Jurnal Khusus: Pengertian, Fungsi, Cara Membuat dan Contoh Lengkap

2: Cara Membuat Jurnal Khusus

Kita telah mengetahui bahwa ada 4 (empat) jenis special journals. Lalu bagaimana cara membuat jurnal khusus?

Buku special journals biasanya dibuat berpasangan untuk transaksi-transaksi yang sering terjadi yaitu Jurnal Khusus Pendapatan dan Penerimaan Kas dan Buku Jurnal Khsusus Pembelian dan Pembayaran Kas

Agar lebih jelas mari dibahas dan diuraikan cara membuat jurnal khusus pendapatan dan penerimaan kas, tentu beserta dengan contoh-contoh special journals.

Yuks segera dimulai…

A: Jurnal Khusus Pendapatan

Siklus akuntansi pendapatan dan penagihan suatu perusahaan yang menerapkan sistem kredit adalah:

  • Menjual atau menyediakan jasa secara kredit.
  • Penagihan kas pada pelanggan.

Pendapatan yang dihasilkan dari proses penjualan produk dan jasa akan menciptakan piutang usaha.

Transaksi piutang usaha akan dicatat di jurnal khusus pendapatan. Sedangkan piutang usaha ditagih dan dicatat di jurnal khusus penerimaan kas.

Pemisahan fungsi pencatatan transaksi penjualan di jurnal khusus pendapatan. Sedangkan pencatatan penagihan piutang usaha di special journals penerimaan kas akan sangat membantu internal control perusahaan.

Apalagi bila fungsi ini dilakukan oleh karyawan yang berbeda, maka akan sulit untuk melakukan penyimpangan penerimaan kas dan memanipulasi pencatatan akuntansi.

fungsi jurnal khusus

Perhatikan contoh jurnal khusus penjualan perusahaan dagang berikut ini:

PT Xidev Bening Milenial Jaya, pada tanggal 7 Mei 2020 menjual kredit barang dagangan kepada Toko Aman sebesar Rp 1.000.000.

Pada tanggal 10 Mei 2020 menjual barang dagangan kepada Toko Sentosa sebesar Rp 1.500.000. Tanggal 15 Mei 2020 menjual barang dagangannya kepada PT Kita Bahagia senilai Rp 5.000.000

Pada tanggal 20 Mei 2020, ada pelanggan perorangan membeli barang sebesar Rp 500.000. Pembayaran dilakukan pada akhir bulan. Dari  transaksi-transaki tersebut, PT Xidev Bening Milenial Jaya mencatatnya ke dalam jurnal.

Pencatatan Transaksi

Bila transaksi-transaksi tersebut dicatat dengan menggunakan jurnal umum, maka akan nampak seperti berikut ini:

Tanggal 7 Mei 2020 :

[Debit] Piutang Usaha – Toko Aman ……  Rp 1.000.000
[Kredit] Pendapatan
…… Rp 1.000.000

Tanggal 10 Mei 2020:

[Debit] Piutang Usaha – Toko Sentosa …… Rp 1.500.000
[Kredit] Pendapatan
……  Rp 1.500.000

Tanggal 15 Mei 2020:

[Debit] Piutang Usaha – PT Kita Bahagia …… Rp 5.000.000
[Kredit] Pendapatan
…… Rp 5.000.000

Tanggal 20 Mei 2020:

[Debit] Piutang Usaha –  Retail  …… Rp 500.000
[Kredit] Pendapatan 
…… Rp 500.000

Jurnal Pendapatan

Sedangkan, bila PT Xidev Bening Milenial Jaya mencatat transaksi-transaksi tersebut dengan menggunakan jurnal khusus pendapatan, maka akan terlihat sebagai berikut:

Pencatatan Jurnal Pendapatan

1: Tanggal 7 Mei 2020 : Toko Aman  Rp 1.000.000

2: Tanggal 10 Mei 2020 : Toko Sentosa Rp 1.500.000

3: Tanggal 15 Mei 2020 : PT Kita Bahagia Rp 5.000.000

4: Tanggal 20 Mei 2020 : Retail  Rp 500.000

Dalam setiap transaksi pendapatan penjualan barang dagangan jumlah debit piutang usaha dan jumlah kredit pendapatan adalah sama. Dengan demikian, hanya satu kolom saja yang diperlukan.

