Sistem Biaya Standar: Pengertian, Jenis, Cara Pencatatan, dan Contoh Aplikasinya

Akuntansi Biaya Standar

A: Metode Biaya Standar

Secara garis besar sistem akuntansi biaya standar dibagi menjadi 2 metode,yaitu

  • Metode tunggal (single plan)
  • Metode ganda (partial plan)

Perbedaan metode tunggal dan metode ganda adalah terletak pada waktu penyajian informasi mengenai terjadinya penyimpangan antara biaya standar dan biaya aktual kepada manajemen.

Metode Tunggal

Dalam metode tunggal, rekening Barang dalam Proses didebit dengan cost standard dan dikredit dengan biaya standar, atau dengan kata lain, rekening barang dalam proses didebit dan dikredit dengan angka tunggal, yaitu angka standar.

Dalam sistem ini, penyimpangan biaya sesungguhnya dari cost standard dihitung pada saat masukkan dipakai dalam proses produksi, sehingga setiap saat manajemen dapat mengetahui berapa penyimpangan yang terjadi antara biaya sesungguhnya dengan cost standard.

Penyimpangan antara biaya standar dan biaya aktual dicatat dalam rekening Selisih pada saat terjadinya. Perhatikan rekening Barang dalam Proses pada metode tunggal berikut ini:

Biaya Standar Tunggal
Tabel: Rekening dalam Proses dalam Metode Tunggal

Metode Ganda

Pada metode ganda, dalam rekening Barang dalam Proses dicatat angka ganda, sebelah debit diisi dengan biaya sesungguhnya, dan sebelah kredit diisi dengan biaya standar. Pada metode ini, penyimpangan biaya sesungguhnya dari cost standard dihitung pada akhir periode akuntansi.

Perhatikan rekening barang dalam proses dalam metode ganda berikut ini:

Biaya standar ganda
cost standard dalam metode ganda.

Sekarang kita bahas lebih rinci dua metode tersebut ya…

B: Metode Tunggal (single plan)

Untuk memberikan gambaran penggunaan metode tunggal, berikut ini disajikan akuntansi biaya standar, yang dibagi menjadi tiga bagian:

  1. Pencatatan biaya bahan baku
  2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung
  3. Pencatatan biaya overhead pabrik

Mari dijabarkan satu-per-satu…

1: Pencatatan Biaya Bahan Baku

Pencatatan biaya bahan baku dalam metode tunggal dipengaruhi oleh saat pencatatan selisih harga bahan baku. Oleh karena itu, pencatatan biaya bahan baku dalam metode tunggal dibagi menjadi 3 (tiga), yatiu:

1: Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli.

2: Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dipakai.

3: Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli dan dipakai.

Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli.

Dalam metode pencatatan ini, rekening persediaan bahan baku didebit sebesar hasil kali kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli dengan harga standar bahan baku per satuan.

Rekenign utang dagang dikredit sebesar kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli dengan harga sesungguhnya bahan baku per satuan.

Selisih antara pendebitan rekening persediaan bahan baku dengan pengkreditan rekening utang dagang dicatat dalam rekening selisih harga pembelian bahan baku.

Standard Cost

Pada saat bahan baku dipakai, rekening barang dalam proses didebit dengan hasil kali kuantitas standar bahan baku yang dipakai dengan harga standar.

Sedangkan rekening persediaan bahan baku dikredit sebesar kuantitas bahan baku yang sesungguhnya dipakai dengan harga standar.

Selisih pendebitan rekening barang dalam proses dengan pengkreditan rekening persediaan bahan baku dicatat dalam rekening selisih pemakaian bahan baku.

Metode pencatatan bahan baku ini menimbulkan kesulitan bila pada akhir periode akuntansi terdapat persediaan bahan baku di gudang.

Kesulitan yang dtimbul adalah dalam menentukan selisih harga pembelian bahan baku yang melekat pada persediaan bahan baku pada akhir periode tersebut.

Rekening selisih harga pembelian bahan baku hanya dapat menunjukkan jumlah seluruh selisih harga pembelian bahan baku yang terjadi dalam suatu periode akuntansi

Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dipakai.

