Bagaimana Membuat Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang, Jasa, dan Manufaktur?

Jurnal penyesuaian penyesuaian perusahaan dagang, jasa, dan manufaktur dibuat setiap akhir periode akuntansi untuk menyesuaikan saldo akun-akun buku besar. Contoh account pendapatan diterima di muka, sewa dibayar dimuka dan jurnal penyesuaian rekonsiliasi bank. Bila tidak dilakukan proses penyesuaian terhadap akun-akun tersebut, ma  akan mengakibatkan penyajian laporan keuangan kurang akurat.

Apa fungsi, jenis, dan langkah-langkah membuat jurnal penyesuaian? Yuk baca dan pelajari pembahasan jurnal penyesuaian dan contoh jurnal penyesuaian jurnal penyesuaian persediaan barang dagang metode perpetual, periodikal, penyusutan peralatan dan lainnya berikut ini.

 

Pengertian Jurnal Penyesuaian Adalah?

A: Definisi Jurnal Penyesuaian

Apa yang dimaksud dengan jurnal penyesuaian?

Menurut ahli akuntansi Prof. Dr. Zaki Baridwan, pengertian jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat transaksi-transaksi yang belum dicatat pada periode berjalan.

Jurnal penyesuaian juga berfungsi untuk melakukan pemisahan terhadap beberapa account yang saldonya masih bersifat campuran, yaitu sebagian merupakan pos laba rugi dan balance sheet.

Penyesuaian-penyesuaian ini perlu dilakukan karena pemakaian prinsip accrual basis dalam akuntansi.

B: Jenis Jurnal Penyesuaian

Proses penyesuaian akhir periode akuntansi perlu dilakukan terhadap akun atau rekening berikut ini:

1: Persediaan Barang Dagangan

Jurnal penyesuaian digunakan untuk menyesuaian selisih antara fisik persediaan dengan buku catatan.

2: Biaya Dibayar Di Muka

Proses penyesuaian dilakukan untuk melakukan alokasi pembebanan biaya untuk suatu periode.

3: Pendapatan Diterima Di Muka

Hampir mirip seperti biaya dibayar di muka, pos ini merupakan kebalikannya. Jadi jurnal penyesuaian digunakan untuk mengalokasikan pendapatan yang diterima sesuai dengan periode akuntansi.

4: Biaya yang Masih Harus Dibayar

Beban yang perlu dialokasikan pada periode bersangkutan namun perusahaan belum melakukan pembayaran.

5: Pendapatan yang Masih akan Diterima

Pendapatan perusahaan yang belum diterima dan belum dicatat dalam account perusahaan.

6: Penyusutan Aset Tetap

Alokasi nilai perolehan aset tetap sesuai dengan periode pemakaian. Ada beberapa metode perhitungan nilai penyusutan yang bisa digunakan sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku, contoh metode garis lurus.

7: Kerugian Piutang

Kerugian piutang terjadi karena sistem penjualan kredit, di mana tidak semua piutang bisa ditagih. Kerugian piutang harus dibebankan sesuai dengan terjadinya pendapatan, sehingga setiap akhir periode perusahaan membuat penyesuaian bagi piutang yang tidak bisa ditagih.

 

Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang

pendapatan diterima dimuka

Perhatikan contoh jurnal penyesuaian yang sering dibuat oleh perusahaan dagang berikut ini:

A: Contoh Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang

Jumlah catatan dalam buku dan fisik barang di gudang kadangkala terjadi selisih. Jika selisih itu dibiarkan saja maka laporan keuangan yang dihasilkan kurang akurat, yakni masih ada selisih kondisi sesungguhnya dengan yang disajikan. Oleh karena itu, perlu dibuat penyesuaian dengan jurnal penyesuaian.

Ada dua metode pencatatan akuntansi persediaan, yaitu:

1: Metode Perpetual

Bila perusahaan dagang menggunakan metode perpetual untuk mengelola persediaannya, maka untuk mengetahui jumlah persediaannya cukup melihat catatan dalam buku besar account persediaan.

Namun terkadang perusahaan perlu melakukan pemeriksaan persediaan barangnya dengan melakukan stock opname minimal satu tahun sekali. Hasil dari perhitungan stock opname tersebut kemudian dibandingkan dengan saldo account persediaan.

Bila ada selisih perbedaan antara account persediaan dengan fisik barang, maka perlu dibuat jurnal penyesuaian untuk menyamakan saldo persediaan.

***

Bagaimana cara membuat jurnal penyesuaian? Langsung saja mari perhatikan contoh soal jurnal penyesuaian perusahaan dagang berikut ini:

UD Bening Secercah Embun Pagi memiliki saldo account persediaan barang dagangan per tanggal 31 Desember 2021 sebanyak 100 unit dengan nilai Rp 1.000.000, sedangkan hasil stock opname sebanyak 90 unit @Rp 10.000. Jadi ada selisih persediaan sebanyak 10 unit dengan nilai Rp 100.000.

