Cara menghitung COGS dan unsur-unsur harga pokok penjualan (HPP) perusahaan dagang lebih sederhana dibandingkan dengan perusahaan manufaktur. Komponen penentu harga pokok penjualan perusahaan dagang adalah persediaan barang dan biaya overhead. Dua komponen utama cost of goods sold perusahaan dagang inilah yang akan dibahas secara rinci dalam artikel ini.
Bagaimana siklus, penilaian persediaan (inventory), rumus perhitungan, dan penyajian jurnal laporan harga pokok penjualan perusahaan dagang? Langsung saja mari simak pembahasan materi harga pokok penjualan perusahaan dagang beserta contoh-contohnya berikut ini.
01: Pengertian Harga Pokok Penjualan dalam Perusahaan Dagang Adalah?
A: Apa itu HPP perusahaan dagang?
Harga pokok penjualan (HPP) atau Cost of Goods Sold (COGS) perusahaan dagang adalah biaya dan beban yang dikeluarkan untuk mempersiapkan barang dagangan hingga siap dijual dipasar.
Apa perbedaan harga pokok penjualan perusahaan dagang dan manufaktur?
Sebagaimana telah disinggung di bagian awal artikel ini bahwa HPP perusahaan dagang relatif lebih sederhana jika dibandingkan dengan perusahaan manufaktur. Namun demikian COGS perusahaan dagang memiliki kekhususan tersendiri yang berbeda dengan jenis perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa antara lain:
1: Perusahaan dagang tidak memakai mesin dan alat produksi, sehingga tidak ada penyusutan mesin dan alat produksi.
2: Tidak menggunakan tenaga kerja langsung, kalaupun ada tenaga kerja yang digunakan untuk mempersiapkan barang hingga siap dipasarkan, misalnya biaya pengemasan barang. Aktivtas itu dialokasikan sebagai biaya overhead.
3: Siklus biaya perusahaan dagang lebih pendek dan sederhana dibandingkan perusahaan manufaktur.
4: Diperlukan metode tertentu untuk mengelola persediaan barang dagangan yang menjual produk yang jenis, ukuran dan kualitasnya hampir sama atau mirip, sehingga akan mempengaruhi biaya persediaan.
B: Siklus Harga Pokok Penjualan (HPP)
Dan secara umum siklus HPP perusahaan dagang bisa dijelaskan dengan bagan alir (flowchart) seperti berikut ini:
Perhatikan bagan alir di atas yang menjelaskan alur proses terbentuknya HPP perusahaan dagang sejak pembelian sampai laporan HPP.
02: Komponen Utama Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
Ada 2 (dua) komponen penentu harga pokok penjualan perusahaan dagang adalah:
A: Biaya Persediaan (Inventory Cost)
Komponen yang pertama adalah persediaan barang dagangan. Untuk menghitung jumlah persediaan periode akuntansi berjalan (current period) adalah dengan menghitung saldo akhir persediaan periode sebelumnya, ditambah dengan pembelian periode sekarang, selanjutnya dikurangi dengan saldo persediaan akhir periode saat ini.
Biaya persediaan yang diperhitungkan sebagai cost of goods sold/HPP.
Dari penjelasan di atas, maka struktur komponen persediaan bisa diringkas sebagai berikut:
1: Saldo awal persediaan (opening balance)
2: Pembelian, terdiri dari komponen:
- Pembelian barang (purchase)
- Pengiriman pembelian barang
- Diskon pembelian
- Return atau pengembalian.
3: Penjualan
4: Saldo persediaan akhir (closing balance)
B: Biaya Overhead (Overhead Cost)
Komponen kedua dari harga pokok penjualan perusahaan dagang adalah overhead cost.
Apa itu biaya overhead?
Adalah biaya yang tidak secara langsung berdampak pada cost of goods sold perusahaan dagang, antara lain:
- Pengemasan
- Penyimpanan
- Pengiriman penjualan barang
Jadi, jumlah cost of goods sold perusahaan dagang adalah penjumlahan dari tiga komponen biaya overhead tersebut.
Bagaimana tata cara menghitung, membayar, dan melaporkan pajak perusahaan? Baca SOP Pajak Perusahaan.
03: Jurnal Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
Sebagaimana telah dibahas dan dipahami sebelumnya bahwa komponen harga pokok penjualan perusahaan dagang terdiri dari biaya persediaan dan biaya overhead. Yuk baca sampai tuntas pembahasan cara mencatat jurnal transaksi dua komponen COGS berikut ini:
A: Cara Mencatat Biaya Persediaan (Inventory Cost)
Secara umum urutan proses elemen-elemen laporan posisi keuangan atau laporan neraca (balance sheet) diawali dari saldo awal, kemudian dilanjutkan dengan transaksi saat ini yang bisa mengurangi atau menambah nilai elemen tersebut. Siklus neraca ini ditutup dengan terbentuknya saldo akhir periode elemen neraca tersebut.
