Jurnal Umum dan Neraca Saldo Perusahaan Dagang: Panduan Praktis dan Contoh

Tutorial sederhana, praktis dan bisa langsung diterapkan tentang cara membuat jurnal umum, buku besar dan contoh neraca saldo

Saya tunjukkan contoh pencatatan jurnal umum, buku besar, dan neraca saldo dari dua perusahaan dagang. Contoh pertama adalah transaksi-transaksi yang berkaitan dengan sistem akuntansi penggajian, termasuk perhitungan gaji karyawan. Contoh kedua disajikan transaksi-transaksi yang berhubungan dengan dividen dan saham. Langsung saja mari ikuti pembahasan lengkapnya berikut ini..

 

01: Transaksi Sistem Penggajian Karyawan

Transaksi Penggajian Karyawan

A: Jenis Transaksi Perusahaan Dagang

Apa tujuan menyajikan contoh transaksi terkait sistem penggajian karyawan dan pegawai?

Tujuan saya menyajikan dua contoh ini adalah untuk memperkaya pemahaman kita, dan selanjutnya kita akan mudah untuk:

  • menganalisis jenis transaksi bisnis
  • melakukan pencatatan ke dalam buku jurnal akuntansi dan
  • membuat buku besar dan neraca saldo.

Jurnal, buku besar, dan contoh neraca saldo dari bermacam-macam jenis transaksi. cool abis kan.

Pada bagian pertama ini, saya sajikan contoh transaksi-transaksi yang berkaitan sistem penggajian karyawan.

 

B: Transaksi Sistem Penggajian Karyawan

Contoh Transaksi

Berikut transaksi-transaksi terpilih yang dilakukan oleh PT Xidev Milenial selama tahun fiskal yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019.

1: Transaksi Tanggal 01 Maret 2019:

Membeli barang secara kredit dari Toko Anton Jaya senilai Rp 20.000.000

2: Transaksi Tanggal 10 April 2019:

Menerbitkan wesel bayar 60 hari dengan bunga 12% senilai Rp 20.000.000 untuk Toko Anton Jaya.

Melunasi wesel bayar tertanggal 10 April 2019 kepada Toko Anton Jaya

3: Transaksi Tanggal 01 Agustus 2019:

Menerbitkan wesel bayar 90 hari senilai Rp 50.000.000 PT Pulungan sebagai pertukaran dengan gedung. PT Pulungan memberi diskonto pada wesel bayar sebesar 15%.

4: Transaksi Tanggal 30 Oktober 2019::

Melunasi wesel bayar tertanggal 01 Agustus 2019 kepada PT Pulungan.

5: Transaksi Tanggal 27 Desember 2019::

Membuat ayat jurnal untuk mencatat pembayaran gaji dua mingguan.

Tabel Perhitungan Gaji Pegawai Perusahaan

Dan berikut ini adalah perhitungan gaji karyawan PT Xidev Milenial:

Cara menghitung gaji karyawan
Tabel: Perhitungan gaji karyawan

6: Transaksi Tanggal 27 Desember 2019:

Membuat ayat jurnal untuk mencatat pajak atas gaji untuk tunjangan jaminan hari tua dan kesehatan dari data pembayaran gaji dua mingguan

7: Transaksi Tanggal 30 Desember 2019:

Mengeluarkan cek untuk pembayaran kewajiban pajak penghasilan karyawan tetap dan tidak tetap sebesar Rp 17.600.000. Iuran JHT sebesar Rp 10.000.000 dan iuran asuransi jaminan kesehatan sebesar Rp 3.300.000

8: Transaksi Tanggal 31 Desember 2019:

Mengeluarkan cek senilai Rp 9.500.000 kepada pengelola dan pensiun untuk membayar dana pensiun bulan Desember.

9: Transaksi Tanggal 31 Desember 2019:

Membuat ayat jurnal untuk mencatat  akruan cuti berbayar sebesar Rp 36. 100.000

10: Transaksi Tanggal 31 Desember 2019:

Membuat ayat jurnal untuk mencatat estimasi kewajiban garansi produk yang diakru sebesar Rp 37.240.000

***

Demikian beberapa contoh transaksi-transaksi yang terkait dengan sistem akuntansi penggajian.

