Apa yang Terjadi Jika Anda Lupa Membuat Jurnal Penyesuaian?

Tujuan membuat jurnal penyesuaian adalah untuk melakukan proses pembaruan terhadap jenis akun-akun tertentu, contoh sewa dibayar dimuka dan beban yang masih harus dibayar.

Apa yang terjadi jika tidak membuat jurnal penyesuaian? Akibat tidak membuat jurnal penyesuaian adalah laporan keuangan yang disajikan kurang akurat, karena ada saldo-saldo akun akhir periode yang tidak sesuai dengan kenyataan. Untuk lebih jelasnya, mari baca sampai tuntas ulasan beserta contoh berikut ini.

 

01: Jenis Penyesuaian

A: Jenis Transaksi Jurnal Penyesuaian

Apa saja transaksi yang membutuhkan jurnal penyesuaian?

Tidak semua transaksi membutuhkan jurnal penyesuaian untuk dilakukan pembaruan. Berikut ini beberapa akun yang memerlukan penyesuaian antara lain:

1: Biaya dibayar dimuka

Beban yang dibayarkan dulu sebelum menikmatinya, maka perlu dilakukan penyesuaian di akhir periode. Tujuan membuat jurnal penyesuaian biaya dibayar dimuka adalah untuk mengalokasikan biaya setiap periode. Contoh jurnal penyesuaian sewa dibayar dimuka. Jurnal penyesuaian dibuat untuk membebankan biaya sewa yang sudah terpakai.

Perhatikan contoh berikut ini:

Pak Mat membayar kontrak rumah petak sebesar Rp 12.000.000 untuk durasai waktu 12 bulan alias satu tahun. Jadi, setiap bulan besarnya biaya kontrak adalah 1 juta. Nilai 1 juta ini harus dialokasikan pada tiap bulannya.

2: Pendapatan diterima dimuka

Jurnal penyesuaian pendapatan diterima dimuka dibuat untuk mengalokasikan setiap pendapatan yang telah menjadi haknya.

Contoh pendapatan yang diterima dari menyewakan aset tetap selama satu tahun. Jika si penyewa menerima sebesar Rp 24.000.000, berarti pendapatan sewa setiap bulan adalah Rp 2.000.000 dan nilai sebesar ini harus di buatkan jurnal penyesuaian di setiap akhir periode seperi berikut ini:

Membuat Jurnal penerimaan kas:

(Debit) Kas …. Rp 24.000.000
(Kredit) Pendapatan Sewa Dibayar Dimuka … Rp 24.000.000

Membuat AJP:

(Debit) Pendapatan Sewa Dibayar Dimuka …. Rp 2.000.000
(Kredit) Pendapatan Sewa ….. Rp 2.000.000

3: Persediaan akhir

Pembuatan jurnal penyesuaian persediaan barang dagang dilakukan ketika hasil stock opname berbeda dengan catatan. Misalnya, hasil stock opnema adalah Rp 1.000.000, tapi dicatatan Rp 1.500.000, maka ada selisih sebesar Rp 500.000.

Perhatikan contoh membuat jurnal penyesuaian persediaan barang dagang untuk sistem perpetual berikut ini:

PT Stockmu Daganganku, pada akhir periode menurut catatan pembukuan memiliki persediaan barang dagangan senilai Rp 20.000.000. Setelah dilakukan stock opname, ternyata nilai persediaan fisik sebesar Rp 15.000.0000, sehingga ada perbedaan selisih Rp 5.000.000.

Untuk menyamakan nilai persediaan, perusahaan membuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:

(Debit) Beban Persediaan Barang Dagang … Rp 5.000.000
(Kredit) Persediaan …. Rp 5.000.000

Jadi, selisih persediaan tersebut merupakan barang dagang yang laku terjual, dan dicatat ke sisi debit dalam akun Beban Persediaan Barang Dagangan. Saldo akhir periode akun persediaan menjadi sama, yakni sebesar Rp 15.000.000.

