Langkah Praktis: Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) yang Tepat di Perusahaan Manufaktur

Harga pokok penjualan (HPP) perusahaan manufaktur adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang sampai siap dipasarkan. Fungsi menghitung harga pokok penjualan perusahaan manufaktur adalah untuk mengetahui total biaya produksi dan menentukan harga per unit produk.

Oleh karena itu, pengusaha dan para karyawan yang bekerja di bidang ini harus mengetahui dan memahaminya dengan baik. Dan bagi Anda yang belum tahu, dengan membaca artikel ini Anda akan mengetahui:

  1. Bagaimana cara menghitung harga pokok penjualan (HPP) dalam perusahaan manufaktur?
  2. Apa rumus harga pokok penjualan perusahaan manufaktur?
  3. Bagaimana laporan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur?

Langsung saja ikuti pembahasan beserta contoh perhitungan HPP berikut ini.

 

01: Siklus Harga Pokok Penjualan (HPP) Perusahaan Manufaktur

A: Bagan Alir Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan Perusahaan Manufaktur

Harga pokok perusahaan manufaktur lebih kompleks dibandingkan perusahaan dagang. Penentuan harga ini harus benar-benar dianalisis secara akurat agar perusahaan memperoleh keuntungan yang memadai, bukan hanya ada di posisi break even point (BEP) atau titik impas, yakni suatu kondisi di mana perusahaan tidak untung namun sudah tidak rugi.

Kesulitan yang timbul bersumber dari kesulitan memahami urutan alur dan cara pencatatan jurnal HPP perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, di awal artikel ini kita bahas bagan alir terbentuknya HPP/COGS dan penyusunan laporan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur.

Bila digambarkan dengan bagan alir (flowchart) proses terbentuknya harga pokok penjualan perusahaan manufaktur adalah seperti pada gambar feature artikel ini di atas

Cost of goods sold (COGS) terbentuk dari komponen persediaan awal bahan baku, kemudian mengalami proses produksi yang melibatkan bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Persediaan barang jadi (inventory) adalah hasil dari proses tersebut produksi yang siap untuk dipasarkan.

 

B: Penyajian Laporan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Manufaktur

Bagaimana penyajian proses pembentukan HPP dalam laporan keuangan?

Persediaan bahan baku, barang dalam proses (work in process) dan barang jadi akan disajikan dalam laporan neraca (laporan posisi keuangan/balance sheet).

Cost of goods sold akan disajikan dalam laporan laba rugi sebagai pengurang dari penjualan bersih. Hasil perhitungan tersebut adalah pendapatan kotor (gross profit).

 

02: Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan Perusahaan Manufaktur

harga pokok penjualan perusahaan manufaktur

A: Proses Perhitungan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Manufaktur

Bagaimana rumus perhitungan HPP/COGS Perusahaan Manufaktur?

Sebagaimana telah dipahami dari penjelasan siklus HPP perusahaan manufaktur, bahwa komponen cost of goods sold perusahaan manufaktur terdiri dari persediaan, tenaga kerja langsung, dan overhead.

Pertanyaannya adalah bagaimana cara menghitung masing-masing komponen tersebut? Agar lebih mudah memahaminya, kami berikan beberapa contoh soal harga pokok penjualan perusahaan manufaktur.

 

B: Menghitung dan Mencatat Jurnal Bahan Baku

Perhatikan contoh soal harga pokok penjualan perusahaan manufaktur berikut ini:

PT Condong Ceger Kalibening Mandiri, produsen hijab instan berkelas. Pada bulan September 2021 perusahaan menerima pesanan sebesar 1.000 pcs. Di balance sheet periode Agustus 2021, saldo account:

  1. Bahan Baku = Rp 1.000.000
  2. Persediaan barang dalam proses = Rp 4.000.000
  3. Persediaan barang siap dijual = Rp 2.000.000

Tanggal 3 September 2021 perusahaan membeli bahan baku kain 1000 m dengan harga Rp 25.000 per meter. Pembayaran dilakukan akhir bulan.

Perusahaan mencatat jurnal transaksi pembelian kain sebagai berikut:

[Debit] Bahan Baku ….. Rp 25.000.000
[Kredit] Utang Usaha ………….. Rp 25.000.000

Penjelasan jurnal:

Pembelian tersebut akan menambah persediaan bahan baku sehingga dicatat pada sisi debit. Selain itu juga akan menambah utang sehingga dicatat pada sisi kredit.

