Cara Praktis Menghitung Biaya Produksi Per Pesanan dengan Metode Full Costing

Rekening Kontrol dan Rekening Pembantu Dalam Harga Pokok Produksi

01: Rekening Biaya Produksi

Akuntansi biaya menggunakan banyak rekening pembantu untuk merinci biaya-biaya produksi.

Rekening-rekening pembantu (subsidiary accounts) ini dikontrol ketelitiannya dengan menggunakan rekening kontrol (controlling account) di dalam buku besar.

Rekening kontrol menampung data yang bersumber dari jurnal,  sedangkan rekening pembantu digunakan untuk menampung data yang bersumber dari dokumen sumber.

Perhatikan gambar yang melukiskan hubungan antara rekening kontrol dengan rekening pembantu berikut ini:

Rekening Kontrol dan Rekening Pembantu
Gambar: Rekening Kontrol dan Rekening Pembantu

Untuk mencatat biaya, di dalam akuntansi biaya digunakan rekening kontrol dan rekening pembantu berikut ini:

A: Rekening Kontrol

  • Persediaan Bahan Baku
  • Persediaan Bahan Penolong
  • Barang Dalam Proses
  • Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
  • Biaya Administrasi dan Umum
  • Biaya Pemasaran

B: Rekening Pembantu

  • Kartu Persediaan
  • Kartu Harga Pokok
  • Kartu Biaya

2: Prosedur Pencatatan Proses Produksi

Identifikasi dan Klasifikasi

Karena transaksi terjadinya biaya yang dicatat dalam buku besar bersumber dari jurnal, maka dalam melaksanakan identifikasi transaksi yang terjadi, harus ditunjuk nama rekening yang harus didebit dan dikredit dalam buku besar.

Oleh karena itu, penggolongan transaksi pada waktu membuat jurnal selalu menyebut nama rekening yang bersangkutan dalam BUKU BESAR.

Karena akuntansi biaya menggunakan berbagai rekening kontrol seperti tersebut di atas, maka setiap melakukan penjurnalan, harus ditunjuk nama rekening kontrol yang bersangkutan dalam buku besar.

komponen harga pokok produksi

Pencatatan Biaya Proses Produksi

Untuk mencatat biaya produksi, di dalam buku besar dibentuk rekening kontrol Barang Dalam Proses. Rekening ini dapat dipecah lebih lanjut menurut unsur biaya produksi, sehingga ada 3 (tiga) macam rekening Barang Dalam Proses berikut ini:

1: Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku
2: Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung
3: Barang dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik

Jika produk diolah melalui beberapa departemen produksi, rekening Barang Dalam Proses dapat dirinci lebih lanjut menurut departemen dan unsur biaya produksi seperti contoh berikut ini:

1: Departemen A:

Biaya-biaya yang dikeluarkan di departemen A adalah sebagai berikut:

  • Bahan Baku Departemen A
  • Tenaga Kerja Langsung Departemen A
  • Overhead Pabrik Departemen A

2: Departemen B:

Beban dan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi di divisi B antara lain:

  • Bahan Baku Departemen
  • Tenaga Kerja Langsung Departemen B
  • Biaya Overhead Pabrik Departemen B

Pencatatan Biaya Non Produksi

Untuk mencatat biaya non produksi, dalam buku besar dibentuk rekening kontrol Biaya Administrasi & Umum dan Biaya Pemasaran.

Rekening Biaya Pemasaran digunakan untuk menampung biaya-biaya yang terjadi dalam fungsi pemasaran, sedangkan rekening Biaya Administrasi dan Umum digunakan untuk menampung biaya-biaya yang terjadi dalam fungsi administrasi dan umum, misalnya, biaya yang terjadi di:

  1. Bagian Akuntansi,
  2. Departemen Personalia,
  3. Bagian Hubungan Masyarakat (Humas),
  4. Sekretariat, dan
  5. Bagian Pemeriksa Intern.

Untuk mencatat pemakaian bahan baku yang dipakai dalam pembuatan suatu produk, maka jurnal yang dibuat adalah:

[Debit] Barang Dalam Proses  Rp xxx
[Kredit] Persediaan Bahan Baku Rp xxx

Dan bukan jurnal berikut ini:

[Debit] Biaya Bahan Baku   Rp xxx
[Kredit] Persediaan Bahan Baku   Rp xxx

Karena rekening Biaya Bahan Baku, tidak diselenggarakan dalam buku besar, melainkan dalam buku pembantu kartu harga pokok.

Jurnal Biaya Produksi

Perhatikan jurnal-jurnal pencatatan biaya berikut ini yang menggunakan rekening kontrol:

1: Untuk mencatat biaya depresiasi/ penyusutan gedung pabrik:

[Debit] Biaya Overhead Sesungguhnya  Rp xxx
[Kredit] Akumulasi Depresiasi Gedung  Rp xxx

2: Untuk mencatat biaya listrik:

[Debit] Biaya Administrasi dan Umum  Rp xxx
[Kredit] Kas  Rp xxx

3: Untuk mencatat biaya depresiasi kendaraan yang digunakan Bagian Pemasaran:

[Debit] Biaya Pemasaran  Rp xxx
[Kredit] Akumulasi Depresiasi Kendaraan  Rp xxx

3: Kartu Harga Pokok (Job Order Cost Sheet)

Kartu harga pokok adalah catatan yang penting dalam metode harga pokok pesanan. Kartu harga pokok ini berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk.

Biaya produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara rinci di dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan yang dipisahkan menjadi:

1: Biaya produksi langsung terhadap pesanan tertentu

2: Biaya produksi tidak langsung dalam hubungannya dengan pesanan tersebut.

Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan secara langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung dicatat dalam kartu harga pokok produksi berdasarkan tarif tertentu.

Perhatikan contoh kartu harga pokok berikut ini:

kartu harga pokok produksi
Contoh: kartu harga pokok

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.