4: Biaya yang masih harus dibayar

Perhatikan contoh soal beserta pembahasannya berikut ini:

PT BBGA pada tanggal 31 Desember 2021

Jurnal penyesuaian tersebut berasal dari transaksi tanggal 31 Desember 2021 yaitu gaji yang belum dibayarkan oleh perusahaan.Transaksi tersebut dicatat sbb:

(Debit) Gaji Karyawan …. Rp 1.000.000
(Kredit) Utang Gaji ….. Rp 1.000.000

Pada tanggal 5 Januari 2022, perusahaan membayar dan mencatat gaji yang belum dibayarkan sbb:

(Debit) Utang Gaji …. Rp 1.000.000
(Kredit) Kas …. Rp 1.000.000

5: Pendapatan yang masih akan diterima

Pos pendapatan yang masih akan diterima biasanya terkait dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan tapi belum dibayar oleh penerima jasa. Bagaimana cara membikin jurnal penyesuaian pendapatan yang masih harus diterima? Perhatikan contoh soal sederhana transaksi perusahaan jasa dan pembahasan jawaban berikut ini:

MKW Consulting merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa pendampingan dan penyusunan laporan keuangan perusahaan. Pada tanggal 30 September 2022, perusahaan telah menyelesaikan pekerjaan penyusunan laporan keuangan CV Amanta Karya Sejahtera. Fee pekerjaan tersebut sebesar Rp 2.500.000 yang akan dibayar 7 hari setelah penandatangan berita acara penyelesaian pekerjaan.

Bagaimana prosedur pencatatan jurnal transaksi tersebut?

Piutang Usaha CV Amanta Karya Sejahtera …. Rp 2.500.000 (Debet)
Pendapatan Jasa ….. Rp 2.500.000 (Kredit)

Bagaimana, cukup mudah kan?

Pelajari juga cara membuat Laporan Keuangan Bisnis Restoran: Langkah demi langkah dari transaksi sampai laporan laba rugi, neraca, perubahan ekuitas, dan cash flow.

 

B: Langkah-langkah Membuat Jurnal Penyesuaian

staf keuangan

Bagaimana proses dan langkah membuat jurnal penyesuaian?

Secara sederhana bisa diuraikan sebagai berikut:

  1. Persiapkan neraca saldo sebelum penyesuaian (Unadjusted Trial Balance).
  2. Analisis pos-pos dan akun yang perlu diperbarui.
  3. Buat ayat jurnal penyesuaian (AJP) untuk membuat penyesuaian atas akun-akun tersebut (poin #2).
  4. Persiapkan neraca saldo setelah penyesuaian (Adjusted Trial Balance) untuk memeriksa hasil dari aktivitas pembaruan yang telah dilakukan.

Untuk membantu menjelaskan empat langkah tersebut, yuk perhatikan contoh soal dan pembahasannya berikut ini:

Sebuah bisnis rintisan yang baru didirikan setahun yang lalu menyewa kantor untuk dua tahun ke depan senilai Rp 48 juta, pembayaran dilakukan dua kali. Tanggal 1 Desember 2022 memberikan uang sebesar Rp 20.000.000 sebagai tanda jadi, sedangkan sisa pembayaran dilakukan tanggal 15 Desember 2022. Bagaimana cara mencatat transaksi bisnis tersebut?

Berikut ini langkah-langkahnya….

1: Persiapkan neraca saldo sebelum penyesuaian

Untuk membuat neraca saldo sebelum penyesuaian, kita harus melakukan pencatatan transaksi, yaitu:

Tanggal 1 Desember 2022:

(Debet) Biaya Sewa Kantor Dibayar Dimuka … Rp 48.000.000
(Kredit) Kas (Down Payment) …. Rp 20.000.000
(Kredit) Utang …. Rp 28.000.000

Tanggal 15 Desember 2022:

(Debet) Utang …. Rp 28.000.000
(Kredit) Kas …. Rp 28.000.000

2: Melakukan analisis akun yang perlu disesuaikan

Dari pencatatan di atas, kita memperoleh informasi bahwa akun yang perlu disesuaikan adalah Biaya Sewa Kantor Dibayar Dimuka.

