Begini Cara Menghitung dan Mencatat Transaksi Diskon Serta Retur Penjualan

Diskon atau potongan harga dengan berbagai variannya adalah salah satu strategi pemasaran yang lumrah dan menjadi andalan hampir semua penjual. Diskon adalah salah satu strategi untuk meningkatkan penjualan, dengan memberikan diskon, penjual berharap omset melejit, yang akhirnya berdampak pada peningkatan laba usaha. Dan pada akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan.

Lalu, bagaimana cara menghitung diskon penjualan dan perlakuan akuntansi terhadap pemberian diskon? Mari simak dan ikuti pembahasan beserta contoh soal dan penyelesaiannya berikut ini…

 

01: Sekilas Tentang Akuntansi Diskon

A: Bagaimana Cara Perusahaan Memberikan Diskon Penjualan?

Kalimat-kalimat indah, menggoda, dan menggugah rasa ingin berbelanja bertebaran di mana-mana. Sampai-sampai ada yang gila diskon.

Ini beberapa contohnya.

“Beli dua gratis satu satu”

“Belanja senilai Rp. 500.ooo gratis voucher belanja senilai Rp.50.000”

“Diskon 50% bila berbelanja pukul 22.00 – 24.00”

“Diskon sesuai usia Anda, diskon sesuai usia pernikahan Anda”

“Cukup bayar Rp. 100.000 Anda bisa menikmati tempat-tempat romantis di dunia”

“Sebelum Anda membeli rumah kami, nikmati fasilitas rumah kami 2 hari secara gratis”

Strategi lain yang juga dijalankan oleh penjual adalah dengan menuliskan beberapa alternatif harga produk.

Alternatif dari harga yang tertinggi sampai harga terendah, ada juga yang menampilkan harga coret 🙂

Sering menemui kan?

Misalnya:

Untuk produk ini Anda cukup membayar Rp. 10.000  Rp. 8.000

 

B: Tujuan Pemberian Diskon Penjualan

Tujuan dari strategi itu adalah untuk mempengaruhi keputusan pelanggan dalam membeli produk.

Dan ke depan kemungkinan besar akan muncul kreatifitas-kreatifitas baru yang lebih mendobrak penjualan.

Strategi yang begitu masif, umum dan mendominasi dunia perdagangan.

Namun pengkajian akuntansi tentang potongan harga (diskon), retur penjualan dan garansi kurang mendapatkan porsi yang cukup besar di buku-buku literatur dan kuliah.

Yuk kita mulai mengkaji materi potongan harga, retur (return) penjualan, dan garansi….

Penulis akan langsung membahas tentang perlakuan akuntansi potongan harga dan retur penjualan.

Untuk pengantarnya bisa dicari dari berbagai sumber yaitu buku-buku akuntansi dan bisa melalui mesin penelusur Google.

Namun bila banyak permintaan, penulis akan berusaha membahas dalam artikel tambahan.

 

02: Potongan Penjualan

A: Pengertian Potongan Penjualan dan Diskon

Ada dua cara untuk mencatat potongan penjualan:

  1. Metode Neto
  2. Metode Bruto

Dalam metode bruto, potongan penjualan dicatat pada saat uang diterima.

Sedangkan dalam metode neto, potongan penjualan yang tidak dimanfaatkan oleh pembeli dicatat pada saat pembeli melakukan pelunasan.

 

B: Metode Pencatatan Potongan Harga dan Diskon

Bagaimana pencatatan jurnal potongan penjualan?

Perhatikan contoh pencatatan jurnal transaksi potongan penjulan berikut ini :

PT MCC Sidoarjo adalah penjual komputer dan asesoris komputer berbagai merk.

Harga Pokok Penjualan Komputer Merk A adalah Rp 2.500.000/unit.

Biaya pengiriman ke pelanggan adalah Rp 75.000/unit.

***

PT MCC Sidoarjo menentukan besar keuntungan sebesar 20%, sehingga harga bersih penjualan adalah

= (Rp 2.500.000+75.000) + (20% x (Rp2.500.000+75.000)
= Rp 3.090.000.

