10 Tujuan Audit Utang Perusahaan, Apakah Sudah Anda Peroleh?

Tujuan audit atau auditing kewajiban jangka pendek (current liability) adalah memeriksa apakah penyajiannya di Laporan Keuangan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia, selain itu tujuan audit adalah untuk memeriksa penggunaan liabilitas perusahaan agar sesuai dengan peruntukannya dan memang benar-benar terjadi.

Paling tidak ada 10  (sepuluh) tujuan auditng liabilitas jangka pendek perusahaan. Apa saja itu? Untuk lebih jelasnya, mari ikuti pembahasan lengkap dengan contoh-contohnya berikut ini…

 

01: Sifat dan Contoh Kewajiban Jangka Pendek

tujuan audit adalah untuk validitas

Liabilitas, utang, atau kewajiban timbul sebagai akibat dari aktivitas bisnis perusahaan, antara lain:

  • Pengadaan raw material,
  • pembelian barang atau jasa akan memunculkan utang usaha.

Penambahan modal melalui pinjaman dari bank, perpajakan, pengadaan aset tetap, seringkali juga akan menimbulkan liabilitas.

A: Sifat Kewajiban ( Liabilitas ) Jangka Pendek

#1: Menurut PSAK (IAI, 2009:1,8)

Suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika:

  1. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau
  2. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal laporan posisi keuangan (neraca).

 

#2: Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 172)

Liabilitas (obligation) kini entitas yang timbul dari peristiwa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.

Penyelesaian liabilitas masa kini biasanya melibatkan:

  • pembayaran kas,
  • penyerahan aset lain,
  • pemberian jasa,
  • penggantian liabilitas tersebut dengan liabilitas lain, atau
  • konversi liabilitas menjadi ekuitas.

Liabilitas juga dapat dihapuskan dengan cara lain, seperti kreditur membebaskan atau membatalkan haknya.

 

#3: Menurut Para Ahli: Prof. Dr. Sukrisno Agoes, SE., Ak., M.M., CPA

Liabilitas jangka pendek adalah liabilitas perusahaan kepada pihak ketiga yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun.

Atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan, biasanya dengan menggunakan aset lancar (current assets) perusahaan.

 

B: Contoh Kewajiban ( Liabilitas ) Jangka Pendek

Berikut ini 13 contoh liabilitas jangka pendek:

1: Utang Usaha (Accounts Payable)

Pengertian utang usaha adalah kewajiban kepada pihak ketiga yang berasal dari pembelian barang.

Atau jasa secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun.

 

2: Pinjaman dari Bank (Short Term Loan)

Definisi pinjaman dari bank adalah pinjaman yang diperoleh dari bank dan didukung oleh suatu perjanjian kredit (loan agreement).

Bisa dalam bentuk kredit modal kerja (working capital loan) ataupun kredit rekening koran (overdraft facility).

Kredit kredit modal kerja diperlukan perusahaan untuk membiaya aktivitas rutin, seperti:

  • membeli bahan baku
  • membeli barang dagangan.

Bunga kredit modal kerja dihitung dari jumlah kredit yang diberikan bank (plafon kredit).

Kredit rekening korang juga diperlukan untuk membiaya aktivitas rutin perusahaan.

Tapi bunganya dihitung dari saldo kredit yang digunakan bukan dari plafon kredit.

 

3: Current Portion of Long Term Loan

Bagian dari Kredit Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Waktu Kurang atau Sama Dengan Satu Tahun (Current Portion of Long Term Loan)

Per tanggal Laporan Posisi Keuangan atau Neraca, bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo satu tahun yang akan datang.

Harus direklasifikasi dari liabilitas jangka panjang ke liabilitas jangka pendek.

 

4: Utang Pajak (Taxes Payable)

Pengertian utang pajak adalah kewajiban pajak perusahaan yang harus dilunasi dalam periode berikutnya.

