Asumsi dasar akuntansi ini harus benar-benar diperhatikan dan sangat bermanfaat saat menyusun Laporan Keuangan, tujuannya adalah agar Laporan Keuangan yang kita sajikan akurat dan bisa dipertanggungjawabkan.
Ada asumsi-asumsi dasar tertentu yang digunakan untuk menyusun prinsip akuntansi. Asumsi dasar ini merupakan aspek dari lingkungan di mana akuntansi itu dilaksanakan. Apa saja 4 asumsi dasar tersebut? Mari dibahas satu per satu.
Asumsi Dasar Akuntansi
A: Jenis Asumsi Dasar Akuntansi
Menurut para ahli, ada 5 asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi, yaitu:
- Kesatuan Usaha
- Kontinuitas Usaha
- Penggunaan Unit Moneter
- Tepat Waktu
- Accrual Basis
Langsung saja yuk kita bedah satu per satu ya….
1: Kesatuan Usaha Khusus (Separate Entity / Economic Entity)
Konsep ini memandang perusahaan sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya, atau dengan kata lain perusahaan dianggap sebagai unit akuntansi yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain.
Untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau pemilik, dengan anggapan seperti ini maka transaksi-transaksi perusahaan dipisahkan dari transaksi-transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua pencatatan dan laporan dibuat untuk perusahaan tadi.
02: Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity)
Asumsi dasar akuntansi yang kedua adalah kontinuitas usaha. Konsep ini menganggap bahwa suatu perusahaan akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak akan terjadi likuidasi di masa yang akan datang.
Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan ada tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian-perjanjian.
Oleh karena itu dibuat berbagai metode penilaian dan pengalokasian dalam akuntansi yang didasarkan pada konsep ini, sebagai contoh adalah prosedur amortisasi dan depresiasi.
Jadi bila tidak terdapat bukti yang cukup jelas bahwa suatu perusahaan itu akan berhenti usahanya maka kesatuan usaha itu harus dipandang akan hidup terus.
Tapi bila terdapat bukti yang jelas bahwa suatu perusahaan umurnya terbatas, misalnya dalam hal joint venture, maka anggapan kontinuitas usaha ini tidak lagi digunakan.
3: Penggunaan Unit Moneter dalam Pencatatan
Pengertian
Asumsi dasar akuntansi yang ketiga adalah menggunakan unit moneter dalam pencatatan akuntansi.
Beberapa transaski yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat dengan menggunakan ukuran unit fisik atau waktu.
Tapi karena tidak semua transaksi itu bisa menggunakan ukuran unit fisik yang sama sehingga akan menimbulkan kesulitan-kesulitan di dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan.
Untuk mengatasi masalah ini maka semua transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam catatan dalam bentuk unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang digunakan adalah mata uang dari negara di mana perusahaan itu berdiri.
Perencanaan transaksi dengan menggunakan ukuran mata uang pada saat terjadinya suatu transaksi disebut pencatatan yang didasarkan ada biaya historis.
Penggunaan Asumsi Dasar Penggunaan Unit Moneter
Asumis dasar akuntansi ini digunakan dengan suatu anggapan bahwa daya beli unit moneter yang dipakai adalah stabil dari perubahan-perubahan daya beli yang terjadi tidak akan mengakibatkan penyesuaian-penyesuaian.
Namun jika terjadi perubahan daya beli yang besar (terutama dalam keadaan inflasi), maka laporan-laporan keuangan yang disusun dengan dasar biaya historis akan memberikan gambaran yang tidak sesuai dengan keadaan dan dengan demikian kegunaannya akan berkurang.
Untuk mengetahui jenis laporan keuangan sebaiknya baca juga : Jenis Laporan Keuangan: Perhatikan 4 Asumsi Dasar Akuntansi ini Saat Menyusun Laporan Keuangan
4: Tepat Waktu (Time Period/Periodicity)
Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang lain dengan volume dan laba yang berbeda.
Masalah yang timbul adalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam periode-periode tertentu di mana dibuat laporan-laporan keuangan.
Laporan-laporan keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya. Agar berguna bagi manajemen, pemilik dan kreditur. Oleh karena itu harus dilakukan alokasi ke periode-periode untuk transaksi-transaksi yang mempengaruhi beberapa periode. Alokasi ini dilakukan dengan taksiran-taksiran.