Pada tanggal 01 Desember 2021, PT MCC Sidoarjo menjual 3 unit komputer merk A kepada ILC Sidoarjo dengan harga Rp 3.090.000/unit, dengan syarat pembayarannya 2/10, N/30

Syarat pembayaran 2/10, N/30 artinya adalah:

  • ILC Sidoarjo akan memberikan diskon penjualan sebesar 2% jika pembeli melakukan pembayaran 10 hari setelah barang diterima atau sebelumnya (01 s/d 10 Desember 2021).
  • Bila pembayaran dilakukan sesudah 10 hari, maka potongan penjualan tidak berlaku lagi. Pelunasan paling lambat 30 hari setelah penyerahan barang (30 Desember 2021).

 

C: Cara Pencatatan Jurnal Akuntansi Diskon Metode Bruto

Bagaimana cara mencatat transaksi penjualan pada tanggal 01 Desember 2020 dicatat dengan jurnal transaksi berikut ini:

01: Contoh  pencatatan jurnal transaksi penjualan barang dengan syarat 2/10, n/30

 Piutang dagang ………………. Rp 9.270.000 (Debit)
      Penjualan ………………………… Rp 9.270.000 (Kredit)

Keterangan:

Perhitungan Penjualan:
= Rp 3.090.000 x 3
= Rp. 9.270.000

 

02: Contoh pencatatan jurnal transaksi pelunasan dalam jangka waktu potongan

Kas ………………………………………. Rp 9.084.600  [Debit]
Potongan penjualan ………… Rp.    185.400  [Debit]
Piutang Dagang ………………………….. Rp. 9.270.000  [Kredit]

Keterangan:
  • Potongan Penjualan = 2% x Rp. 9.270.000
  • Potongan penjualan merupakan faktor pengurang penjualan.

 

03: Contoh pencatatan jurnal transaksi pelunasan sesudah lewat waktu potongan

Kas………………………. Rp. 9.270.000 [Debit]
    Piutang Dagang ……………. Rp. 9.270.000 [Kredit]

 

D: Cara Pencatatan Jurnal Akuntansi Diskon Metode Neto

Bagaimana cara pencatatan jurnal akuntansi diskon dengan metode neto?

Berikut ini cara mencatat jurnal akuntansi metode neto:

1: Contoh pencatatan jurnal transaksi penjualan barang dengan syarat 2/10, n/30

Piutang dagang …….. Rp 9.084.600 [Debit]
     Penjualan ……………….. Rp 9.084.600 [Kredit]

 

2: Contoh pencatatan jurnal transaksi pelunasan dalam jangka waktu potongan

Kas ………………. Rp 9.084.600 [Debit]
   Piutang ………….. Rp 9.084.600 [Kredit]

Keterangan:

  • Potongan Penjualan = 2% x Rp. 9.270.000
  • Potongan penjualan merupakan faktor pengurang penjualan.

 

3: Contoh pencatatan jurnal transaksi pelunasan sesudah lewat waktu potongan

Kas ……………………… Rp 9.270.000 [Debit]
   Piutang ………………………………………………..   Rp. 9.084.600 [Kredit]
  Potongan penjualan tidak diambil …..   Rp.    185.400 [Kredit]

 

E: Cadangan Potongan dan Diskon Penjualan

01: Mengapa Ada Cadangan Diskon Penjualan?

Bila digunakan metode bruto, prinsip akuntansi yang lazim menghendaki pencantuman piutang sebesar jumlah yang akan dapat ditagih .

Penerapan metode ini akan mengakibatkan perlunya ditaksir potongan penjualan yang akan diberikan pada tanggal neraca.

Agar dapat diketahui jumlah yang diharapkan dapat ditagih seharusnya potongan-potongan tersebut juga dikurangkan pada piutang dalam neraca.

Misalnya syarat penjualan barang memberikan potongan tunai kepada pembeli yang membayar sebelum jangka waktu tertentu.

