Memahami Jurnal Keuangan: Depresiasi, Deplesi, Amortisasi, Kerugian Piutang dengan Contoh

Jurnal Penyesuaian berfungsi untuk membuat pembaharuan atau penyesuaian terhadap transaksi-transaksi keuangan agar sesuai dengan kondisi riil, antara lain jurnal depresiasi, contoh transaksi-transaksi lain yang memerlukan jurnal penyesuaian antara lain:

  1. Depresiasi,
  2. Deplesi,
  3. Amortisasi, dan
  4. kerugian piutang

Bila pos-pos tersebut tidak disesuaikan maka laporan keuangan yang dihasilkan tidak akurat dan tidak accountable. Bagaimana cara menghitung dan membuat jurnal depresiasi, amortisasi, deplesi, dan kerugian piutang? Mari ikuti ulasan beserta contoh-contohnya berikut ini.

 

01: Jurnal Penyesuaian Depresiasi (Penyusutan)

A: Pengertian Biaya Depresiasi Menurut Para Ahli

Apa yang dimaksud beban/biaya depresiai?

Biaya depresiasi atau penyusutan adalah alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang dibebankan pada suatu periode tertentu.

Pembebanan biaya penyusutan ini biasanya dilakukan pada akhir periode dan biaya depresiasi yang dibebankan dihitung dengan cara taksiran. Mengapa? Karena jumlah biaya depresiasi tergantung dari tiga faktor yaitu :

  1. Harga perolehan
  2. Taksiran umur ekonomis
  3. Taksiran nilai residu

 

B: Cara Menghitung Nilai Depresiasi

Bagaimana metode perhitungan nilai depresiasi aset tetap berwujud?

Ada beberapa cara untuk menghitung nilai penyusutan aset tetap berwujud antara lain metode garis, metode saldo menurun, dan saldo menurun ganda. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal penyusutan aset tetap dengan metode garis lurus beserta pembahasan penyelesaian jawaban berikut ini :

MyCom Kursus Akuntansi Surabaya memiliki gedung yang harga perolehan sebesar Rp 100.000.000. Taksiran umur ekonomis 20 tahun dan estimasi nilai residu sebesar Rp 5.000.000. Berapa biaya depresiasi yang akan dibebankan setiap tahunnya?

Pembahasan penyelesaian jawaban:

Dari data-data pada contoh soal penyusutan di atas, kita bisa menghitung nilai depresiai sebagai berikut :

1: Nilai Penyusutan gedung per tahun

Rumus untuk menghitung nilai penyusutan tiap tahun adalah sbb:

= (Nilai Perolehan Aset Tetap  Berwujud – Estimasi Nilai Residu) : Estimasi Masa Kegunaan

formula perhitungan depresiasi

Dari hasil perhitungan nilai penyusutan gedung setiap tahunnya sebesar Rp 4.750.000. Nilai ini harus dialokasikan per bulan, dengan cara membuat jurnal penyesuaian penyusutan asaet tetap.

 

2: Nilai Penyusutan gedung tiap bulan

Formula untuk menghitung nilai depresiasi gedung setiap bulannya adalah sebagai berikut:

= Nilai depresiasi per tahun : 12 bulan

= Rp 4.750.000 : 12 bulan = Rp 395.800 (pembulatan)

 

C: Pencatatan Jurnal Penyesuaian Depresiasi Aset Tetap Berwujud

Dengan menggunakan contoh soal penyusutan gedung Mycom, maka kita bisa membuat jurnal penyesuaian yang dibuat untuk membebankan biaya depresiasi aset tetap berwujud adalah sebagai berikut:

1: Jurnal Penyesuaian Depresiasi Aset Tetap Berwujud per tahun

Contoh Jurnal penyesuaian penyusutan aktiva tetap

Nilai depresiasi gedung dicatat dibagian Debit, karena dalam prinsip debit dan kredit menyatakan bahwa setiap terjadi kenaikan nilai jenis akun aset, maka dicatat di sisi Debit, sedangkan jika terjadi penurunan akun aset maka akan dicatat pada sisi Kredit.

Akun yang digunakan sebagai penyeimbangnya adalah Akumulasi Penyusutan Gedung yang dicatat di bagian Kredit. Nilainya sama dengan jumlah depresiasi gedung.