 

C: Perhitungan dan Pencatatan Jurnal Barang Dalam Proses (Work In Proses)

Perhatikan contoh soal harga pokok penjualan perusahaan manufaktur – WIP berikut ini:

Pada tanggal 10 September 2021, bahan baku tersebut digunakan dalam proses produksi sebanyak 200 meter dan perusahaan melakukan pencatatan sebagai berikut:

[Debit] Barang Dalam Proses (Work In Process) ……. Rp 5.000.000

[Kredit] Bahan Baku ….. Rp 5.000.000

Cara menghitung harga pokok penjualan perusahaan manufaktur:

= 200 x Rp 25.000 = Rp 5.000.000

Pemakaian bahan baku ini akan mengurangi persediaan bahan baku di gudang sehingga dicatat di sisi kredit, namun sebaliknya akan menambah persediaan barang dalam proses sehingga dicatat di sisi debit.

 

Buku Besar Account Bahan Baku:

(a). Saldo awal (tanggal 1 September 2021) = Rp Rp 1.000.000

(b). Pembelian Bahan Baku (tanggal 3 September 2021) = Rp 25.000.000

(c). Pemakaian Bahan Baku (tanggal 10 September 2021) = ( Rp 5.000.000 )

Cara menghitung harga pokok penjualan perusahaan manufaktur – Saldo Bahan Baku :

= (a) + (b) +(c)

= (Rp 1.000.000 + Rp 25.000.000) – Rp 5.000.000 = Rp 21.000.000

 

Buku Besar Work In Process

(a). Saldo Awal (tanggal 1 September 2021) = Rp 4.000.000

(b). Bahan Baku – WIP (tanggal 10 September 2021) = Rp 5.000.000

Saldo, Bahan Baku :

= (a) + (b)

= Rp 4.000.000 + Rp 5.000.000 = Rp 9.000.000

 

D: Jurnal Biaya Overhead Perusahaan Manufaktur

1: Biaya Pemeliharaan

Perhatikan contoh soal HPP perusahaan manufaktur perhitungan biaya pemeliharaan berikut ini:

Tanggal 15 Septembet 2021 PT Condong Ceger Kalibening Mandiri melakukan pemeliharaan rutin mesin dan peralatan produksi senilai Rp 5.000.000, pembayaran dilakukan secara tunai.

Transaksi ini dicatat dengan jurnal sebagai berikut:

[Debit] Biaya Overhead (Pemeliharaan) – Work In Process … Rp 5.000.000

[Kredit] Kas …. Rp 5.000.000

 

2: Biaya utilitas

Perhatikan contoh harga pokok penjualan perusahaan manufaktur – biaya utilitas:

Perusahaan membayar biaya utilitas sebesar Rp 1.500.000 dan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:

[Debit] Biaya Overhead (Utilitas) – Work In Process ….. Rp 1.500.000

[Kredit] Kas …. Rp 1.500.000

 

3: Biaya tenaga kerja langsung

Berikut ini contoh soal harga pokok penjualan perusahaan manufaktur – TK Langsung:

Tanggal 25 September 2021, perusahaan membayar gaji karyawan secara tunai sebesar Rp 35.000.000, dan berikut ini cara membuat jurnal akuntansi transaksi tersebut:

[Debit] Biaya Tenaga Kerja – Work In Process …. Rp 35.000.000

[Kredit] Kas ….. Rp 35.000.000

 

E: Buku Besar Perusahaan Manufaktur

Transaksi-transaksi PT Condong Ceger Kalibening Mandiri selama bulan September 2021 akan nampak dalam buku besar seperti berikut ini:

(a). Saldo awal = Rp 4.000.000

(b). Bahan baku = Rp 5.000.000

(c). Biaya pemeliharaan – overhead = Rp 5.000.000

(d). Biaya utilitas – overhead = Rp 1.500.000

(e). Biaya tenaga kerja langsung = Rp 35.000.000

Saldo barang dalam proses (work in process) :

= (a) + (b) + (c) + (d) + (e)

= Rp 4.000.000 + Rp 5.000.000 + Rp 5.000.000 + Rp 1.500.000 + Rp 35.000.000 = Rp 45.500.000

***

Semua biaya yang termasuk dalam work in proses merupakan harga pokok produksi atau biaya manufaktur, yaitu:

= Rp 5.000.000 + Rp 5.000.000 + Rp 1.500.000 + Rp 35.000.000

= Rp 46.500.000

Sehingga kita bisa menghitung biaya produksi per unit produk, yaitu:

= Rp 46.500.000 : 1.000

= Rp 46.500

 

F: Cara Menghitung dan Mencatat Jurnal Barang Jadi

Pada tanggal 29 September, proses produksi sudah menyelesaikan sebanyak 800 pcs barang jadi dan disimpan di gudang penyimpanan.

