Tips Praktis dari Para Ahli Mengelola Risiko Bisnis dengan Lebih Efektif

Izinkan saya sedikit berkisah tentang penyebab kerugian usaha. Kisah pendaratan darurat sebuah pesawat komersial yang dijadikan peringatan dalam latihan keamanan untuk pilot-pilot perusahaan penerbangan yang terjadi pada tahun 1978, dan akhirnya kita tahu, pesawat terhempas menewaskan 10 orang.

Bagaimana kelanjutannya? Mari baca terus artikel ini sampai kelar berikut ini.

 

01: Tanda-tanda Perusahaan Yang Mengalami Kerugian

A: Contoh Peristiwa Kehidupan

Kisah itu bermula saat sang pilot yang memiliki perangai menakutkan dan sok berkuasa menghadapi masalah pada gigi pendarat. Sang pilot berusaha mencari beberapa alternatif mekanisme pendaratan.

Bersamaan dengan itu pesawat terus mengitari lapangan udara pada posisi ketinggian yang cukup tinggi. Saat sang pilot sibuk dengan usahanya untuk mencari alternatif mekanisme pendaratan yang dianggap paling aman, alat pengukur persediaan bahan bakar sedikit demi sedikit menuju ke titik nol.

Kondisi itu sebenarnya diketahui para kopilot, namun mereka takut pada sang pilot sehingga para kopilot diam. Dan seperti yang kita tahu itulah akhir kisahnya. Pesawat terhempas dan 10 orang meninggal dunia.

 

B: Pelajaran Peristiwa Masa Lalu

Sekilas dari kisah di atas dapat diketahui seandainya saat itu terjadi kerjasama yang baik antar personal dalam sebuah tim maka banyak kesalahan yang bisa dicegah sebelum mengakibatkan dampak kerusakan yang lebih besar.

Kerja tim, jalur komunikasi yang terbuka, kerja sama, saling mendengarkan, dan menyampaikan pendapat dengan jujur merupakan elemen-elemen penting dalam sebuah tim.

Sebaliknya, atasan yang arogan, sok berkuasa, dan pemarah adalah salah satu dari beberapa kombinasi kerusakan di sebuah tim.

Bayangkan konsekuensi  yang akan diterima sebuah tim bila salah satu dari anggota tim tidak bisa mengelola amarahnya dengan baik dan tidak peka terhadap orang-orang di sekitarnya.

Bila seseorang terganggu emosinya maka ia tidak akan bisa mengingat, berkonsentrasi, belajar atau membuat keputusan dengan jernih.

Mirip dengan sebuah istilah bahwa “stres membuat orang menjadi bodoh”.

Pengaruh atau dampak  adanya anggota tim yang tidak bisa mengelola emosinya terhadap keuntungan atau kerugian perusahaan  bisa saja tidak langsung  dirasakan dalam jangka pendek.

Namun bila tidak ada perbaikan, dan kondisi seperti itu dibiarkan maka secara pasti akan merugikan perusahaan, dan tanda-tandanya bisa dilihat dan dirasakan.

 

C: Indikator Kerugian Bisnis

Ada 4 tanda kerugian yang akan dialami oleh sebuah perusahaan, yaitu :

  1. Penurunan produktivitas kerja
  2. Pengabaian terhadap jadwal waktu
  3. Banyak terjadi kesalahan kerja
  4. Karyawan banyak yang resign

Untuk lebih jelas lagi, mari diuraikan satu per satu berikut ini.

1. Produktivitas perusahaan yang semakin menurun

mencatat

A: Cara Membaca Kinerja Perusahaan

Salah satu cara melihat tingkat produktivitas sebuah perusahaan adalah dengan membaca laporan keuangannya.

Dari laporan keuangan bisa diketahui bagaimana kondisi:

  • Aset/Aktiva yang dimiliki perusahaan
  • Modal,
  • Hutang/kewajiban yang ditanggung perusahaan
  • Penjualan/pendapatan perusahaan,
  • Laba perusahaan,
  • Beban operasi dan
  • Kelayakan usahanya.

 

B: Contoh Analisis Kinerja Perusahaan

Sebagai studi kasus, saya sajikan salah satu analisis mengenai kondisi usaha sebuah perusahaan, langsung saja yuk simak penjelasan kisah salah satu perusahaan di Indonesia, yaitu Bakrie Telecom.