 

2: Jurnal Penyesuaian Penyusutan Aset Tetap Berwujud Per Bulan

(Debit) Beban Penyusutan Aset Tetap … Rp 395.800
(Kredit) Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Berwujud … Rp 395.800 

 

02. Jurnal Penyesuaian Deplesi

contoh jurnal depresiasi

A: Pengertian Deplesi Menurut Para Ahli

Apa itu deplesi?

Pengertian Deplesi adalah penyusutan sumber-sumber alam yang tidak dapat diganti. Cara menghitung beban deplesi setiap tahunnya juga mempertimbangkan tiga faktor yaitu :

  • Harga perolehan
  • Taksiran isi sumber alam
  • Taksiran nilai residu

 

B: Contoh Perhitungan Deplesi 

Bagaimana cara menghitung nilai deplesi?

Secara umum, prinsip untuk menghitung nilai deplesi adalah sama dengan nilai penyusutan aset tetap berwujud. Metode yang digunakan untuk menghitung nilai deplesi pun tak ada bedanya. Untuk membantu memahami deplesi, perhatikan contoh soal deplesi dan jawaban berikut ini :

PT Tambang Batubaraku adalah sebuah perusahaan tambang kelas lokas dan regional yang terus melakukan inovasi agresif untuk mencapai kelas premium di bidangnya, salah satunya dengan membeli area tambang batu bara potensial.

Pada tanggal 09 Oktober 2022, PT Tambang Batubaraku membeli area tambang batubara dengan harga perolehan Rp 1.200.000.000,- .

Isi tambang, yaitu batu bara yang dapat dieksploitasi secara ekonomis sebanyak 100.000 ton dan taksiran nilai residunya sebesar Rp. 20.000.000.

Pertanyaan: Hitunglah biaya deplessi ekploitasi tambang batu bara?

Jawaban:

Biaya deplesi per ton batubara yang dieksploitasi dihitung sebagai berikut:

deplesi adalah

Bila selama tahun 2022 eksploitasi tambang tersebut menghasilkan 15.000 ton batubara maka biaya deplesi untuk tahun 2022 adalah sebesar:

=15.000 ton x Rp. 11.800
= Rp. 177.000.000,-

 

C: Pencatatan Jurnal Deplesi

Bagaimana cara mencatat deplesi?

Ayat Jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2022 adalah sebagai berikut:

jurnal depresiasi sumber alam

Nilai deplesi tambang batubara dicatat di bagian Debit, karena dianggap sebagai biaya sehingga setiap kenaikan deplesi dicatat di sisi debit sedangkan akun peyeimbangnya adalah Akumulasi Deplesi Tambang Batubara di bagian Kredit.

 

03: Jurnal Penyesuaian Amortisasi

jurnal depresiasi

A: Pengertian Amortisasi

Apa itu amortisasi?

Pengertian amortisasi adalah penyusutan aset tetap tak berwujud, contoh goodwill, merk, dan paten.

Aktiva tetap tidak berwujud akan disusut selama masa ekonomisnya. Namun demikian tidak ada nilai residunya. Bila aktiva tetap tidak berwujud umurnya tidak terbatas maka tidak dilakukan amortisasi.

 

B: Contoh Perhitungan Nilai Amortisasi Aset Tidak Berwujud

Bagaimana prosedur perhitungan nilai amortisasi aset tetap tidak berwujud? Secara prinsip, cara untuk menghitung nilai amortisasi sama dengan depresiasi dan deplesi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal perhitungan aset beserta pembahasan jawabannya berikut ini:

MyCom Computer Course Surabaya memiliki hak patent untuk membuat suatu materi pembelajaran training, pelatihan dan kursus laporan keuangan dari lembaga Kursus Akuntansi Surabaya.

Harga perolehan patent materi kursus akuntansi dan membuat laporan keuangan dari bukti transaksi sampai financial ratios sebesar Rp. 2.400.000 dan akan susut selama 10 tahun.

Pertanyaan: Hitung nilai amortisasi aset tetap tak berwujud per tahun dan per bulan?

Jawaban:

1: Nilai amortisasi setiap tahun

Amortisasi patent setiap tahun bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut :

= Harga Perolehan : Estimasi Masa Penyusutan

perhitungan depresiasi aset tetap

Dari hasil perhitungan menggunakan metode garis lurus diperoleh nilai amortisasi setiap tahunn adalah  Rp 240.000. Niai amortisasi per tahun sebesar Rp 240.000 harus dibebankan setiap bulan.

