Contoh Soal Akuntansi Biaya
Bagian ini kami sajikan contoh soal akuntansi biaya.
1. Contoh soal akuntansi biaya #1:
Pertanyaan:
Metode biaya persediaan yang didasarkan pada asumsi biaya harus dibebankan terhadap pendapatan dengan urutan terjadinya biaya adalah:
(a). Metode FIFO
(b). Metode LIFO
(c). Biaya Rata-rata
(d). Persediaan Perpetual
Jawaban:
Metode FIFO (jawaban A) didasarkan pada asumsi biaya dibebankan terhadap pendapatan dengan urutan terjadinya biaya.
Metode LIFO (jawaban B) membebankan biaya persediaan paling akhir terhadap pendapatan.
Metode biaya rata-rata (jawaban C) membebankan biaya unit rata-rata tertimbang barang terjual terhadap pendapatan.
Sistem persediaan perpetual (jawaban D) adalah sistem dan bukan merupakan metode.
2. Contoh soal akuntansi biaya #2:
Pertanyaan:
Unti barang tertentu berikut ini dibeli dan dijual selama periode tertentu:
- Persediaan awal: 40 unit dengan biaya per unit Rp 20.000
- Pembelian pertama: 50 unit dengan biaya per unit Rp 21.000
- Pembelian kedua: 50 unit dengan biaya per unit Rp 22.000
- Penjualan pertama: 110 unit
- Pembelian ketiga: 50 unit dengan biaya per unit Rp 23.000
- Penjualan kedua: 45 unit
Berapakah biaya sisa 35 unit pada akhir periode seperti yang ditentukan dalam sistem persediaan perpetual dengan metode biaya LIFO?
(a). Rp 715.000
(b). Rp 705.000
(c). Rp 700.000
(d). Rp 805.000
Jawaban:
Metode biaya LIFO didasarkan pada asumsi biaya harus dibebankan terhadap pendapatan dalam urutan berkebalikan dengan terjadinya biaya, sehingga biaya paling awal akan dikenakan pada persediaan.
Tiga puluh dari 35 unit akan dikenakan biaya per unit Rp 20.000 untuk jumlah Rp 715.000 (jawaban A).
3. Contoh soal akuntansi biaya #3:
Pertanyaan:
Unit barang tertentu berikut tersedia untuk dijual selama periode berjalan:
- Persediaan awal: 40 unit dengan biaya per unit Rp 20.000
- Pembelian pertama: 50 unit dengan biaya per unit Rp 21.000
- Jumlah pembelian kedua: 50 unit dengan biaya per unit Rp 22.000
- Pembelian ketiga: 50 unit dengan biaya per unit Rp 23.000
Berapakah biaya sisa 35 unit pada akhir periode dalam sistem persediaan periodik dengan metode biaya FIFO?
(a). Rp 20.000
(b). Rp 21.000
(c). Rp 22.000
(d). Rp 23.000
Jawaban:
Metode biaya FIFO didasarkan pada asumsi biaya harus dibebankan terhadap pendapatan dengan urutan terjadinya biaya (FIFO).
Jadi, biaya yang paling akhir dibebankan pada persediaan. 35 unit akan dikenakan biaya per unit sebesar Rp 23.000 (jawaban D).
4. Contoh soal akuntansi biaya #4:
Pertanyaan:
Jika persediaan dinilai pada biaya dan tingkat harga yang secara tetap meningkat, metode biaya yang akan menghasilkan laba bersih paling tinggi adalah:
(a). Metode LIFO
(b). Metode FIFO
(c). Metode Rata-rata
(d). Metode Periodik.
Jawaban:
Saat tingkat bunga secara tetap meningkat, biaya unit yang lebih awal akan lebih rendah daripada biaya unit akhir.
Dalam metode FIFO (jawaban B), biaya yang lebih awal akan ditandingkan dengan pendapatan untuk menghasilkan laba bersih paling tinggi yang memungkinkan.
Sistem persediaan periodik (jawaban D) adalah sistem dan bukan merupakan metode biaya.