Perhatikan contoh laporan keuangan dari perusahaan tersebut berikut ini:

kinerja keuangan bakrie telecom
Grfafik perbandingan antara pendapatan dan laba usaha

Bakrie Telecom, anak perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk, yang bergerak dalam bidang telekomunikasi teknologi CDMA. Dari grafik perbandingan antara pendapatan dan laba perusahaan, kita bisa melihat bahwa kinerja keuangan 2006:

  • Pendapatan 608 M,
  • Laba 144 M,
  • Aset 2,217 T,
  • Utang 722M,
  • Ekuitas 1,495T.

Pada tahun 2010 pendapatan mulai stagnan. Selanjutnya, pada tahun 2011 pendapatan  menurun 6,2%.

Penurunan tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan persentase laba usaha terhadap pendapatan pada  periode tahun 2007-2010 yang sebesar 5,3%. Akankah PT Bakrie Telecom bisa bangkit kembali? Hanya Tuhan yang tahu.

 

2. Tenggat waktu yang semakin banyak dilanggar

arloji

Laporan keuangan yang selesai tepat waktu, jam masuk karyawan tidak ‘molor’ dan penghargaan karyawan terhadap waktu sangat tinggi adalah beberapa indikasi bahwa perusahaan masih kuat.

Sebaliknya, perusahaan yang kurang peduli terhadap waktu. Banyak laporan yang selesainya di atas waktu yang sudah ditentukan dan karyawan se-enaknya sendiri masuk kerja, adalah perusahaan yang sudah menjelang kematiannya.

Jika mulai muncul tanda-tanda ini, pihak manajemen perusahaan segera bertindak cepat, ambil tindakan antisipasi dan penyelamatan, potong penyebab penyakitnya, yang kerja malas-malasan, pecat. Pemborosan biaya langsung, kat!. Laporan keuangan molor, langsung ganti karyawan finance dengan yang berkualitas, gaji tinggi tak masalah yang penting kinerja dan skill bagus.

Yang tidak mau mengikuti peraturan perusahaan, langsung SIKAT, buang, dan pecat dengan tidak hormat. Karyawan mah banyak, fresh graduate buanyakkkk banget, ngapain mempertahankan beberapa karyawan yang gak jelas kinerjanya 🙂

 

3. Kekeliruan dan kecelakaan kerja yang sering terjadi

Prosedur keselamatan kerja yang ketat, alat-alat penyelamatan kerja yang lengkap, dan zero kecelakaan kerja adalah cermin dari perusahaan yang masih eksis dan baik. Sebaliknya, perusahaan yang mengabaikan keselamatan kerja karyawan,  cepat atau lambat akan kolaps.

Implementasikan SOP Security, kemudian lakukan review, pemantauan dan perbaikan secara terus menerus, sehingga diperoleh satu pola yang pas dan sesuai untuk perusahaan.

 

4. Banyak karyawan yang mengundurkan diri

Banyaknya karyawan yang mengundurkan diri dan berpindah ke perusahaan lain adalah salah satu indikasi bahwa sebuah perusahaan mengalami kinerja keuangan yang semakin menurun.

Bila karyawan merasa sudah tidak ada lagi yang perlu diperjuangkan di satu perusahaan tentu karyawan akan meninggalkan perusahaan tersebut dan mencari yang lebih baik.

Jika empat tanda-tanda itu terus terjadi, maka laba perusahaan semakin menurun bahkan bisa menderita kerugian dan akhirnya bangkrut.

Agar terhindarkan dari ke-empat tanda-tanda di atas maka salah satu yang perlu diperbaiki adalah mengelola keterampilan emosional karyawan, sehingga setiap karyawan akan bisa memiliki  kemampuan dalam mengelola perselisihan, tidak semakin memanas, mampu memasuki kondisi yang baik pada saat bekerja.

Bagi pimpinan perusahaan, mereka akan menyadari bahwa memimpin bukanlah berarti menguasai, melainkan seni menyakinkan orang untuk bekerja  keras menuju sasaran bersama dalam rangka memantapkan karier setiap karyawan maka setiap karyawan harus menyadari bahwa tidak ada yang lebih penting selain mengenali perasaan-perasaan dirinya.

Selain itu, seorang pimpinan harus terus berinovasi dan kreatif mengenai hal-hal yang dikerjakan dan perubahan-perubahan apa yang membuat karyawan benar-benar lebih puas dengan yang dikerjakan.

