Analisis Selisih BOP per Departemen
A: Pembebanan Biaya Overhead
Jika tarif biaya overhead telah ditentukan pada awal tahun, maka selama tahun anggaran, pesanan atau produk yang diolah dalam departemen produksi, dibebani dengan biaya overhead atas dasar tarif tersebut.
Biaya overhead yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dan dicatat selama tahun anggaran tersebut.
Agar pada akhir tahun dapat dilakukan pembandingan antara biaya overhead yang dibebankan berdasarkan angka taksiran dengan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi.
Untuk dapat melakukan pembandingan antara biaya overhead yang dibebankan atas dasar tarif dengan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi per departemen.
B: Langkah Perbandingan Biaya Overhead
Langkah-langkah yang harus ditempuh selama tahun anggaran adalah sebagai berikut:
- Mengumpulkan jumlah tiap jenis biaya overhead yang terjadi sesungguhnya dalam masing-masing departemen selama tahun anggaran.
- Mengumpulkan data sesungguhnya yang berhubungan dengan dasar distribusi dan alokasi biaya overhead pabrik.
- Mengalokasikan biaya overhead sesungguhnya departemen pembantu dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada saat penentuan tarif biaya overhead pabrik.
- Membandingkan biaya overhead sesungguhnya tiap-tiap departemen produksi dengan yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif, untuk perhitungan biaya overhead yang lebih atau kurang dibebankan.
- Menganalisis selisih biaya overhead per departemen.
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
A: Aktivitas Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi biaya overhead pabrik terdiri dari pencatatan:
- Pembebanan biaya overhead pabrik pada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.
- Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi .
- Penutupan rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ke rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya.
- Penghitungan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik.
Mari didalami satu-per-satu ya…
#1: Pembebanan biaya overhead pabrik pada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.
Apabila produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi, untuk menampung biaya produksi, di buku besar dibentuk rekening Barang Dalam Proses untuk tiap departemen produksi.
Biaya overhead yang dibebankan kepada produk ditampung dalam rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan.
Rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan perlu dibentuk untuk tiap departemen produksi.
#2: Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
Untuk mengumpulkan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi, dalam buku besar dibentuk rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
Rekening ini dirinci lagi sesuai dengan pembagian departemen pembantu dan departemen produksi.
Pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya mula-mula dilakukan dengan mendebit rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
Rincian jenis biaya overhead pabrik dalam tiap-tiap departemen produksi dan departemen pembantu diselenggarakan dalam buku pembantu.
Dari data yang dikumpulkan dalam buku pembantu, secara periodik (misalnya tiap bulan) dibuat daftar biaya biaya overhead sesungguhnya tiap-tiap departemen atas dasar data tersebut, kemudian dibuat jurnal pembagian biaya.
Caranya dengan memindahkan biaya overhead sesungguhnya yang terkumpul dalam rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya ke rekening biaya overhead pabrik yang sesungguhnya tiap-tiap departemen.
Setelah biaya overhead sesungguhnya dalam tiap-tiap departemen dikumpulkan, kemudian dibuat daftar alokasi biaya overhead sesungguhnya.
Atas dasar data dalam daftar alokasi biaya tersebut dibuat jurnal untuk mengalokasikan biaya overhead departemen pembantu ke departemen pembantu lain, dan ke departemen produksi.
B: Pencatatan Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Dan secara ringkas akuntansi biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi, dapat diuraikan seperti berikut ini:
Pencatatan Akuntansi Biaya #1:
Atas dasar berbagai macam bukti pembukuan, dicatat terjadinya biaya overhead pabrik sesungguhnya dalam rekening kontrol biaya overhead pabrik sesungguhnya.
Perhatiakn contoh jurnal pencatatan transaksinya berikut ini:
[Debit] Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp xxx
[Kredit] Persediaan Bahan Penolong Rp xxx
[Kredit] Persediaan BBM Rp xxx
[Cr] Gaji dan Upah Rp xxx
[Kredit] Persediaan Suku Cadang Rp xxx
[Kredit] Akumulasi Penyusutan Gedung Rp xxx
[Cr Asuransi Rp xxx
Pencatatan Akuntansi Biaya #2:
Bukti pembukuan terjadinya BOP dicatat pula dalam buku pembantu, yaitu ke dalam rekening jenis BOP tiap-tiap departemen.
Untuk memungkin pencatatan jenis biaya pada tiap-tiap departemen, bukti pembukuan harus diberi nomor kode rekening yang menunjukkan departemen dan jenis biayanya.
