai aktiva tetap

Pencatatan jurnal transaksi pembelian gedung dan tanah itu adalah sebagai berikut:

Aktiva Tetap dan Inventaris Tanah Rp 413.461.540 ….    [Debit]
Aktiva Tetap dan Inventaris Gedung  Rp 124.038.460  .. [Debit]
Kas   Rp 537.500.000  …………….[Kredit]

 

#2: Pembelian Kredit Aset Tetap

Jurnal Umum Adalah

Aset tetap dapat diperoleh secara kredit. Perolehan aset tetap secara kredit akan menimbulkan biaya bunga.

Untuk itu perlu dipisahkan antara pengeluaran modal dengan pengeluaran pendapatan.

Biaya bunga adalah pengeluaran pendapatan, sehingga tidak dikapitalisasikan dalam harga perolehan aktiva.

Biaya bunga harus dicatat tersendiri.

Perhatikan contoh berikut:

Bank ABC membeli aset tetap berupa mobil operasional secara kredit kepada PT Xidev Bening Finance seharga Rp 440.000.000.

  • Down payment (DP) ditentukan Rp 200.000.000.
  • Bunga 9% per tahun flat.
  • Jangka waktu 1 tahun

Persetujuan dilakukan pada 3 September 2019 dan realisasi pembelian secara kredit pada tanggal 6 September 2019.

Angsuran pokok dan bunga dilakukan pada setiap awal bulan.

Rincian angsuran pokok dan bunga seperti tampak pada tabel berikut (dalam ribuan rupiah):

cara menghitung harga perolehan aktiva tetap
Tabel: Angsuran Pokok dan Bunga

Keterangan:

Angsuran pokok = Rp 240.000.000 : 12 = Rp 20.000.000
Angsuran bunga = ( Rp 240.000.000 x 9% ) : 12 = Rp 1.800.000

Pencatatan jurnal umum transaksi pembelian kredit di atas adalah sebagai berikut:

Tanggal 3/9/2019:

Uang muka Rp 200.000.000 … [Debit]
Kas  Rp 200.000.000 …. {Kredit]

Tanggal 6/9/2019:

Mobil   Rp 200.000.000 … [Debit]
Biaya Bunga yang Ditangguhkan Rp 21.800.00….. [Debit]
Utang Pembelian Angsuran Rp 21.800.000…. [Kredit]
Uang Muka Rp 200.000.000…… [Kredit]

Tanggal 6/9/2019:

Utang Pembelian Angsuran Rp 21.800.000 … [Debit]
Biaya Bunga   Rp 1.800.000 …. [Debit]
Biaya Bunga Ditangguhkan Rp 1.800.000 …. [Kredit]
Kas  Rp 21.800.000 ….. [Kredit]

Untuk jurnal pembelian aset tetap secara kredit bulan-bulan berikutnya sama dengan pencatatan jurnal transaksi tanggal 6/9/2019.

 

#2: Perolehan Aktiva Tetap Melalui Pertukaran Surat Berharga

Aset tetap dapat diperoleh dengan cara ditukar dengan surat berharga.

Dengan cara ini, aset tetap yang diperoleh dinilai sebesar nilai wajar.

Bila tidak diperoleh nilai wajar aset tetap, maka didasarkan pada nilai pasar sekuritas.

Jadi tergantung aktiva mana yang lebih layak berdasarkan bukti yang tersedia.

Sedangkan perbedaan nilai pasar sekuritas dengan nilai niminal dicatat sebagai agio atau disagio.

Apa itu agio dan disagio sekuritas?

Agio sekuritas adalah selisih nilai pasar sekuritas di atas nilai nominal.

Disagio sekuritas adalah selisih nilai pasar sekuritas di bawah nilai nominal sekuritas.

Sekuritas yang dapat dipertukarkan misalnya saham dan obligasi.

Perhatikan contoh berikut:

Bank ABC membeli sebidang tanah seluas 500 m2  dengan cara ditukar dengan saham biasa 10.000 lembar.