Satu lagi contoh jurnal khusus pendapatan berikut ini:

Pada tanggal 10 Mei 2020, Toko Aneka Peralatan mengirim pesanan peralatan pertanian kepada PT Tani Jaya  senilai Rp 7.500.000.

Tanggal 20 Mei 2020, memenuhi pesanan Koperasi Tani Makmur berupa peralatan berkebun senilai Rp 5.500.000. Pada tanggal 28 Mei 2020, mengirim peralatan proyek yang dibeli oleh PT Kapur Putih senilai Rp 11.500.000

Semua pembayaran dilakukan 30 hari kemudian dari tanggal pembelian.

Jurnal Umum

Pencatatan jurnal umum transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

Tanggal 10 Mei 2020

[Debit] Piutang Usaha –  PT Tani Jaya ……  Rp 7.500.000
[Kredit] Pendapatan ……… Rp 7.500.000

Tanggal 20 Mei 2020

[Debit] Piutang Usaha –  Koperasi Tani Makmur …… Rp 5.500.000
[Kredit] Pendapatan  …… Rp 5.500.000

Tanggal 28 Mei 2020

[Debit] Piutang Usaha –  PT Kapur Putih …… Rp 11.500.000
[Kredit] Pendapatan …… Rp 11.500.000

Bila Toko Aneka Peralatan menggunakan jurnal khusus pendapatan untuk mencatat transaksi-transaksi adalah seperti berikut:

Pencatatan Jurnal Pendapatan

Tanggal 28 Mei 2020:

[Debit)] PT Tani Jaya ……  Rp 7.500.000
[Debit] Koperasi Tani Makmur …. Rp 5.500.000
[Kredit] PT Kapur Putih …… Rp 11.500.000

Jurnal Penjualan

Agar pemahaman dan wawasan kita makin terbuka dan gamblang, saya sajikan satu contoh lagi bentuk buku jurnal khusus pendapatan sebagai berikut:

Jurnal Khusus Penjualan
Contoh jurnal penjualan

Semua penjualan kredit dicatat dalam buku jurnal khusus penjualan. Pembukuan ke masing-masing rekening dalam buku pembantu piutang dapat dilakukan dari:

#1. Buku Jurnal Penjualan

Bila pembukuan ke dalam buku pembantu piutang berasal dari jurnal khusus penjualan maka kolom tanda posting diisi dengan tanda v sesudah dilakukan pembukuan.

#2. Salinan Faktur Penjualan

Bila pembukuan ke dalam buku pembantu piutang berasal dari salinan faktur penjualan. Maka kolom tanda posting diisi tanda check (v) ketika dilakukan pencatatan dalam buku jurnal penjualan.

Setiap akhir bulan buku jurnal penjualan dijumlahkan dan dibukukan ke buku besar, yaitu debit Rekening Piutang Kontrol dan kredit rekening penjualan.

Nomor-nomor rekening piutang kontrol dan penjualan dituliskan di dalam kolom tanda posting, ini berarti jumlah tersebut sudah dibukukan.

#3: Retur Penjualan

Bila sering terjadi penjualan return dan pemberian potongan harga. Maka dapat dibuatkan Buku Jurnal Retur Penjualan dan potongan yang bentuknya sebagai berikut:

Jurnal Retur Penjualan dan Potongan
Jurnal Retur Penjualan dan Potongan

Transaksi-transaksi yang dikreditkan ke rekening piutang langganan yang terjadi, karena retur penjualan dan potongan-potongan dicatat dalam jurnal ini.

Buku Pembantu Piutang

Kredit dalam buku pembantu piutang dapat dilakukan dari :

#1. Jurnal Retur Penjualan dan Potongan

Bila buku pembantu piutang di kredit dari catatan dari catatan dalam buku jurnal, maka kolom tanda posting dalam buku jurnal retur penjualan dan potongan diisi dengan tanda v ketika dilakukan pembukuan ke rekening buku pembantu.

#2. Salinan Kredit Memo

Apabila buku pembantu piutang dikredit dari salinan kredit memo. Maka pada saat mencatat transaksi tersebut dalam buku jurnal, kolom tanda posting diisi dengan tanda check (v).

Setiap akhir bulan kolom jumlah dijumlahkan dan dibukukan ke rekening Retur Penjualan dan Potongan debit, rekening piutang kontrol kredit. Selanjutnya nomor rekeningnya dituliskan dalam kolom tanda posting.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.