Misalnya, departemen pembantu dan departemen produksi diberi kode sebagai berikut:
- 500 Departemen A
- 501 Departemen B
- 502 Departemen X
- 503 Departemen Y
- 504 Departemen Z
Sedangkan jenis biaya diberi kode dengan menambah dua angka di belakang kode rekening kontrolnya sebagai berikut:
- 01 Biaya Bahan Penolong
- 02 Biaya BBM
- 03 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
- 04 Biaya Kesejahteraan
- 05 Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
- 06 Biaya Penyusutan Gedung
- 07 Biaya Asuransi Gedung
Jika jenis biaya jumlahnya lebih dari sepuluh jenis, maka kode rekening pembantunya terdiri dari dua angka.
Dengan demikian setiap bukti pembukuan diberi kode rekening yang menunjukkan jenis biaya dan pusat terjadinya.
Pencatatan Akuntansi Biaya #3:
Setiap bulan, jenis biaya pada tiap-tiap departemen dijumlah dan kemudian dibuat daftar biaya overhead pabrik sesungguhnya.
Pencatatan Akuntansi Biaya #4:
Atas dasar daftr biaya overhead pabrik sesungguhnya, kemudian dibuat jurnal untuk memindahkan jumlah biaya overhead pabrik yang terkumpul dalam rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya masing-masing departemen.
Perhatikan contoh jurnal pencatatannya berikut ini:
[Debit] Biaya Ov. Pabrik Sesungguhnya Departemen A Rp xxx
[Debit] Biaya Ov. Pabrik Sesungguhnya Departemen B Rp xxx
[Dr] Factory Overhead Cost Sesungguhnya Departemen X Rp xxx
[Debit] Biaya Ov. Pabrik Sesungguhnya Departemen Y Rp xxx
[Debit] Biaya Ov. Pabrik Sesungguhnya Departemen Z Rp xxx
[Kredit] Factory Overhead Cost Sesungguhnya Rp xxx
Pencatatan Akuntansi Biaya #5:
Setelah daftar biaya overhead pabrik sesungguhnya selesai disusun, kemudian dibuat daftar alokasi BOP sesungguhnya.
Perhatikan contoh jurnal pencatatannya berikut ini:
#1: Jurnal alokasi BOP sesungguhnya Departemen Pembantu Z
[Debit] BOP Sesungguhnya Departemen A Rp xxx
[Debit] BOP Sesungguhnya Departemen B Rp xxx
[Dr] FOH Sesungguhnya Departemen X Rp xxx
[Debit] BOP Sesungguhnya Departemen Y Rp xxx
[Kredit] Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Departemen Z Rp xxx
#2: Jurnal alokasi Factory Overhead Cost sesungguhnya Departemen Pembantu Y
[Debit] BOP Sesungguhnya Departemen A Rp xxx
[Dr] FOH Sesungguhnya Departemen B Rp xxx
[Debit] BOP Sesungguhnya Departemen Y Rp xxx
[Kredit] Biaya Overhead Sesungguhnya Departemen Y Rp xxx
#3: Jurnal alokasi BOP sesungguhnya Departemen Pembantu X
[Debit] BOP Sesungguhnya Departemen A Rp xxx
[Debit] BOP Sesungguhnya Departemen B Rp xxx
[Kredit] Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Departemen X Rp xxx
#3: Penutupan rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ke rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya.
Untuk menghitung pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik, biaya OHP yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang di muka dipertemukan dengan BOP sesungguhnya terjadi.
Jurnal penutupan rekening BOP yang dibebankan ke rekening BOP sesungguhnya per departemen, contohnya adalah sebagai berikut:
[Debit] BOP yang Dibebankan Departemen A Rp xxx
[Debit] Factory Overhead Cost yang Dibebankan Departemen B Rp xxx
[Kredit] BOP Sesungguhnya Departemen A Rp xxx
[Kredit] BOP Sesungguhnya Departemen B Rp xxx
#4: Penghitungan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik.
Untuk menghitung pembebanan lebih atau kurang BOP, pada akhir periode akuntansi dihitung saldo rekening BOP sesungguhnya per departemen.
Jurnal pencatatan pembebanan lebih atau kurang BOP seperti contoh berikut ini:
[Debit] Pembebanan Lebih atau Kurang Biaya Ov Pabrik Dept A Rp xxx
[Debit] Pembebanan Lebih atau Kurang Biaya Ov Pabrik Dept B Rp xxx
[Kredit] Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dept A Rp xxx
[Kredit] Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dept B Rp xxx