 

02: Jurnal Umum Perusahaan Dagang

contoh jurnal umum perusahaan dagang

A: Definisi Jurnal Umum Menurut Para Ahli

Apa yang dimaksud dengan jurnal umum?

Menurut para ahli, arti jurnal umum adalah suatu catatan akuntansi yang dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi  yang tidak termasuk dalam jurnal khusus dan terjadi selama periode tertentu.

Jurnal ini dibuat setelah melakukan analisis pada setiap transaksi. Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi, menggolong-golongkan, dan mencatat pengaruh transaksi tersebut pada pos-pos laporan keuangan, yaitu:

  1. Aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan, seperti kas, persediaan, aset tetap
  2. Kewajiban yang harus dipenuhi setelah jatuh tempo, seperti utang lancar, utang jangka panjang
  3. Modal atau ekuitas pemilik, misalnya: modal disetor, laba ditahan
  4. Pendapatan atau revenue
  5. Beban dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung aktivitas operasi sehari-hari, misalnya: beban gaji, tunjangan, beban penjualan

Setelah melakukan analisis, hasilnya dicatat ke dalam jurnal umum dan jurnal khusus.

Jelas ya? Yuk dilanjut..

 

B: Cara Membuat Jurnal Umum Perusahaan Dagang

Persamaan Dasar Akuntansi

Pengetahuan dasar yang perlu dimiliki untuk membuat jurnal adalah memahami pengertian debit dan kredit serta persamaan dasar akuntansi.

Panduan lengkap, sederhana dan praktis mengenai debit vs kredit dapat Anda baca di: Cara Simple Membuat Jurnal Akuntansi dan mengenai persamaan dasar akuntansi dituliskan seperti berikut:

Aset =  Utang + Modal

Ada 3 elemen dalam persamaan akuntansi adalah sebagai berikut:

  1. Aset/aktiva, seperti kas, persediaan, dan piutang
  2. Utang/kewajiban, dan
  3. Modal/Ekuitas, seperti modal disetor dan laba tidak dibagi

Dengan memahami persamaan dasar akuntansi tersebut, kita bisa menganalis sebuah transaksi keuangan, apakah transaksi tersebut termasuk golongan aset, utang, atau ekuitas? Selain itu kita dapat menganalisis pengaruh sebuah transaksi keuangan terhadap kenaikan dan penurunan 3 elemen dalam persamaan dasar akuntansi.

 

Prinsip Pembuatan Jurnal Akuntansi

Untuk membuat jurnal akuntansi, kita berpedoman pada prinsip Debit dan Kredit dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Apabila suatu transaksi bisnis membuat kenaikan nilai aset dan biaya, maka dicatat ke Debit dan sebaliknya ke Kredit.
  2. Jika transaksi yang dilakukan oleh perusahaan menyebabkan kenaikan nilai liabilitas, ekuitas dan pendapatan, maka kita mencatat nilainyanya ke bagian Kredit dan jika terjadi yang sebaliknya, maka dicatat ke Debit.

 

Proses Pencatatan Transaksi

Bagaimana aplikasi prinsip Debit dan Kredit dalam kehidupan sehari-hari? Langsung saja kita praktikkan untuk menganalisis dan mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan PT Xidev Milenial, dan berikut ini ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat setiap transaksi:

Pencatatan transaksi 01 Maret – 30 Oktober 2019

1: Jurnal Transaksi Tanggal 01 Maret 2019:

(Debit) Persediaan = 20.000.000
(Kredit) Utang Usaha = 20.000.000

Note:

Mengapa pencatatannya seperti itu?

Yuk kita kembali kepada prinsip akuntansi debit dan kredit yang menyatakan bahwa setiap transaksi yang menyebabkan peningkatan nilai aset, maka dicatat ke sisi Debit dan jika terjadi sebaliknya maka kita mencatatnya ke bagian Kredit.

Transaksi bisnis tanggal 1 Maret 2023 menyebabkan kenaikan nilai aset, yaitu persediaan sehingga kita mencatatnya di sisi Debit. Sedangkan di sisi yang lain, transaksi tersebut menyebabkan kenaikan nilai utang usaha sehingga perusahaan mencatatnya ke bagian Kredit.

Bagaimana, gampang ya? yuk dilanjutkan….