Maka pada akhir periode harus dihitung jumlah potongan yang akan terjadi.

Potongan penjualan ini dibebankan pada periode tersebut sehingga dapat dibebankan semua biaya yang terjadi pada pada penghasilan yang diperoleh.

Pencatatan potongan penjualan yang diharapkan akan terjadi, dibebankan ke rekening potongan penjualan dan kreditnya rekening cadangan potongan penjualan.

 

02: Perhitungan Cadangan Diskon Penjualan

Pada awal periode berikutnya dibuat jurnal penyesuaian kembali agar potongan-potongan penjualan yang diberikan dapat dicatat dengan cara yang biasa.

Misalnya PT MCC Sidoarjo , sebuah lembaga penyelenggara kursus & training menjual barang-barangnya dengan syarat 2/10, n/30.

Pada tanggal 31 Desember 2020 saldo rekening piutang sebesar Rp. 10.000.000,- .

Setelah dirinci lebih lanjut ternyata piutang sebesar Rp 3.500.000 timbulnya belum lebih dari 10 hari atau masih dalam periode potongan.

Perhitungan cadangan potongan penjualan tanggal 31 Desember 2020 dilakukan sebagai berikut :

= Rp. 3.500.000 x 2% = Rp. 70.000,-

 

C: Cara Pencatatan Jurnal Cadangan Diskon Penjualan

Dari contoh transaksi dan perhitungan cadangan potongan penjualan di atas, maka cara pencatatan jurnal transaksi adalah:

Potongan Penjualan …………………  Rp. 70.000 [Debit]
     Cadangan Potongan Penjualan …………  Rp. 70.000 [Kredit]

Rekening Cadangan Potongan Penjualan dalam neraca dikurangkan pada piutang bersama-sama dengan cadangan kerugian piutang.

***

Pada awal tahun berikutnya, yaitu tanggal 2 Januari 2021 dibuat jurnal penyesuaian kembali sebagai berikut :

 Cadangan potongan penjualan ………….. Rp. 70.000 [Debit]
       Potongan Penjualan ………………………….  Rp. 70.000 [Kredit]

Prosedur cadangan yang sama seperti di atas dapat juga dibuat untuk kemungkinan terhadap barang-barang rusak yang dikembalikan oleh pembeli.

 

03: Retur Penjualan (Sales Return)

A: Pengertian Retur Penjualan

Setiap perusahaan menyadari bahwa dalam transaksi penjualan akan selalu ada kemungkinan barang kembali (return).

Tidak mungkin kan penjual memaksa pembeli agar barang cacat (defect) atau tidak sesuai dengan spesifikasi pesanan.

Bila retur penjualan ini sering terjadi maka untuk mengantisipasi kemungkinan itu penjual akan membuat rekening Cadangan Retur Penjualan.

Besarnya cadangan ditentukan dengan cara mengalikan persentase tertentu dengan penjualan.

Sedangkan besarnya persentase ditentukan berdasarkan pengalaman penjual pada periode-periode sebelumnya.

Retur penjualan akan masuk ke laporan pendapatan sebagai faktor pengurang penjualan.

Sedangkan Saldo rekening Cadangan Retur Penjualan dicantumkan dalam neraca mengurangi piutang.

 

B: Cara Pencatatan Jurnal Retur Penjualan

Perhatikan contoh penatatan jurnal transaksi berikut ini:

Pada tahun 2020 PT MCC Sidoarjo menjual barang sebesar Rp. 200.000.000.

Pembeli bisa mengembalikan barang yang dibelinya paling lambat 30 hari sesudah pembelian.

Penjualan yang terjadi pada bulan Desember 2020 adalah sebesar 10% dari Rp. 200.000.000.

Sehingga pada tanggal 31 Desember 2020 masih dalam periode waktu barang bisa dikembalikan.

***

Pengalaman penjual pada periode-periode yang lalu memperlihatkan bahwa nilai penjualan yang dikembalikan oleh pembeli adalah sebesar 10%.