Selisih antara jumlah yang ditaksir dengan yang sesungguhnya terjadi jika tidak cukup berarti, akan diserap oleh periode berikutnya. Tapi jika selisih itu jumlahnya cukup berarti sehingga akan menyesatkan laporan keuangan periode berikutnya maka akan dilakukan penyesuain terhadap laporan keuangan.
5: Accrual Basis
Pengertian asumsi dasar accrual basis adalah suatu prinsip akuntansi yang memberikan pedoman bahwa setiap transaksi dicatat pada saat terjadi. Misalnya, penjualan dicatat saat terjadi pengiriman barang ke pembeli, BUKAN pada saat pembayaran.
Demikian juga dengan biaya, dicatat pada saat perusahaan menerima manfaat ekonomi, bukan ketika mengeluarkan uang.
—-
Apa saja asumsi dasar akuntansi?
5 asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi keuangan adalah:
- Kesatuan Usaha
- Kelangsungan Usaha
- Periode Akuntansi
- Unit Moneter
- Accrual Basis
Apa saja 5 prinsip dasar akuntansi?
- Historical Cost Principle
- Revenue Recognition Principle
- Matching Principle
- Consistency Principle
- Full Disclosure Principle
Apa rumus persamaan akuntansi?
Persamaan dasar akuntansi adalah persamaan matematika yang menjadi dasar sistem akuntansi berpasangan atau double entry system. Persamaan dasar akuntansi ini menunjukkan hubungan antara aset, liabilitas, dan ekuitas, dimana total aset HARUS sama dengan jumlah kewajiban dan ekuitas.
Bagaimana Penerapan Double Entry System?
Sistem berpasangan menjelaskan bahwa setiap transaksi keuangan bisnis berpengaruh paling tidak dua account, satu dicatat di sisi debit dan lainnya di sisi kredit. Perhatikan contoh berikut:
PT AXZ Distribution, tanggal 11 September 2024 menjual barang dagangan senilai Rp 250.300 di bayar tunai. Transaksi ini dicatat sebagai berikut:
(Debit) Kas …. Rp 250.300
(Kredit) Penjualan …. Rp 250.300
Mengapa prosedur pencatatannya seperti itu? Iya, dalam ketentuan sistem berpasangan mengatur bahwa jika suatu transaksi bisnis menyebabkan kenaikan nilai aset (kas adalah bagian dari aset) maka dicatat dibagian debit. Demikian juga bila menyebabkan kenaikan nilai penjualan, maka dicatat di sisi kredit.
Apa yang dimaksud dengan asumsi dasar?
Menurut para ahli, yang dimaksud dengan asumsi dasar adalah prinsip dasar yang menjadi pedoman dan landasan dalam menyusun financial statements.
Sebutkan 5 bidang akuntansi?
- Financial Accounting
- Akuntansi Manajemen
- Tax Accounting
- Akuntansi Pemerintahan
- Akuntansi Forensik.
Kesimpulan
Untuk menyusun Laporan Keuangan kita harus mengetahui dan memahami asumsi, prinsip akuntansi yang berlaku.
Apa tujuannya kita harus menguasai asumsi dan prinsip akuntansi dasar?
Tujuan utamanya adalah agar Laporan Keuangan yang kita susun akurat dan benar-benar mencerminkan kondisi entitas atau perusahaan, sehingga laporan keuangan itu bisa dijadikan pertimbangan pihak manajemen dalam mengambil keputusan strategis terkait masa depan perusahaan.
Sebaliknya, jika laporan keuangan yang dihasilkan tidak memenuhi standar akuntansi keuangan yang berlaku, maka laporan keuangan itu ‘hanya’ menjadi lembaran kertas atau file yang tak ada manfaatnya. Sayang kan, kalau seperti itu. So, yuk kita pelajari asumsi dan prinsip akuntansi dasar ini sebaik-baiknya.
Video tentang Asumsi dan Prinsip Dasar Akuntansi
Untuk menyegarkan, memperkaya, dan menambah pengetahuan, saksikan video pembelajaran Universitas Terbuka (UT) tentang Asumsi dan Prinsip Dasar dalam Akuntansi berikut ini…
Bagaimana menurut Anda?
Demikian yang dapat saya bagikan tentang asumsi dasar akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan. Semoga menambah wawasan dan bermanfaat. Terima kasih. *****