Bagaimana penerapan sistem akuntansi dalam bisnis asuransi?
Aktiva tetap dan aktiva lancar harus dijaga, dipelihara dan dirawat dengan baik dan benar agar bisa berfungsi secara optimal untuk mendukung aktivitas bisnis perusahaan. Tanpa perlakuan yang baik dan benar, aktiva tetap akan cepat rusak, tidak bisa digunakan secara optimal, dan bahkan bisa menjadi beban perusahaan. Salah satu upaya perusahaan untuk meminimalkan kerugian adalah ikut program asuransi, misalnya asuransi kebakaran.
Bagaimana cara memilih asuransi kebakaran terbaik dan tepat? Bagaimana cara melakukan pencatatan jurnal transaksi asuransi? Agar semua pertanyaan ini terjawab tuntas, mari ikuti pembahasan akuntansi asuransi, di artikel ini sebagai contoh adalah asuransi kebakaran beserta contoh perhitungan premi asuransi berikut ini.
01: Akuntansi Asuransi Kebakaran
A: Pengertian Asuransi Kabakaran Adalah?
Asuransi kebakaran aktiva tetap adalah salah satu cara untuk menghindari timbulnya kemungkinan kerugian karena sesuatu yang tidak diinginkan oleh perusahaan, misalnya kebakaran.
Perjanjian asuransi ini dinyatakan dalam polis asuransi kebakaran. Perusahaan asuransi akan mengganti kerugian sebesar jumlah pertanggungan yang dinyatakan dalam polis bila terjadi kebakaran.
Perusahaan yang mengasuransikan harta bendanya membayar premi asuransi kebakaran dan biasanya pembayarannya di muka untuk jangka waktu tertentu.
B: Pencatatan Akuntansi Asuransi Kebakaran
Perhatikan contoh soal asuransi berikut ini:
Misalnya, PT Hebat Banget mengasuransikan gedungnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp. 50.000.000,-.
Pada tanggal 20 Oktober 2021 gedung tersebut terbakar habis. Setelah dinilai, disetujui nilai gedung pada saat terbakar senilai Rp 55.000.000,- (harga pasar).
Karena jumlah kerugian (Rp 55.000.000) lebih besar dari jumlah pertanggungan, maka yang diganti oleh perusahaan asuransi hanya sebesar jumlah pertanggungan (Rp. 50.000.000).
Apabila jumlah kerugian di bawah jumlah pertanggungan maka perusahaan asuransi akan mengganti seluruh kerugian. Perjanjian asuransi yang sudah berjalan dapat dibatalkan.
Bila pembatalan dilakukan oleh perusahaan asuransi, maka premi yang sudah dibayar akan dikembalikan sebesar jumlah premi untuk periode mulainya pembatalan sampai selesainya perjanjian.
Tapi bila pembatalan itu dilakukan oleh pihak yang mempertanggungkan maka premi yang diembalikan dihitung dengan tarif yang lebih rendah (short rate).
02: Pencatatan Jurnal Akuntansi Asuransi Bersama
A: Pengertian Asuransi Bersama Adalah
Syarat asuransi bersama adalah syarat yang menyatakan bahwa aktiva yang diasuransikan (dipertanggungkan) dengan jumlah yang lebih rendah daripada suatu persentase tertentu dari harga pasar aktiva tersebut pada saat terjadinya kebakaran. Sehingga perusahaan yang mempertanggungkan akan memikul kerugian.
Karena kebakaran sebanding dengan selisih jumlah pertanggungan dengan persentase tertentu dari harga pasar harta tersebut.
Jumlah kerugian yang akan diganti oleh perusahaan asuransi adalah yang paling rendah dari jumlah berikut:
- Jumlah yang dibebankan kepada perusahaan asuransi yang dihitung dengan cara asuransi bersama.
- Nilai pertanggungan dalam polis.
- Jumlah kerugian yang sebenarnya.
Bila aktiva dipertanggungkan ke beberapa perusahaan asuransi, maka penggantian kerugian dihitung dari masing-masing perusahaan asuransi sebanding dengan jumlah pertanggungan total seluruh polis.
