Apa itu Garansi Produk, Kewajiban Bersyarat, dan Kontinjensi?

Garansi produk (product warranty) dan kewajiban bersyarat (contingent liability) adalah jenis kontinjensi yang akan terealisasi akibat transaksi yang dilakukan pada masa lalu, apabila peristiwa tertentu terjadi di masa mendatang, sehingga pihak manajemen perusahaan harus berhati-hati agar keputusan hari ini tidak menjadi mimpi buruk di kemudian hari.

Bagaimana perlakuan dan pencatatan jurnal akuntansi garansi produk dan kewajiban bersyarat (Contingent Liability)? Yuk ikuti pembahasan lengkap dengan contoh-contoh dalam aktivitas bisnis sehari-hari berikut ini.

Kontinjensi (Contingency)

Apa itu Kontinjensi?

Kontinjensi (contingency) adalah ketidakpastian di masa depan yang mengakibatkan keuntungan (aset bersyarat) atau kerugian (kewajiban bersyarat) bagi perusahaan, tergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya peristiwa tertentu, contoh garansi produk dan kewajiban bersyarat.

Bagaimana Perlakuan Akuntansi Kontinjensi?

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 57, kontinjensi dikategorikan menjadi tiga berdasarkan probabilitas:

1: Kemungkinan besar terjadi

Apabila bisa diestimasi, maka dicatat sebagai liabilitas, seperti: cadangan garansi, sedangkan jika tidak bisa diestimasi, maka diungkapkan di catatan atas laporan keuangan (CALK)

2: Mungkin terjadi

Kategori kedua ini, hanya diungkapkan di catatan atas laporan keuangan.

3: Kemungkinan kecil

Untuk kategori yang ketiga ini tidak perlu dicatat atau diungkapkan.

Jadi, intinya perusahaan harus mengungkapkan kontinjensi dalam laporan keuangan (financial statements) apabila ada kemungkinan secara material (berpengaruh secara signifikan) atau tidak dapat diestimasi nilainya secara akurat.

Jika digambarkan dalam sebuah flowchart, secara sederhana proses pembukuan dan pencatatan akuntansi kewajiban bersyarat dapat diilustrasikan seperti berikut ini:

akuntansi kontinjensi
Akuntansi Kontinjensi menurut PSAK

Dari diagram alir (flowchart) di atas, kita bisa melihat bahwa perlakuan akuntansi kontinjensi menurut PSAK 57, ada 3 kemungkinan terjadinya,  apabila kemungkinan besar terjadi dan bisa diestimasi, maka catat  sebagai kewajiban dan ungkapkan di catatan atas laporan keuangan (notes of financial statements). Sedangkan jika tidak bisa diestimasi, maka cukup ungkap di catatan atas laporan keuangan.

Apabila mungkin terjadi, maka cukup diungkapkan di catatan laporan keuangan. Dan, bila kemungkinan kecil terjadinya, maka perusahaan tidak mencatat atau mengungkapkan. Hal ini dilakukan sesuai dengan kemungkinan yang akan terjadi, apakah kemungkinan itu sifatnya besar atau hanya suatu kemungkinan saja.

Sekarang yuk dibahas dua contoh kontinjensi, yaitu kewajiban bersyarat (contingent liability) dan garansi produk.

Kewajiban Bersyarat (Contingent Liability )

A: Sekilas Tentang Kewajiban Bersyarat

Saat ini semakin banyak orang yang menyadari bahwa kita perlu hidup berdampingan dengan lingkungan. Lingkungan hidup dan bumi ini bukanlah milik kita, tapi ‘pinjaman’ dari anak cucu.

Klaim lingkungan dan kesehatan publik bertumbuh dengan cepat menjadi beberapa kewajiban kontijensi yang harus dihadapi oleh perusahaan-perusahaan, sebagai contoh klaim rokok, asbes, dan kebersihan lingkungan telah mempengaruhi keuangan mereka.

B: Pengertian Kewajiban Bersyarat

Apa pengertian kewajiban bersyarat?

Kewajiban Bersyarat adalah kewajiban – kewajiban yang dihasilkan oleh beberapa transaksi yang dibuat di masa lalu jika beberapa peristiwa tertentu terjadi di masa mendatang.