Harga kurs pada saat pertukaran 102%.

Maka pencatatan jurnal transaksi pertukaran ini adalah sebagai berikut:

Aktiva Tetap dan Inventaris Tanah  Rp 1.020.000.000 … [Debit]
Saham Biasa Rp 1.000.000.000 … [Kredit]
Agio Saham Rp 20.000.000… [Kredit]

 

#3: Pertukaran Aktiva Tetap dengan Aktiva yang Tidak Sejenis

tujuan audit

Pertukaran aktiva dengan aktiva yang berbeda jenis artinya aktiva yang berbeda fungsinya, selain sekuritas.

Perbedaan yang bukan dilihat dari fisiknya.

Perlakukan akuntansinya adalah pertukaran aset tetap dinilai sebesar nilai wajar dari aktiva yang diperoleh.

Atau aktiva yang diserahkan tergantung mana yang lebih layak berdasarkan bukti atau data yang tersedia.

Perbedaan antara nilai buku aktiva yang diserahkan dengan nilai wajar yang digunakan pada tanggal transaksi harus dicatat sebagai laba atau rugi pertukaran.

Perhatikan contoh berikut:

Bank ABC akan membuka kantor cabang.

Untuk itu bank ABC membeli tanah seluas 300 m2 dengan harga Rp 1.000.000 / m2.

Perolehan tanah tersebut dengan cara ditukar dengan mobil seharga Rp 300.000.000 yang telah disusut sebesar Rp 60.000.000.

Di samping menyerahkan mobil, bank ABC juga membayar dengan tunai Rp 40.000.000.

Transaksi ini akan diperhitungkan laba ruginya dulu seperti dibawah ini:

harga perolehan aktiva tetap

Dan pencatatan jurnal transaksi ini adalah sebagai berikut:

Aktiva Tetap adan Inventaris Tanah Rp 300.000.000 …. [Debit]
Akumulasi Depresiasi Mobil  Rp 60.000.000 …. [Debit]
Aktiva Tetap dan Inventaris Mobil  Rp 300.000.000 …. [Kredit]
Kas   Rp 40.000.000 …. [Kredit]
Laba Pertukaran Rp 20.000.000 … [Kredit]

Misalkan dari contoh di atas, mobil telah disusut  sebesar Rp 80.000.000.

Sedangkan uang tunai yang diserahkan sebesar Rp 100.000.000.

Maka laba atau rugi dapat diperhitungkan sebagai berikut:

cara memperoleh aktiva tetap

 

Dan Pencatatan jurnal transaksinya adalah:

Aktiva Tetap adan Inventaris Tanah Rp 300.000.000 …. [Debit]
Akumulasi Depresiasi Mobil  Rp 80.000.000 …. [Debit]
Rugi Pertukaran  Rp 20.000.000 … [Debit]
Aktiva Tetap dan Inventaris Mobil  Rp 300.000.000 …. [Kredit]
Kas   Rp 100.000.000 …. [Kredit]

 

#4: Pertukaran Aktiva Tetap dengan Aktiva yang Sejenis

Dalam pertukaran aset tetap yang sejenis, perlakukan akuntansinya untuk aset tetap yang diperoleh melalui transaksi pertukaran aktiva non-moneter.

Dinilai sebesar nilai wajar dari aktiva yang diperoleh atau aset tetap yang diserahkan yang lebih layak berdasarkan bukti/data yang tersedia.

Perbedaan antara nilai buku aktiva yang diserahkan dengan nilai wajar yang diterima dalam hal terjadi kerugian maka langsung diakui.

Sedangkan bila terjadi laba maka harus ditangguhkan.

Contoh pertukaran aktiva sejenis yang menimbukan laba tapi tidak menimbulkan penerimaan uang:

Sebuah mobil A seharga Rp 120.000.000 dan telah disusut Rp 40.000.000 ditukar dengan mobil B seharga Rp 100.000.000.