Misalnya:

  • Utang PPh 21 (pajak penghasilan atas gaji, upah, honorarium)
  • Utang PPh 25 (pajak penghasilan badan)
  • Utang PPN (pajak pertambahan nilai)

 

5: Biaya yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expenses)

Pengertian biaya yang masih harus dibayar adalah biaya yang sudah terjadi dan menjadi beban periode yang diperiksa, tetapi baru akan dilunasi dalam periode berikutnya.

Misalnya:

  • Biaya Gaji
  • Biaya Utilitas (listrik, telepon, air)

Perlu diingat bahwa dalam pencatatan jurnal akuntansi perusahaan harus menggunakan accrual basis, bukan cash basis.

 

6: Voucher Payable (dalam hal digunakan voucher system)

7: Utang Dividen (Dividend Payable)

8: Pendapatan yang Diterima di Muka (Unearned Revenue)

9: Uang Muka Penjualan

10: Utang Pemegang Saham

11: Utang Leasing (Kewajiban Sewa) yang Jatuh Tempo Satu Tahun yang Akan Datang

12: Utang Bunga

13: Utang Perusahaan Afiliasi (Utang dalam Rangka Hubungan Khusus)

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam audit kewajiban  (liabilitas) jangka pendek, adalah sebagai berikut:

#1: Understatement of Liabilities

Kecenderungan perusahaan untuk mencatat liabilitasnya lebih rendah dari yang sebenarnya (understatement of liabilities)

Apa tujuan tindakan ini?

Tujuan dari tindakan ini adalah untuk melaporkan laba lebih besar dari jumlah yang sebenarnya.

Misalnya dengan tidak mencatat sebagian biaya dan pembelian barang dagangan atau bahan baku yang belum dibayar.

Untuk itu, auditor harus melakukan prosedur yang disebut “searching of unrecorded liabilities”.

Dengan cara memeriksa pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca).

 

#2: Perbedaan antara Accounts Payable dan Accrued Expenses

Accounts payable angkanya lebih pasti karena perusahaan mencatat kewajibannya berdasarkan invoice yang diterima dari supplier.

Accrued expenses angkanya didasarkan pada estimasi, sehingga jumlahnya kurang pasti dibandingkan accounts payable.

 

02: Tujuan Audit Kewajiban Jangka Pendek (Current Liability)

tujuan auditing

Audit laporan keuangan salah satunya dilakukan terhadap kewajiban jangka pendek perusahaan.

Sebenarnya apa tujuan audit kewajiban ( current liability ) jangka pendek perusahaan?

Ada 10 tujuan audit liabilitas, adalah sebagai berikut:

 

Tujuan Audit Liabilitas #1: Memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas liabilitas/ utang jangka pendek.

Jika internal control atau prosedur audit internal atas liabilitas/utang jangka pendek disimpulkan oleh auditor cukup baik.

Maka ruang lingkup pemeriksaan atas liabilitas/ utang jangka pendek dapat dipersempit.

Dan sebaliknya jika disimpulkan lemah, maka ruang lingkup pemeriksaan harus diperluas.

Sehingga tujuan audit bisa disesuaikan dengan kondisi agar lebih efisien.

Beberapa ciri internal control yang baik atas liabilitas jangka pendek, antara lain:

  • Adanya pemisahan tugas antara bagian pembelian, bagian penerimaan barang, bagian gudang, bagian akuntansi, dan bagian keuangan.
  • Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak untuk permintaan pembelian, order pembelian, dan laporan penerimaan barang.
  • Adanya sistem otorisasi untuk pembelian maupun pelunasan utang.
  • Digunakan sistem tender untuk pembelian dalam jumlah yang besar.
  • Dibuat buku tambahan untuk utang usaha dan setiap akhir bulan jumlah saldo utang usaha menurut buka tambahan harus dibandingkan dengan saldo utang usaha menurut jurnal umum.
  • Jumlah barang yang dicantumkan dalam faktur pembelian harus dibandingkan dengan jumlah yang dilaporkan dalam penerimaan dan order pembelian.
  • Faktur pembelian dan dokumen pembelian lainnya harus dicap lunas.