Jadi, dengan kalimat lain, adalah kewajiban potensial yang mungkin akan timbul di masa yang akan datang, hal itu tergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya suatu kejadian tertentu.

Sebagai contoh Ford Motor Company akan memiliki Kewajiban Bersyarat untuk estimasi biaya yang terkait dengan pekerjaan yang dilindungi garansi pada mobil-mobil yang baru dijual.

Kewajiban Bersyarat ini tergantung pada pada peristiwa di masa depan, misalnya pembeli membutuhkan pekerjaan yang dilindungi garansi pada kendaraan yang dibelinya. Kewajiban ini muncul dari transaksi yang telah lalu, yaitu penjualan kendaraan tersebut.

Apa ciri-ciri kewajiban bersyarat?

Ada tiga ciri yang bisa diidentifikasi, yaitu:

1: Tergantung pada peristiwa masa depan

Kewajiban ini akan menjadi keharusan nyata bila suatu kondisi terpenuhi, contohnya kalah dalam gugatan hukum.

2: Belum pasti terjadi

Apabila peristiwanya tidak terjadi, maka kewajibannya pun tidak perlu dibayar.

3: Dicatat atau diungkapkan di Laporan Keuangan

Apabila kemungkinan terjadinya besar dan bisa diestimasi, maka dicatat sebagai liabilitas, tapi jika tidak pasti, maka diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Pengertian Kontinjensi

Bagaimana perlakuan akuntansi kewajiban bersyarat?

Berdasarkan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) atau IFRS, pengakuan kewajiban bersyarat tergantung pada probabilitas dan kemampuan dalam melakukan estimasi jumlahnya. Jika Kewajiban Bersyarat kemungkinan akan timbul, dan jumlah kewajiban ini dapat diestimasi secara wajar, maka Kewajiban harus dicatat dan dibukukan.

Jika suatu kewajiban kontinjensi kemungkinan besar akan terjadi tapi tidak dapat diperkirakan atau hanya mungkin saja terjadi, maka karakteristik kewajiban bersyarat tersebut harus diungkapkan dalam catatan laporan keuangan.

Penilaian yang profesional diperlukan untuk membedakan antara kewajiban bersyarat / kontinjensi yang kemungkinan besar akan terjadi dan hanya mungkin saja  terjadi.

C: Contoh Kewajiban Bersyarat

Bagaimana cara mencatat dan membukukan biaya garansi produk dan kewajiban bersyarat ? Mari baca beberapa contoh berikut ini satu per satu.

Berikut ini adalah contoh dari pengungkapan kontinjensi terkait dengan proses pengadilan dalam laporan keuangan tahunan milik PT Astra Agro Lestari Tbk, salah satu perusahaan agrikultur yang ternama di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Pada bulan Maret 2008, perusahaan mendapatkan tuntutan hukum dari PT Karya Wijaya Anugrah (KWA). Perusahaan kontraktor, sehubungan dengan penghentian kerjasama seperti yang dijelaskan dalam perjanjian pengembangan pabrik biji kacang di PT Ekadura Indonesia, sebuah anak perusahaan.

Jumlah tuntutan material terhadap perusahaan adalah Rp 1,88 miliar. Dan tuntutan non material terhadap perusahaan bersama dengan PT Dhian Pusaka Baruna Pratama (DPBP), selaku rekan usaha KWA berjumlah Rp 100 miliar.

Pengadilan Negara Jakarta Timur menolak tuntutan hukum tersebut, karena tidak memiliki wewenang untuk mengadili kasus ini. Tapi KWA mengajukan banding atas keputusan yang dikeluarkan oleh pengadilan.

Pihak manajemen yakin bahwa tuntutan tersebut tidak memiliki dasar hukum. Alasannya adalah arena penghentian kerjasama diperbolehkan dalam kontrak bila terjadi keterlambatan dalam pembangunan pabrik dan terjadi konflik internal antara KWA dan rekannya DPBP.

Hingga laporan keuangan konsolidasi, dari laporan laba rugi perusahaan hingga catatan atas laporan keuangan disiapkan, belum ada keputusan terhadap banding yang diajukan.

Masa Garansi Produk

Garansi Produk (Product Warranty)

Apa itu garansi produk (product warranty)?