 

2: Jurnal Transaksi Tanggal 10 April 2019:

(Debit) Utang Usaha = 20.000.000
(Kredit) Wesel Bayar = 20.000.000

3: Jurnal Transaksi Tanggal 09 Juni 2019:

(Debit) Wesel Bayar = 20.000.000
(Debit) Beban Bunga = 400.000
(Kredit) Kas = 20.400.000

4: Jurnal Transaksi Tanggal 01 Agustus 2019:

(Debit) Gedung = 48.125.000
(Debit) Beban Bunga = 1.875.000
(Kredit) Wesel Bayar = 50.000.000

5: Jurnal Transaksi Tanggal 30 Oktober 2019:

(Debit) Wesel Bayar = 50.000.000
(Kredit) Kas = 50.000.000

 

Pembukuan transaksi bulan Desember 2019

6: Jurnal Transaksi Tanggal 27 Desember 2019:

Beban Gaji Penjualan = 63.400.000 (Debit)
Biaya Gaji Staf = 36.600.000 (Debit)
Beban Gaji Kantor = 10.000.000 (Debit)

Iuran Asuransi Jaminan Hari Tua = 5.050.000 (Kredit)
Asuransi Kesehatan = 1.650.000 (Kredit)
Utang Pajak = 17.600.000 (Kredit)
Asuransi Kecelakaan Kerja = 4.950.000 (Kredit)
Dana Koperasi = 850.000 (Kredit)
Asuransi Kematian = 1.120.000 (Kredit)
Utang Gaji = 78.780.000 (Kredit)

6: Jurnal Transaksi Tanggal 27 Desember 2019:

(Debit)  Beban Pajak Gaji = 6.700.000
(Kredit)  Asuransi Jaminan Hari Tua = 5.050.000
(Kredit) Asuransi Kesehatan = 1.650.000

7: Jurnal Transaksi Tanggal 30 Desember 2019:

Utang Pajak Penghasilan = 17.600.000 (Debit)
Premi Asuransi Jaminan Hari Tua = 10.100.000 (Debit)
Asuransi Kematian = 3.300.000 (Debit)
Kas = 31.000.000 (Kredit)

8: Jurnal Transaksi Tanggal 31 Desember 2019:

(Debit) Beban Pensiun = 9.500.000
(Kredit) Kas = 9.500.000

9: Jurnal Transaksi Tanggal 31 Desember 2019:

(Debit) Beban Cuti Berbayar = 36.100.000
(Kredit) Utang Cuti Berbayar = 36.100.000

10: Jurnal Transaksi Tanggal 31 Desember 2019:

(Debit) Beban Garansi Produk = 37.240.000
(Kredit) Utang Garansi Produk = 37.240.000

 

03: Buku Besar Perusahaan Dagang

buku besar akuntansi

A: Definisi Buku Besar Menurut Para Ahli

Pengertian

Apa itu buku besar akuntansi atau general ledger?

Menurut para ahlu, arti besar merupakan kumpulan akun-akun yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi keuangan bisnis.

Format Buku Besar

Ada beberapa bentuk buku besar, antara lain:

1: Buku besar 3 kolom

2: Buku besar 4 kolom

3: Buku besar bentuk t

4: Buku besar bentuk t sempurna

5: Buku besar skontro

Dari 5 bentuk buku besar tersebut, kita cukup memilih salah satu bentuk saja untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan.

Jika kita biasa menggunakan bentuk buku besar 3 kolom dan itu sudah memenuhi kebutuhan perusahaan, maka tidak perlu memaksakan untuk menggunakan bentuk buku besar 4 kolom atau buku besar bentuk T sempurna.

 

B: Cara Membuat Buku Besar Perusahaan Dagang

Langkah-langkah Membuat Buku Besar

Proses dan cara paling cerdas dan mudah untuk membuat buku besar adalah dengan memindahkan (posting) setiap catatan dari biku jurnal ke buku besar sesuai dengan akun atau pos-pos yang dilakukan perusahaan.

Itu saja, cukup mudah kan? Agar tidak penasaran, yuk dilanjutkan membacanya ya….