Persediaan adalah bagian dari balance sheet, maka siklus persediaan pun diawali dari saldo persediaan awal.
Saldo persediaan akan bertambah bila perusahaan melakukan transaksi pembelian barang dagangan, dan sebaliknya saldo persediaan awal akan berkurang bila perusahaan melakukan transaksi penjualan.
Untuk mencatat jurnal transaksi pembelian dan penjualan adalah sebagai berikut:
Transaksi pembelian barang dagangan:
[Debit] Persediaan ……………. Rp xxx
[Kredit] Kas atau Utang Usaha ……. Rp xxx
Penjelasan jurnal pembelian perusahaan dagang:
Pembelian barang dagangan mengakibatkan nilai account persediaan bertambah sehingga dicatat di sisi Debit, dan mengurangi jumlah kas perusahaan sehingga dicatat di sisi kredit. Atau bila sistem pembayaran kredit, maka transaksi ini akan menambah saldo utang usaha sehingga dicatat di sisi kredit.
Transaksi penjualan barang dagangan:
Transaksi penjualan tunai akan menyebabkan kenaikan saldo kas sehingga dicatat di sisi debit. Bila sistem pembayaran penjualan dilakukan secara kredit, maka akan menambah saldo piutang usaha sehingga perusahaan mencatat di sisi debit. Dan berikut ini pencatatan jurnal transaksinya:
[Debit] Kas atau piutang usaha ….. Rp xxx
[Kredit] Penjualan ……. Rp xxx
Penjelasan jurnal penjualan barang dagangan:
Penjualan adalah pendapatan yang akan menambah laba perusahaan, dan sebagaimana kita ketahui bahwa laba adalah salah satu unsur dari balance sheet atau laporan posisi keuangan. Berkurangnya kas atau piutang usaha di sisi aktiva akan diseimbangkan oleh meningkatkan jumlah laba di sisi passiva.
Persediaan Barang
Bagaimana dengan saldo persediaan? Transaksi penjualan akan mengurangi persediaan barang dagangan, karena hak kepemilikan barang berpindah dari perusahaan ke pelanggan. Berkurangnya saldo persediaan akan dicatat oleh perusahaan di sisi kredit, sehingga jurnal akuntansinya adalah sebagai berikut:
[Debit] Harga Pokok Penjualan …… Rp xxx
[Kredit] Persediaan ….. Rp xxx
Penjelasan jurnal harga poko penjualan perusahaan dagang:
Harga pokok penjualan adalah biaya yang akan mengurangi laba (profit) perusahaan. Laba adalah bagian dari laporan posisi keuangan. Berkurangnya persediaan di sisi aktiva akan diseimbangkan dengan berkurangnya profit di sisi passiva, sehingga posisi neraca tetap seimbang (balance).
B: Cara Mencatat Biaya Overhead (Overhead Cost)
Biaya overhead adalah beban dan biaya yang secara tidak langsung mempengaruhi barang siap jual, antara lain biaya pengepakan, penyimpanan, dan biaya pengiriman. Dan berikut ini cara mencatat jurnal harga pokok penjualan perusahaan dagang unsur biaya overhead.
1: Jurnal Biaya pengepakan
[Debit] Pengepakan ….. Rp xxx
[Kredit] Kas/Utang ……….. Rp xxx
Penjelasan:
Biaya pengepakan akan menambah saldo biaya dan mengurangi kas. Penambahan biaya dicatat pada sisi debit, sedangkan pengurangan dicatat pada sisi kredit. Dengan juga dengan biaya pengiriman dan penyimpanan.
2: Jurnal Biaya pengiriman
[Debit] Pengiriman Barang Dagangan ….. Rp xxx
[Kredit] Kas/Utang ………………………………. Rp xxx
3: Jurnal Biaya penyimpanan
[Debit] Penyimpanan Barang Dagangan ….. Rp xxx
[Kredit] Kas/Utang ………………… Rp xxx
Baca artikel terkait tentang langkah demi langkah membuat Laporan Keuangan Restoran.
04: Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan pada Perusahaan Dagang
A: Rumus Perhitungan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
Cara mencari dan menghitung cost of goods sold pada perusahaan dagang sebenarnya sederhana dan relatif tidak sulit, yaitu:
1: Harga Pokok Penjualan (HPP/COGS) = Biaya Persediaan + Biaya Overhead
2: Biaya Persediaan (Inventory Cost):
= Saldo Awal Persediaan + Pembelian – Saldo Akhir Persediaan
3: Pembelian Barang Dagangan:
= Pembelian + Ongkir – Diskon – Return
Itulah rumus untuk menentukan harga pokok penjualan perusahaan dagang.