B: Pencatatan Jurnal Akuntansi Asuransi Bersama
Sebagai ilustrasi perhatikan contoh soal akuntansi asuransi berikut ini:
Harta atau aset perusahaan yang diasuransikan ke perusahaan asuransi adalah sebagai berikut:
- Perusahaan Asuransi A = Rp 12.000.000
- Perusahaan Asuransi B = Rp 3.000.000
Kerugian kebakaran sebesar Rp. 4.000.000 dan nilai aset pada saat kebakaran sebesar Rp. 20.000.000,-
03: Asuransi Akuntansi untuk Polis Gabungan
A: Perlakuan Akuntansi Polis Asuransi Gabungan
Bila perusahaan mengasuransikan beberapa aktiva dalam satu polis, maka polis itu akan menunjukkan syarat alokasi yang dasarnya adalah harga pasar aktiva-aktiva tersebut pada saat terjadinya kebakaran.
B: Contoh Soal Perhitungan Pertanggungan Asuransi
Perhatikan contoh soal akuntansi asuransi berikut ini:
Misalnya polis asuransi kebakaran dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp. 3.000.000 untuk mesin-mesin dan gedung dengan syarat asuransi bersama 80%.
Pada saat kebakaran, harga pasar mesin sebesar Rp 2.000.000,- , gedung Rp 4.000.000,-. Kebakaran melanda gedung dan perhitungan ganti rugi untuk gedung sebagai berikut :
Pertanggungan Rp. 3.000.000,- dialokasikan kepada :
1: Mesin
= (2.000.000 : 6.000.000) x Rp. 3.000.000,-
= Rp. 1.000.000,-
2: Gedung
= (4.000.000 : 6.000.000) x Rp. 3.000.000,-
= Rp. 2.000.000,-
3: Coinsurance requirement
= 80% x Rp. 4.000.000
= Rp. 3.200.000,-
Perhitungan rumus co-insurance :
= (2.000.000 : 3.200.000) x Rp. 4.000.000
= Rp. 2.500.000
Karena jumlah pertanggungan yang dialokasikan untuk gedung (Rp. 2.000.000) lebih rendah dari pada kerugian (Rp. 4.000.000) dan hasil perhitungan dengan rumus asuransi bersama (Rp. 2.500.000) maka ganti ruginya sebesar Rp. 2.000.000.
04: Pencatatan Akuntansi Asuransi Kebakaran
Kebakaran adalah salah satu peristiwa yang kerap kali terjadi, terutama saat musim kemarau, oleh karena itu banyak perusahaan mengasuransikan aset-aset yang dimiliki. Dan pada kesempatan ini kami akan sajikan mengenai prosedur akuntansi perhitungan dan pencatatan asuransi kebakaran. Langsung saja yuk baca sampai tuntas pembahasannya berikut ini….
A: Proses Pencatatan Akuntansi Asuransi
Bila terjadi kebakaran atas harta yang diasuransikan maka langkah-langkah yang dilakukan untuk mengadakan pencatatan akuntansinya adalah sebagai berikut :
- Menyusun kembali catatan-catatan yang terbakar (jika ada).
- Menyesuaikan buku-buku agar dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya pada saat terjadinya kebakaran.
- Menentukan nilai buku aktiva yang terbakar.
- Membebankan nilai buku aktiva yang terbakar dan biaya-biaya yang timbul pada saat kebakaran ke rekening Kerugian Kebakaran.
- Menentukan jumlah yang akan diterima dari perusahaan asuransi.
- Rekening Kerugian Kebakaran dikredit dengan jumlah ini dan jumlah yang diterima dari penjualan aktiva yang terbakar.
- Menutup saldo rekening Kerugian ke rekening Laba Rugi. Saldo ini menunjukkan rugi atau laba dari kebakaran.
Bila pencatatan persediaan menggunakan metode buku, saldo persediaan barang yang ada pada saat kebakaran dapat diketahui dari buku-buku.
Tapi bila digunakan metode FISIK maka jumlah persediaan yang terbakar ditaksir dengan metode LABA BRUTO.
B: Contoh Perhitungan dan Pencatatan Asuransi
Berikut ini contoh soal pencatatan kerugian karena kebakaran :
Misalnya beberapa rekening buku pada PT Hebat Banget pada tanggal 1 Januari 2020 menunjukkan saldo sebagai berikut :
Asuransi Dibayar di muka adalah premi untuk 2 buah polis sebagai berikut :
- Untuk mesin dan perabot, jumlah pertanggungan Rp. 480.000 tanggal 1 Juli 2019, jangka waktu 3 tahun, premi Rp. 12.000.