5. Contoh soal akuntansi biaya #5:
Pertanyaan:
Jika pesediaan pada akhir tahun ternyata kurang catat sebesar Rp 7.500.000, kesalahan tersebut akan menyebabkan:
(a). Kurang catat pada harga pokok penjualan tahun berjalan sebesar Rp 7.500.000
(b). Lebih catat pada laba kotor tahun tersebut sebesar Rp 7.500.000
(c). Lebih catat pada persediaan tahun tersebut sebesar Rp 7.500.000
(d). Kurang catat pada laba bersih tahun tersebut sebesar Rp 7.500.000
Jawaban:
Kurang catat persediaan sebesar Rp 7.500.000 pada akhir tahun akan menyebabkan harga pokok penjualan (HPP) lebih catat sebesar Rp 7.500.000.
Laba kotor tahun berjalan kurang catat sebesar Rp 7.500.000, persediaan kurang catat sebesar Rp 7.500.000, dan laba bersih tahun berjalan kurang catat sebesar Rp 7.500.000.
Contoh Soal Akuntansi Jurnal Umum
Bagian ini kami sajikan contoh soal akuntansi jurnal umum, khusus untuk proses penyesuaian.
1. Contoh soal jurnal umum #1:
Pertanyaan:
Manakah dari pos-pos berikut ini yang mencerminkan tangguhan?
(a). Asuransi dibayar di muka.
(b). Utang gaji.
(c). Pendapatan honor.
(d). Akumulasi penyusutan.
Jawaban:
Tangguhan adalah penundaan dalam mencatat beban yang sudah dibayar.
Seperti: asuransi dibayar di muka (jawaban A).
Utang gaji (jawaban B) dianggap beban atau akruan kewajiban.
Pendapatan jasa (jawaban C_ adalah pos pendapatan.
Akumulasi penyusutan (jawaban D) adalah akun kontra aset tetap.
2. Contoh soal jurnal umum #3:
Pertanyaan:
Jika perkiraan jumlah penyusutan atas peralatan untuk suatu periode sebesar Rp 2.000.000, ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan adalah:
(a). Debit pada Beban Penyusutan, Rp 2.000.000, kredit pada peralatan Rp 2.000.000.
(b). Debit pada peralatan, Rp 2.000.000, kredit pada Beban Penyusutan, Rp 2.000.000
(c). Debit pada Beban Penyusutan, Rp 2.000.000, kredit pada Akumulasi Penyusutan, Rp 2.000.000.
(d). Debit pada Akumulasi Penyusutan Rp 2.000.000, kredit pada Beban Penyusutan, Rp 2.000.000.
Jawaban:
Karena kenaikan dalam akun Beban (seperti Beban Penyusutan) dicatat dengan mendebit, dan adalah hal biasa untuk mencatat penurunan kegunaan aset tetap sebagai kredit pada akun akumulasi penyusutan, maka jawaban C adalah jawaban yang tepat.
3. Contoh soal jurnal umum #4:
Pertanyaan:
Jika akun peralatan memiliki saldo Rp 22.500.000 dan akun akumulasi penyusutannya memiliki saldo Rp 14.000.000, nilai buku peralatan adalah:
(a). Rp 36.500.000
(b). Rp 22.500.000
(c). Rp 14.000.000
(d). Rp 8.500.000
Jawaban:
Nilai buku aset tetap adalah selisih antara saldo akun aset dan saldo akun Akumulasi Penyusutan terkait, atau:
= Rp 22.500.000 – Rp 14.000.000
= Rp 8.500.000
Jadi jawabannya adalah D.
4. Contoh soal jurnal umum #5:
Pertanyaan:
Jika akun Bahan Habis Pakai sebelum penyesuaian pada tanggal 31 Mei 2020 menunjukkan saldo Rp 2.250.000.
Dan sisa bahan habis pakai pada tanggal 31 Mei 2020 adalah Rp 950.000.
Maka ayat jurnal penyesuaiannya adalah:
(a). Debit Bahan Habis Pakai Rp 950.000, kredit Beban Bahan Habis Pakai Rp 950.000.
(b). Debit Bahan Habis Pakai Rp 1.300.000, kredit Beban Bahan Habis Pakai Rp 1.300.000.
(c). Debit Beban Bahan Habis Pakai Rp 950.000, kredit Bahan Habis Pakai Rp 950.000.
(d). Debit Beban Bahan Habis Pakai Rp 1.300.000, kredit Bahan Habis Pakai Rp 1.300.000
Jawaban:
Saldo akun Bahan Habis Pakai, sebelum penyesuaian adalah mencerminkan jumlah bahan habis pakai yang tersedia.