3: Membuat ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2022 sebagai berikut:

Biaya Sewa Kantor …. Rp 2.000.000 (Debet)
Biaya Sewa Kantor Dibayar Dimuka …. Rp 2.000.000 (Kredit)

4: Mempersiapkan neraca saldo setelah penyesuaian

Setelah daftar saldo setelah penyesuaian disusun, maka kita akan memperoleh informasi saldo akun biaya sewa kantor dibayar dimuka pada tanggal 31 Desember 2022 adalah Rp 45.000.000. Nilai ini akan terus menyusut sampai di bulan ke-24.

 

C: Contoh Soal dan Jawaban Membuat Jurnal Penyesuaian

Berikut ini disajikan 3 contoh jurnal penyesuaian

1: Jurnal penyesuaian gaji belum dibayar

Gaji pegawai yang belum dibayarkan akan menimbulkan pos yang disebut Utang Gaji. Ada beberapa penyebab sehingga pengusaha tidak bisa membayar gaji seperti biasanya, misalnya resesi ekonomi, dan pandemi. Lalu bagaimana prosedur pencatatan peristiwa seperti itu? Perhatikan contoh berikut ini:

Kelompok usaha snack dan mainan anak-anak “Snacku”, pada tanggal 27 Oktober 2021 membayar gaji karyawan sebesar Rp 43.500.00, atau 50% dari jumlah yang seharusnya dibayar. Hal ini dilakukan karena pandemi Covid-19 yang berdampak mengurangi omset penjualannya. Sisa gaji yang belum dibayar akan diberikan tanggal 15 November 2021.

Perusahaan mencatat jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan beban gaji yang belum dibayar sebesar berikut ini:

Tanggal 27/10/2021:

Beban Gaji Karyawan …. Rp 87.000.000 (Debet)
Kas …. Rp 43.500.000 (Kredit)
Utang Gaji Karyawan …. Rp 43.500.000 (Kredit)

Tanggal 15/11/2021:

Utang Gaji Karyawan …. Rp 43.500.000 (Debet)
Kas ….. Rp 43.500.000 (Kredit)

2: Jurnal penyesuaian iklan dibayar dimuka

Bagaimana cara mencatat iklan yang dibayar dimuka? Begini langkah-langkahnya…

Misalnya, Pak Tarjo sebagai pemilik bisnis pelatihan budidaya lele boster pada tanggal 12 Desember 2022 mentransfer uang sebesar Rp 3.500.000 untuk membayar iklan di GoogleAds periode Desember dan Januari.

Untuk membebankan biaya iklan ke bulan Desember dan Januari, maka Pak Tarjo membuat jurnal penyesuaian berikut ini:

Tanggal 12 Desember 2022: Membuat jurnal pengeluaran kas

(Debet) Biaya Iklan Dibayar Dimuka …. Rp 3.500.000
(Kredit) Bank …. Rp 3.500.000

AJP tanggal 31 Desember 2022:

Biaya Iklan ….. Rp 1.750.000 (Debet)
Biaya Iklan Dibayar Dimuka ….. Rp 1.750.000 (Kredit)

AJP tanggal 31 Januari 2023:

Biaya Iklan ….. Rp 1.750.000 (Debet)
Biaya Iklan Dibayar Dimuka ….. Rp 1.750.000 (Kredit)

3: Jurnal penyesuaian inventory

Untuk contoh ketiga saya berikan prosedur pembuatan jurnal penyesuaian stock opname persediaan (inventory). Perhatikan contoh berikut:

Sebuah perusahaan dagang, pada akhir Oktober 2022 melakukan stock opname persediaan barang dagang di salah satu komplek pergudangan di lingkar timur Sidoarjo.

