Begini Cara Pembukuan Garansi Produk dan Kewajiban Bersyarat (Contingent Liability)

Garansi produk adalah kewajiban akibat transaksi yang dilakukan pada masa lalu jika peristiwa tertentu terjadi di masa mendatang. Manajemen perusahaan harus berhati-hati agar keputusan hari ini tidak menjadi mimpi buruk di kemudian hari.

Bagaimana perlakuan dan pencatatan jurnal akuntansi garansi produk dan kewajiban kontinjensi (Contingent Liability)? Yuk ikuti pembahasan lengkap dengan contoh-contoh dalam aktivitas bisnis sehari-hari berikut ini.

 

01: Kewajiban Bersyarat (Contingent Liability )

Pengertian Kontinjensi

A: Sekilas Tentang Kewajiban Bersyarat

Saat ini semakin banyak orang yang menyadari bahwa kita perlu hidup berdampingan dengan lingkungan. Lingkungan hidup dan bumi ini bukanlah milik kita, tapi ‘pinjaman’ dari anak cucu.

Klaim lingkungan dan kesehatan publik bertumbuh dengan cepat menjadi beberapa kewajiban kontijensi yang harus dihadapi oleh perusahaan-perusahaan.

Sebagai contoh klaim rokok, asbes, dan kebersihan lingkungan telah mempengaruhi keuangan mereka.

Apa saja materi yang akan dibahas dalam artikel ini? Berikut ini topik yang akan dibahas dalam artikel ini :

  1. Pengertian Kewajiban Bersyarat / Kontinjensi
  2. Cara Pencatatan dan Pembukuan Akuntansi Garansi Produk dan Kewajiban Bersyarat lainnya
  3. Studi Kasus
  4. Proses Akuntansi
  5. Kewajiban Bersyarat / Kontinjensi
  6. Contoh Soal dan Jawaban
  7. Kesimpulan

Langsung saja, yuk dibahas satu per satu….

 

B: Pengertian Kewajiban Bersyarat

Apa pengertian kewajiban bersyarat?

Kewajiban Kontinjensi / Kewajiban Bersyarat / Contingent Liability adalah kewajiban – kewajiban yang dihasilkan oleh beberapa transaksi yang dibuat di masa lalu jika beberapa peristiwa tertentu terjadi di masa mendatang.

Sebagai contoh Ford Motor Company akan memiliki Kewajiban Bersyarat untuk estimasi biaya yang terkait dengan pekerjaan yang dilindungi garansi pada mobil-mobil yang baru dijual.

Kewajiban Bersyarat ini tergantung pada pada peristiwa di masa depan, misalnya pembeli membutuhkan pekerjaan yang dilindungi garansi pada kendaraan yang dibelinya.

Kewajiban ini muncul dari transaksi yang telah lalu, yaitu penjualan kendaraan tersebut.

Jika Kewajiban Bersyarat / kontijensi kemungkinan akan timbul, dan jumlah kewajiban ini dapat diestimasi secara wajar, maka Kewajiban harus dicatat / dibukukan.

 

02: Pembukuan Biaya Garansi Produk dan Kewajiban Bersyarat

Bagaimana cara mencatat dan membukukan biaya garansi produk dan kewajiban bersyarat atau kontinjensi?

Mari diuraikan satu per satu….

A: Jurnal Garansi Produk

Pengertian

Tahu Toyota Innova kan?

Biaya garansi produk untuk 30.000 km pertama atas pembelian mobil Kijang Innova adalah contoh dari Kewajiban Bersyarat / kontinjensi yang dapat dibukukan.

Biaya garansi produk dianggap mungkin timbul karena perbaikan-perbaikan yang dicakup oleh garansi produk memang diperlukan pada beberapa kendaraan. Di samping itu biayanya dapat diestimasi dari pengalaman garansi sebelumnya.

