Analisis Kinerja Keuangan PT Gudang Garam
Sekilas tentang PT Gudang Garam, Tbk
PT Gudang Garam Tbk bergerak di sektor industri rokok dan kegiatan industri lainnya yang terkaitan dengan rokok.
Perusahaan yang mulai beroperasi komersial pada tahun 1958 dan tercatat pada bursa saham Indonesia pada tanggal 3 Desember 2007 ini memproduksi rokok kretek lengkap termasuk tar rendah, berbagai macam rendah nikotin dan rokok kretek tradisional.
Bagaimana kinerja keuangan Gudang Garam pada tahun 2015?
Sebelum kita menganalisis kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk, berikut ini kami sajikan data-data keuangan perusahaan yang diambil dari Forbes.
A. Analisis Kinerja Keuangan PT Gudang Garam Tbk
Tools analisis laporan keuangan perusahaan yang biasa digunakan untuk mengevaluasi kinerja keuangan adalah menggunakan 5 rasio keuangan, yaitu rasio:
- Likuiditas
- Solvabilitas
- Profitabilitas
- Aktivitas
- Pasar
Laporan keuangan perusahaan manufaktur yang sudah diaudit, dijadikan dasar untuk melakukan analisa.
Dari Laporan Laba Rugi PT Gudang Garam Tbk tahun 2014 dan 2015 kita dapat melihat data-data sebagai berikut:
Tahun 2015 perusahaan memperoleh pendapatan senilai Rp 70,36 triliun atau tumbuh 7,95% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2014) sebesar Rp 65,18 triliun.
Dari pendapatan sebesar itu, perusahaan mencatat laba Rp 6,43 triliun pada 2015, tumbuh 19% dari Rp 5,41 triliun pada 2014.
Beban penjualan yang naik membuat pertumbuhan laba bersih sedikit tertekan.
Beban pokok penjualan menjadi Rp 54,88 triliun tahun 2015 dari Rp 51,8 triliun pada 2014.
Kenaikan beban pokok penjualan tersebut disebabkan oleh biaya produksi yang meningkat akibat kenaikan bahan baku.
Pada 2015, biaya produksi bahan baku tercatat Rp 13,43 triliun atau naik dari periode sebelumnya yang tercatat Rp 13,85 triliun.
Kenaikan beban penjualan juga didorong oleh biaya pita cukai, PPN dan pajak rokok menjadi Rp 37,68 triliun dari sebelumnya Rp 35,23 triliun.
B. Analisis Laporan Keuangan PT Gudang Garam Tbk
Sebagaimana disinggung pada paragraf di atas, ada 5 rasio analisis laporan keuangan yang akan digunakan untuk melakukan pengukuran kinerja keuangan sebuah perusahaan.
Untuk menghitung rasio-rasio keuangan, kita akan menggunakan data laporan laba rugi di atas dan neraca sebagai berikut :
Dari data-data laporan laba rugi dan neraca PT Gudang Garam Tbk tahun 2014 dan 2015 selanjutnya kita hitung dan analisa rasio keuangan berikut ini :
#1. Rasio Likuiditas
Untuk menilai rasio likuiditas sebuah perusahaan digunakan Analisis rasio likuiditas Current Ratio. Berikut ini nilai current ratio Gudang Garam tahun 2014 dan 2015 :

Current Ratio menggambarkan bagaimana perusahaan menjamin liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki.
Seperti data pada tabel di atas, Current ratio periode 2015 sebesar 177,04%.
Hal ini berarti jumlah aset lancar yang dimiliki oleh Gudang Garam pada tahun 2015 sebesar 1,77 kali lipat dari jumlah liabilitas jangka pendeknya.
Bisa juga diartikan bahwa setiap Rp 1,- liabilitas jangka pendek dijamin oleh Rp 1,77,- aset lancar perusahaan.
Hal ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam melunasi liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancarnya baik.
#2. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas adalah analisis laporan keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan segala kewajiban jangka panjangnya.
Untuk mengukur tingkat solvabilitas digunakan Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER). Nilai DAR dan DER PT Gudang Garam Tbk tahun 2014 dan 2015 adalah sebagai berikut :

Deb to Asset Ratio (DAR)
Deb to Asset Ratio adalah analisis laporan keuangan untuk mengukur jumlah aset yang dibiayai oleh hutang. Rasio ini sangat penting untuk melihat solvabilitas sebuah perusahaan.
Bila dituliskan dalam sebuah formula, seperti ini :
Dari formula di atas, dapat diambil kesimpulan bila DAR nilainya semakin naik maka ini mencerminkan nilai aset yang dibiaya modal semakin kecil sedangkan yang dibiayai dengan hutang semakin naik.
Otomatis beban bunga hutang yang ditanggung perusahaan semakin naik dan resiko perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka panjangnya semakin tinggi.
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai Deb to Asset Ratio (DAR) PT Gudang Garam Tbk tahun 2015 sebesar 0,40. Turun sedikit dari tahun 2014 yang sebesar 0,43.
Nilai DAR sebesar 0,40 mencerminkan bahwa 40% aset yang dimiliki oleh PT Gudang Garam Tbk dibiayai dengan hutang, baik hutang jangka panjang ataupun hutang jangka pendek.
Sedangkan 60% aset lainnya dibiayai dengan Modal.
Ini mencerminkan Solvabilitas perusahaan masih baik. Perusahaan masih memiliki modal 60% dari asetnya, sehingga masih memiliki kemampuan yang baik untuk melunasi semua hutang yang ada.
Deb to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) adalah analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dengan cara membandingkan jumlah Hutang terhadap ekuitas.
Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan bila dibandingkan dengan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham.
Bila dituliskan dengan rumus sebagai berikut :
Dari rumus di atas bisa disimpulkan bila nilai Debt to Equity Ratio (DER) semakin naik maka perusahaan memiliki resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya. Namun besarnya hutang harus dilihat dulu jenisnya, apakah hutang lancar atau hutang jangka panjang.
—
Bila jumlah hutang lancar lebih besar dari pada hutang jangka panjang, hal ini masih bisa ditoleransi, karena besarnya hutang lancar sering disebabkan oleh hutang operasi yang bersifat jangka pendek.
Tapi bila hutang jangka panjang yang lebih besar, maka dikuatirkan perusahaan akan mengalami gangguan likuiditas di masa yang akan datang.
Selain itu laba perusahaan juga semakin tertekan akibat harus membiayai bunga pinjaman tersebut.
Melalui rumus di atas diperoleh nilai Debt to Equity Ratio (DER) Gudang Garam sebesar 0,67 di tahun 2015, turun tipis dari tahun 2014 yang sebesar 0,75.
Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan pada ekuitas tidak sebanding dengan kenaikan yang terjadi pada liabilitas perusahaan.
Rasio tersebut menginformasikan bahwa kreditor menyediakan 67% dari 100% modal yang disediakan oleh para pemegang saham.
Nilai Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,67 juga mengindakasikan bahwa perusahaan memiliki hutang yang lebih kecil dari ekuitas yang dimilikinya.
Keep this going please, great job!