Mengungkap Fakta Menarik tentang Modal dan Hutang yang Tidak Boleh Dilewatkan

B: Obligasi Terkonversi

Faktor pengubah modal yang kedua adalah obligasi terkonversi.

1: Pengertian Obligasi Terkonversi

Apa itu obligasi terkonversi?

Dalam hal tertentu, perusahaan menerbitkan obligasi dengan karakteristik dapat ditukarkan dengan saham biasa atas kehendak pemegang obligasi dalam periode konversi tertentu.

Obligasi yang demikian itu mengandung sifat ekuitas dan kewajiban. Sehingga menimbulkan masalah apakah perlu dipisahkan jumlah rupiah yang mencerminkan ekuitas dan yang merepresentasikan kewajiban.

Kalau hak tukar tersebut diambil (exercised), maka yang terjadi adalah perubahan status kewajiban menjadi modal disetor.

Masalah teoritisnya adalah menentukan jumlah rupiah yang dapat dianggap sebagai modal di setor, sehingga modal saham dan kelebihan di atas modal saham dapat ditentukan.

2: Kapitalisasi Saham dan Obligasi

Ada 2 (dua) nilai yang dapat digunakan sebagai dasar kapitalisasi, yaitu:

#1: Nilai buku (book value) atau nilai bawaan obligasi pada saat penukaran.

Dasar pertama mereklasifikasi nilai buku menjadi modal saham dan premium. Dengan demikian, tidak ada untung atau rugi yang diakui pada saat transaksi pertukaran tersebut.

Esensi transaksi tersebut hanyalah mengubah status jumlah rupiah utang menjadi modal pemegang saham.

Pendekatan ini didasari konsep kesatuan usaha, karena kreditor dan pemegang saham mempunyai kedudukan yang sama sebagai investor dengan kepentingan yang sama. Oleh karena itu, pertukaran tersebut tidak mempunyai substansi ekonomi, sehingga tidak dapat menimbulkan untung atau rugi.

Alasan yang lain adalah pada saat obligasi diterbitkan, semua penerimaan kas diperlakukan sebagai utang. Artinya, tidak dipisahkan jumlah rupiah yang melekat pada obligasi sebagai obligasi biasa dan pada hak tukar.

Hak tukar dianggap melekat pada obligasi, sehingga tidak dapat diukur secara pasti nilainya. Karena hak tukar tidak dapat diukur dengan pasti, nilai buku obligasi murni juga tidak diukur dengan pasti. Sehingga laba atau rugi tidak dapat ditentukan.

Jadi, kepraktisan dan obyektifitas pengukuran tidak menghendaki pengakuan untung dan rugi.

#2: Harga pasar obligasi atau harga pasar saham (mana yang paling obyektif)

Pendekatan ini memperlakukan selisih antara harga pasar obligasi atau saham dengan nilai buku obligasi sebagai untung atau rugi. Cara ini dilandasi oleh konsep kesatuan pemilik.

Perubahan dalam penilaian obligasi dianggap mempunyai pengaruh terhadap modal pemegang saham. Akan tetapi, karena harga pasar obligasi merefleksikan nilai hak tukar, maka nilai hak tukar harus ditaksir dan dikeluarkan dari nilai pasar obligasi.

Nilai pasar obligasi murni ini kemudian dibandingkan dengan nilai buku obligasi untuk menentukan laba rugi yang tepat.

Secara konseptual, pengakuan laba rugi tidak valid karena konversi ini adalah transaksi modal bukan operasi. Secara teoritis, transaksi modal tidak menimbulkan pendapatan, laba, atau rugi.

Jenis modal ada apa saja?

Menurut para ahli, jenis modal terdiri dari modal finansial berupa uang, modal fisik meliputi peralatan, gedung, dan mesin, serta modal manusia, seperti keterampilan dan keahlian.

Apa manfaat dari modal?

Manfaat modal adalah digunakan untuk memulai aktivitas bisnis dan mengembangkannya, selanjutnya melakukan investasi dan ekspansi, serta menghadapi risiko atau peluang bisnis.

Sebutkan contoh jenis-jenis modal usaha?

Contoh jenis modal finansial adalah uang, contoh modal fisik, seperti bangunan dan kendaraan, contoh modal SDM antara lain skill dan keahlian.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.