 

C: Contoh Buku Besar Perusahaan Dagang

Contoh Buku Besar 4 Kolom

Saya berikan contoh buku besar 4 kolom untuk akun kas dari transaksi PT Xidev Milenial berikut ini:

buku besar 4 kolom
Format buku besar 4 kolom

Penjelasan:

Pada contoh buku besar di atas, kita melihat ada 4 transaksi dalam akun kas, yaitu:

1: Transaksi kas tanggal 09 Juni 2019 senilai Rp 20.400.000

2: Transaksi kas tanggal 30 Oktober 2019 senilai Rp 50.000.000

3: Transaksi kas tanggal 30 Desember 2019 senilai Rp 31.000.000

4: Transaksi kas tanggal 31 Desember 2019 senilai Rp 9.500.000

 

Contoh-contoh Buku Besar Perusahaan Dagang

Dan berikut ini buku besar perusahaan dagang yang dibuat dari jurnal umum transaksi PT Xidev Milenial:

1: Buku besar akun Kas, Persediaan, dan aset tetap – gedung:

buku besar umum
Format Buku Besar Akuntansi

2: Buku besar akun Wesel Bayar, Utang Usaha, Utang Gaji:

buku besar utama
Format Buku Besar Akuntansi

3: Buku besar akun Beban Bunga, Asuran Kesehatan, Asuransi Kecelakaan kerja:

buku besar dalam akuntansi
Format buku besar akuntansi

4: Buku besar akun Dana Koperasi, Beban Gaji Penjualan, Beban Gaji Staf:

buku besar akuntansi adalah
Buku besar perusahaan dagang

5: Buku besar akun Beban Gaji Kantor, Asuransi JHT, Utang Pajak, Asuransi Kematian:

contoh buku besar
Format Buku Besar Perusahaan

6: Buku besar akun Beban Gaji, Beban Pensiun, Beban Cuti Berbayar, Utang Cuti Berbayar:

buku besar akuntansi
Format Buku Besar

7: Buku besar akun Beban dan Utang Garansi Produk:

Buku besar akun Utang & Beban Garansi Produk
Format Buku Besar

 

04: Contoh Neraca Saldo Perusahaan Dagang

Neraca Saldo Adalah

A: Definisi Neraca Saldo Perusahaan Dagang

Arti Neraca Saldo Menurut Para Ahli

Menurut para ahli, arti neraca saldo adalah tahap ke-4 dari proses membuat laporan keuangan setelah:

  1. melakukan analisa transaksi-transaksi,
  2. mencatat transaksi-transaksi tersebut ke jurnal umum, dan
  3. memindahkannya (posting) ke buku besar.

Untuk lebih jelasnya, yuk baca contoh neraca saldo berikut ini …

 

B: Fungsi dan Manfaat Neraca Saldo Perusahaan Dagang

Apa fungsi neraca saldo? Apa manfaat neraca saldo?

Fungsi neraca saldo adalah untuk memeriksa proses pembuatan laporan keuangan perusahaan dagang dari analaisi transaksi sampai penyusunan buku besar akuntansi.

Apa ciri-ciri pekerjaan yang telah kita lakukan sudah benar?

Untuk memeriksa kebenaran dari proses yang telah dilakukan adalah dengan memeriksa keseimbangan total saldo masing-masing akun di sisi Debit dan Kredit. Apabila jumlahnya tidak sama, maka ada ‘kemungkinan; terjadi kesalahan, sehingga kita harus memeriksa kembali proses yang telah dijalankan.

So, sudah paham apa fungsi dan manfaat neraca saldo  perusahaan dagang ya? Okay, dilanjutkan bacanya, jangan sampai kendor..

C: Contoh Neraca Saldo dan Cara Membuat

Neraca saldo dibuat dengan cara memindahkan (posting) saldo setiap akun dibuku besar ke daftar saldo. Cara termudah untuk memindahkan setiap saldo adalah menggunakan rumus Excel Vlookup.

Fungsi lainnya dari neraca saldo adalah untuk memudahkan proses menyusun laporan keuangan terutama untuk memeriksa akurasi proses pemindahan dari pencatatan di jurnal umum ke buku besar.

