Metode LIFO (Masuk Terakhir Keluar Pertama)
Pengertian Metode LIFO Adalah?
Metode LIFO adalah cara menghitung harga pokok persediaan di mana barang-barang yang dikeluarkan dari gudang akan dibebani dengan harga pokok pembelian yang terakhir. Selanjutnya disusul dengan yang masuk sebelumnya.
Persediaan barang akhir dihargai dengan harga pokok pembelian yang pertama dan berikutnya. Penggunaan cara LIFO atau Masuk Terakhir Keluar Pertama akan lebih jelas jika dilihat dalam perhitungan berikut yang datanya masih diambil dari contoh di atas.
A: Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan Metode LIFO – Fisik
Perhatikan contoh soal HPP berikut ini:
Misalnya pada tanggal 28 Februari 2015 diadakan perhitungan fisik terhadap barang-barang dalam gudang yang hasilnya adalah jumlah persediaan sebanyak 300 kg
Harga pokok persediaan barang sebanyak 300 kg itu dihitung sebagai berikut:
- Pembelian 01 Februari 200 kg @Rp. 100 = Rp. 20.000
- Pembelian 09 Februari 100 kg @Rp. 110 = Rp. 11.000
- J u m l a h 300 kg = Rp. 31.000
Harga Pokok Penjualan :
= Rp. 112.000 – Rp. 31.000
= Rp. 81.000
B: Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan Metode LIFO – Perpetual (Buku)
Dengan cara ini barang-barang yang dikeluarkan dapat dikreditkan dalam rekening persediaan dengan harga pokoknya pada waktu :
1. Akhir Periode
Setiap ada pengeluaran barang yang dicatat dalam kolom pengeluaran hanya kuantitasnya. Sedangkan harga pokoknya baru dicatat pada akhir periode sekaligus.
Cara ini akan memberikan hasil perhitungan persediaan akhir dan harga pokok penjualan yang sama besar dengan metode fisik.
2. Setiap kali ada barang yang dikeluarkan
Jika harga pokok barang-barang yang dikeluarkan dicatat dalam kartu persediaan pada saat barang-barang tersebut dikeluarkan. Maka perhitungan harga pokok persediaan dan harga pokok penjualan sebagai berikut :
Persediaan akhir bisa dilihat pada baris terakhir sebesar:
Harga pokok penjualan dapat dilihat dalam rekening harga pokok penjualan yaitu sebesar:
Tgl 18 Februari 2015
= Rp. 33.000 + Rp 10.000 + Rp 34.800
= Rp. 77.800
Analisis Perhitungan
Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan persediaan akhir dan harga pokok penjualan tidak sama dengan hasil dari metode fisik. Selisih harga pokok persediaan kedua metode tersebut sebesar Rp. 3.200.
Selisih sebesar itu disebabkan karena perbedaan harga pokok per kg dari barang yang dikeluarkan tanggal 10 dan 18 Februari 2015. Perhatikan perhitungan selisihnya adalah sebagai berikut:
Bila terjadi adanya pengembalian terhadap barang-barang baik pembeli maupun kepada penjual, maka barang-barang yang dikembalikan akan dicatat dengan harga pokok yang terakhir. Selisih dengan harga belinya dicatat dalam rekening selisih persediaan.
Salah satu kekurangan dari cara perhitungan dengan LIFO adalah bila perusahaan memiliki banyak jenis persediaan maka akan memakan waktu yang lama.