Mengungkap Fakta Menarik tentang Modal dan Hutang yang Tidak Boleh Dilewatkan

C: Saham Prioritas Terkonversi

Faktor pengubah modal yang ketiga adalah saham prioritas terkonversi.

Pengertian Saham Prioritas Terkonversi

Apa itu saham prioritas terkonversi?

Pengukuran jumlah rupiah yang harus diakui sebagai modal disetor dapat menggunakan cara seperti pada obligasi terkonversi.

Dengan pendekatan pertama, nilai nominal saham prioritas plus porsi premium ditransfer ke modal pemegang saham dan premium modal pemegang saham biasa.

Tidak ada untung atau rugi yang diakui pada saat konversi tersebut. Ini berarti bahwa jumlah rupiah yang mula-mula diterima pada saat menerbitkan saham prioritas dianggap sebagai mosal disetor mula-mula untuk saham biasa.

Perlu dicatat bahwa jumlah rupiah ini bukan merupakan nilai likuidasi saham prioritas karena nilai likuidasi saham prioritas adalah sebesar nilai nominalnya.

Itulah sebabnya porsi premium diskon juga ikut ditransfer.

Jika porsi premium tidak ditransfer dan semua saham prioritas dikonversi menjadi saham biasa, maka akan terjadi kejanggalan, karena akan terdapat premium saham prioritas. Padahal tidak ada saham prioritas yang beredar.

Konversi ini semata-mata menandai perubahan status atau hak dua golongan pemegang saham. Perubahan ini sering disertai penerbitan sertifikat saham biasa baru dan penarikan sertifikat saham prioritas atau istimewa.

jenis jenis modal usaha

Pendekatan kedua dapat juga diterapkan.

Jika ada selisih antara harga pasar, baik saham biasa maupun saham prioritas, selisih tersebut harus dikompensasi ke atau dari laba ditahan.

Pendekatan ini mengisyaratkan diterimanya konsep kesatuan usaha, karena laba ditahan dianggap sebagai ekuitas perusahaan yang terpisah atau independen. Ini berarti harga pasar saham biasa yang diperhitungkan dianggap tidak merefleksikan hak yang melekat pada laba ditahan.

Laba ditahan dianggap sebagai penyangga bila ada selisih harga antara dua sekuritas yang dipertukarkan.

Cara ini juga dilandasi oleh pendekatan dua transaksi dua transaksi, yaitu konsversi dianggap sebagai transaksi penebusan kembali saham prioritas, sehingga sebagian dari harga penebusan yang melebihi nilai buku dianggap sebagai distribusi laba ditahan.

Dan transaksi penjualan saham biasa baru dengan harga pasar yang berlaku karena hak tukar melekat pada saham prioritas pada waktu diterbitkan. Maka perlakuan konversi sebagai suatu transaksi seperti pendekatan pertama akan lebih logis.

Argumen lain yang mendukung harga pasar sebagai dasar penilaian modal disetor adalah konversi tersebut mempunyai substansi ekonomi tidak semata-mata formalitas.

Setelah konversi berarti perusahaan menjadi bebas dari kewajiban membayar dividen secara tetap. Ini berarti likuiditas perusahaan bertambah dan akan mengurangi risiko pemegang saham biasa.

Penggunaan harga pasar juga paralel dengan transaksi pertukaran untuk potensi jasa atau aset yang tidak sejenis yang menggunakan harga pasar sebagai dasar penentuan biaya. Yang menjadi masalah adalah apakah saham biasa dan prioritas dianggap dua komponen yang tidak sejenis secara substansif.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.