Setelah semua akun di buku besar dipindahkan, maka jadilah sebuah laporan neraca saldo, daftar saldo, atau neraca percobaan, dan berikut ini contoh neraca saldo PT Xidev Milenial:

PT Xidev Milenial
Neraca Saldo
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2019

buku besar dan neraca saldo
Contoh neraca saldo perusahaan dagang

 

05: Transaksi Saham dan Dividen

pencatatan transaksi saham & deividen

A: Transaksi Saham dan Dividen

Pada bagian kedua ini, saya berikan contoh transaksi-transaksi yang terkait dengan saham dan dividen, dan berikut ini contoh transaksi-transaksinya:

PT Abadi Jaya adalah sebuah perusahaan pedagang besar elektornik di Surabaya. Selama tahun fiskal yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018, PT Abadi Jaya melakukan transaksi-transaksi berikut ini:

1: Transaksi Tanggal 03 Februari 2018:

Membeli 2.500 lembar saham biasa seharga Rp 25.000. Mencatat saham sebesar biayanya. Sebagai informasi, sebelum pembelian terdapat 40.000 lembar saham biasa yang beredar dengan nilai nominal Rp 20.000.

2: Transaksi Tanggal 01 Mei 2018:

Mengumumkan dividen setengah-tahunan sebesar Rp 1.000 pada 10.000 lembar saham preferen, dan Rp 300 pada saham biasa kepada pemegang saham pada tanggal 31 Mei 2018. Dibayarkan pada tanggal 16 Jun 2018.

3: Transaksi Tanggal 15 Juni 2018:

Membayarkan dividen tunai.

4: Transaksi Tanggal 23 September 2018:

Menjual 1.000 lembar saham treasuri dengan harga Rp 28.000 dan menerima kas.

5: Transaksi Tanggal 01 November 2018:

Mengumumkan dividen setengah-tahunan sebesar Rp 1.000 pada saham preferen dan Rp 300 pada saham biasa, sebagai tambahan, 5% dividen saham biasa diumumkan untuk saham biasa yang beredar. untuk dikapitalisasi pada nilai pasar wajar saham biasa yang diperkirakan sebesar Rp 30.000

6: Transaksi Tanggal 01 Desember 2018:

Membayar dividen tunai dan menerbitkan sertifikat untuk dividen saham biasa.

 

B: Jurnal Umum Perusahaan Dagang Transaksi Saham

Perhitungan Jurnal Umum transaksi saham

Contoh Jurnal Umum

Untuk mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh PT Abadi Jaya, maka dibuat ayat jurnal berikut:

1: Jurnal Transaksi Tanggal 3 Februari 2018:

(Debit) Saham Treasuri = Rp 65.000.000
(Kredit) Kas = Rp 65.000.000

Prosedur untuk mencatat jurnal transaksi tetap berpegang teguh pada prinsip akuntansi debit dan kredit, sehingga saham treasury dicatat pada sisi Debit, sedangkan Kas yang dikeluarkan dicatat ke bagian Kredit karena transaksi tersebut menurunkan nilai kas.

2: Jurnal Transaksi Tanggal 01 Mei 2018:

(Debit) Dividen Kas = Rp 21.250.000
(Kredit) Utang Dividen Kas = Rp 21.250.000

Perhitungan:
= (10.000 x Rp 1.000) + [(40.000 – 2.500) x Rp 300)
= Rp 21.250.000

3: Jurnal Transaksi Tanggal 15 Juni 2018:

(Debit) Utang Dividen Kas = Rp 21.250.000
(Kredit) Kas = Rp 21.250.000

4: Jurnal Transaksi Tanggal 23 September 2018:

(Debit) Kas = Rp 28.000.000
(Kredit) Saham Treasuri = Rp 26.000.000
(Kredit) Agio Saham Treasuri = Rp 2.000.000

5: Jurnal Transaksi Tanggal 01 November 2018:

(Debit) Dividen Kas = Rp 21.550.000
(Kredit) Utang Dividen Ka = Rp 21.550.000

Perhitungan:
= (10.000 x Rp 1.000) + [(40.000 – 1.500) x Rp 300]

6: Jurnal Transaksi Tanggal 01 November 2018:

(Debit) Dividen Saham = Rp 57.750.000
(Kredit) Dividen Saham yang Dibagikan = Rp 38.500.000
(Kredit) Agio Saham Biasa = Rp 19.250.000

Perhitungan:
= (40.000 – 1.500) x 5% x Rp 30.000

7: Jurnal Transaksi Tanggal 01 Desember 2018:

(Debit) Utang Dividen Kas = Rp 21.550.000
(Debit) Dividen Saham yang Dibagikan = Rp 38.500.000
(Kredit) Kas = Rp 21.550.000
(Kredit) Saham Biasa = Rp 38.500.000

 

C: Buku Besar Perusahaan Dagang Transaksi Saham

membuat buku besar perusahaan dagang

Cara Membuat

Sebagaimana telah dibahasa sebelumnya, bahwa cara paling gampang untuk membuat buku besar adalah dengan mem-posting setiap catatan di jurnal umum ke dalam buku besar. Cukup memindahkan saja ya!