Dalam metode ini, pada saat bahan baku dibeli, rekening persediaan bahan baku didebit sebesar hasil kali kuantitas bahan baku yang dibeli dengan harga aktual bahan baku per satuan, dan rekening utang dagang dikredit dengan jumlah yang sama. Dengan demikian pada saat pembelian, tidak diadakan pencatatan selisih harga yang terjadi.

Pada saat bahan baku dipakai, rekening barang dalam proses didebit sebesar hasil kali kuantitas standar bahan baku dikalikan dengan harga standar bahan baku per satuan, sedangkan rekening persediaan bahan baku dikredit sebesar kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dipakai, dikalikan dengan harga sesungguhnya per satuan bahan baku.

Selisih yang timbul dari pendebitan rekening barang dalam proses dan pengkreditan rekening persediaan bahan baku adalah selisih harga dan selisih kuantitas. Selisih harga dicatat dalam rekening selisih harga bahan baku yang dipakai, sedangkan seilisih kuantitas dicatat dalam rekening selisih pemakaian bahan baku.

Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli dan dipakai.

Metode ketiga ini adalah kombinasi antara metode #1 dan metode #2 yang telah diuraikan di atas.

Pada saat raw material (bahan baku dibeli), selisih harga yang terjadi dicatat dalam rekening selisih harga pembelian bahan baku, sedangkan pada saat bahan baku dipakai, sebagian dari selisih harga yang melekat pada bahan baku yang dipakai ditransfer ke rekening selisih harga bahan baku yang dipakai.

Dalam metode ini, rekening persediaan bahan baku didebit dan dikredit dengan harga standar bahan baku.

2: Pencatatan biaya tenaga kerja langsung

Pencatatan biaya tenaga kerja langsung dilakukan melalui 3 tahap berikut ini:

  1. Pencatatan utang upah langsung
  2. Pencatatan distribusi upah langsung
  3. Pencatatan pembayaran upah langsung

Pada saat daftar upah langsung selesai dibuat, Bagian Akuntansi Keuangan membuat jurnal sebagai berikut:

[Debit] Gaji dan Upah  Rp xxx
[Kredit] Utang Gaji dan Upah  Rp xxx

Distribusi upah langsung dilakukan dengan mendebit rekening barang dalam proses sebesar hasil kali jam kerja standar dengan tarif upah standar, dan mengkredit rekening gaji dan upah sebesar hasil kali jam kerja aktual dengan tarif upah aktual.

Selisih pendebitan rekening barang dalam proses dengan pengkreditan rekening gaji dan upah dicatat dalam rekening selisih tarif upah dan selisih efisiensi upah.

Jurnal distribusi upah langsung adalah sebagai berikut:

[Debit] Barang dalam Proses  Rp xxx
[Dr] Selisih Tarif Upah  Rp xxx
[Debit] Selisih Efisiensi Upah  Rp xxx
[Kredit] Gaji dan Upah  Rp xxx

Pembayaran upah langsung dijurnal sebagai berikut:

[Debit] Utang Gaji dan Upah  Rp xxx
[Kredit] Kas  Rp xxx

3: Pencatatan Biaya Overhead Pabrik

Pencatatan biaya overhead pabrik dalam metode tunggal dipengaruhi oleh metode analisis selisih biaya overhead yang digunakan.

Ada 3 metode analisis selisih biaya overhead pabrik, yaitu:

1: Metode Dua Selisih.

2: Metode Tiga Selisih.

3: Metode Empat Selisih.

B: Metode Banda (partial plan)

Karakteristik

Karakteristik metode ganda adalah:

1: Rekening barang dalam proses didebit dengan biaya sesungguhnya dan dikredit dengan biaya standar.

Dalam metode ini, persediaan bahan baku dicatat pada biaya aktual dan persediaan produk jadi dicatat pada harga pokok standar. Harga pokok penjualan (HPP) dicatat pada harga pokok standar.

2: Selisih biaya sesungguhnya dari cost standard dihitung pada akhir periode akuntansi.

Setelah harga pokok persediaan produk dalam proses ditentukan. Dan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang dicatat dalam rekening Barang dalam Proses.

3. Selisih biaya sesungguhnya dari cost standard adalah jumlah total perbedaan antara cost standard dan biaya aktual.

Analisis terhadap selisih-selisih tersebut memerlukan bantuan informasi yang tidak tersedia dalam rekening-rekening buku besar.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.