Dari jumlah ini, yaitu Rp 2.250.000.dikurangi sisa bahan habis pakai Rp 950.000 untuk menentukan bahan habis pakai yang digunakan (Rp 1.300.000).
Karena kenaikan akun Beban dicatat dengan mendebit dan penurunan dalam akun aset dicatat dengan mengkredit, maka jawaban D adalah ayat jurnal yang tepat.
Contoh Soal Akuntansi Perpajakan
Bagian ini kami sajikan contoh soal akuntansi perpajakan.
1. Contoh soal akuntansi perpajakan #1:
Pertanyaan:
Pada akhir tahun fiskal sebelum akun-akun disesuaiakan. Piutang memiliki saldo Rp 200.000.000 dan penyisihan piutang tak tertagih memiliki saldo kedit sebesar Rp 2.500.000.
Jika estimasi piutang tak tertagih dibuat dengan menentukan umur piutang, yaitu sebesar Rp 8.500.000, maka jumlah beban piutang tak tertagih adalah:
(a). Rp 2.500.000
(b). Rp 6.000.000
(c). Rp 8.500.000
(d). Rp 11.000.000
Jawaban:
Estimasi piutang tak tertagih sebesar Rp 8.500.000 (jawaban C) adalah jumlah saldo penyisihan piutang tak tertagih setelah penyesuaian.
Jumlah penyesuaian saat ini untuk beban piutang tak tertagih adalah Rp 6.000.000 (jawaban B).
Di mana jumlah harus ditambahkan ke saldo kredit penyisihan piutang tak tertagih sebesar Rp 2.500.000 (jawaban A) agar akun tersebut mendapatkan saldo yang diinginkan yaitu Rp 8.500.000.
2. Contoh soal akuntansi perpajakan #2:
Pertanyaan:
Pada akhir tahun fiskal, piutang memiliki saldo sebesar Rp 100.000.000 dan penyisihan piutang tak tertagih memiliki saldo Rp 7.000.000.
Nilai realisasi bersih piutang yang diharapkan adalah:
(a). Rp 7.000.000
(b). Rp 93.000.000
(c). Rp 100.000.000
(d). Rp 107.000.000
Jawaban:
Jumlah yang diharapkan dapat direalisasi dari piutang adalah saldo piutang usaha sebesar Rp 100.000.000, dikurangi saldo penyisihan piutang tak tertagih sebesar Rp 7.000.000 atau Rp 93.000.000 (jawaban B).
3. Contoh soal akuntansi perpajakan #3:
Pertanyaan:
Berapakah nilai jatuh tempo dari wesel tagih sebesar Rp 10.000.000, 90 hari dengan bunga 12% adalah:
(a). Rp 8.800.000
(b). Rp 10.000.000
(c). Rp 10.300.000
(d). Rp 11.200.000
Jawaban:
Nilai jatuh tempo adalah jumlah yang harus dibayar pada saat jatih tempo.
Nilai jatuh tempo sebesar Rp 10.300.000 (jawaban C) ditentukan sebagai berikut:
(1): Nilai nominal wesel = Rp 10.000.000
(2): Ditambah bunga:
= Rp 10.000.000 x 0,12 x (90:360)
= Rp 300.000
(3): Nilai jatuh tempo = Rp 10.300.000
4. Contoh soal akuntansi perpajakan #4:
Pertanyaan:
Kapan wesel tagih bertanggal 5 Agustus sebesar Rp 12.000.000, 90 hari dengan bunga 8% per bulan akan jatuh tempo?
(a). 31 Oktober
(b). 2 November
(c). 3 November
(d). 4 November
Jawaban:
3 November adalah tanggal jatuh tempo wesel tagih bertanggal 5 agustus sebesar Rp 12.00.000, 90 hari dan bunga 8% per tahun.
[26 hari di bulan Agustus (31 hari – 5 hari) + 30 hari di bulan September + 31 hari di bulan Oktober + 3 hari di bulan November]
5. Contoh soal akuntansi perpajakan #5:
Pertanyaan:
Ketika wesel tagih gagal bayar, berapakah jumlah yang akan didebit ke piutang?
(a). Nilai nominal wesel tagih.
(b). Akruan bunga.
(c). Nilai nominal wesel tagih di kurangi akruan bunga.
(d). Nilai nominal wesel tagih ditambah akruan bunga.
Jawaban:
Jika wesel tagih tidak dapat ditepati, piutang usaha didebit sejumlah nilai jatuh tempo wesel tagih (jawaban B).
