Biaya Bahan Baku adalah salah satu unsur penting biaya produksi selain biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (BOP). Pengelolaan biaya bahan baku sangat penting, karena akan mempengaruhi harga produk yang dijual. Harga jual produk akan menentukan volume penjualan, dan pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan serta LABA RUGI perusahaan.
Oleh karena itu sebagai pengelola usaha perlu mengetahui, memahami dan menerapkan pengelolaan biaya bahan baku atau raw material yang baik dan benar, sejak pengadaan, penyimpanan hingga produk sampai di tangan konsumen. Apa saja jenis biaya bahan baku dan bagaimana metode, perhitungan, dan pencatatan biaya bahan baku? Mari ikuti pembahasan materi akuntansi biaya bahan baku beserta contoh-contohnya berikut ini…
Pengertian Biaya Bahan Baku
A: Definisi Bahan Baku (Raw Material)
Apa yang dimaksud dengan bahan baku atau raw material?
Menurut para ahli dan pakar, pengertian bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor, atau dari pengolahan sendiri.
B: Jenis Biaya Perolehan Raw Material
Dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja tetapi juga mengeluarkan:
- Biaya-biaya pembelian
- Jenis biaya pergudangan, dan
- Biaya-biaya perolehan lain.
Timbul masalah berkaitan dengan komponen biaya apa saja yang diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku yang dibeli. Baca juga artikel terkait tentang pekerjaan dan job desk serta tugas admin produksi.
Komponen Biaya yang Membentuk Harga Pokok Bahan Baku
Sebelum dibahas unsur-unsur biaya yang membentuk harga pokok bahan baku yang dibeli, berikut ini diuraikan sistem pembelian lokal bahan baku.
Pengetahuan mengenai sistem pembelian ini penting untuk dipelajari agar dapat diperoleh gambaran unsur-unsur biaya yang membentuk harga pokok bahan baku yang dibeli.
A: Sistem Pembelian
Transaksi pembelian lokal bahan baku melibatkan bagian-bagian produksi, gudang, pembelian, penerimaan barang, dan akuntansi. Dokumen sumber dan dokumen pendukung yang dibuat dalam transaksi pembelian lokal bahan bahan baku adalah:
- Surat Permintaan Pembelian
- Surat Order Pembelian
- Laporan Penerimaan Barang
- Faktur dari Penjual
Sistem pembelian bahan baku lokal terdiri dari 5 prosedur:
- Permintaan pembelian
- Order pembelian
- Penerimaan barang
- Pencatatan penerimaan barang di gudang
- Pencatatan utang
Dan mari kita bahas secara rinci masing-masing prosedur tersebut…
1: Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku
Prosedur standar permintaan pembelian bahan baku dimulai jika persediaan bahan baku yang ada di gudang sudah mencapai jumlah tingkat minimum pemesanan kembali (reorder point).
Bagian Gudang kemudian membuat surat permintaan pembelian (purchase requisition) untuk dikirimkan ke Bagian Pembelian, dan berikut ini contoh surat permintaan pembelian:
2: Prosedur Order Pembelian
Prosedur standar order pembelian dimulai dari Bagian Pembelian yang melaksanakan pembelian atas dasar surat permintaan pembelian dari Bagian Gudang.
Untuk pemilihan pemasok, bagian pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga (purchase price quotation) kepada para pemasok.
Dalam surat permintaan penawaran harga berisi permintaan informasi harga dan syarat-syarat pembelian dari masing-masing pemasok tersebut.
Setelah pemasok yang dianggap baik dipilih, Bagian Pembelian kemudian membuat surat order pembelian untuk dikirimkan kepada pemasok yang dipilih, dan berikut ini contoh surat order pembelian:
3: Prosedur Penerimaan Bahan Baku
Prosedur penerimaan bahan baku dilakukan ketika Pemasok mengirimkan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan surat order pembelian yang diterimanya.
Bagian Penerimaan yang bertugas menerima barang, mencocokkan kualitas, kuantitas, jenis serta spesifikasi bahan baku yang diterima dari pemasok dengan tembusan surat order pembelian.