05: Contoh Perhitungan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
A: Contoh Soal Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
Untuk memudahkan dalam memahami cara menghitung cost of goods sold, berikut ini disajikan contoh soal harga pokok penjualan perusahaan dagang.
Toko Milenia Jaya Perkasa adalah distributor minuman ringan. Pada tanggal 1 Oktober mempunyai persediaan softdrink senilai Rp 10.000.000. Pembelian selama bulan Oktober senilai Rp 50.000.000 ditambah biaya pengiriman sebesar Rp 500.000.
Nilai penjualan bulan Oktober sebesar Rp 70.000.000. Perusahaan membayar biaya listrik Rp 1.000.000, PDAM Rp 150.000, dan biaya sewa toko Rp 5.000.000. Gaji pegawai Rp 3.000.000 ongkir barang dagangan ke customer Rp 250.000.
Setelah dilakukan stock opname, diperoleh informasi saldo persediaan akhir bulan senilai Rp 500.000
Pertanyaan:
1: Berapa harga pokok penjualan (HPP/COGS) Toko Milenia Jaya Perkasa bulan Oktober?
2: Berapa gross profit (laba kotor) Toko Milenia Jaya Perkasa periode Oktober?
Jawaban penyelesaian:
Rumus perhitungan harga pokok penjualan
HPP = Biaya Persediaan + Biaya Overhead
1: Biaya Persediaan:
= Saldo Awal + Pembelian – Saldo Akhir
= 10.000.000 + (50.000.000+500.000) – 500.000 = Rp 60.000.000
2: Biaya Overhead
Yang termasuk biaya overhead adalah ongkos kirim barang dagangan ke pelanggan sebesar Rp 250.000
Jadi harga pokok penjualan periode Oktober adalah :
= Rp 60.000.000 + Rp 250.000 = Rp 60.250.000
2: Menghitung jumlah laba kotor (gross profit)
Untuk menghitung laba kotor kita menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:
Gross Profit = Penjualan – Harga Pokok Penjualan (HPP/COGS)
Gross Profit = Rp 70.000.000 – 60.250.000 = Rp 9.750.000
06: Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang (HPP/COGS)
A: Permasalahan Penentuan Harga Pokok Penjualan Adalah?
Untuk menilai dan menentukan cost of goods sold perusahaan dagang relatif mudah jika jenis barang dagangannya unik, berbeda antara satu dengan yang lain, baik ukurannya, kualitas, price, color.
Namun, bila jenis barang dagangannya seragam dan tidak unik serta banyak dengan harga beli dan harga jual berbeda-beda. Lalu bagaimana cara menghitung biaya persediaan dan biaya overhead-nya? Bagaimana cara menghitung harga pokok penjualannya?
Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, ada 3 (tiga) metode penilaian dan perhitungan harga pokok penjualan sekaligus menghitung nilai persediaan akhir periode.
1: Metode Rata-rata (Average Method)
2: Metode First in First Out (FIFO Method)
3: Metode Last in First Out (LIFO Method)
Sekarang dibahas satu per satu ya.
B: Metode Rata-rata (Average Method)
Pengertian Metode Rata-rata Adalah?
Metode yang digunakan untuk menentukan harga pokok tiap unit barang yang dijual dengan cara menghitung saldo awal persediaan ditambah nilai pembelian kemudian dibagi dengan jumlah saldo akhir persediaan ditambah jumlah unit pembelian.
Bila dituliskan dalam persamaan matematika adalah:
HPP/Unit = (Nilai Rp Saldo awal + Nilai Rp Pembelian) : (Qty Saldo Awal + Qty pembelian)
Total HPP terjual = HPP/Unit x Qty terjual
Saldo Akhir = Saldo Awal + Pembelian – Penjualan
C: Metode First In First Out (FIFO Method)
Pengertian metode FIFO adalah cara menghitung cost of goods sold menggunakan metode persediaan barang yang masuk dulu yang akan dijual lebih dulu.
Perhatikan contoh soal harga pokok penjualan perusahaan dagang metode FIFO berikut ini:
Saldo awal persediaan barang dagangan tanggal 1 Januari adalah 150 kg dengan nilai Rp 1.500.000. Pada saat itu perusahaan menjual barang sebanyak 50 kg.