- Untuk gedung, jumlah pertanggungan Rp. 3.360.000,- tanggal
1 Januari 2019, jangka waktu 3 tahun dengan syarat asuransi bersama 80%, premi Rp. 96.000.
Pada tanggal 1 januari 2020, rekening Asuransi Dibayar Di muka menunjukkan jumlah sebagai berikut :
- Mesin dan Perabot = Rp 10.000
- Gedung = Rp 64.000
Pada tanggal 1 Juli 2020 terjadi kebakaran yang merusak seluruh Mesin dan Perabot, persediaan barang (harga pokok ditaksir sebesar Rp. 600.000 dan tidak diasuransikan) dan dua pertiga gedung.
Harga pasar barang-barang yang terbakar pada saat kebakaran adalah:
- Mesin dan Perabot Rp. 200.000,
- Gedung Rp. 5.250.00 dan
- Persediaan barang Rp. 600.000.
1: Perhitungan Premi Asuransi
Perhitungan nilai buku, jumlah kerugian dan jumlah yang akan diterima dari perusahaan asuransi sebagai berikut :
Jumlah ganti rugi yang akan diterima dari perusahaan asuransi :
Karena jumlah pertanggungan di bawah harga pasar maka ganti rugi
sebesar :
Rp. 3.360.000/(80% x Rp. 5.250.000) X Rp. 3.500.000 = Rp. 2.800.000
Premi asuransi yang dibebankan sebagai biaya tahun 2020 (6 bulan):
= 6/12 X 1/3 X Rp. 96.000 = Rp. 16.000
Persediaan Barang
- Terbakar semua, jumlah kerugian = Rp. 600.000
- Nilai Buku = Rp. 600.000
- Jumlah yang akan diterima dari perusahaan Asuransi = Rp. 0
2: Pencatatan Jurnal Asuransi
Jurnal-jurnal yang dibuat untuk mencatat kejadian di atas sebagai berikut:
#1. Untuk menyesuaikan buku-buku
#2. Jurnal untuk mencatat kerugian kebakaran
#3. Jurnal untuk mencatat jumlah yang akan diterima dari perusahaan asuransi
3: Saldo Rekening Buku Besar Setelah Pencatatan Jurnal
Sesudah jurnal-jurnal di atas dibukukan maka rekening Rugi Kebakaran akan menunjukkan keadaan sebagai berikut :
Saldo sebesar Rp. 380.000 merupakan rugi yang timbul karena kebakaran. Nilai saldo ini nantinya akan ditutup ke rekening Laba Rugi.
Dalam contoh di atas premi asuransi yang belum dibebankan menjadi biaya tidak dibebankan ke rekening Rugi Kebakaran. Hal itu dilakukan karena dianggap perusahaan akan mengganti aktivanya yang terbakar dan melanjutkan perjanjian asuransinya.
Bila perjanjian asuransi dibatalkan maka jumlah premi asuransi kebakaran yang belum menjadi biaya dibebankan ke rekening Rugi Kebakaran, dan jumlah uang premi yang dikembalikan dikreditkan ke rekening Rugi Kebakaran.
05: Kesimpulan Tentang Akuntansi Asuransi
Asuransi adalah salah satu biaya yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung aktivitas sehari-hari, oleh karena itu perusahaan perlu memahami dan memperhatikan pengelolaan biaya asuransi, baik itu perhitungan premi maupun pencatatan jurnal akuntansinya.
Misalnya asuransi aset tetap, dengan mengetahui perhitungan, penilaian, dan pencatatan akuntansi yang benar, maka kita akan mengetahui nilai aktiva sesungguhnya termasuk biaya yang diperlukan untuk perawatannya.
Selanjutnya Anda bisa mengambil keputusan, apakah sebuah aktiva tetap layak untuk diasuransikan dan ke perusahaan asuransi mana yang akan Anda pilih.
Perlu dipahami juga bahwa cara atau metode pencatatan komponen-komponen laporan keuangan, termasuk biaya asuransi akan sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan perusahaan, sehingga jika terjadi kekeliruan dalam perhitungan dan pencatatan beban asuransi maka akan mengakibatkan laporan keuangan kurang akurat.
Demikianlah yang dapat disampaikan pembahasan mengenai asuransi kebakaran dan pencatatan akuntansi aktiva tetap (fixed asset) atau harta benda perusahaan. Semoga bermanfaat dan terima kasih.