Hasil stock opname menunjukkan nilai persediaan fisik sebesar Rp 50.000.000, sedangkan saldo pembukuan di sistem pencatatan adalah Rp 75.800.000. Jadi, ada selisih sebesar Rp 25.800.000.

Selanjutnya, perusahaan membuat ayat jurnal penyesuaian untuk memperbarui saldo akun persediaan. Bagaimana caranya? Ikuti step-stepnya berikut ini ya….

Menghitung jumlah selisih persediaan:

= Persediaan di catatan – Persediaan fisik
= Rp 75.800.000 – Rp 50.000.000 = Rp 25.800.000

Jadi, beban persediaan, atau barang yang terjual adalah Rp 25.800.000

Selanjut, kita membuat ayat jurnal penyesuaian(AJP):

(Debit) Beban Persediaan … Rp 25.800.000
(Kredit) Persediaan …. Rp 25.800.000

***

Ada dua pertanyaan yang mungkin masih membuat keingintahuan, yaitu apa transaksi yang tidak membutuhkan jurnal penyesuaian pada perusahaan jasa? Jawabannya: banyak, antara lain transaksi penjualan dan pembelian.

Pertanyaan kedua adalah bagaimana membuat jurnal penyesuaian jika terjadi kesalahan pencatatan? Lakukan pembetulan terhadap kesalahan terlebih dahulu, kemudian baru dibuatkan jurnal penyesuaian.

 

02: Akibat Tidak Membuat Jurnal Penyesuaian

Apa yang terjadi jika tidak membuat jurnal penyesuaian? Perhatikan akibat tidak membuat jurnal penyesuaian terhadap akun-akun berikut ini:

A: Beban Dibayar Dimuka

Jika ayat jurnal penyesuaian tidak dibuat untuk beban dibayar dimuka maka yang akan terjadi adalah biaya yang disajikan di laporan laba rugi kekecilan, akibatnya laba kotor dan laba bersih kebesaran, akibat selanjutnya adalah nilai ekuitas terlalu besar.

Pada Laporan Posisi Keuangan (Balance Sheet), selain kelebihan nilai ekuitas, nila aset (harta) pun lebih besar dari sesungguhnya.

Untuk lebih jelasnya perhatikan ilustrasi berikut ini:

sewa dibayar dimuka
Akibat tidak dilakukan penyesuaian biaya dibayar dimuka.

Perhatikan laporan laba rugi dan laporan neraca pada ilustrasi di atas:

Misalnya nilai account biaya dibayar dimuka adalah Rp 1.340. Jika tidak dibuat jurnal penyesuaian, berakibat tidak ada pencatatan beban terkait di sisi Debit, sehingga total biaya/beban yang seharusnya termasuk Rp 1.340, tapi tidak masuk, akibatnya total biaya berkurang Rp 1.340.

Sebagaimana dipahami bahwa laba adalah hasil perhitungan pendapatan dikurangi biaya. Jika hasil perhitungan negatif berarti rugi, namun sebaliknya, jika hasilnya positif maka perusahaan memperoleh laba.

Jika pengurangnya ada kekurangan Rp 1.340, maka bila perusahaan laba, berarti ada kelebihan sebesar Rp 1.340. Di sisi lain, pada laporan neraca, jumlah aset dan ekuitas kelebihan sebesar Rp 1.340.

***

Ayat jurnal yang dibuat untuk memperbarui akun biaya dibayar dimuka adalah:

(Debit) Biaya ….. Rp 1.340
(Kredit) Biaya Dibayar Dimuka …. Rp 1.340

 

B: Pendapatan Diterima Dimuka

Akibat tidak membuat jurnal penyesuaian pada akun pendapatan diterima dimuka adalah jumlah pendapatan, laba bersih dan ekuitas nilainya kekecilan, sedangkan kewajiban jumlahnya lebih besar dari nilai sebenarnya. Mari perhatikan contoh ilustrasi berikut ini.

pendapatan diterima dimuka
Pengaruh tidak dilakukan penyesuaian terhadap pendapatan diterima dimuka.