Garansi produk adalah janji atau jaminan yang diberikan produsen atau penjual kepada konsumen atas produk yang dijual, bahwa produk tersebut bisa berfungsi dengan baik sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan selama periode tertentu.

Apabila barang tersebut cacat, rusak atau tidak memenuhi standar yang telah dijanjikan, maka penjual harus memperbaiki, mengganti atau mengembalikan uang pembeli sesuai ketentuan yang disepakati dalam garansi.

Apa ciri-ciri garansi produk?

1: Perlindungan bagi konsumen

Product warranty memberikan jaminan bagi konsumen produk yang dibeli layak digunakan sesuai dengan kesepakatan.

2: Memiliki Batas Waktu Tertentu

Ketentuan yang disepakati berlaku untuk periode waktu tertentu, misalnya 1 atau 2 tahun.

3: Ada Syarat dan Ketentuan

Jaminan tidak berlaku bila kerusakan disebabkan oleh kesalahan pemakaian, modifikasi atau bencana alam.

Apa Jenis Garansi Produk?

1: Garansi Penuh (Full Warranty)

Penjual bertanggung jawab penuh atas perbaikan atau penggantian tanpa biaya.

2: Garansi Terbatas (Limited Warranty)

Adalah jenis garansi produk yang hanya mencakup komponen atau kerusakan tertentu.

3: Garansi Produsen dan Garansi Penjual

Jenis garansi yang langsung dari pabrik, dan dari toko/distributor.

Bagaimana Perlakuan Akuntansi Garansi Produk?

Berdasarkan standar akuntansi, product warranty sering diakui sebagai kewajiban besyarat (contingent liability) karena biaya perbaikannya baru terjadi bila klaim dari pelanggan. Perusahaan harus membuat cadangan garansi (warranty provision) untuk mengantisipasi potensi biaya ini.

Contoh Pencatatan Garansi Produk

Tahu Toyota Innova kan?

Biaya garansi produk untuk 30.000 km pertama atas pembelian mobil Kijang Innova adalah contoh dari Kewajiban Bersyarat / kontinjensi yang dapat dibukukan.

Biaya garansi produk dianggap mungkin timbul karena perbaikan-perbaikan yang dicakup oleh garansi produk memang diperlukan pada beberapa kendaraan. Di samping itu biayanya dapat diestimasi dari pengalaman garansi sebelumnya.

Contoh soal dan pembahasan jawaban tentang garansi produk

Contoh Soal #1:

Perhatikan contoh berikut:

Diasumsikan bahwa selama bulan November sebuah perusahaan menjual produk seharga Rp 60.000.000 dengan garansi produk 36 bulan untuk perbaikan kerusakan.

Pengalaman sebelumnya menunjukkan rata-rata biaya untuk memperbaiki kerusakan adalah 5% dari harga jual dalam masa garansi.

***

Ayat jurnal untuk mencatat estimasi biaya garansi produk untuk bulan November adalah sebagai berikut:

Jurnal Akuntansi Garansi Produk

Transaksi tersebut secara tepat membandingkan pendapatan dan beban dengan mencatat biaya garansi dalam periode yang sama dengan periode penjualan dicatat.

Saat produk rusak diperbaiki, biaya perbaikan dibukukan dengan men-debit Utang Garansi Produk dan meng-kredit Kas, Persediaan, Utang Gaji atau akun lainnya yang sesuai.

***

Dengan demikian jika pelanggan membutuhkan penggantian komponen senilai Rp. 200.000 pada tanggal 15 Desember, ayat jurnal yang dicatat adalah sebagai berikut:

Pembukuan Beban Garansi Produk

Perhatikan contoh umum dari kewajiban bersyarat yang diungkapkan dalam catatan laporan keuangan adalah proses pengadilan, isu lingkungan, jaminan, dan kontinjensi dari penjualan piutang usaha.

Contoh Soal #2:

Perhatikan contoh soal dan Jawaban Garansi Produk kedua berikut ini:

Selama bulan September PT Manajemen Keuangan Network menjual peralatan produksi seharga Rp 140.000.000 dengan garansi 6 bulan. Biaya untuk memperbaiki kerusakan yang masih dilindungi garansi diperkirakan sebesar 6% dari harga jual.