Maka laba pertukaran diperhitungkan dari harga mobil A dikurangi harga buku mobil B yaitu:

= Rp 100.000.000 – (Rp 120.000.000 – Rp 40.000.000)
= Rp 20.000.000.

 

Pencatatan jurnal transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

Aktiva Tetap adan Inventaris Mobil B Rp 80.000.000 …. [Debit]
Akumulasi Depresiasi Mobil A Rp 40.000.000 …. [Debit]
Aktiva Tetap adan Inventaris Mobil A Rp 120.000.000 … [Kredit]

Pada pencatatan tersebut aktiva baru (mobil B) dicatat lebih rendah dari harga tunainya (Rp 100.000.000).

Selisihnya sebenarnya adalah laba yang ditangguhkan.

Laba tersebut akan diakui secara berangsur-angsur selama umur aktiva baru, melalui depresiasi pada aktiva baru yang lebih kecil dari pada yang sebenarnya.

Pengaruh depresiasi yang lebih kecil ini akan meningkatkan laba setiap periode selama penyusutan aktiva tetap tersebut.

Perhatikan contoh contoh soal aset tetap tentang harga perolehan aktiva tetap pertukaran aktiva yang sejenis yang menimbulkan kerugian berikut ini:

Sebuah mobil Toyota Kijang seharga Rp 40.000.000 yang telah disusut sebesar Rp 10.000.000 ditukar dengan Toyota Kijang yang lebih baru.

Harga mobil kijang yang lebih baru Rp 150.000.000.

Dalam pertukaran ini, bank menyerahkan pembayaran tunai Rp 150.000.000.

Perhitungan rugi pertukaran ini adalah sebagai berikut:

jurnal pembelian aset tetap

 

Pencatatan jurnal umum transaksi pertukaran tersebut adalah sebagai berikut:

Aktiva Tetap adan Inventaris Mobil (baru) Rp 150.000.000 …. [Debit]
Akumulasi Depresiasi Mobil (lama) Rp 10.000.000 …. [Debit]
Rugi Pertukaran Rp 10.000.000 [Debit]
Aktiva Tetap adan Inventaris Mobil  (lama) Rp 40.000.000 … [Kredit]
Kas  Rp 130.000.000 …. [Kredit]

 

#5: Perolehan Aktiva Tetap Melalui Pembuatan Sendiri

tunjangan karyawan

Untuk memperoleh aset tetap dan inventaris, suatu bank dapat membuat sendiri.

Contoh pembuatan almari, meja, dan perabt lain.

Bank dapat mempekerjakan tukang kayu untuk membuatnya sesuai desain yang diinginkan bank.

Bila ini yang dilakukan bank, maka harga perolehan aset tetap yang dibuat atau dibangun sendiri meliputi semua biaya yang terjadi berkenaan dengan pembuatan aktiva tersebut hingga siap digunakan.

Biaya-biaya yang timbul dan menjadi komponen harga perolehan adalah:
  • Bahan baku
  • Biaya tenaga kerja
  • Biaya overhead

Untuk biaya overhead bisa dibebankan berdasarkan tarif atau berdasarkan kenaikan atau tambahan biaya overhead akibat pembuatan aset tetap tersebut.

 

#6: Perolehan Aset Tetap dari Sumbangan/ Hibah/ Hadiah

Perlakuan akuntansi untuk aset tetap yang diperoleh dengan cara ini agak menyimpang dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Pencatatan aktiva dari hibah/hadiah sebesar harga pasarnya, tapi bila untuk memperoleh aktiva ini perlu pengorbanan maka bank hanya akan menerima nilai bersihnya.

Perhatikan contoh berikut:

Bank ABC menerima hibah dari pemerintah berupa tanah dan gedung. Harga pasar tanah Rp 400.000.000, harga gedung Rp 200.000.000.