Untuk menyamakan saldo account persediaan dengan kondisi fisik sesungguhnya, maka kita menguranginya sebesar 10 unit senilai Rp 100.000, sehingga jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:

[Debit] Selisih Persediaan Barang Dagangan … Rp 100.000
[Kredit] Persediaan Barang Dagangan …. RP 100.000

2: Metode Fisik

Dalam metode fisik mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam account persediaan, setiap ada penambahan persediaan dari pembelian hanya dicatat sebagai pembelian, demikian juga bila terjadi transaksi penjualan, maka hanya dicatat sebagai penjualan, tidak ada pencatatan tentang harga pokok penjualan (HPP).

Oleh karena itu bila ingin mengetahui jumlah persediaan tidak bisa hanya melihat informasi dari saldo account persediaan, tapi perlu menghitung fisik barang di gudang.

Perhatikan contoh soal jurnal penyesuaian perusahaan dagang berikut ini:

UD Fahima Distribusindo Jaya adalah perusahaan dagang yang mendistribusikan berbagai produk keperluan rumah tangga. Persediaan barang dagangan tanggal 1 Desember 2021 adalah Rp 2.000.000.

Tanggal 10 Desember 2021, perusahaan membeli barang dagangan senilai Rp 3.500.500. Persediaan barang dagangan tanggal 31 Desember 2021 adalah Rp 1.000.000.

Dari transaksi yang terjadi, kita bisa menghitung harga pokok penjualan (HPP) selama bulan Desember:

(a). Persediaan barang, 1 Desember 2021 = Rp 2.000.000
(b). Pembelian = Rp 3.500.500
(c). Barang tersedia untuk dijual : (a) + (b) = Rp 2.000.000 + Rp 3.500.500 = Rp 5.500.500
(d). Persediaan barang 31 Desember 2021 = Rp 1.000.000
(e). Harga Pokok Penjualan : (c) – (d) = Rp 5.500.500 – Rp 1.000.000 = Rp 4.500.500

Selanjutnya UD Fahima Distribusindo Jaya membuat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2021sebagai berikut:

Harga Pokok Penjualan … Rp 2.000.000 (Dr.)
Persediaan Barang Dagangan … Rp 2.000.000 (Cr.)

Harga Pokok Penjualan … Rp 3.500.500 (Dr.)
Pembelian …. Rp 3.500.500 (Cr.)

Persediaan Barang Dagangan … Rp 1.000.000 (Dr.)
Harga Pokok Penjualan …. Rp 1.000.000 (Cr.)

B: Contoh Jurnal Penyesuaian Pendapatan Diterima Di muka

Pos yang sebelumnya dicatat sebagai kewajiban tetapi diharapkan akan menjadi pendapatan dengan berjalannya waktu atau melalui operasi normal perusahaan. Dengan kata lain pendapatan yang diterima saat ini bukan merupakan penerimaan untuk periode berjalan, namun untuk periode yang akan datang yang diterima sekarang.

Perhatikan contoh berikut ini:

Pada tanggal 1 Oktober 2021 CV Gunung Panongan menerima uang sewa ruko di jalan raya Pekalongan – Banjarnegara Km. 48 sebesar Rp 12.000.000 untuk jangka waktu satu tahun, dimulai dari tanggal 1 Oktober 2021 sampai dengan 30 September 2022.

CV Gunung Panongan mencatat penerimaan uang dengan jurnal sebagai berikut:

Tanggal 01 Oktober 2021

Kas … Rp 12.000.000 (Dr.)
Sewa Dibayar Di Muka … Rp 12.000.000 (Cr.)

Tanggal 31 Desember 2021, jurnal penyesuaian penerimaan pendapatan.

Sewa Dibayar Di Muka …. Rp 3.000.000 (Dr.)
Pendapatan Sewa …. Rp 3.000.000 (Cr.)

Note:

Pendapatan sewa per bulan:

= Rp 12.000.000 : 12 bulan
= Rp 1.000.000

Pendapatan sewa ruko tahun 2021:

= Rp 1.000.000 x 3 bulan
= Rp 3.000.000

C: Contoh Jurnal Penyesuaian Penyusutan Peralatan

Peralatan adalah aset tetap perusahaan yang akan semakin menurun nilai ekonomisnya. Penurunan nilai ekonomis inilah yang disebut dengan penyusutan dan harus dibuatkan jurnal penyesuaian di akhir periode.

Ada beberapa metode untuk menghitung nilai penyusutan peralatan, antara lain metode garis lurus. Metode ini digunakan untuk menentukan besarnya penyusutan dengan cara membagi secara merata nilai perolehan aset tetap setelah dikurangi dengan estimasi nilai ekonomis aset.

