3 Solusi Terbaik Menangani Keterbatasan Laporan Keuangan

Ada beberapa keterbatasan Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Termasuk laporan keuangan sektor publik. Pengaruh atau dampak keterbatasan laporan keuangan bagi user laporan keuangan bisa berakibat fatal, misalnya salah mengambil keputusan strategis karena kurang akuratnya data yang digunakan.

Keterbatasan Laporan Keuangan bisa terjadi pada saat proses penyusunannya. Sifat dan keterbatasan laporan keuangan timbul karena beberapa alasan yang terkadang sulit untuk dihindari.  So, bagaimana cara mengatasi dan menangani keterbatasan laporan keuangan dengan solusi terbaik? Mari ikuti pembahasannya dalam artikel berikut ini…

 

01: Keterbatasan Laporan Keuangan

A: Apa saja keterbatasan laporan keuangan?

Keterbatasan Financial Statements atau laporan keuangan suatu entitas bisnis bukan berarti tidak bisa dihilangkan atau dikurangi. Namun dengan usaha yang sungguh-sungguh dan kreatifitas yang terukur, keterbatasan laporan keuangan itu bisa di-minimalisir dan diatasi.

So cool aja 🙂

Apa saja kekurangan dan kelemahan laporan keuangan itu? Ada beberapa keterbatasan laporan keuangan, antara lain:

  1. Laporan keuangan bersifat historis
  2. Subjektifitas
  3. Laporan bersifat material
  4. Konservatif
  5. Fakta kualitatif diabaikan
  6. Batasan waktu
  7. Harga perolehan bukan harga pasar

Dan pada kesempatan ini, kami membahas 3 keterbatasan laporan keuangan tersebut, yaitu:

  1. Materiality
  2. Konservatif
  3. Sifat khusus suatu industri

Untuk lebih jelasnya, yuk ikuti penjelasannya berikut ini ….

Ingin tahu seperti apa bentuk dan format Standard Operating Procedure Finance? Baca Contoh SOP Keuangan

 

02: Laporan Keuangan Bersifat Material (Materiality)

keterbatasan laporan keuangan menurut iai

A: Persamaan Dasar Akuntansi

Pada dasarnya akuntansi disusun di atas landasan dasar teori yang akan diterapkan untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi dalam sebuah bisnis dengan metode tertentu tertentu.

Masih ingat kan cara mencatat transaksi ke jurnal umum?

Masih ingat juga kan bagaimana meng-input nilai sebuah transaksi ke sisi debit dan sisi kredit?

Sedikit saya review lagi ya…

Cara untuk mencatat transaksi keuangan dan bisnis ke dalam jurnal umum  & jurnal khusus berpedoman pada konsep persamaan dasar akuntansi. Pada konsep akuntansi dasar tersebut menjelaskan bahwa:

Aktiva adalah kombinasi unik dari kewajiban atau utang dengan modal atau ekuitas. Dan bila dituliskan dengan menggunakan persamaan matematika sederhana adalah sebagai berikut:

Aktiva = Utang + Modal

Jadi jumlah aktiva harus balance dengan jumlah utang dan modal. Bila belum seimbang atau tidak balance berarti ada ‘sesuatu’ yang belum benar, maka harus dicari sesuatu itu hingga benar-benar balance.

 

B: Analisis Pengaruh Transaksi Bisnis dengan Persamaan Dasar Akuntansi

Semua transaksi yang dilakukan perusahaan akan mempengaruhi 3 elemen pokok tersebut. Dampak dan pengaruh setiap transaksi bisnis terhadap 3 (tiga) elemen tersebut berbeda-beda.

Ada transaksi yang berpengaruh meningkatkan jumlah salah satu elemen dalam persamaan tersebut. Tapi sebaliknya ada juga yang berpengaruh menurunkan jumlah elemen persamaan tersebut.

Kok bisa?

