Mengenal Prodia, Pelopor Bisnis Laboratorium di Indonesia

Laboratorium Klinik Prodia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan.

Berdasarkan Catatan Atas Laporan Keuangan tanggal 31 Desember 2019, perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1988. Prodia adalah pelopor sektor bisnis laboratorium.

Pencapaian Prodia bukan sekedar gerainya yang mendominasi pasar. Layanannya juga berkembang pesat, sehingga unit-unit bisnisnya berkembang menjadi kelompok usaha tersendiri.

Bagaimana strategi yang dijalankan hingga bisa berkembang seperti sekarang ini? Yuk Ikuti pembahasannya berikut ini…

 

01: Sejarah Berdirinya Laboratorium Klinik Prodia

klinik laboratorium prodia

Memanfaatkan Peluang Sektor Lab Kesehatan

Potensi pasar di sektor ini masih terbuka lebar. Tapi, persaingan akan semakin ketat.

Tumbuhnya kelas menengah yang semakin sadar akan pentignya gaya hidup sehat, menjadikan pertumbuhan sektor bisnis ini semakin menggiurkan. Dan Laboratorium Klinik Prodia adalah pelopor bisnis ini.

Laboratorium klinik Prodia berdiri sejak tahun 1973 dengan modal patungan untuk menyewa tempat di Solo. Hingga saat ini Prodia telah berkembang sangat pesat.

Memiliki kantor cabang serta outlet-outlet yang tersebar di di seluruh Indonesia, antara lain:

  • Laboratorium Klinik Prodia Tangerang.
  • Laboratorium Klinik Prodia Kota Denpasar Bali.
  • Laboratorium Klinik Prodia Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
  • Laboratorium Klinik Prodia Panakkukang Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
  • Klinik Laboratorium Prodia Bekasi.
  • Prodia Kramat
  • Prodia Widyahusada
  • Prodia Bandung
  • Prodia Manado
  • Prodia Sunter
  • Prodia Kelapa Gading
  • Prodia Kedoya
  • Prodia Pluit
  • Prodia Pasar Minggu
  • Prodia Bandung Wastukencana
  • Prodia Bogor
  • Prodia Solo

***

Pencapaian Prodia adalah bukan sekedar cabangnya yang mendominasi pasar. Layanannya juga berkembang pesat.

Ini tampak dari unit-unit usaha perusahaan sehingga berkembang menjadi kelompok usaha tersendiri.

 

02: Perkembangan Laboratorium Klinik Prodia

klinik lab prodia

Apa strategi Prodia hingga bisa berkembang seperti sekarang?

Salah satu upaya untuk mengokohkan dominasi Prodia adalah dengan menjaga kualitas.

Hal ini bisa dilihat dari penerapan standar mutu layanan.

Salah satu faktor kesuksesan klinik laboratorium Prodia adalah menjaga mutu.

Selain faktor lain yang menjadi kunci kekokohan Prodia menjadi merek lab terpercaya di Indonesia.

Pada tahun 1999 Prodia mendapat sertifikat ISO 900s dan menjadi laboratorium klinik pertama di Indonesia yang meraih sertifikat jenis ini.

Kemudian pada tahun 2008, laboratorium klinik Prodia cabang Jakarta mendapat akreditasi ISO 15189.

Ini bukan sembarang akreditasi, karena ISO 15189 adalah akreditasi internasional khusus laboratorium medis.

Perolehan akreditasi ini, kembali menjadikan Prodia adalah sebagai laboratorium pertama di Indonesia yang meraih ISO jenis ini.

***

Prestasi lainnya klinik laboratorium Prodia adalah apa yang diperoleh Prodia Solo.

Prodia Solo meraih peringkat External Quality Assurance Service ke-30 dari 1.718 laboratorium di dunia yang diselenggarakan oleh BioRAD Amerika Serikat pada tahun 2009.

Peringkat ini terus membaik, dengan pencapaian peringkat ke-18 dari 2.532 pada tahun 2010.

Dan peringkat ke-10 dari 2.808 laboratorium pda tahun 2011.

Pada tahun itu pula klinik lab Prodia Jakarta memperoleh akreditasi dari College of American Pathologist.

 

03: Strategi Pengembangan Melalui Penciptaan Pasar

klinik laboratorium prodia

Klinik Laboratorium Prodia didirikan oleh Andi Wijaya, Gunawan Prawira Soeharto, Hamdono Wijoyo, dan Singgih Hidayat.

Posisi dan pencapaian saat ini tidak dapat dilepaskan dari tangan dingin para pendirinya.

Para pendiri inilah yang menjadi pemimpin gerak awal sejak awal.

Andi Wijaya mendirikan laboratorium klinik pada tanggal 7 Mei 1973 di Solo bukan untuk tujuan bisnis.

Tetapi atas dasar keprihatinannya terhadap kondisi laboratorium di Solo yang jauh dari memadai.

Kondisi itu Andi Wijaya alami dari peristiwa kesalahan hasil diagnosis golongan darah dirinya ketika ingin mendonorkan darah untuk istri Gunawan Prawira yang saat itu membutuhkan darah golongan B.

Golongan darah Andi Wijaya yang seharusnya B, pada hasil diagnosis itu tertera O.

***

Pengalaman buruk ini mengilhami Andi Wijaya, yang kala itu menjadi dosen Fakultas Farmasi Unika Atmajaya Solo, bersama ketiga kawannya mendirikan laboratorium klinik Prodia, yang berarti:

  • Pro = Untuk
  • Dia = Diagnosa lebih baik

Dengan modal patungan, yang kala itu sebesar Rp 180 ribu, mereka menyewa ruangan seluas 25 meter persegi di Jl Nongko 83, Solo.