1: Rumus Perhitungan Persediaan Barang Jadi

Persediaan barang jadi dihitung dengan rumus sebagai berikut:

= Jumlah produksi unit barang jadi x Harga Pokok Produksi

= 800 x Rp 46.500 = Rp 37.200.000

 

2: Perhitungan Persediaan Barang Dalam Proses (Work In Proses)

Berikut ini disajikan proses perhitungan barang dalam proses  (WIP) yang telah dikonversi menjadi barang jadi:

(a). Barang Dalam Proses

Biaya barang dalam proses per unit produk:

= Rp 5.000.000 : 1000

= Rp 5.000

Barang Dalam Proses yang dikonversi menjadi barang jadi:

= 800 x Rp 5.000 = Rp 4.000.000

 

(b). Biaya pemeliharaan – overhead

Biaya pemeliharaan yang dibebankan per unit produk:

= Rp 5.000.000 : 1000

= Rp 5.000

Biaya pemeliharaan (overhead) yang dikonversi menjadi barang jadi:

= 800 x Rp 5.000 = Rp 4.000.000

 

(d). Biaya utilitas – overhead

Biaya utilitas yang dibebankan per unit produk:

= Rp 1.500.000 : 1000

= Rp 1.500

Biaya utilitas yang dikonversi ke dalam barang jadi:

= 800 x Rp 1.500 = Rp 1.200.000

 

(e). Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung yang dibebankan per unit produk:

= Rp 35.000.000 : 1000

= Rp 35.000

Biaya tenaga kerja langsung yang dikonversi ke dalam unit produk:

= 800 x Rp 35.000 = Rp 28.000.000

 

3: Cara mencatat jurnal barang jadi

Pencatatan jurnal work in process menjadi barang jadi adalah sebagai berikut:

Persediaan Barang Jadi …………… Rp 37.200.000 [Debit]

Barang Dalam Proses (WIP) ……………… Rp 4.000.000 [Kredit]

Biaya Pemeliharaan Mesin (WIP) ……… Rp 4.000.000 [Kredit]

Beban Utilitas (WIP) ……………………….. Rp 1.200.000 [Kredit]

Biaya Tenaga Kerja Langsung  (WIP) …. Rp 28.000.000 [Kredit]

 

4: Buku Besar Account Persediaan Barang Jadi

(a). Saldo awal persediaan (1 September) = Rp 2.000.000

(b). Persediaan Barang Jadi (30 September) = Rp 37.200.000

Saldo Persediaan : (a) + (b)

= Rp 2.000.000 + Rp 37.200.000

= Rp 39.200.000

 

5: Buku Besar Rekening Work In Process

Dan berikut ini buku besar account WIP:

(a). Saldo awal = Rp 4.000.000

(b). Bahan baku = Rp 5.000.000

(c). Biaya pemeliharaan – overhead = Rp 5.000.000

(d). Biaya utilitas – overhead = Rp 1.500.000

(e). Biaya tenaga kerja langsung = Rp 35.000.000

(f). Bahan Baku – WIP (30 September) = (Rp 4.000.000)

(g). Biaya Overhead – WIP (30/9) = (Rp 4.000.000)

(h). Biaya Overhead – WIP (30/9) = (Rp 1.200.000)

(i). Biaya Tenaga Kerja Langsung – WIP (30/9) = (Rp 28.000.000)

Saldo Work In Proses :

= (a+b+c+d+e+f+g+h+i)

= Rp 4.000.000 + Rp 5.000.000 + Rp 5.000.000 + Rp 1.500.000+ Rp 35.000.000 + (Rp 4.000.000) + (Rp 4.000.000) + (Rp 1.200.000) + (Rp 28.000.000) = Rp 13.300.000

 

G: Penjualan Barang Jadi

Produk yang terjual sampai tanggal 30 September adalah 700 pcs dengan harga per pcs adalah Rp 50.000. Pencatatan jurnal penjualan barang tersebut adalah:

[Debit] Harga Pokok Penjualan (HPP) …. Rp 32.550.000

[Kredit] Persediaan Barang Jadi ………………..  Rp 32.550.000

Penjelasan jurnal:

= Rp 46.500 x 700 = 32.550.000

Pencatatan jurnal transaksi penjualan

[Debit] Piutang Dagang …. Rp 35.000.000

[Kredit] Penjualan ……………. Rp 35.000.000

Penjelasan pencatatan jurnal:

= Rp 50.000 x 700

= Rp 35.000.000

Pencatatan jurnal transaksi penjualan akan menyebabkan persediaan barang dagangan menjadi sebagai berikut:

(a). Saldo Awal tanggal 1 September = Rp 2.000.000

(b). Persediaan Barang tanggal 30/9 = Rp Rp 37.200.000

(c). Persediaan Barang tanggal 30/9 =  (Rp 32.550.000)

Saldo persediaan barang jadi :

= (a) + (b) + (c)

= Rp 2.000.000 + (Rp 37.200.000) = Rp 6.650.000

 

03: Laporan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Manufaktur

Bagaimana laporan harga pokok penjualan (HPP) perusahaan manufaktur?