 

Tujuan Audit Liabilitas #2: Memeriksa utang jangka pendek di neraca laporan keuangan

Memeriksa apakah liabilitas/ utang jangka pendek yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yang betul-betul terjadi.

Jika liabilitas/ utang jangka pendek merupakan utang usaha, yang berasal dari pembelian secara kredit, maka utang tersebut harus didukung oleh bukti-bukti yang lengkap, seperti :

  • purchase requisition,
  • purchase order,
  • supplier invoice, dan
  • receiving report.

Selain itu pembelian tersebut harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.

Misalnya manajer pembelian, dan manajer akuntansi keuangan.

Jika liabilitas/utang jangka pendek berupa utang dividen, maka harus didukung oleh notulen rapat umum pemegang saham yang memberikan otorisasi untuk pembagian dividen.

Jika berupa kredit bank, harus didukung oleh perjanjian kredit dan notulen rapat direksi yang memberikan otorisasi untuk peminjaman uang dari bank.

Begitu juga jika berupa utang pemegang saham, harus didukung oleh perjanjian kredit.

Jika ada utang pemegang saham, maka tidak boleh ada setoran modal yang belum dilunasi oleh pemegang saham.

 

Tujuan Audit Liabilitas #3: Memeriksa Pencatatan Utang Jangka Pendek

Memeriksa apakah semua liabilitas/ utang jangka pendek perusahaan telah tercatat pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca)

Auditor harus menyakinkan diri bahwa tidak ada unrecorded liabilities.

Untuk itu auditor harus:

  • memeriksa semua perjanjian yang dibuat perusahaan dengan pihak ketiga,
  • memeriksa notulen rapat direksi dan pemegang saham serta
  • mengiirim konfirmasi ke penasehat hukum (legal consultant/lawyer) perusahaan.

 

Tujuan Audit Liabilitas #4: Memeriksa accrued expenses

Memeriksa apakah accrued expenses jumlahnya reasonable, dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

Auditor harus memeriksa dasar perhitungan accrued expenses yang dibuat perusahaan, apakah masuk akal dan konsisten dengan tahun sebelumnya.

Misalnya:

Untuk accrued traveling expenses (biaya perjalanan yang masih harus dibayar) harus diperiksa untuk perjalanan ke mana, menggunakan alat transportasi apa, berapa lama perjalanannya, menginap di mana dan lain sebagainya.

 

Tujuan Audit Liabilitas #5: Memeriksa apakah kewajiban leasing (sewa)

Jika ada, utang leasing sudah dicatat sesuai dengan standar akuntansi sewa (PSAK 30 Rev. 2007 tentang sewa)

Jika ada utang leasing untuk pembelian mesin pabrik, maka harga perolehan mesin dan utang leasing harus dicatat sebesar nilai tunainya.

Selain itu bagian dari utang leasing yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang akan datang harus dicatat sebagai liabilitas jangka pendek.

Sedangkan yang jatuh temponya lebih dari satu tahun yang  akan datang harus dicatat sebagai liabilitas jangka panjang.

 

Tujuan Audit Liabilitas #6: Memeriksa Konversi Mata Uang Utang Jangka Pendek

Memeriksa apakah seandainya ada liabilitas/ utang jangka pendek dalam mata uang asing per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).

Jika ada, apakah sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).

Dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan pada laba rugi tahun berjalan.

Perhatikan contoh berikut:

Pada tanggal 30 November 2017 perusahaan membeli barang dagangan secara kredit dari luar negeri sebesar US $100,000.

Kurs valuta asing saat itu adalah Rp 13.000 per 1 US $, sehingga utang usaha dicatat sebesar Rp. 1.300.000.000.

Per tanggal 31 Desember 2017 uang tersebut masih belum dilunasi.

Dan kurs Bank Indonesia saat itu per 1 US $: beli Rp 13.100, jual Rp 13.050 berarti kurs tengah adalah 13.075 per 1 US$.

Jurnal penyesuaian yang harus dibuat per 31 Desember 2017 adalah :

[Debit] Laba/Rugi selisih kurs     Rp 7.500.000
[Kredit]  Utang Usaha                            Rp 7.500.000

 

Tujuan Audit Liabilitas #7: Memeriksa Pencatatan Bunga

Memeriksa apakah biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka pendek telah dicatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).