Iya bisa, karena satu transaksi bisnis, paling tidak akan mempengaruhi 2 elemen tersebut, dan sifatnya harus balanced. Maka dalam pembukuan kita mengenal prinsip DEBIT dan KREDIT.

Apa itu kredit?

Pengertian kredit adalah jumlah yang dimasukkan ke sisi kanan suatu akun atau rekening sebuah elemen di atas, sedangkan pengertian debit adalah jumlah yang dimasukkan ke sisi kiri dari suatu akun atau rekening dari elemen di atas. Jadi cukup jelas ya. Oke, kita lanjutkan pembahasannya.

 

C: Cara Analisis Transaksi Keuangan dengan Persamaan Akuntansi

analisis transaksi bisnis

Perlu diperhatikan, walaupun sudah menggunakan metode seperti di atas, namun demikian dalam pelaksanaannya tidak semua transaksi diperlakukan sesuai dengan teori.

Biasanya transaksi-transaksi yang jumlahnya cukup besar diperlakukan sesuai dengan teori. Tapi untuk transaksi-transaksi yang jumlahnya kecil dan tidak akan mempengaruhi pos-pos lain bisa diperlakukan menyimpang.

Yang menjadi masalah adalah: Berapakah jumlah yang dianggap cukup besar sehingga perlu dipertimbangkan?

Untuk membuat batasan terhadap istilah cukup berarti, suatu laporan, fakta atau elemen dianggap cukup berarti: “Jika karena adanya dan sifatnya akan mempengaruhi atau menyebabkan timbulnya perbedaan dalam pengambilan suatu keputusan, dengan mempertimbangkan keadaan-keadaan lain yang ada.”

Masih bingung apa maksudnya?

nyante aja 🙂 lanjutkan bacanya ya.

Jadi begini…

Bila laporan, fakta atau elemen maka berdasarkan itu tidak mempengaruhi atau menyebabkan timbulnya perbedaan dalam bidang pengambilan keputusan maka jumlahnya tidak cukup berarti.

 

D: Aspek Penentu Cukup Berarti atau Tidak

Berdasarkan pedoman umum, ada 2 (dua) aspek untuk menentukan apakah sesuatu itu cukup berarti atau tidak, yaitu:

1: Aspek Kuantitatif

Pengertian aspek kuantitatif adalah suatu aspek yang mendasarkan pada jumlah absolut, misalnya jumlah rupiah atau berdasarkan pada nilai relatif.

Contoh lain adalah dinyatakan dengan suatu persentase laba bersih perusahaan dari modal dan lain sebagainya.

2: Aspek Kualitatif

Pengertian aspek kualitatif adalah aspek yang mempertimbangkan karakteristik dan lingkungan.

Karakteristik dari perusahaan seperti:

  • Besar kecilnya perusahaan
  • Struktur modal
  • Karakteristik dari elemen itu sendiri.

Seperti sifatnya, waktunya hubungannya dengan pendapatan dan karakteristik dari kebijaksanaan – kebijaksanaan akuntansi yang digunakan.

Sebagai kesimpulan, konsep materialitas adalah konsep akuntansi yang menyarankan bahwa kesalahan dapat diperlakukan dengan cara yang paling mudah.

 

03: Prinsip Konservatif Laporan Keuangan

Penentu Keterbatasan Laporan Keuangan

Keterbatasan laporan keuangan berikutnya adalah prinsip konservatif. Apa dan bagaimana prinsip tersebut? mari dibaca ulasannya berikut ini…

A: Pengertian Prinsip Konservatif

Menurut para ahli, pengertian konservatif dalam akuntansi ni merupakan sikap yang diambil oleh akuntan dalam menghadapi dua atau lebih alternatif dalam penyusunan laporan keuangan.