 

Contoh soal dan pembahasan jawaban

Perhatikan contoh berikut:

Diasumsikan bahwa selama bulan November sebuah perusahaan menjual produk seharga Rp 60.000.000 dengan garansi produk 36 bulan untuk perbaikan kerusakan.

Pengalaman sebelumnya menunjukkan rata-rata biaya untuk memperbaiki kerusakan adalah 5% dari harga jual dalam masa garansi.

***

Ayat jurnal untuk mencatat estimasi biaya garansi produk untuk bulan November adalah sebagai berikut:

Jurnal Akuntansi Garansi Produk

Transaksi tersebut secara tepat membandingkan pendapatan dan beban dengan mencatat biaya garansi dalam periode yang sama dengan periode penjualan dicatat.

Saat produk rusak diperbaiki, biaya perbaikan dibukukan dengan men-debit Utang Garansi Produk dan meng-kredit Kas, Persediaan, Utang Gaji atau akun lainnya yang sesuai.

***

Dengan demikian jika pelanggan membutuhkan penggantian komponen senilai Rp. 200.000 pada tanggal 15 Desember, ayat jurnal yang dicatat adalah sebagai berikut:

Pembukuan Beban Garansi Produk

Jika suatu kewajiban kontinjensi kemungkinan besar akan terjadi tapi tidak dapat diperkirakan atau hanya mungkin saja terjadi.

Maka karakteristik kewajiban kontinjensi /bersyarat tersebut harus diungkapkan dalam catatan laporan keuangan.

Penilaian yang profesional diperlukan untuk membedakan antara kewajiban bersyarat / kontinjensi yang kemungkinan besar akan terjadi dan hanya mungkin saja  terjadi.

Perhatikan contoh umum dari kewajiban bersyarat yang diungkapkan dalam catatan laporan keuangan adalah proses pengadilan, isu lingkungan, jaminan, dan kontinjensi dari penjualan piutang usaha.

 

B: Studi Kasus Kontinjensi

Dan berikut ini adalah contoh dari pengungkapan kontinjensi terkait dengan proses pengadilan dalam laporan keuangan tahunan milik PT Astra Agro Lestari Tbk, salah satu perusahaan agrikultur yang ternama di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Pada bulan Maret 2008, perusahaan mendapatkan tuntutan hukum dari PT Karya Wijaya Anugrah (KWA).

Perusahaan kontraktor, sehubungan dengan penghentian kerjasama seperti yang dijelaskan dalam perjanjian pengembangan pabrik biji kacang di PT Ekadura Indonesia, sebuah anak perusahaan.

Jumlah tuntutan material terhadap perusahaan adalah Rp 1,88 miliar.

Dan tuntutan non material terhadap perusahaan bersama dengan PT Dhian Pusaka Baruna Pratama (DPBP), selaku rekan usaha KWA berjumlah Rp 100 miliar.

Pengadilan Negara Jakarta Timur menolak tuntutan hukum tersebut, karena tidak memiliki wewenang untuk mengadili kasus ini. Tapi KWA mengajukan banding atas keputusan yang dikeluarkan oleh pengadilan.

Pihak manajemen yakin bahwa tuntutan tersebut tidak memiliki dasar hukum.

Alasannya adalah arena penghentian kerjasama diperbolehkan dalam kontrak bila terjadi keterlambatan dalam pembangunan pabrik dan terjadi konflik internal antara KWA dan rekannya DPBP.

Hingga laporan keuangan konsolidasi, dari laporan laba rugi perusahaan hingga catatan atas laporan keuangan disiapkan, belum ada keputusan terhadap banding yang diajukan.