Auditor harus yakin bahwa semua bunga liabilitas jangka pendek.

Baik dari utang bank utang pemegang saham dan lainnya, sudah dicatat sebagai beban perusahaan.

Dan jika bunga tersebut belum dibayar, sudah dicatat sebagai utang bunga per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).

 

Tujuan Audit Liabilitas #8: Memeriksa Pencatatan Biaya Bunga

Memeriksa apakah biaya bunga liablitas/ utang jangka pendek yang tercatat pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca):

  • betul telah terjadi,
  • dihitung secara akurat, dan
  • merupakan beban perusahaan.

Auditor harus yakin bahwa bunga yang dibebankan dalam laporan laba rugi berasal dari pinjaman jangka pendek yang digunakan perusahaan.

Dan didukung oleh perjanjian kredit yang sah, sehingga betul-betul merupakan beban perusahaan.

Selain itu auditor harus melakukan pengecekan apakah perhitungan bunga sudah dilakukan secara akurat.

Walaupun beban bunga dicatat berdasarkan nota debit dari bank (berarti dihitung oleh bank).

 

Tujuan Audit Liabilitas #9: Memeriksa Perjanjian Kredit

Memeriksa apakah semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oeh perusahaan sehingga tidak terjadi “bank default”.

Biasanya dalam perjanjian kredit bank mencantumkan beberapa persyaratan kredit bank yang harus dipatuhi nasabahnya, antara lain :

  • Perusahaan tidak boleh mengganti manajer kunci tanpa seijin bank.
  • Current ratio harus dijaga pada tingkat tertentu.
  • Tidak boleh terlambat dalam membayar bunga.

Bila persyaratan tersebut dilanggar oleh perusahaan.

Maka terjadi bank default dan hal tersebut harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan (notes to financial statement).

 

Tujuan Audit Liabilitas #10: Memeriksa Kesesuaian Penyajian Utang Jangka Pendek

Memeriksa apakah penyajian liabilitas jangka pendek di dalam neraca atau laporan posisi keuangan.

Dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

Misalnya, jika perusahaan mempunyai kredit jangka pendek dari bank.

Atau mempunyai utang leasing (sewa), maka dalam catatan atas laporan keuangan harus diungkapkan antara lain :

  • Plafon kredit
  • Jangka waktu kredit
  • Tingkat bunga
  • Jaminan kredit
  • Pengembalian kredit dan pembayaran bunga
  • Nilai tunai aset dalam rangka sewa guna
  • Jenis leasing
  • Jangka waktu leasing.

 

Video Tutorial Memahami Audit

Dan untuk menambah wawasan kita tentang tujuan auditing, saksikan video singkat berikut ini…

Bagaimana, makin jelas kan apa itu auditing?

 

03: Kesimpulan – Tujuan Audit

Tujuan auditing adalah memeriksa apakah transaksi keuangan benar-benar terjadi, pencatatan dan pelaporan  sesuai ketentuan yang  berlaku.

Termasuk tujuan audit terhadap liabilitas atau utang jangka pendek adalah salah satu sumber pendanaan perusahaan.

Tujuan audit kewajiban jangka pendek perusahaan adalah agar keberadaan utang jangka pendek tersebut benar-benar optimal mendukung aktivitas perusahaan, maka perlu diaudit.

Ada 10 tujuan audit utang jangka pendek, yang semuanya sudah dibahas lengkap dengan cara pencatatan dan contohnya.

Tujuan audit liabilitas tentunya berbeda dengan tujuan audit internal, tujuan audit sistem informasi, tujuan audit manajemen, tujuan audit syariah, tujuan audit akuisisi dan tujuan audit terhadap siklus pengeluaran kas dan setara kas.

Demikian yang dapat dibagikan tentang tujuan audit kewajiban jangka pendek (current liability). Semoga bermanfaat. Terima kasih.*****

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.