Apabila tersedia lebih dari satu alternatif maka: “sikap alternatif ini cenderung memilih alternatif yang tidak akan membuat aktiva dan pendapatan terlalu besar”

Sikap konservatif ini baru akan menimbulkan masalah jika ada lebih dari satu alternatif atau bisa juga timbul dalam hal suatu jumlah itu belum dapat dipastikan.

 

B: Penyebab Timbulnya Sikap Konservatif

Mengapa dan kapan timbulnya sikap konservatif?

Izinkan saya sedikit bercerita…

Sikap konservatif ini berasal dari sejarah perkembangan akuntansi di masa lalu.

Pada saat itu, bermula dari sebuah kepentingan penyusunan laporan keuangan yang ditujukan pada para kreditor.

Untuk menjaga keamanan pinjaman dari kreditur, penekanan pada penyusunan laporan keuangan adalah pada jumlah aktiva.

Lebih baik aktiva dinyatakan terlalu kecil dibanding dengan menyatakannya dengan jumlah yang terlalu besar. Di samping memilih jumlah yang rendah jika ada alternatif, sikap konservatif ini juga mengatur kenaikan nilai aktiva dan laba yang diharapkan, tidak boleh dicatat sebelum direalisasikan

Dalam arti dijual dan penurunan nilai aktiva dan rugi yang diperkirakan akan timbul harus dicatat walaupun jumlahnya belum dapat ditentukan.

Beberapa contoh metode yang didasarkan pada sikap konservatif:

  • Penggunaan harga pokok atau harga pasar yang lebih rendah (lower of cost or market) dan
  • Pengakuan rugi dalam kontrak pembelian.

Cara ini mengakibatkan penyajian informasi yang bias, yaitu cenderung ke satu arah, lebih besar atau lebih kecil.

 

04: Sifat Khusus Suatu Industri

keterbatasan laporan keuangan sektor publik

A: Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU)

Jenis keterbatasan yang ketiga dari sebuah laporan keuangan adalah sifat khusus dari suatu industri.

Perlu dipahami, bahwa industri-industri yang mempunyai sifat-sifat khusus seperti bank, asuransi dan lainnya seringkali memerlukan prinsip akuntansi yang berbeda dengan industri dan jenis perusahaan umum lainnya.

Alasan lainnya, karena adanya peraturan-peraturan dari pemerintah, dengan alasan-alasan terhadap industri-industri khusus tersebut, maka akan menimbulkan adanya prinsip-prinsip akuntansi tertentu yang berbeda dengan prinsip akuntansi berlaku umum (PABU).

Sampai di sini cukup jelas ya? Okelah sip.

 

B: Video tentang Keterbatasan Laporan Keuangan

Dan untuk melengkapi pembahasan tema ini serta untuk menambah wawasan dan pengetahuan, mari saksikan video penjelasan keterbatasan laporan keuangan berikut ini…

Bagaimana menurut pandanagan Anda?

 

05: Kesimpulan tentang Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan mempunya beberapa keterbatasan. Laporan Keuangan pun memiliki  kemungkinan untuk salah atau kurang akurat.

Namun demikian keterbatasan dan kesalahan laporan keuangan BISA diminimalisir dan diperbaiki sesuai dengan prosedur standar operasional akuntansi dan keuangan. so, serius dan sungguh-sungguh, harus man tapi tetap cool aja, biar otak nggak ngebul 🙂

Salah satu metode yang biasa digunakan untuk memperbaiki suatu kesalahan adalah dengan jurnal koreksi.

Demikian yang bisa saya sampaikan tentang 3 (tiga) cara mengatasi keterbatasan laporan keuangan.

Bagaimana dengan Laporan Keuangan Perusahaan tempat Anda berkarya? Adakah keterbatasan yang timbul dan bagaimana tips dan trik cara mengatasi keterbatasan tersebut?

Ditunggu sharing-nya.*****

Note:
Mohon disebutkan dan sertakan sumbernya, apabila Anda mengutip artikel ini. Maturnuwun Mas.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.