Untuk memindahkan catatan dari jurnal ke buku besar bisa dilakukan dengan cara manual atau satu per satu dan meng-otomatiskan dengan accounting software atau Excel.

 

Contoh Buku Besar (General Ledger)

Dari ayat jurnal yang sudah kita buat, selanjutnya kita posting ke buku besar seperti berikut:

1: Buku besar akun Kas:

buku besar akun kas
Kas

2: Buku besar akun Saham Treasuri (Treasury Stock):

buku besar akun t: saham treasuri
Treasury stock

3: Buku besar akun Utang Dividen Kas:

buku besar pembantu utang
Dividen

4: Buku besar akun Agio Saham Treasuri:

buku besar dalam perusahaan dagang
Agio saham treasury

5: Buku besar akun Dividen Kas:

buku besar kas
Dividen kas

6: Buku besar akun Dividen Dividen Saham yang Dibagikan:

buku besar perusahaan dagang
Bagian yang dibagikan

7: Buku besar akun Agio Saham Biasa:

Buku besar akun Agio Saham Biasa:
Agio saham biasa

8: Buku besar akun Saham Biasa:

buku besar skontro
Saham biasa

9: Buku besar akun Dividen Saham:

Buku besar akun Dividen Saham
Dividen Saham

Dari sembilan akun yang telah disajikan ini, semoga akan memudahkan pemahaman Anda mengenai buku besar, selanjutnya mari dibahas mengenai neraca saldo…

 

D: Contoh Neraca Saldo Transaksi Saham dan Dividen

Setelah kita membuat buku besar dengan cara mem-posting setiap ayat jurnal ke buku besar, selanjutnya kita membuat neraca saldo, dan berikut ini contoh neraca saldo PT Abadi Jaya:

PT Abadi Jaya
Neraca Saldo
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2018

neraca saldo adalah
contoh neraca saldo perusahaan dagang transaksi saham

Dari contoh tabel neraca saldo sebelum penyesuaian di atas, kita bisa melihat bahwa total saldo masing-masing akun adalah Rp 139.550.000, baik di sisi Debit maupun di Kredit, sehingga sampai di tahap ini, kita bisa menyimpulkan bahwa proses pembuatan Laporan Keuangan sudah berjalan sebagaimana mestinya.

 

06: Video Panduan Praktis Membuat Neraca Saldo Excel

Untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan mencerahkan, berikut ini saya sajikan video tutorial sederhana dan mudah membuat Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian atau Un-Adjusted Trial Balance dengan rumus Excel Vlookup.

Rumus tersebut digunakan untuk mem-posting data-data transaksi bisnis di Buku Besar atau General Ledger. Bagaimana prosesnya? Mari langsung saja tonton sampai tamat video berikut ini:

 

07: Kesimpulan

Membuat jurnal akuntansi, membuat buku besar, dan membuat neraca saldo adalah 3 tahapan penting dalam proses penyusunan laporan keuangan perusahaan dagang, jasa dan manufaktur.

Oleh karena itu, bagi siapapun yang ingin bisa membuat laporan keuangan dengan baik dan benar sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku harus mengetahui, memahami dan bisa melakukan 3 tahapan tersebut.

Dan di atas sudah disajikan contoh dan langkah-langkah membuat jurnal akuntansi, buku besar dan neraca saldo, step-by-step dan lengkap.

Bila Anda tidak ingin ribet, ada template Excel untuk membuat Laporan Keuangan dari transaksi sampai Laporan Keuangan full, langsung saja klik >> SOP Keuangan dan & Accounting Tools

Demikian yang dapat saya bagikan tentang jurnal umum, buku besar, dan contoh neraca saldo.

Semoga bermanfaat. Terima kasih. *****

Catatan kaki:
Bila mengutip artikel ini mohon untuk disebutkan dan disertakan sumber link-nya ya. Thanks

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.