Maka jurnal pencatatannya adalah sebagai berikut:

Aktiva Tetap & Inventaris Tanah Rp 400.000.000 … [Debit]
Aktiva Tetap & Inventaris Gedung Rp 200.000.000 [Debit]
Modal Hibah Rp 600.000.000  … [Kredit]

Jika untuk menerima hadiah/hibah itu bank mengeluarkan biaya Rp 50.000.000.

Maka pencatatan jurnal akuntansinya adalah sebagai berikut:

Aktiva Tetap & Inventaris Tanah Rp 400.000.000 … [Debit]
Aktiva Tetap & Inventaris Gedung Rp 200.000.000 [Debit]
Modal Hibah Rp 550.000.000  … [Kredit]
Kas   Rp 50.000.000… [Kredit]

 

03: Pencatatan Biaya Penggunaan Aktiva Tetap

penerapan prinsip harga perolehan untuk aktiva tetap

Apa saja biaya yang diperlukan dalam penggunaan aktiva tetap?

Untuk menggunakan aset tetap bank, maka diperlukan biaya.

Biaya-biaya ini adalah pengeluaran pendapatan sehingga dibukukan tersendiri.

Biaya-biaya dimaksud misalnya:
  • Biaya reparasi dan pemeliharaan,
  • biaya penggantian yang relatif kecil dan sebagainya.

 

Jurnal yang diperlukan untuk membukukan pengeluaran ini adalah:

#1: Bila biaya pemeliharaan dan reparasi tidak menambah umur:

Biaya reparasi dan pemeliharaaan [Debit]
Kas    [Kredit]

 

#2: Bila biaya pemeliharaan dan reparasi :

Akuntansi Aktiva Tetap   [Debit]
Kas [Kredit]

Khusus biaya penggantian yang relatif besar maka harus diperhitungkan nilai komponen aset tetap yang diganti.

Nilai yang diganti tersebut harus dikeluarkan dulu dari buku dan kemudian memasukkan/mencatat nilai penggantian yang baru ke dalam buku.

 

Perhatikan contoh berikut:

Bank telah melakukan penggantian salah satu bagian mobil yang telah disusut 80%.

Sebuah suku cadang 10% diganti dengan harga Rp 50.000.000 secara tunai.

Sementara harga mobil pada waktu pembelian Rp 400.000.000

Pencatatan jurnal pembelian aset tetap transaksi tersebut adalah:

Akumulasi Peny. aset Tetap – Mobil Rp 32.000.000… [Debit]
Rugi Penggantian  Rp 8.000.000… [Debit]
Aktiva Tetap Rp 40.000.000…. [Kredit]

Aktiva Tetap-Mobil Rp 50.000.000… [Debit]
Kas   Rp 50.000.000.   [Kredit]

Perhitungannya adalah sebagai berikut:

jurnal penyusutan aktiva tetap

 

04: Depresiasi ( Penyusutan ) Aktiva Tetap

penyusutan aktiva tetap

Mengapa ada penyusutan aktiva tetap?

Penggunaan aset tetap yang dilakukan secara terus menerus akan mengakibatkan aset tetap aus.

Untuk itu nilai aktiva tetap harus dialokasikan setiap periode untuk mengimbangi penurunan manfaat yang telah diberikan.

Secara umum dapat dijelaskan bahwa depresiasi aset tetap dilakukan oleh bank karena:

#1: Faktor fisik

Faktor fisik ini dalam arti aset tetap tersebut dipakai terus menerus sehingga aus karena umur atau karena kerusakan.

 

#2: Faktor fungsional

Faktor ini dikaitkan dengan ketidakmampuan untuk memenuhi produktivitas sehingga perlu diganti.

Atau memang adanya perkembangan teknologi yang menuntut aset tetap tersebut harus diganti.

Dengan pertimbangan tersebut, maka selanjutnya perlu mengalokasikan harga perolehan ke dalam biaya depresiasi.