Bila bahan baku yang diterima telah sesuai dengan surat order pembelian, Bagian Penerimaan membuat laporan penerimaan barang untuk dikirimkan kepada Bagian Akuntansi, dan berikut ini contoh Laporan Penerimaan Barang:
4: Prosedur Pencatatan Penerimaan Bahan Baku di Bagian Gudang
SOP Penerimaan Bahan Baku
Prosedur standar pencatatan penerimaan bahan baku di Bagian Gudang dilakukan setelah Bagian Penerimaan menyerahkan bahan baku yang diterima dari pemasok kepada Bagian Gudang.
Bagian Gudang menyimpan bahan baku tersebut dan mencatat jumlah bahan baku yang diterima dalam kartu gudang (stock card) pada kolom barang masuk.
Kartu ini digunakan oleh Bagian Gudang untuk mencatat mutasi tiap-tiap jenis barang gudang.
Kartu gudang hanya berisi informasi kuantitas tiap-tiap jenis barang yang disimpan di gudang dan tidak berisi informasi mengenai harganya.
Catatan dalam kartu gudang ini diawasi dengan catatan yang diselenggarakan oleh Bagian Akuntansi yang berupa kartu persediaan (sebagai rekening pembantu persediaan).
Bagian gudang di samping mencatat mutasi barang gudang dalam kartu gudang, juga mencatat barang dalam kartu barang yang ditempelkan atau digantungkan pada tempat penyimpanan masing-masing barang.
Formulir dan Kartu Pendukung
Perbedaan kartu gudang, kartu barang dan kartu persediaan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
A: Contoh Kartu Gudang
B: Contoh Kartu Barang
C: Contoh Kartu Persediaan
5: Prosedur Pencatatan Utang karena Pembelian Bahan Baku
Prosedur ini dimulai ketika Bagian Pembelian menerima faktur pembelian dari pemasok.
Bagian Pembelian memberikan tanda tangan di atas faktur pembelian, sebagai tanda persetujuan bahwa faktur dapat dibayar, karena pemasok telah memenuhi syarat-syarat pembelian yang ditentukan oleh perusahaan.
Faktur pembelian yang telah ditandatangani oleh Bagian Pembelian tersebut diserahkan kepada Bagian Akuntansi.
Dalam transaksi pembelian bahan baku, Bagian Akuntansi memeriksa ketelitian perhitungan dalam faktur pembelian, dan mencocokannya dengan informasi dalam tembusan surat order pembelian yang diterima dari Bagian Pembelian, dan laporan penerimaan barang yang diterima dari Bagian Penerimaan.
Faktur pembelian yang dilampiri dengan tembusan surat order pembelian dan laporan penerimaan barang dicatat oleh Bagian Akuntansi dalam jurnal pembelian.
Setelah dicatat dalam jurnal pembelian, faktur pembelian beserta dokumen pendukungnya tersebut dicatat dalam kartu persediaan sebagai rekening pembantu persediaan bahan baku pada kolom masuk.
Faktur pembelian dan dokumen pendukungnya kemudian dicatat dalam kartu utang (sebagai rekening pembantu utang), untuk mencatat timbulnya utang kepada pemasok yang bersangkutan.
FAQ tentang Pengertian Biaya Raw Material
Apa yang dimaksud dengan biaya bahan baku?
Pengertian bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi.
Apa contoh dari biaya bahan baku?
Contoh biaya raw material antara lain biaya pembelian, biaya perolehan, dan biaya pergudangan.
Bagaimana cara menghitung biaya bahan baku?
Untuk menghitung biaya raw material adalah dengan cara mengkalikan harga per unit dengan jumlah yang digunakan dalam proses produksi.
Apa yang dimaksud harga baku?
Definisi harga baku adalah pedoman harga raw material yang ditetapkan dalam proses manufacturing.
Apa saja metode dalam pencatatan biaya bahan baku?
Metode perpetual dan periodikal adalah 2 cara pencatatan biaya bahan baku yang sering digunakan.
Apa yang dimaksud biaya bahan baku langsung?
Biaya bahan baku langsung adalah biaya-biaya yang bisa diidentifikasi dan diatribusikan langsung dalam proses produksi.