Pada tanggal 11 Oktober seorang pelanggan memerlukan penggantian komponen senilai Rp 200.000 ditambah biaya tenaga kerja sebesar Rp 90.000 yang masih dalam masa garansi. Buatlah ayat jurnal untuk:

  1. Estimasi beban garansi pada tanggal 30 September
  2. Pekerjaan yang masih dilindungi garansi pada tanggal 11 Oktober

Jawaban soal:

01: Untuk mencatat beban garansi bulan September

Perhitungan beban garansi produk adalah sebagai berikut:

= 6% x Rp 140.000.000
= Rp 8.400.000

Pencatatan beban garansi produk:

(Dr) Beban Garansi Produk  Rp 8.400.000
(Cr) Utang Garansi Produk  Rp 8.400.000

Penjelasan:

Untuk membukukan transaksi ini, kita tetap berpedoman pada prinsip akuntansi debet dan kredit, sehingga kenaikan beban atau biaya dicatat ke sisi kiri atau debet, sedangkan peningkatan nilai utang dicatat ke bagian Kredit.

Pencatatan Penggantian komponen yang rusak yang masih dilindungi garansi

Perhatikan pencatatan akuntansi penggantian komponen yang rusak:

(Dr) Utang Garansi Produk   Rp 290.000
(Cr) Persediaan     Rp 200.000
(Cr) Utang Gaji      Rp 90.000

Penjelasan:

Apabila kita berpedoman pada aturan debet dan kredit, maka pengurangan utang garansi produk dibukukan ke debit, sedangkan berkurangnya persediaan dicatat ke kredit. Biaya karyawan yang belum dibayarkan merupakan utang gaji yang akan dibayarkan di kemudian hari, sehingga dicatat ke kredit.

Apa Perbedaan Kewajiban Bersyarat dan Garansi Produk?

Untuk membantu memudahkan memahami perbedaan antara kewajiban bersyarat dan garansi produk, berikut ini saya sajikan dalam bentuk tabel:

garansi produk vs kewajiban bersyarat
garansi produk vs kewajiban bersyarat

Ada 3 aspek yang saya tampilkan untuk membedakan garansi produk dengan kewajiban bersyarat, yaitu definisi, sifat dan pengakuan akuntansi.

Lalu, apa persamaan antara garansi produk dan kewajiban bersyarat? Persamaannya adalah kedua sama-sama bagian dari kontinjensi.

Kesimpulan

Kewajiban bersyarat merupakan kewajiban potensial yang dihasilkan dari transaksi yang terjadi di masa lalu tapi bergantung pada peristiwa di masa mendatang.

Jika kewajiban bersyarat atau kontinjensi kemungkinan besar akan terjadi dan besarnya dapat diestimasi, maka kewajiban tersebut harus dicatat dan diungkapkan di laporan keuangan.

Sedangkan garansi produk adalah jaminan yang dijanjikan produsen atau penjual kepada konsumen tentang produk yang dijual dipastikan bisa berfungsi dengan baik, jika kondisi itu tidak dipenuhi maka akan dilakukan penggantian produk, uang, atau sebagian spare part sesuai dengan ketentuan yang ada di garansi.

Kewajiban bersyarat dan garansi produk adalah bagian dari kontinjensi. Urutannya, kontinjensi-kewajiban bersyarat-garansi produk. Kontinjensi sebagai payung, kewajiban bersyarat adalah subsetnya, dan garansi produk adalah subset dari kewajiban bersyarat.

Pihak manajemen perusahaan perlu memahami kondisi ini sehingga beban kewajiban bersyarat ini tidak membebani aktivitas perusahaan. Pengabaian terhadap kewajiban bersyarat dan garansi ini bisa menyebabkan cash flow perusahaan terganggu, akibatnya operasi perusahaan secara umum juga terganggu.

Demikianlah pembahasan tentang definisi dan akuntansi kontinjensi, garansi produk dan kewajiban bersyarat, beserta cara dan contoh pembukuannya dengan membuat ayat jurnal untuk estimasi kewajiban garansi dan jasa yang diberikan dalam masa garansi. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Note:
Untuk menjaga etika saling menghargai dan saling menghormati sesama mahluk Tuhan, jika mengutip artikel ini mohon disebutkan dan disertakan link sumbernya ya. Thanks

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.