Saldo buku besar akun bahan baku, work in process (WIP) dan persediaan barang jadi disajikan dalam laporan posisi keuangan/balance sheet/neraca, sedangkan harga pokok penjualan/HPP dan penjualan barang jadi disajikan dalam laporan laba rugi (income statement).

 

A : Penyajian Laporan COGS di Laporan Laba Rugi

Perhatikan contoh format penyajian harga pokok penjualan /HPP di laporan laba rugi perusahaan manufaktur berikut ini:

Laporan HPP Perusahaan Manufaktur
Penyajian Laporan Harga Penjualan (HPP) di Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur

Perhatikan komponen-komponen contoh laporan laba rugi perusahaan manufaktur di atas:

Harga pokok penjualan atau cost of goods sold (COGS) disajikan nilainya saja tanpa rincian proses terbentuknya HPP. Adalah sangat tidak praktis  menyajikan semua tahapan dan proses perhitungan HPP dalam laporan laba rugi, untuk melengkapinya disajikan dalam lampiran. Lampiran ini berisi proses dan tahapan perhitungan cost og goods sold, mulai bahan baku hingga barang jadi.

***

Bagaimana pengaruh harga pokok penjualan (HPP) terhadap laba rugi perusahaan manufaktur?

Perhatikan rumus perhitungan laba rugi berikut ini:

Laba Kotor (Gross Profit) = Pendapatan – Harga Pokok Penjualan

Besar kecilnya laba kotor sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan atau cost of goods sold. Semakin kecil nilai total HPP, akan menyebabkan peningkatan jumlah laba kotor dan sebaliknya.

Besar kecilnya laba kotor akan mempengaruhi laba bersih (net profit) perusahaan.

Perhatikan rumus perhitungan laba bersih berikut ini:

Laba Sebelum Pajak = Laba Kotor – Biaya

Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak – Pajak (PPh Badan)

Jadi mengingat begitu pentingnya pengaruh harga pokok penjualan terhadap laba rugi perusahaan, maka perusahaan harus benar-benar memperhatikan cost of goods sold.

 

B: Elemen Laporan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur

Sekarang kita bahas laporan harga pokok penjualan (HPP) yang dilampirkan dalam laporan laba rugi (statements of profit loss).

Laporan harga pokok penjualan/COGS menyajikan komponen-komponen dan proses perhitungannya secara rinci.

Berikut ini unsur dan komponen laporan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur:

1: Analisis Persediaan Per Unit

Bagian yang menyajikan dan menjelaskan secara rinci proses serta tahapan perhitungan persediaan per unit.

2: Analisis Harga Pokok Penjualan atau Cost of Goods Sold

Bagian ini menyajikan proses perhitungan cost of goods sold dalam bentuk mata uang, misalnya Rupiah atau Dolar secara detail.

3: Biaya Persediaan

Berisi laporan tentang nilai persediaan.

4: Perincian Persediaan Akhir

Bagian ini memberikan laporan secara detail keseluruhan unsur-unsur persediaan, yaitu bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi yang nantinya akan dimasukkan dalam laporan posisi keuangan (statements of financial positiion).

 

C: Contoh Laporan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur

Jika seluruh komponen harga pokok penjualan atau cost of goods sold disatukan dan disajikan dalam format laporan harga pokok penjualan, maka bentuknya seperti berikut ini:

Contoh laporan Harga Pokok Penjualan Manufaktur
Contoh Format Laporan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Manufaktur.

Dari contoh laporan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur di atas kita bisa melihat komponen perhitungan HPP.

 

04: Kesimpulan tentang Harga Pokok Penjualan Perusahaan Manufaktur

Harga pokok penjualan perusahaan manufaktur adalah cost atau biaya serta beban yang timbul karena proses penyiapan suatu produk mulai dari pembelian bahan baku, bahan penolong, proses produksi dan penyimpanan barang tersedia untuk dijual.

Pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana menghitung harga pokok penjualan dalam perusahaan manufaktur perlu dipahami khususnya bagi Anda yang bekerja di bidang manufaktur, sehingga laporan keuangan yang disusun akurat dan benar.

Pembahasan tentang bagan/alur/rumus menghitung harga pokok penjualan perusahaan manufaktur beserta contoh soal dan pencatatan jurnal HPP sudah disajikan dengan lengkap. Silahkan Anda praktikkan dan kembangkan seseuai dengan situasi kondisi dan kebutuhan usaha.

Dan bila ingin cara praktis menghitung HPP dengan Excel, silah baca lengkap di SOP Keuangan dan  Accounting Tools

Demikian sedikit yang bisa kami sampaikan semoga bermanfaat dan terima kasih. Dan bila Anda menutip artikel ini mohon disebutkan dan sertakan sumbernya ya. Thanks

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.