Jurnal akuntansi adalah proses pertama dalam siklus akuntansi, yaitu mengidentifikasi, mengklasifikasi dan mencatat transaksi-transaksi keuangan bisnis berdasarkan prinsip debit kredit.
Membuat jurnal akuntansi baik jurnal umum maupun jurnal khusus adalah salah satu proses sangat penting dalam Siklus Akuntansi. Jika kita keliru dalam melakukan analisa terhadap sebuah transaksi dan mencatat ke jurnal umum & jurnal khusus, akibatnya fatal, yaitu laporan keuangan yang dihasilkan kurang akurat. Bagaimana cara membuat jurnal akuntansi yang baik, benar, mudah, cepat, dan akurat? Mari ikuti pembahasan lengkapnya berikut ini….
1: Proses Penyusunan Laporan Keuangan
A: Langkah Penyusunan Laporan Keuangan
Bagaimana langkah memnyusun Laporan Keuangan yang baik dan benar sesuai standar akuntansi keuangan?
Langkah pertama untuk membuat laporan keuangan adalah menganalisis dan mencatat transaksi-transaksi bisnis ke buku jurnal. Suatu proses yang dimulai dari bukti-bukti transaksi, selanjutnya menjadikan bukti-bukti transaksi tersebut sebagai dasar pencatatan dalam buku jurnal.
Dari buku jurnal kemudian proses berlanjut dengan menyusun buku besar, neraca saldo, kertas kerja akhir periode hingga menjadi laporan keuangan lengkap: yang terdiri dari:
1: Neraca (Statements of Financial Position)
2: Laporan Laba Rugi (Income Statement)
3: Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
4: Laporan Perubahan Modal (Statement of Changes in Equity)
5: Catatatan atas Laporan Keuangan
Dan aktivitas dalam siklus akuntansi diakhiri denagn proses closing dengan membuat jurnal penutup untuk mempersiapkan aktivitas periode berikutnya. Proses tersebut dikenal sebagai Siklus Akuntansi.
B: Mengenal Jurnal Akuntansi
Jadi proses analisis, klasifikasi, dan pencatatan jurnal akuntansi adalah pekerjaan penting dalam proses penyusunan laporan keuangan. Jika dalam proses ini terjadi kesalahan, maka akan mempengaruhi laporan keuangan yang dihasilkan.
Apa itu? Laporan Keuangan yang dihasilkan tidak akurat atau malah bisa salah.
Bila salah dan tidak akurat, maka tentu tidak bisa dijadikan pertimbangan dalam menentukan keputusan strategis perusahaan. so, TONG SAMPAH tempat yang pas untuk berkas laporan keuangan itu!
Maka perhatikan dan pahami proses ini, dan mari ikuti cara menganalisis dan mencatat transaksi bisnis yang baik dan benar, termasuk pencatatan jurnal akuntansi murabahah berikut ini…
Apa pentingnya kemampuan membuat jurnal akuntansi?
Dan pada artikel ini, saya akan membahas cara membuat dan contoh jurnal akuntansi lengkap step by step. Artikel ini kami tulis tujuan awal untuk menjawab pertanyaan yang sangat menarik dari pembaca setia blog manajemen keuangan ini.
Penanya adalah seorang mahasiswi akuntansi sebuah perguruan tinggi di Surabaya, dan pertanyaannya adalah seperti ini:
“Bagaimana cara mencatat transaksi pembelian yang belum dibayar, sedangkan barangnya sudah dimasukkan persediaan? tolong dibantu ya Pak, karena nanti sore harus sudah dikumpulkan”
__
Bila kita mau mengamati dan ‘sedikit’ berpikir, transaksi tersebut sebenarnya biasa dan pencatatannya tidak sulit. Apalagi bagi yang kuliah di Akuntansi. Pada kenyataannya, banyak lulusan akuntansi, ketika pertama kali terjun di dunia pekerjaan masih gagap menghadapinya.
Wajar, baru pertama kali, yang ndak wajar kalau sudah bekerja bertahun-tahun, ndak bisa menganalisis dan menjurnal suatu transaksi keuangan, dan hal seperti itu tidak sepenuhnya salah, sebagaimana hasil tes yang diadakan oleh Andersen Consulting terhadap banyak profesional.
Hasil dari tes tersebut adalah 90% dari mereka memberikan jawaban yang salah atas pertanyaan-pertanyaan sangat sederhana, yang anak TK pun bisa menjawabnya. Nggak apa-apa, orang dewasa kan memang banyak urusan yang dipikirkan.
Kembali ke pertanyaan di atas, dan sebelum menjawab pertanyaan di atas. Mari kita belajar kembali cara membuat jurnal akuntansi yang simpel, nggak pakai ribet, cepat dan yang paling penting hasilnya akurat.
Khusus untuk yang belum tahu saja, untuk yang sudah mahir, lewati saja, atau kalau ingin me-refresh lagi juga tak apalah.