Perhatikan ilustrasi di atas:

Akibat di Laporan Laba Rugi (income statement):

Misalnya nilai pendapatan yang perlu disesuaikan adalah Rp 120, maka jumlah pendapatan dan laba bersih kurang dari Rp 120.

Akibat di Laporan Neraca (statement of financial position):

Masih menggunakan contoh jumlah pendapatan diterima dimuka Rp 120, jika tidak dilakukan proses penyesuaian, maka yang akan terjadi adalah jumlah liabilitas (kewajiban) lebih besar dari nilai sesunggugnya, sedangkan jumlah ekuitas lebih kecil dari nilai sebenarnya.

Dan bila kita ingin membuat proses penyesuaian akun pendapatan diterima dimuka adalah:

(Debit) Pendapatan diterima dimuka …. Rp 120
(Kredit) Pendapatan … Rp 120

 

C: Beban yang akan Dibayar

Jika ayat jurnal penyesuaian tidak dibuat untuk beban yang masih harus dibayar maka beban kekecilan dan keuntungan perusahaan kebesaran. Liabilitas kekecilan, ekuitas kebesaran. Perhatikan contoh ilustrasi berikut ini:

jurnal penyesuaian utang gaji
Apa yang akan terjadi jika tidak dilakukan pembaruan terhadap biaya yang masih akan dibayar?

Dari contoh ilustrasi di atas, misalnya jumlah biaya yang masih harus dibayar nilainya Rp 250, tapi tidak dilakukan proses penyesuaian, maka akan berdampak sebagai berikut:

Laporan Laba Rugi (statement of profit or loss):

Walaupun pendapatan sudah dilaporkan dengan benar, namun pelaporan biaya kekecilan sebesar Rp 250, sehingga keuntungan menjadi terlalu besar Rp 250.

Laporan Neraca (statement of financial statement):

Di laporan neraca atau laporan posisi keuangan, aset atau harta sudah dilaporkan dengan benar. Tapi liabilitas dan ekuitas tidak akurat. Jumlah kewajiban kekecilan sebesar Rp 250 dan jumlah ekuitas kelebihan sebesar Rp 250.

Jadi, apabila jurnal penyesuaian tidak dibuat terhadap beban yang masih harus dibayar, maka akibatnya bisa fatal, sehingga jika laporan keuangan tersebut dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan strategis, maka hasil keputusannya bisa melenceng alias tidak akurat. Akibat yang lebih besar berdampak bagi perjalanan perusahaan ke masa datang.

Bagaimana jurnal penyesuaian yang seharusny dibuat?

Format ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat adalah:

(Debit) Biaya …. Rp 250
(Kredit) Utang Biaya …. Rp 250

 

D: Pendapatan yang akan Diterima

Jika tidak dilakukan proses pembaruan terhadap akun pendapatan yang akan diterima akan berdampak kepada income statement dan balance sheet.

Income statement:

Pos pendapatan disajikan lebih kecil dari yang seharusnya, akibat selanjutnya adalah jumlah keuntungan perusahaan juga menjadi lebih kecil dari yang sebenarnya.

Balance sheet:

Penyajian aset lebih besar dari yang seharusnya, sedangkan laporan ekuitas kebalikannya, yakni kekecilan.

Pengaruh tersebut akan terlihat lebih nyata jika diilustrasikan melalui angka-angka berikut ini:

Pendapatan yang masih harus diterima
Dampak tidak dilakukan penyesuaian terhadap pendapatan yang masih harus diterima.

Karena jumlah pendapatan yang dilaporkan dalam income statement lebih kecil, maka otomatis laba pun jadi lebih kecil sebesar Rp 500, dan karena jumlah laba usaha berpengaruh terhadap besar kecilnya ekuitas, maka nilai ekuitas pun menjadi tidak sesuai dengan kenyataan, yakni kekecilan sebesar Rp 500.

Total liabilitas dan ekuitas pun menjadi lebih kecil dari kondisi yang sesungguhnya.