 

2: Nilai amortisasi setiap bulan

Untuk menghitung nilai amortisasi per bulan, kita bisa menggunakan rumus formula sebagai berikut:

= Nilai amortisasi aset tetap tidak berwujud : 12 bulan

= Rp 240.000 : 12 bulan = Rp 20.000

 

C: Cara Mencatat Jurnal Amortisasi

Bagaimana cara membuat jurnal amortisasi? Metode yang digunakan untuk membuat jurnal penyesuaian amortisasi prinsipnya sama dengan jurnal penyusutan aset tetap dan deplesi, yaitu jika terjadi kenaikan nilai amortisasi maka dicatat pada sisi Debit, sedangkan lawannya di debit.

1: Jurnal Penyesuaian Amortisasi Per tahun

Dan masih menggunakan contoh transaksi dari MyCom Computer Course Surabaya, maka ayat jurnal penyesuaian (AJP) untuk mencatat amortisasi patent setiap tahun pada akhir periode adalah sebagai berikut:

 

contoh jurnal penyesuaian amortisasi

Beban amortisasi paten dicatat pada bagian Debit, sedangkan lawannya adalah akun paten. Mengapa demikian? Iya, karena jenis akun amortisasi dianggap sebagai biaya, sehingga setiap terjadi kenaikan nilai saldo akun tersebut, maka akan dicatat di sisi Debit. Sebaliknya, jika terjadi penurunan jenis akun aset maka dicatat di sisi Kredit.

 

2: Jurnal Amortisasi Per Bulan

(Debit) Beban Amortisasi …. Rp 20.000 
(Kredit) Akumulasi Amortisasi Aset Tetap Tak Berwujud …. Rp 20.000

Bagaimana, klir ya? Okay sipppp, dilanjut!

 

04: Jurnal Penyesuaian Kerugian Piutang

pengertian sop secara umum

A: Pengertian Kerugian Piutang

Apa pengertian kerugian piutang?

Kerugian piutang adalah kerugian yang timbul karena adanya penjualan kredit barang dan jasa yang tidak dapat ditagih.

Pada tiap akhir periode dibuat taksiran jumlah piutang yang kira-kira tidak bisa dilunasi. Kerugian ini akan dicatat dalam rekening Kerugian Piutang di sisi debit, dan kreditnya di rekening Cadangan Kerugian Piutang.

 

B: Contoh Pencatatan Jurnal Kerugian Piutang

Bagaimana cara mencatat kerugian piutang?

Untuk memudahkan penjelasan tentang kerugian piutang, perhatikan contoh soal jurnal kerugian piutang beserta jawabannya berikut ini:

PT Era Bening Milenia, pada akhir tahun 2022 diperkirakan jumlah piutang yang tidak bisa ditagih sebesar Rp. 1.250.000,- Jumlah ini akan diakui dengan membuat ayat jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2022 seperti berikut ini:

jurnal penyesuaian kerugian piutang

Penjelasan jurnal pencatatan kerugian piutang:

Kerugian piutang adalah beban yang mengurangi laba perusahaan. Dalam prinsip pencatatan Debit dan Kredit, setiap terjadi kenaikan nilai jenis akun biaya maka akan dicatat pada sisi Debit. Sehingga pada contoh ini kerugian piutang dijurnal di bagian debit, sedangkan lawannya adalah akun Cadangan Kerugian Piutang.

Bagaimana menurut Anda?

 

05: Alokasi Penyesuaian Beban Depresiasi di Neraca Lajur

Inkaso adalah

A: Pengertian Neraca Lajur

Apa pengertian neraca lajur?

Neraca Lajur adalah daftar berkolom yang berisi data yang diperlukan untuk membuat jurnal penyesuaian dan laporan keuangan.

Ada beberapa bentuk neraca lajur, antara lain, neraca lajur bentuk 6 kolom, 8 kolom, 12 kolom, dan  bentuk 14 kolom. Banyaknya kolom dapat disesuaikan dengan tingkat kebutuhan si pembuat laporan keuangan.

Neraca lajur ini memungkinkan disusunnya laporan-laporan keuangan bulanan, kuartalan tanpa perlu membuat jurnal penyesuaian yang formal.Jumlah kolom dalam neraca lajur disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

 

B: Contoh Neraca Lajur

Berikut ini contoh neraca lajur :

#1: Contoh neraca lajur perusahaan dagang :

contoh jurnal penyesuaian
Contoh format neraca lajur.