Untuk mengalokasikan biaya depresiasi setiap periode pelaporan , maka harus diketahui:

#1: Harga Perolehan Aset Tetap

Apa itu biaya perolehan aktiva tetap?

Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap tersebut hingga siap digunakan.

 

#2: Umur Ekonomis Aset Tetap

Apa itu umut ekonomis aset tetap?

Umut ekonomis adalah taksiran suatu aset tetap secara ekonomis dapat memberikan manfaat.

 

#3: Nilai Residu Aset Tetap

Apa itu nilai residu aktiva tetap?

Nilai residu didapat dari mana?

Nilai residu aset tetap adalah nilai sisa suatu aset tetap bila dijual atau ditukarkan, karena aktiva tersebut tidak mampu lagi memberikan manfaat ekonomis.

Bagaimana cara mencatat depresiasi/penyusutan aset tetap tersebut?

Depresiasi yang telah ditentukan selanjutnya dicatat dengan mendebet rekening biaya depresiasi/penyusutan dan meng-KREDIT akumulasi depresiasi aset tetap.

Akumulasi depresiasi aset tetap adalah rekening pengurang terhadap harga perolehan aktiva tetap.

Apa itu nilai buku aktiva tetap?

Nilai buku aset tetap adalah selisih harga perolehan dengan akumulasi depresiasi aktiva tetap.

Nilai buku ini akan tampak setiap akhir periode pelaporan.

Bagaimana cara menentukan nilai penyusutan aset tetap?

Untuk menentukan nilai penyusutan aset tetap ada beberapa metode.

Dan kali ini saya akan membahas 3 (tiga) metode penyusutan aset tetap dan contohnya berikut ini:

 

#1: Metode Garis Lurus (Straigth Line Method)

Apa itu metode garis lurus?

Adalah cara menghitung nilai aset tetap di mana bank akan menghitung depresiasi setiap periode dengan jumlah yang sama.

Rumus metode garis lurus adalah:

Depresiasi = (Harga Perolehan – Nilai Residu) : Umur Ekonomis

 

Metode ini paling sederhana, namun penerapan metode ini harus memenuhi syarat sebagai berikut:

  1. Kegunaan aset tetap yang bersangkutan akan menurun secara proporsional setiap periode.
  2. Biaya reparasi dan pemeliharaan setiap periode relatif tetap.
  3. Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu.
  4. Kapasitas penggunaan setiap periode relatif tetap.

Perhatikan contoh jurnal penyusutan aset tetap metode garis lurus berikut:

Mobil dengan harga Rp 400.000.000 ditaksir mempunyai umur ekonomis 5 tahun dengan nilai residu Rp 500.000.000.

Contoh ini bisa ditentukan nilai depresiasinya sebagai berikut:

= (400.000.000 – 50.000.000) : 5
= Rp 70.000.000

Cara pencatatan jurnal penyesuaian depresiasi atau penyusutan aset tetap ini adalah sebagai berikut:

Biaya Penyusutan Aktiva Tetap – Mobil Rp 70.000.000… [Debit]
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap-Mobil Rp 70.000.000… [Kredit]

 

#2: Metode Jam Jasa (Service Hours Methode)

Apa yang dimaksud metode Jam jasa?

Pengertian metode jam jasa adalah cara menghitung nilai aktiva tetap yang meng-asumsikan bahwa aset tetap yang bersangkutan akan lebih cepat rusak jika digunakan secara pebuh.

Beban depresiasi di sini sangat tergantung pada jumlah jam kerja yang digunakan.

Rumus untuk metode penyusutan jam jasa adalah:

Depresiasi = (Harga Perolehan – Nilai Residu) : Jam Jasa

 

Perhatikan contoh berikut:

Peralatan komputer sebanyak 10 unit dengan harga perolehan Rp 3.500.000 akan dapat digunakan selama 18.000 jam.

Nilai residu untuk masing-masing unit Rp 200.000.