 

D: Indikator Kerugian Bisnis Menurut Para Ahli

karyawan kantor

Menurut para ahli, kita perlu melakukan identifikasi dan pemantauan tanda-tanda penurunan bisnis lebih awal, sehingga bisa melakukan antisipasi serta langkah-langkah untuk mengatasinya sebelum menjadi masalah yang lebih besar.

1: Terjadi Penurunan Kualitas Produk atau Layanan

Apabila terjadi penurunan dalam standar kualitas produk atau layanan yang disediakan oleh perusahaan, hal ini bisa menjadi indikasi adanya kerugian yang diderita perusahaan.

2: Peningkatan Komplain Pelanggan

Salah satu faktor tanda terjadinya penurunan tingkat kepuasan customer adalah semakin banyaknya jumlah komplain atas barang dan layanan perusahaan. Ketidakpuasan pelanggan tercermin dari feedback negatif atau tingkat retensi pelanggan yang rendah.

3: Peningkatan Biaya Produksi atau Operasional

Meningkatnya biaya produksi dan operasional tanpa diikuti dengan peningkatan pendapatan yang sebanding menyebabkan penurunan profitabilitas perusahaan.

4: Hubungan Kerja Kurang Harmonis

Lingkungan kerja yang kondusif merupakan faktor pendukung kinerja perusahaan. Apabila kondisi seperti itu tidak ada, hal itu menunjukkan manajemen yang tidak efektif. Akibat selanjutnya adalah ketidakharmonisan hubungan kerja dan berdampak negatif pada produktivitas.

5: Penjualan Menurun

Salah satu indikator kerugian bisnis adalah adanya penurunan penjualan dari waktu ke waktu. Jika kondisi ini dibiarkan, maka berakibat terjadinya kebangkrutan.

6: Brand dan Citra Perusahaan Menurun

Kepercayaan partner dan mitra perusahaan akan menurun bila brand dan citra perusahaan menurun . Penurunan itu bisa terjadi karena berbagai sebab, seperti terjadinya skandal atau pemberitaan.

7: Tidak Ada Inovasi

Jika perusahaan gagal untuk menghasilkan inovasi baru atau terus berkembang dalam industri yang kompetitif, ini bisa menjadi tanda stagnasi yang berpotensi merugikan.

Apabila indikator-indikator tersebut menimpa bisnis Anda, segera ambil tindakan cepat dan tepat agar tidak semakin memburuk, dan segera bangkit kembali.

 

02: Cara Meminimalisir Kerugian Usaha

pengertian kerugian dalam usaha

A: Cara Umum

Apa yang harus dilakukan jika perusahaan mengalami kerugian? Kabur ke rumah bokap? Masa bodoh?

Yes, terus fight apapun yang terjadi adalah pilihan keren generasi milenial, bukannya mutung, putus asa lalu kabur tak bertanggung jawab, ala mental pecundang 🙂

Menurut para ahli, ada 3 upaya untuk meminimalisir kerugian usaha dan menghindari penyebab kerugian perusahaan, yaitu:

1. Mampu Menyampaikan Keluhan sebagai Kritik Membangun

Bagaimana kritik disampaikan dan diterima sangat besar pengaruhnya dalam menentukan seberapa jauh kepuasaan seseorang akan pekerjaannya dengan orang-orang yang menjadi rekan kerjanya dan orang-orang yang di bawah tanggung jawabnya.

Kritik yang bijaksana difokuskan pada apa yang dilakukan oleh seseorang, bukan menyudutkan ciri karakternya untuk pekerjaan yang tidak dilakukan dengan baik.

Bagaimana dengan yang menerima kritik?

Bagi orang-orang yang menerima kritik maka anggaplah bahwa kritik tersebut adalah sebuah informasi berharga tentang bagaimana bekerja dengan lebih baik. Bila kritik yang disampaika terlalu kasar maka mintalah agar segera diakhiri dan dilanjutkan lain waktu.

Selain itu lihatlah kritik sebagai kesempatan untuk bekerja bersama pengkritik untuk menyelesaikan msalahnya bukan uluran untuk bermusuhan.

 

2. Perbedaan adalah keniscayaan dan potensi

Perbedaan dalam segala hal adalah given, sudah ada dari sono-nya, maka menjadi segalanya sama akan melawan kenyataan dan takdir Tuhan Yang Maha Hebat. Hasil akan membikin karyawan tidak bahagia, tertekan, dan akhirnya kinerja turun, so bagaimana memanfaatkan perbedaan menjadi potensi ‘cadas’ untuk bertumbuh serta berkembang berkesinambungan.