 

03: Akuntansi Garansi Produk dan Kewajiban Bersyarat

Masa Garansi Produk

A: Perlakuan Akuntansi Garansi Produk

Secara sederhana proses pembukuan dan pencatatan akuntansi garansi produk / kewajiban bersyarat / kontinjensi dapat diilustrasikan seperti berikut ini:

Cara pembukuan kontinjensi
Flowchart Proses Pencatatan Kontinjensi

Dari diagram alir di atas, kita bisa melihat bahwa ada tiga perlakuan akuntansi terhadap kontinjensi, yaitu mencatat dan mengungkapkan kewajiban, kedua dan ketiga hanya mengungkap kewajiban. Hal ini dilakukan sesuai dengan kemungkinan yang akan terjadi, apakah kemungkinan itu sifatnya besar atau hanya suatu kemungkinan saja.

 

B: Contoh Pencatatan Garansi Produk

Contoh soal dan jawaban Garansi Produk

Perhatikan contoh soal dan Jawaban Garansi Produk dan Kewajiban Bersyarat / Kontinjensi berikut ini:

Selama bulan September PT Manajemen Keuangan Network menjual peralatan produksi seharga Rp 140.000.000 dengan garansi 6 bulan.

Biaya untuk memperbaiki kerusakan yang masih dilindungi garansi diperkirakan sebesar 6% dari harga jual.

Pada tanggal 11 Oktober seorang pelanggan memerlukan penggantian komponen senilai Rp 200.000 ditambah biaya tenaga kerja sebesar Rp 90.000 yang masih dalam masa garansi.

Buatlah ayat jurnal untuk:

  1. Estimasi beban garansi pada tanggal 30 September
  2. Pekerjaan yang masih dilindungi garansi pada tanggal 11 Oktober

 

Jawaban soal:

01: Untuk mencatat beban garansi bulan September

Perhitungan beban garansi produk adalah sebagai berikut:

= 6% X Rp 140.000.000
= Rp 8.400.000

Pencatatan beban garansi produk:

(Dr) Beban Garansi Produk  Rp 8.400.000
(Cr) Utang Garansi Produk  Rp 8.400.000

Penjelasan:

Untuk membukukan transaksi ini, kita tetap berpedoman pada prinsip akuntansi debet dan kredit, sehingga kenaikan beban atau biaya dicatat ke sisi kiri atau debet, sedangkan peningkatan nilai utang dicatat ke bagian Kredit.

 

02: Mengganti komponen yang rusak yang masih dilindungi garansi

Perhatikan pencatatan akuntansi penggantian komponen yang rusak:

(Dr) Utang Garansi Produk   Rp 290.000
(Cr) Persediaan     Rp 200.000
(Cr) Utang Gaji      Rp 90.000

Penjelasan:

Apabila kita berpedoman pada aturan debet dan kredit, maka pengurangan utang garansi produk dibukukan ke debit, sedangkan berkurangnya persediaan dicatat ke kredit. Biaya karyawan yang belum dibayarkan merupakan utang gaji yang akan dibayarkan di kemudian hari, sehingga dicatat ke kredit.

 

04: Kesimpulan

Kewajiban bersyarat atau kontinjensi merupakan kewajiban potensial yang dihasilkan dari transaksi yang terjadi di masa lalu tapi bergantung pada peristiwa di masa mendatang.

Jika kewajiban bersyarat atau kontinjensi kemungkinan besar akan terjadi dan besarnya dapat diestimasi, maka kewajiban tersebut harus dicatat.

Manajemen perusahaan perlu memahami kondisi ini sehingga beban kewajiban bersyarat ini tidak membebani aktivitas perusahaan. Pengabaian terhadap kewajiban bersyarat dan garansi ini bisa menyebabkan cash flow perusahaan terganggu, akibatnya operasi perusahaan secara umum juga terganggu.

Demikianlah pembahasan tentang akuntansi untuk garansi produk dan kewajiban bersyarat / kontinjensi

Tentu beserta cara dan contoh pembukuannya dengan membuat ayat jurnal untuk estimasi kewajiban garansi dan jasa yang diberikan dalam masa garansi.

Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Note:
Untuk menjaga etika saling menghargai dan saling menghormati sesama mahluk Tuhan, jika mengutip artikel ini mohon disebutkan dan disertakan link sumbernya ya. Thanks

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.