Nilai jatuh tempo wesel tagih adalah nilai nominal (jawaban A) ditambah akruan bunga.
Nilai jatuh tempo wesel tagih dikurangi akruan bunga (jawaban C) sama dengan nilai nominal pada piutang.
Nilai jatuh tempo wesel tagih ditambah akruan bunga (jawaban D) tidak benar karena bunga ditambahkan dua kali.
6. Contoh soal akuntansi perpajakan #6:
Pertanyaan:
Selama tahun pertama masa operasi, sebuah perseroan memilih untuk menggunakan metode penyusutan garis lurus untuk keperluan pelaporan keuangan.
Dan metode saldo menurun ganda dalam menentukan penghasilan kena pajak (PKP).
Jika tarif pajak penghasilan adalah 30% dan jumlah beban penyusutan dalam metode garis lurus adalah Rp 60.000.000.
Dan dalam metode saldo menurun ganda adalah Rp 100.000.000.
Berapakah jumlah pajak penghasilan yang ditangguhkan hingga tahun-tahun mendatang adalah:
(a). Rp 12.000.000
(b). Rp 24.000.000
(c). Rp 40.000.0000
(d). Rp 60.000.000
Jawaban:
Jumlah pajak penghasilan yang ditangguhkan hingga tahun-tahun mendatang adalah Rp 12.000.000 (jawaban A).
Cara menghitungnya adalah sebagai berikut:
(a): Beban penyusutan, metode saldo menurun ganda = Rp 100.000.000
(b): Beban penyusutan, metode garis lurus = Rp 60.000.000
(c): Kelebihan beban dalam menentukan penghasilan kena pajak:
= (a) – (b)
= Rp 100.000.000 – Rp 60.000.000
= Rp 40.000.000
(d): Tarif pajak penghasilan: 30%
(e): Pajak penghasilan yang ditangguhkan hingga tahun-tahun mendatang:
= 30% x (c)
= 30% x Rp 40.000.000
= Rp 12.000.000
7. Contoh soal akuntansi perpajakan #7:
Pertanyaan:
Biaya investasi sementara milik PT Jaya adalah Rp 100.000.000 dan memiliki nilai pasar sebesar Rp 120.000.000.000 pada akhir periode akuntansi.
Diasumsikan tarif pajak 30%.
Selisih antara biaya dan nilai pasar akan dilaporkan sebagai:
(a). Laba direalisasi sebesar Rp 14.000.000
(b). Laba yang belum direalisasi sebesar Rp 14.000.000
(c). Laba direalisasi sebesar Rp 20.000.000
(d). Laba yang belum direalisasi sebesar Rp 20.000.000
Jawaban:
Selisih antara biaya investasi sementara dalam surat berharga tersedia untuk dijual dan nilai pasarnya dilaporkan sebagai laba belum direalisas.
Bersih setelah dikenakan pajak penghasilan, ditunjukkan berikut ini:
(a): Nilai pasar investasi = Rp 120.000.000
(b): Biaya investasi = Rp 100.000.000
(c): Total = (a) – (b) = Rp 120.0000.000 – Rp 100.000.000 = Rp 20.000.000
(d): Dikenakan pajak penghasilan (30%) = Rp 6.000.000
Laba belum direalisasi, bersih setelah pajak:
= (c) – (d)
= Rp 20.000.000 – Rp 6.000.000
= Rp 14.000.0000
Laba belum direalisasi sebesar Rp 14.000.000 (jawaban B).
Dilaporkan di neraca sebagai penambahan biaya investasi dan sebagai bagian dari laba komprehensif lainnya.
FAQ tentang Akuntansi Manajemen
Contoh Soal Akuntansi Sewa?
Perusahaan menyewa kantor selama 5 tahun sebesar Rp 100.000.000. Bagaimana cara mencatat transaksi tersebut? Pada saat terjadi transaksi, Piutang Sewa di Debet Rp 100.000.000. Rekening Bank di Kredit Rp 100.000.000
Contoh Soal Akuntansi Dana Pensiun?
Bagaimana format pencatatan jurnal tunjangan pensiun? Akun Beban Pensiun di Debet, akun Kas di kredit.
Contoh Soal Akuntansi Saham?
Manakah yang merupakan kelemahan dari bentuk usaha perseroan? Pemisahan pemilik dari manajemen.