Bila dituliskan dengan persamaan matematika adalah sebagai berikut:

= (Biaya Perolehan Aset Tetap – Nilai Residu) : Estimasi Masa Ekonomis

Berikut ini disajikan contoh jurnal penyesuaian penyusutan peralatan:

PT Jambu Balak Manufaturing merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai peralatan pertanian, perkebunan dan kehutanan. Untuk menambah kapasitas produksinya, pada tanggal 1 Januari 2020 perusahaan menambah peralatan produksi seharga Rp 100.000.000.

Estimasi masa ekonomis dari peralatan tersebut adalah 8 tahun dengan nilai residu Rp 10.000.000, sehingga nilai depresiasi setiap tahunnya adalah:

= (Rp 100.000.000 – Rp 20.000.000) : 8
= Rp 10.000.000

Setiap akhir periode akuntansi PT Jambu Balak Manufaturing membuat jurnal penyesuaian penyusutan peralatan sebagai berikut:

Penyusutan Peralatan … Rp 10.000.000 (Dr.)
Akumulasi Penyusutan Peralatan …. Rp 10.000.000 (Cr.)

D: Contoh Jurnal Penyesuaian Biaya Dibayar Di muka

Biaya dibayar di muka adalah berbagai biaya yang sudah dibayar tapi belum dibebankan pada periode bersangkutan, sehingga perusahaan perlu membuat jurnal penyesuaian agar laporan keuangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Perhatikan contoh pencatatan transaksi berikut ini:

PT Wahyu Jaya Raya pada tanggal 01 Desember 2021 membayar perpanjangan internet domain dan sewa hosting perusahaan sebesar Rp 1.200.000 untuk masa satu tahun ke depan, dimulai tanggal 01 Desember 2021 sampai dengan 2022.

Pembayaran ini dicatat oleh perusahaan sbb:

Tanggal 12 Desember 2021

Biaya dibayar di muka …. Rp 1.200.000 (Debit)
Kas ….. Rp 1.200.000 (Kredit)

Tanggal 31 Desember 2021

Nilai pembayaran yang dibebankan untuk tahun 2021 dihitung seperti berikut ini:

= Rp 1.200.000 : 1/12
= Rp 100.000

Kemudian dicatat dengan jurnal penyesuaian:

Beban sewa hosting dan domain ….. Rp 100.000 (Debit)
Biaya dibayar di muka ….. Rp 100.000 (Kredit)

Tanggal 30 November 2022

Nilai pembayaran yang dibebankan untuk periode 01 Januari – 30 November 2022 adalah sebagai berikut:

= Rp 1.200.000 x 11/12
= Rp 1.100.000

Beban sewa hosting dan domain ….. Rp 1.100.000 (Debit)
Biaya dibayar di muka ….. Rp 1. 100.000 (Kredit)

E: Contoh Jurnal Penyesuaian Kerugian Piutang

Kerugian piutang disebabkan oleh tidak dibayarnya piutang-piutang perusahaan, sehingga perusahaan mencadangkan kerugian yang akan muncul karena transaksi tersebut. Berikut ini diberikan satu contoh jurnal penyesuaian kerugian piutang:

UD Gemah Ripah mengestimasikan piutang dagang yang tidak bisa ditagih tahun 2021 sebesar Rp 12.350.500. Nilai sebesar ini akan diakui dan dicatat dengan jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2021 sebagai berikut:

Kerugian Piutang Tak Tertagih … Rp 12.350.500 (Dr.)
Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih … Rp 12.350.500 (Cr.)

F: Contoh Jurnal Penyesuaian Beban Yang Masih Harus Dibayar

Beban yang masih harus dibayar adalah biaya-biaya yang sudah terjadi tapi belum dibayar dan dicatat dalam pembukuan perusahaan, sehingga perlu dilakukan penyesuaian di akhir periode akuntansi. Contoh pembayaran bunga obligasi.

G: Contoh Jurnal Penyesuaian Pendapatan Yang Masih Akan Diterima

PT Fahima Konsultama telah menyelesaikan pekerjaan penyusunan standar operasional prosedur (SOP) finance dan accounting tanggal 22 November 2021. Nilai pekerjaan sebesar Rp 65.000.000. Penerimaan pembayaran pertama sebesar Rp 25.000.000 diterima pada tanggal terjadinya transaksi.

Jadi, pendapatan yang masih akan diterima sebesar Rp 40.000.000 dan perusahaan PT Fahima Konsultama akan melakukan pencatatan jurnal penyesuaian sebagai berikut:

[Debit] Piutang … Rp 25.000.000

[Kredit] Pendapatan Jasa Penyusunan SOP …. Rp 25.000.000

***

Demikianlah 8 (delapan) contoh jurnal penyesuaian perusahaan dagang, antara lain persediaan, biaya dibayar dimuka, dan penyusutan peralatan.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.