Menciptakan suasana di mana keragaman dihargai dan bukan menjadi sumber pertentangan.

Budaya perusahaan harus berubah untuk mendukung toleransi, walaupun bias-bias pribadi tetap masih ada. Tim yang memiliki perspektif yang beraneka ragam, bila mampu bekerja dengan harmonis cenderung memiliki pemeahan yang lebih baik, lebih kreatif, dan lebih efektif dari pada tim yang bekerja secara terpisah.

 

3. Menjalin jaringan kerja secara efektif.

Produktivitas seorang karyawan tergantung pada upaya karyawan yang dipadukan sebagai bagian dari tim organisasi.

Walaupun orang biasanya selalu bekerja bersama-sama kata Peter Drucker

Tim menjadi unit kerja yang utuh, bukan individu itu sendiri

Banyak hal yang dilakukan oleh seorang karyawan di tempat kerjanya tergantung pada kemampuan orang itu untuk memanfaatkan jaringan yang luwes dengan sesama rekan kerja.

Tugas yang berbeda mencerminkan adanya kebutuhan karyawan yang berbeda dalam jaringan tadi. Bagaimana seseorang dapat membangun jaringan kerja yang berarti mengemas jaringan sebagai tim khusus yang bekerja dalam jangka waktu tertentu merupakan faktor krusial dalam suksesnya pekerjaan.

 

B: Cara Alternatif Tambahan

keuntungan dan kerugian usaha sendiri

Selain 4 faktor di atas, menurut para ahli ada 7 faktor lainnya untuk meminimalisir kerugian usaha:

1: Lakukan Analisis Risiko Secara

Perlu kita pahami, bahwa melakukan analisis risiko secara teratur membantu mengidentifikasi potensi risiko yang mungkin terjadi dalam usaha, sehingga Anda bisa mengambil langkah-langkah pencegahan atau mitigasi yang tepat dan cepat.

2: Mengembangkan Rencana Kontinjensi

Menyiapkan rencana kontinjensi yang matang akan membantu usaha Anda untuk tetap beroperasi dan mengurangi pengaruh dari berbagai situasi yang tidak terduga, seperti bencana alam, perubahan pasar, atau perubahan regulasi.

3: Membangun Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal merupakan faktor penting agar aktivitas bisnis berjalan sesuai dengan standar yang telah disepakati. Apabila sistem ini belum ada di perusahaan Anda, segera buat dan terapkan.

Penerapan sistem pengendalian internal yang baik sangat membantu perusahaan mengelola risiko operasional dan keuangan secara lebih efektif, serta mengidentifikasi penyimpangan.

4: Kualitas Produk atau Layanan

Salah satu tanda terjadinya penurunan perusahaan adalah terjadinya penurunan kualitas produk dan layanan. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kejadian tersebut, maka pastikan kualitas produk atau layanan yang ditawarkan kepada customer benar-benar yang terbaik.

5: Jangan Berhenti Belajar dan Berinovasi

Dunia terus bergerak dari waktu ke waktu, demikian juga dengan bisnis. Hanya mereka yang mau terus belajar dan berinovasi yang akan bertahan dengan keunggulan yang kompetitif.

6: Bangun Hubungan Baik dengan Customer

Pelanggan loyal akan terus bertahan dan tidak mudah goyah serta berpindah ke lain hati. Salah satu cara menciptakan situasi tersebut adalah membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan.

7: Sisihkan Dana Cadangan

Dana cadangan yang cukup sangat membantu Anda untuk mengatasi situasi dan melewati kondisi darurat dan ketidakpastian ekonomi.

 

Kesimpulan

Tujuan bisnis adalah untuk memperoleh laba bukan rugi. Ini adalah motivasi dasarnya, setelah itu ya terserah Anda, kok tanya saya 🙂

Tanpa keuntungan yang memadai, yakinlah cepar atau lambat suatu usaha akan menuju ke jurang kebangkrutan. Oleh karena itu dalam manajemen keuangan disebutkan bahwa nilai ROI (Return on Investment) adalah minimal 1, artinya, jika kita mengeluarkan investasi untuk bisnis sebesar Rp 1.000.000, maka harus kembali minimal Rp 1.000.000, jika nilainya lebih kecil dari satu juta maka artinya rugi dan sebaliknya jika lebih besar maka laba.

Inilah sedikit yang bisa saya share, mudah-mudahan bermanfaat. Terima kasih. *****

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.