Dan ayat jurnal penyesuaian (AJP) yang seharusnya dibuat untuk akun pendapatan yang akan diterima adalah seperti berikut ini:

(Debit) Pendapatan Yang Masih Akan Diterima ….. Rp 500
(Kredit) Pendapatan ….. Rp 500S

 

E: Depresiasi Aset Tetap

Depresiasi atau penyusutan aset tetap adalah nilai aset yang dialokasikan pada periode penggunaannya. Pembebanan penyusutan pada tiap-tiap periode akuntansi dilakukan dengan membuat ayat jurnal penyesuaian.

Jadi, jika beban depresiasi tidak dibuatkan pembaruan, maka total biaya yang disajikan dalam income statement kekecilan, sehingga jumlah laba menjadi lebih besar.

Laba periode berjalan merupakan bagian dari ekuitas. Oleh karena itu, jumlah total ekuitas pun terpengaruh, yaitu dilaporkan lebih besar dari yang seharusnya. Akhirnya, total liabilitas dan ekuitas pun menjadi lebih besar.

Perhatikan contoh ilustrasi berikut ini:

jurnal penyesuaian depresiasi peralatan
Pengaruh jika tidak dilakukan pembaruan terhadap beban depresiasi aset tetap.

Di laporan laba rugi:

Misalnya beban depresiasi aset tetap sebesar Rp 50.

Kalaupun pendapatan sudah dilaporkan dengan benar, tapi total beban kekecilan sebesar Rp 50. Akibatnya laba bersih menjadi kelebihan sebesar Rp 50.

Di laporan posisi keuangan (neraca):

Karena tidak lakukan penyesuaian terhadap depresiasi aset tetap, maka data yang disajikan lebih besar Rp 50. Ekuitas lebih besar, dan total kewajiban ditambah ekuitas lebih besar.

Dan jika kita ingin membuat pembaruan terhadap akun depresiasi aset tetap, formatnya sebagai berikut:

Beban Depresiasi Aset Tetap ….. Rp 50 (Debit)
Akumulasi Depresiasi Aset Tetap …. Rp 50 (Kredit)

Ayat jurnal penyesuaian ini dibuat setiap akhir periode, misalnya per bulan sampai nilai buku dari aset tetap nol.

 

F: Rangkuman Akibat Tidak Membuat Jurnal Penyesuaian

Perhatikan ringkasan pengaruh tidak melakukan penyesuaian terhadap laporan posisi keuangan (statement of financial position) dan laporan laba rugi (statement of profit or loss). Tabel ini memuat tipe penyesuaian, jurnal dan efeknya jika tidak dilakukan pembaruan. Langsung saja yuk dilihat tabel berikut ini:

penyesuaian transaksi bisnis
Apa yang terjadi jika tidak membuat jurnal penyesuaian?

 

03: Video Jurnal Penyesuaian

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang proses penyesuaian, yuk saksikan video pembelajaran singkat berikut ini:

 

04: Kesimpulan

Jurnal penyesuaian tidak dapat digunakan untuk jenis transaksi yang tidak yerkait dengan penerimaan kas dan pengeluaran kas yang menimbulkan konsekuensi di masa depan.

Kapan jurnal penyesuaian dibuat? Jurnal penyesuaian hanya dibuat pada saat akan dibuat laporan keuangan akhir periode, yaitu:

  1. Laporan Laba Rugi
  2. Laporan Perubahan Ekuitas
  3. Statement of Financial Position
  4. Statement of Cash Flows
  5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Jurnal penyesuaian kas kecil hanya dilakukan pada metode pencatatan metode imprest, bukan digunakan untuk metode fluktuatif.

Kenapa perlu dilakukan proses penyesuaian? Jawaban singkatnya adalah agar laporan keuangan yang dihasilkan dari transaksi-transaksi keuangan bisnis akurat.

Inilah sedikit yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat dan terima kasih.

Note:
Bila mengutip dari artikel ini mohon disebutkan link sumbernya ya. Thanks

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.