Capital Asset Pricing Model (CAPM) adalah cara termudah dan praktis untuk membuat keputusan strategis invesyasi. Bagaimana caranya menggunakan CAPM untuk pengambilan keputusan investasi? Ada dua metode untuk memasukkan faktor risiko dalam proses pengambilan keputusan investasi yang umumnya dilakukan oleh investor
Pertama, adalah mengukur risiko investasi dalam bentuk ketidakpastian arus kas. Kedua, menggunakan konsep hubungan yang positif antara risiko dengan keuntungan yang diharapkan, melalui pendekatan konsep Capital Asset Pricing Model (CAPM). Mari ikuti pembahasan-nya berikut ini…
1. Penyesuaian Tingkat Bunga Menggunakan CAPM
A: Mengenal Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Teori manajemen keuangan yang dikembangkan, terutama teori portofolio dan Capital Asset Pricing Model (CAPM) mendasari analisis risiko dan capital budgeting. Teori portofolio menjelaskan manfaat diversifikasi. Teori tersebut dikembangkan untuk investasi pada sekuritas.
Apakah risiko investasi dan teori portofolio tersebut bisa diterapkan dalam investasi pada real assets?
Mari dibahas bareng-bareng ya….
Model CAPM mendasarkan diri pada pemikiran bahwa semakin besar risiko suatu investasi semakin besar tingkat keuntungan yang diminta oleh pemodal.
Jika konsep ini diterapkan pada NPV, maka tingkat bunga yang digunakan untuk menghitung NPV akan menjadi makin besar untuk proyek dengan risiko yang makin tinggi.
Untuk menyesuaikan tingkat bunga terhadap risiko diterapkan CAPM, maka konsep yang semula dikembangkan untuk investasi pada sekuritas sekarang diterapkan pada investasi real assets.
Argumentasi CAPM
CAPM berargumentasi bahwa memang benar arus kas tidaklah pasti. Ketidakpastian arus kas tersebut disebabkan oleh banyak faktor.
Salah satu diantaranya adalah operating leverage. Indikator risiko investasi lainnya adalah erat tidaknya hubungan kondisi bisnis tersebut dengan kondisi perekonomian. Keadaan ini disebut sebagai siklikalitas (cyclicality).
Ada jenis-jenis industri tertentu yang sangat dipengaruhi oleh kondisi faktor-faktor makro ekonomi, sseperti bisnis real estate dan bisnis otomotif, meskipun kita juga terlalu dipengaruhi. Perusahaan-perusahaan yang sangat dipengaruhi oleh faktor siklikalitas dikatakan mempunyai beta yang tinggi.
B: Rumus CAPM
Dalam CAPM risiko didefinisikan sebagai beta (β).
Dengan demikian perusahaan yang mempunyai operating leverage dan siklikalitas yang tinggi, diartikan sebagai perusahaan yang mempunyai risiko atau beta yang tinggi.
Dengan demikian nampaklah bahwa risiko investasi bagi perusahaan yang mempunyai ketidakpastian arus kas yang tinggi juga akan cenderung mempunyai beta yang tinggi pula.
CAPM secara formal dirumuskan sebagai berikut:
Ri = Rf + βi (Rm – Ri )
Keterangan:
Ri = tingkat keuntungan yang layak untuk sekuritas i
Rf = tingkat keuntungan dari investasi bebas risiko
βi = beta, ukuran risiko sekuritas i
Rm = tingkat keuntungan portofolio pasar
Bila CAPM akan diterapkan untuk menilai profitabilitas investasi pada aktiva riil (proyek), maka i di sini menunjukkan proyek tersebut.
Dengan demikian semakin tinggi risiko (atau β) proyek tersebut, semakin tinggi tingkat keuntungan yang dianggap layak untuk investasi tersebut. Ri ini yang kemudian digunakan sebagai tingkat bunga (=r) akan menghitung NPV.
Bila digunaan CAPM dalam menentukan tingkat bunga (=r) yang layak dalam perhitungan NPV, maka arus kas yang digunakan adalah arus kas yang diharapkan (expected cash flow).
Kita tahu bahwa arus kas tesebut tidak pasti, tetapi ketidakpastian tersebut diakomodir oleh tingkat bunga yang digunakan untuk menghitung NPV.
C: Penerapan CAPM dalam Capital Budgeting
Jika kita ingin menerapkan CAPM dalam capital budgeting, maka yang diperlukan adalah:
- Menaksir beta dari proyek (rencana investasi) yang sedang dianalisis.
- Menaksir tingkat keuntungan portofolio pasar. Sebagai proxy sering dipergunakan tingkat keuntungan rata-rata dari seluruh kesempatan investasi yang tersedia di pasar modal, atau indeks pasar.
- Menentukan tingkat keuntungan dari investasi yang bebas risiko. Sebagai proxy sering dipergunakan tingkat keuntungan dari sekuritas yang dijamin oleh pemerintah.
- Menaksir arus kas yang diharapkan
Aktivitas 1 s/d 3 dimaksudkan untuk menaksir tingkat keuntungan yang dipandang layak untuk menilai investasi tersebut.
Setelah kita berhasil menaksir r, maka penghitungan NPV dilakukan dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari aktivitas 4.
Tips Menaksir Beta
Bagaimana cara menaksir beta? Beta tidak lain merupakan koefisien regresi antara excess return suatu saham dengan excess return portofolio pasar.
Apa itu excess return? Excess return adalah selisih antara tingkat keuntungan dengan tingkat keuntungan bebas risiko.
Dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Ri – Rf = excess return saham i
Rm – Rf = excess return portofolio pasar
Hanya saja, bila biasanya rumusan persamaan regresi dinyatakan sebagai:
Y = a + bX
Maka CAPM menyatakan bahwa a = 0, sehingga:
Y = bX
Satu hal yang menarik dari beta adalah bahwa beta umumnya relatif stabil dari waktu ke waktu, dengan demikian maka penggunaan beta di waktu yang lalu untuk penaksiran beta di masa yang akan datang dapat digunakan. Jadi, sebagai misalnya, beta saham Astra Internasional 1,14.
Angka ini kemudian dapat digunakan untuk tkasiran beta di masa yang akan datang. Seringkali untuk menaksir beta digunakan beta rata-rata industri, sesuai dengan proyek yang sedang kita analisis.