Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi per Pesanan
Bagi manajemen perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, ada 5 manfaat informasi harga pokok produksi per pesanan, yaitu:
- Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan
- Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan
- Memantau realisasi biaya produksi
- Menghitung laba rugi tiap pesanan
- Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
Mari dibahas satu-per-satu…
1: Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan
Definisi
Pengertian biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Dengan demikian pengertian biaya mencakup pula biaya yang akan datang , yang akan dikorbankan untuk tujuan tertentu.
Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memproses produknya berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan.
Dengan demikian biaya produksi pesanan yang satu akan berbeda dengan biaya produksi pesanan yang lain, tergantung pada spesifikasi yang dikehendaki oleh pemesan.
Oleh karena itu, harga jual yang dibebankan pada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu.
Rumus Harga Jual Produk
Formula/ rumus untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan adalah sebagai berikut:
(a): Taksiran biaya produksi untuk pesanan = Rp xx
(b): Taksiran biaya produksi yang dibebankan kepada pesanan = Rp xx
(c): Taksiran total biaya pesanan = (a) + (b)
(d): Laba yang diinginkan = Rp xx
(e): Taksiran harga jual yang dibebankan pada pemesan = (c) + (d)
♣
Manajemen perusahaan konstruksi adalah contoh pihak yang memanfaatkan informasi biaya yang dihasilkan dengan metode harga pokok pesanan. Perusahaan tersebut, menghitung biaya menurut proyek.
Dan digunakan untuk mengajukan penawaran harga yang akan dibebankan kepada pemilik proyek dalam proses pelelangan proyek (tender).
Jika pelelangan proyek dimenangkan oleh perusahaan konstruksi tersebut. Maka metode harga pokok pesanan digunakan untuk mengumpulkan biaya proyek yang sesungguhnya dikeluarkan untuk pengendalian biaya proyek.
Taksiran Biaya
Dari rumus perhitungan tersebut, terlihat bahwa informasi taksiran biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan yang diinginkan oleh pemesan. Dan dipakai sebagai salah satu dasar untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.
Untuk menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam memproduksi tertentu perlu dihitung komponen-komponen biaya berikut ini:
(a): Taksiran biaya bahan baku = Rp xxx
(b): Taksiran biaya tenaga kerja langsung = Rp xxx
(c): Taksiran biaya overhead pabrik = Rp xxx
Taksiran biaya produksi = (a) + (b) + (c)
2: Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan
Pengertian
Adakalnya harga jual produk oleh pemesan telah terbentuk di pasar, sehingga keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen adalah menerima atau menolak pesanan.
Untuk meningkatkan pengambilan keputusan tersebut, manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan diterima tersebut.
Informasi total harga pokok pesanan memberikan dasar perlindungan bagi manajemen agar didalam menerima pesanan perusahaan tidak mengalami kerugian.
Tanpa memiliki informasi total harga pokok pesanan, manajemen tidak memiliki jaminan apakah harga yang diminta oleh pemesan dapat mendatangkan laba bagi perusahaan.
Komponen Harga Pokok Pesanan
Total harga pokok pesanan dihitung dengan unsur-unsur harga pokok produksi berikut ini:
Biaya produksi pesanan:
(a): Taksiran biaya bahan baku = Rp xxx
(b): Taksiran biaya tenaga kerja = Rp xxx
(c): Taksiran biaya overhead pabrik = Rp xxx
(d): Taksiran biaya produksi = (a) + (b) + (c)
Biaya non produksi:
(e): Taksiran biaya administrasi & umum = Rp xxx
(f): Taksiran biaya pemasaran = Rp xxx
(g): Taksiran biaya non produksi = (e) + (f)
Taksiran total harga pokok pesanan = (d) + (g)
3: Memantau realisasi biaya produksi
Pengertian
Informasi taksiran biaya produksi pesanan tertentu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu dasar untuk menetapkan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.
Informasi taksiran biaya produksi juga bermanfaat sebagai salah satu dasar untuk mempertimbangkan diterima tidaknya suatu pesanan.
Jika pesanan telah diputuskan untuk diterima, manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dalam memenuhi pesanan tertentu.
Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi tiap pesanan yang diterima, yaitu untuk memantau apakah pesanan tertentu menghasilkan total biaya produksi pesanan sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.
Pengumpulan biaya produksi per satuan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode harga pokok pesanan.
Formula perhitungan
Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dilakukan dengan rumus
(a): Biaya bahan baku sesungguhnya = Rp xxx
(b): Biaya tenaga kerja sesungguhnya = Rp xxx
(c): Taksiran biaya overhead pabrik = Rp xxx
Total biaya produksi sesungguhnya = (a) + (b) + (c)
4: Menghitung laba rugi bruto tiap pesanan
Pengertian
Untuk mengetahui apakah pesanan tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto.
Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu.
Informasi laba rugi bruto tiap pesanan diperlukan untuk mengetahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi.
Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk tiap pesanan.
Cara Menghitung Laba (Rugi)
Laba atau rugi bruto tiap pesanan dihitung sebagai berikut:
(a): Harga jual yang dibebankan kepada pemesan = Rp xxx
Biaya produksi pesanan tertentu:
(b): Biaya bahan baku sesungguhnya = Rp xxx
(c): Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya = Rp xxx
(d): Taksiran biaya overhead pabrik = Rp xxx
(e): Total biaya produksi pesanan = (b) + (c) + (d)
Laba Bruto = (a) – (e)
5: Menghitung Harga Pokok Persediaan
Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi.
Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses.
—
Untuk tujuan tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap pesanan.
Berdasarkan catatan biaya produksi tiap pesanan tersebut manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang telah selesai diproduksi. Namun pada tanggal neraca belum diserahkan kepada pemesan.
Di samping itu, berdasarkan catatan tersebut, manajemen dapat pula menentukan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan.
Biaya yang melekat pada pesanan yang telah selesai diproduksi namun pada tanggal neraca belum diserahkan kepada pemesan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk jadi.
Biaya yang melekat pada pesanan yang belum selesai pada tanggal neraca disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.
—
Apa itu HPP full costing?
Definisi HPP full costting adalah harga pokok produksi yang memasukkan semua komponen yang digunakan untuk membuat suatu produk, baik fixed cost maupun variable cost.
Bagaimana harga pokok berdasarkan full costing dan variabel costing?
Perbedaan antara HPP full costing dan variable costing adalah, full costing memasukkan semua komponen produksi untuk menghitung HPP, sedangkan variable costing hanya elemen variabel yang dimasukkan untuk menghitung harga pokok produksi.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan kartu harga pokok?
Pengertian kartu harga pokok adalah form yang dipakai untuk mencatat secara rinci setiap biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu barang.