1: Harga persediaan awal barang dagangan
= Rp 1.500.000 : 150 = Rp 10.000
2: Harga pokok penjualan tanggal 1 Januari
= Rp 10.000 x 50 = Rp 500.000
3: Saldo akhir persediaan barang dagangan
= Rp 1.500.000 – Rp 500.00 = Rp 1.000.000
D: Metode Last In First Out (LIFO Method)
Pengertian metode LIFO adalah cara menghitung cost of goods sold dengan prinsip barang yang masuk terakhir akan dijual duluan.
Perhatikan contoh soal perhitungan harga pokok penjualan ( HPP) perusahaan dagang metode LIFO berikut ini:
Pada tanggal 1 Februari, saldo awal persediaan barang dagangan adalah 300 unit dengan harga Rp 12.000 per unit.
Pada tanggal yang sama perusahaan melakukan pembelian sebesar 50 unit seharga Rp 12.500. Di hari itu perusahaan menjual sebanyak 100 unit.
Bagaimana cara menghitung HPP/COGS metode FIFO:
Berikut ini proses perhitungannya:
(a): 50 unit x Rp 12.500 = Rp 625.000
(b): 50 unit x Rp 12.000 = Rp 600.000
Total harga pokok penjualan : (a) + (b)
= Rp 625.000 + Rp 600.000 = Rp 1.225.000
07: Harga Pokok Penjualan dan Perpajakan
A: Bagaimana Hubungan Harga Pokok Penjualan dan Perpajakan?
Harga pokok penjualan atau HPP/COGS adalah sangat penting kaitannya dengan menghitung pajak, tinggi rendahnya HPP sangat mempengaruhi jumlah PPh.
Jumlah laba perusahaan sangat dipengaruhi oleh nilai cost of goods sold, dengan nilai penjualan yang sama, namun dengan HPP yang lebih tinggi akan mengakibatkan jumlah laba perusahaan lebih rendaj, sehingga pajaknya juga lebih kecil. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan komponen-komponen pembentuk cost of goods sold perusahaan dagang, antara lain:
1: Biaya pengangkutan
2: Diskon
Jika diskon tidak diperhitungkan maka akan mengakibatkan total HPP lebih besar dari yang semestinya. Akibat selanjutnya adalah laba lebih besar dari yang seharusnya sehingga nilai pajak juga lebih kecil dari yang seharusnya.
3: Return atas pembelian barang dagang.
4: Penggunaan metode penentuan cost of goods sold dan penilaian persediaan.
Dari pembahasan sebelumnya tentang metode perhitungan harga pokok penjualan perusahaan dagang di atas, kita akan bisa memilih dan menentukan metode mana yang paling sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan jenis usaha.
Bijaklah dalam menentukan metode perhitungan HPP, apakah metode rata-rata, FIFO, dan LIFO.
08: Laporan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
A: Bagaimana cara menyajikan laporan HPP perusahaan dagang?
Perhatikan contoh laporan laba rugi perusahaan dagang berikut ini:
Perhatikan komponen laba rugi pada kotak merah. Itulah laporan harga pokok penjualan perusahaan dagang beserta elemen-elemen penyusunan. Persediaan terdiri dari persediaan awal periode, pembelian, dan persediaan akhir periode.
Setelah ditambah dengan biaya overhead, maka setelah dihitung total harga pokok penjualan perusahaan dagang.
09: Kesimpulan tentang HPP Perusahaan Dagang
Pengertian harga pokok penjualan (HPP/COGS) perusahaan dagang adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan barang dagangan hingga siap dijual. Contoh perusahaan dalagang adalah Indomaret.
Salah satu fungsi harga pokok penjualan dalam perusahaan dagang adalah untuk menentukan harga barang per unit. Pada perusahaan dagang rekening HPP termasuk kelompok rekening laba rugi.
Ada perbedaan harga pokok penjualan perusahaan dagang dan manufaktur. Komponen HPP/COGS perusahaan dagang lebih sederhana dibandingkan perusahaan manufaktur, yakni hanya terdiri dari dua unsur yaitu persediaan (inventory) dan overhead, sedangkan dalam perusahaan manufaktur ada komponen tenaga kerja langsung (direct labor cost) serta proses produksi, sehingga kita perlu menghitung harga pokok produksi.
Rumus cara menghitung cost of goods sold pada perusahaan dagang dan contoh-contoh telah dibahas secara rinci, lengkap dengan metode HPP perusahaan dagang.
Untuk menghitung HPP/COGS, anda bisa menggunakan template laporan laba rugi perusahaan dagang Excel yang disediakan secara gratis sebagai salah satu bonus pembelian standard operating procedure keuangan dan accounting tools sederhana powerful. Untuk informasi lengkapnya bisa Anda baca di >> SOP Finance.
Demikian yang bisa kami bagikan, semoga bermanfaat dan terima kasih.
Note:
Bila mengutip artikel mohon disebutkan link sumbernya ya. Thanks