#2: Contoh neraca lajur perusahaan manufaktur:

 

neraca lajur adalah
Contoh Form Neraca Lajur

Dari contoh bentuk neraca lajur di atas, kita bisa melihat bahwa ada sedikit perbedaan antara perusahaan dagang dengan perusahaan manufaktur.

Untuk perusahaan manufaktur ada kolom BIAYA PRODUKSI yang digunakan untuk menunjukkan jumlah yang diperlukan untuk menyusun laporan HARGA POKOK PRODUKSI (HPP).

Kolom ini diisi dengan rekening-rekening yang berkaitan dengan produksi, selisih antara kolom debit dengan kredit merupakan harga pokok produksi untuk periode tersebut.

***

Penyesuaian-penyesuaian dalam kolom penyesuaian yang men-debit, atau meng-kredit rekening harga pokok penjualan akan ditunjukkan dalam kolom laba rugi.

Hal ini dilakukan agar kolom laba rugi bisa menunjukkan semua data yang diperlukan untuk menyusun laporan harga pokok penjualan (HPP).

  • Kolom rekening diisi nama-nama rekening yang ada dalam buku besar.
  • Lajur neraca saldo berisi saldo masing-masing rekening. Penempatan saldo rekening disesuaikan dengan kolom debit dan kredit.
  • Kolom laba rugi diisi dengan jumlah semua rekening nominal yang berasal dari neraca saldo disesuaikan.

Selisih antara jumlah debit dan kredit merupakan laba atau rugi untuk periode bersangkutan.

***

Apabila jumlah kredit lebih besar daripada jumlah debit maka selisihnya adalah laba dan sebaliknya.

  • Kolom neraca berisi semua jumlah perkiraan riil yang berasal dari kolom neraca saldo disesuaikan.

Bila penyusunan neraca lajur sudah selesai, selanjutnya bisa dibuat Laporan keuangan sederhana lengkap yang datanya diambilkan dari:

  • kolom laba rugi untuk menyusun Laporan Laba Rugi, dan
  • dari kolom neraca untuk menyusun Neraca.

 

C: Video Jurnal Penyusutan Aset Tetap

Untuk menyegarkan ingatan kita, sekaligus meluaskan wawasan dan pengetahuan, mari saksikan video singkat tentang perhitungan nilai depresiasi dengan metode garis lurus beserta pencatatan jurnalnya berikut ini:

 

06: Kesimpulan – Depresiasi

Jenis Jurnal Penyesuaian

Dalam kenyataannya, tidak semua transaksi bisnis bisa selesai saat terjadinya, namun beberapa transaksi akan terselesaikan di waktu lain pada periode akuntansi saat itu atau periode berikutnya. Contoh transaksi-transaksi itu antara lain:

  • Depresiasi aktiva tetap berwujud.
  • Penyusutan aktiva tetap tidak berwujud atau dikenal dengan istilah amortisasi.
  • Deplesi sumber daya alam yang tak tergantikan, misalnya tambang batubara.
  • Kerugian piutang.

Maka perlu proses penyesuain-penyesuaian, sebagai contoh, depresiasi aktiva tetap berwujud kendaraan. Kendaraan tersebut bisa dimanfaatkan dalam beberapa tahun. Misalnya 5 tahun, maka, selama masa pemanfaatan itu perul dibuat penyesuaian tiap periode akuntansi.

Dampak Jurnal Penyesuaian

Bagaimana bila tidak dilakukan penyesuaian? Laporan Keuangan entitas tersebut TIDAK VALID! Laba Rugi bisa lebih besar dari kenyataannya. Laporan Posisi Keuangan atau neraca kurang mencerminkan kondisi sebenarnya. misalnya dalam menyajikan nilai aset tetap.

Nah, itulah perlunya jurnal penyesuaian untuk menyelaraskan transaksi bisnis dengan laporan keuangan, sehingga laporan keuangan itu benar-benar akurat dan menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

Dan bila Anda ingin mengetahui perangkat sederhana namun powerful untuk mendukung bisnis Anda, langsung saja ke: SOP Finance dan Accounting Tools Sederhana dan Mudah diterapkan dalam dunia nyata.

Demikian pembahasan tentang cara menghitung dan membuat jurnal penyesuaian Depresiasi, Deplesi, Amortisasi, Keugian Piutang. Bagaimana menurut Anda?

Note: Silahkan mengutip artikel ini, tapi mohon disebutkan LINK sumbernya ya. Thanks.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.