Dengan demikian nilai penyusutan per jam adalah:

= (35.000.000 – 2.000.000) : 18.000
= 1.833,33 per jam

Jadi bila penggunaan pada tahap 1 (satu) selama 3.000 jam, maka nilai penyusutan pada akhir tahun ke-1 sebesar:

= Rp 1.833,33 x 3.000 jam
= Rp 550.000

Pencatatan jurnal penyesuaian untuk ini adalah sebagai berikut:

Biaya Penyusutan aktiva tetap dan inventaris komputer Rp 550.000 [Debit]
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap & Inventari Komputer Rp 550.000 [Kredit]

Untuk tahun kedua, ketiga, dan seterusnya menggunakan cara yang sama tergantung jam jasa.

 

#3: Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Your Digit Method)

Apa yang dimaksud metode jumlah angka tahun?

Pengertian metode jumlah angka tahun adalah metode penentuan penyusutan aset tetap yang mengasumsikan bahwa aset tetap yang baru akan dapat digunakan dengan lebih efisien dibandingkan dengan aset tetap yang lebih tua.

Untuk itu biaya reparasi pada awal-awal tahun akan relatif kecil dan akan naik mengikuti umur aktiva tersebut.

Sebaliknya pada awal periode umur aktiva tetap tersebut, nilai depresiasi diasumsikan lebih besar.

Dan akan menurun seiring dengan tingkat manfaat yang diberikan aset tetap tersebut.

Penentuan depresiasi atau penyusutan melalui metode jumlah angka tahun adalah dengan cara mengalikan bagian pengurang yang setiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan setelah dikurangi nilai residu.

Faktor pengurang dihitung dengan cara bahwa untuk pembilang adalah bobot tahun yang bersangkutan.

Dan untuk penyebut adalah jumlah angka tahun selama umur ekonomis atau jumlah angka bobot.

 

Perhatikan contoh berikut ini:

Aset tetap mobil, harga Rp 100.000.000 akan dipakai secara ekonomis 5 tahun dengan nilai residu Rp 20.000.000.

Penyusutan per tahun dengan metode angka tahun seperti pada tabel berikut:

metode penyusutan jumlah angka tahun
Tabel: Penyusutan per tahun dengan menggunakan Angka Tahun

Keterangan:

Depresiasi tahun 1 (pertama):

= 0,333333 x Rp 80.000.000
= 26.666.667

Bagian pengurang:

= 5/15
= 0,3333333

Untuk me-refresh materi aktiva atau aset tetap ini, sekaligus memperluas wawasan kita, mari saksikan video pendek dari Hima Manajemen Keuangan PKN STAN berikut ini…

 

05. Kesimpulan

Aktiva atau aset tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan untuk mendukung aktivitas dan operasional usahanya.

Kondisi dan keberadaan aset tetap ini harus dijaga dan dikelola dengan baik dan benar.

Sehingga kontribusinya benar-benar opttimal.

Misalnya: Keberadaan dan kondisi Kendaraan perusahaan harus selalu terjaga. Mulai dari data perolehan kendaraan, masa manfaat, nilai residu dan nilai penyusutannya.

Sehingga selalu siap ketika akan digunakan perusahaan.

Demikian juga dengan jenis aset-aset tetap lainnya.

Bagaimana cara melakukan pengelolaan aset tetap yang baik sudah kami sampaikan di atas.

Demikian yang dapat saya bagikan pembahasan makalah aktiva tetap berwujud, mulai dari:

  • pengeluaran biaya yang termasuk dalam investasi aset tetap,
  • analisis perlakuan akuntansi,
  • penerapan prinsip harga perolehan dan
  • cara menghitung harga perolehan aset tetap

Selain itu dibahas juga:

  • cara menghitung masa manfaat aset tetap,
  • metode penyusutan aset tetap, dan
  • contoh soal aktiva tetap dan jawabannya.

Semoga bermanfaat. Terima kasih*****

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.