Produk yang dikembalikan dapat dijual lagi sebesar 75% dari harga jual semula.

PT MCC Sidoarjo menjual produk dengan laba bruto sebesar 20% dari harga jual.

***

Jurnal yang dibuat oleh PT MCC Sidoarjo untuk mencatat transaksi penjualan dan jurnal penyesuain-nya sebagai berikut :

01: Mencatat Penjualan:

Perhatikan pencatatan jurnal umum penjualan berikut ini:

Piutang dagang ………………… Rp. 200.000.000 [Debit]
      Penjualan …………………………….  Rp. 200.000.000 [Kredit]

  Harga Pokok Penjualan …………….. Rp.160.000.000 [Debit]
         Persediaan Barang ……………………. Rp. 160.000.000 [Kredit]

 

02: Perhitungan Penyesuaian:

Berikut ini cara menghitung penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2020:

Penjualan dengan hak retur :

= 10% x Rp. 200.000.000
= Rp. 20.000.000

Taksiran Retur :

= 10% x Rp. 20.000.000
= Rp 2.000.000

Harga pokok penjualan :

= 80% x Rp. 2.000.000
= Rp. 1.600.000

Harga jual kembali :

= 75% x Rp. 2.000.000
= Rp. 1.500.000

C: Pencatatan Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Retur Penjualan

Bagaimana cara melakukan pencatatan jurnal penyesuaian dan jurnal retur penjualan?

Perhatikan pencatatan jurnal retur penjualan berikut ini:

Pencatatan jurnal transaksi 01:

Retur penjualan …………………………….. Rp. 2.000.000 [Debit]
      Cadangan Retur Penjualan ………………………. Rp. 2.000.000 [Kredit]

 

Pencatatan jurnal transaksi 02:

Persediaan barang retur (taksiran) ……………. Rp. 1.500.000 [Debit]
Rugi dari retur penjualan ……………………………  Rp.    100.000 [Debit]
          Harga Pokok Penjualan ……………………………. Rp.1.600.000 [Kredit]

 

Seperti telah disebutkan bahwa saldo rekening cadangan retur penjualan dicantumkan dalam neraca mengurangi saldo piutang.

***

Apabila dalam awal tahun 2021 seorang pembeli mengembalikan barang yang dibelinya seharga Rp 800.000. Maka jurnal yang dibuat oleh PT MCC Sidoarjo adalah sebagai berikut :

 

Cadangan Retur Penjualan ……………… Rp. 800.000 [Debit]
       Piutang Dagang ………………………………… Rp. 800.000 [Kredit]

 

Dari jurnal pencatatan transaski di atas dapat dilihat bahwa bila retur penjualan benar-benar terjadi, maka rekening cadangan retur penjualan akan dihapuskan dengan meng-kredit rekening piutang dagang.

***

Dan untuk menambah wawasan dan inspirasi tentang diskon penjualan, tonton video pendek berikut ini …

 

04: Kesimpulan

Potongan penjualan dan diskon penjualan adalah salah satu strategi umum yang dilakukan perusahaan untuk mendongkrak omset penjualannya.

Melalui berbagai program diskon penjualan, perusahaan berharap pelanggan dan calon customer akan tertarik untuk membeli produk dan jasa yang dijual.

Program diskon penjualan ini juga perlu pencatatan akuntansi yang benar sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku, sehingga penyajian program diskon dan potongan penjualan pun valid dan accountable.

Cara dan metode pencatatan jurnal akuntansi diskon ini sudah saya uraikan dengan rinci beserta contoh-contoh nyata di atas.

Demikian yang dapat saya bagikan pembahasan tentang pencatatan jurnal retur penjualan dan jurnal diskon potongan penjualan.

Dan untuk melengkapi keahlian Anda berbisnis, saran saya silahkan klik >> SOP Akuntansi Keuangan dengan Accounting Tools Sederhana Bermanfaat.

Bagaimana strategi diskon penjualan usaha Anda? Semoga bermanfaat, dan terima kasih *****

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.