Analisis Laporan Keuangan Bank Mandiri
Bank Mandiri menjadi salah satu dari 4 bank di Indonesia yang masuk peringkat #462 dalam daftar 2000 perusahaan dunia versi Forbes The Global 2000 tahun 2016.
Pada tanggal 2 Oktober 1998, Bank Mandiri didirikan sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia.
Bank Mandiri merupakan peleburan dari 4 bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia. Perhatikan data-data keuangan Bank Mandiri yang diambil dari Forbes :
Dengan membaca data yang disajikan di atas, kita hanya bisa mengatakan bahwa Bank Mandiri adalah bank hebat dan aset bangsa yang bisa dibanggakan! Dan sekarang kita analisis satu persatu data keuangannya ….
Seperti biasanya kita akan menganalisis laporan keuangan Bank Mandiri dari 4 aspek yang digunakan sebagai standar rasio keuangan bank umum yaitu: aspek modal atau capital, asset quality, earning dan efisiensi, serta liquidity.
1. Kondisi Modal atau Capital
Berikut ini tabel analisis rasio keuangan yang berkaitan dengan kondisi capital atau modal Bank Mandiri

Pertama kita analisa struktur modal dari Bank Mandiri tahun 2014-2015, berikut ini tabelnya:

Modal
Pada tahun 2015 modal Inti Bank Mandiri sebesar Rp 93,25 triliun, meningkat sebesar 17,96% dari posisi Rp 79,05 triliun dibanding tahun 2014, karena adanya tambahan modal dari komponen laba ditahan, sedangkan, modal pelengkap Bank Mandiri pada tahun 2015 sebesar Rp14,13 triliun, naik sebesar 119,90% dari posisi Rp 6,43 triliun pada tahun sebelumnya.
Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)
ATMR Bank Mandiri menunjukkan ATMR risiko kredit untuk posisi 31 Desember 2015 sebesar Rp 497,91 triliun.
Posisi ATMR risiko pasar dengan pendekatan standar dan ATMR risiko operasional dengan pendekatan Basic Indicator Approach menunjukan angka masing-masing sebesar Rp 805,42 triliun dan Rp 78,63 triliun.
Pada 31 Desember 2015 ATMR risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar meningkat sebesar 12,13%.
Rasio Kecukupan Modal (CAR)

Rasio kecukupan modal minimum Bank Mandiri pada tanggal 31 Desember 2015 dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar adalah 18,60%.
Hasil analisis laporan keuangan Bank Mandiri menunjukkan bahwa nilai CAR tersebut masih berada diambang batas CAR dan CAR insentif yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 15%.
Rasio Modal to Total Asset
Rasio modal to total asset tahun 2015 sebesar 13,30% naik 17,79% dari tahun 2014 sebesar 11.29%. Hal ini dikarenakan peningkatan modal lebih besar (25,63%) dari pada peningkatan total asset (6.67%).
Arti rasio ini menunjukkan coverage equity dalam menyerap kerugian terhadap total asset meningkat yaitu 11,29% di tahun 2014 menjadi 13,30% di tahun 2015.
Rasio Modal Inti terhadap Total Modal
Rasio modal inti atau tier 1 modal terhadap total modal tahun 2015 sebesar 86,84% berada di atas level 80%. Porsi modal inti tehadap total modal tersebut tergolong baik.
Secara umum, kondisi permodalan Bank Mandiri tergolong kuat dengan level quality CAR berada di atas ketentuan minimum Bank Indonesia, dengan didukung oleh porsi modal inti yang berada di atas level 80%.
2. Aset Quality

Aset

Pada 2015 aset Bank Mandiri mencapai Rp 807,55 triliun meningkat 6,7% dibandingkan 2014 sebesar Rp 757,04 triliun. Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh total Kredit yang disalurkan.
Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri

Kredit Bank Mandiri pada tahun 2015 tersalurkan Rp 536,03 triliun meningkat 12,8% dibandingkan 2014 sebesar Rp 475,27 triliun.
Peningkatan tersebut dikarenakan penyaluran kredit pada segmen retail terutama pada mikro dan business banking.
Non Performing Loans (NPL)

Tingkat NPL bruto terjaga dengan baik pada posisi 2,29% dan NPL Netto per Desember 2015, jauh di bawah batas maksimum yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia sebesar 5%.
Rasio Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) terhadap Aset Produktif
Rasio CKPN terhadap aset produktif menunjukkan aset produktif bermasalah tahun 2015 masih relatif kecil yaitu 3.10%, meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar 2,61%.
Rasio Loan Loss Provision to Gross Loan
Rasio loan loss provision to gross loan tahun 2014 sebesar 0.90% dan tahun 2015 sebesar 1.97% menunjukkan biaya kerugian penurunan nilai dan hapus buku kredit dibandingkan dengan total kredit relatif kecil.
Rasio Pemenuhan PPA (Penyisihan Penghapusan Aset)
Rasio pemenuhan PPA (Penyisihan Penghapusan Aset) tahun 2014 sebesar 129.69% turun menjadi 128.10% di tahun 2015.
Nilai rasio PPA sebesar 128,10% mencerminkan penyediaan pencadangan yang kuat.
Selain itu juga menunjukkan potensi kerugian karena non performing asset sepenuhnya tercover dari penyisihan penghapusan aset yang dibentuk.
Dari hasil analisis laporan keuangan Bank Mandiri yang tercermin dari rasio-rasio di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas asset Bank Mandiri sangat baik.
Hal itu tercermin dari rasio NPL memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan oleh regulator yaitu Bank Indonesia dan coverage ratio atas aset bermasalah berada diatas 100% yaitu sebesar 128,10%.