***

Ketika itu kebutuhan laboratorium klinik Prodia adalah masih sangat sedikit.

Laboratorium hanya bisa ditemui di rumah sakit dan segelintir dokter yang membuka klinik.

Itu pun dengan teknologi yang sant sederhana.

Dengan kata lain, saat itu pasar pasar untuk bisnis laboratorium klinik belum terbentuk.

Namun Andi Wijaya dan rekan-rekannya dan berani memulai bisnis.

Keberanian itu tercermin dari pengelolaan Prodia.

Mereka hanya mengandalkan tata cara mengelola laboratorium yang dipelajari dan dipahami Andi Wijaya ketika mengajarkan mata kuliah Kimia Klinik.

Beruntung apa yang dipelajari di kampus cukup bermanfaat untuk mengelola Prodia.

Usaha meraka berjalan cukup lancar.

Banyak dokter spesialis di Solo mengirimkan pasien ke Prodia.

Karena itu, tak berlebihan jika Prodia adalah pencipta bisnis sektor laboratorium klinik.

***

Tak lama kemudian, pada tahun 1975, Andi Wijaya dan rekan-rekannya membuka cabang di Jakarta.

Membuka cabang Jakarta ternyata adalah langkah tepat.

Di ibu kota, mereka terhubung dengan para mitra yang bisa memperbesar timnya.

Hal ini seperti connecting to the market.

Mereka bisa memperluas wawasan sekaligus membina hubungan ke kalangan perguruan tinggi dan para dokter spesialis.

Karena dokter ternama biasanya aktif di perguruan tinggi, maka Andi Wijaya pun aktif dalam berbagai aktivitas di sana.

Seperti, mensponsori penelitian para dokter.

Sampai sekarang pihaknya telah membantu berbagai peneitian, termasuk untuk program studi S-3 bidang kedokteran dan ilmu biomedik lainnya.

Melalui pendekatan seperti itulah, secara bertaha bisnis Prodia pun semakin berkembang.

 

04: Strategi Perluasan Pasar Laboratorium Klinik Prodia

laboratorium klinik prodia panakkukang

A: Pembukaan Cabang Baru

Laboratorium Klinik Prodia pernah mengalami kesulitan cash flow.

Namun, Andi Wijaya tidak putus asa.

Pada saat krisis cash flow tersebut, dia justru mengambil langkah ekspansi.

Dia tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), tetapi justru membuka cabang-cabang baru.

Pada akhir 1980-an, laboratorium klinik Prodia memiliki 10 cabang dan terus melakukan pengembangan sayapnya.

Pada tahun 1995 Prodia membuka 24  cabang.

Dan jumlah cabang terus bertambah, menjadi 48 cabang pada tahun 2001, 94 cabang pada tahun 2005 dan 151 cabang pada akhir 2019.

Ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1998, menurut Andi Wijaya, Prodia tidak mengalami imbasnya.

Bahkan perusahaan merilis Child Lab, laboratorium khusus anak-anak pada tahun 2011.

 

B: Alasan dan Strategi Pembukaan Cabang Baru

Mengapa Prodia berani memutuskan untuk membuka cabang baru?

Para pengelola perusahaan percaya bahwa melihat pasar yang begitu besar yang telah diciptakan, akan membuat perusahaan lain, termasuk asing datang memperebutkan pasar yang makin besar.

Pimpinan perusahaan percaya, selain kompetensi dan jam terbang, entry barrier di industri ini adalah luasnya jaringan.

Karena itulah manajemen perusahaan terus mencari wilayah-wilayah baru yang bisa dibangun lab baru.

***

Strategi perluasan jaringan ini kiranya tepat.

Sebagai industri yang tidak berbau ‘lokal’ seperti berbasis heritage, keunikan budaya dan keragaman lokal, laboratorium adalah bisnis yang bersifat universal, berbasis penguasaan teknologi yang dibeli dengan kekuatan kapital.

Agar bertumbuh dan berkembang serta mendominasi pasar, salah satu cara yang tepat adalah meluaskan cengkeraman.

Menariknya, langkah ekspenasi perusahaan ke berbagai wilayah tidak dilakukan dengan model waralaba seperti yang dilakukan beberapa pemain bisnis laboratorium.

Memang secara bisnis, model bisnis waralaba berpotensi  menghasilkan pertumbuhan jumlah cabang yang cukup siginfikan.

Namun, terdapat hal lain yang membuat manajemen perusahaan enggan menggunakan ekspansi melalui model waralaba, antara lain:

 

#1: Masalah Kontrol

Model waralaba memunculkan risiko sulitnya melakukan pengontrolan terhadap cara kerja.

Padahal aktivitas diagnosis adalah kegiatan yang mengutamakan kehati-hatian.

Sehingga perusahaan benar-benar tanamkan kehati-hatian dalam mendiagnosis, karena hal ini menyangkut nyawa orang.

 

#2: Visi Perusahaan

Dalam melakukan kerja sama pembukaan laboratorium, baik melalui model waralaba atau bukan adalah tidak mudah untuk menyatukan visi antara Prodia dan mitra atau investor.

Visi Prodia adalah terkait dengan aspek profit.

Dalam bisnis laboratorium, biaya pemeliharaan serta pengembangan sangat besar.

Hal ini berdampak pada minimnya, bahkan tidak adanya dividen yang akan diterima mitra atau investor.

Karena laba yang dikantongi digunakan kembali untuk re-investasi pengembangan laboratorium.

Sehingga ketika investor bekerja sama dengan Prodia, mereka tidak mendapatkan profit setinggi yang mereka harapkan.

Itulah kesulitan untuk menyatukan visi dengan mitra atau calon investor.

 

C: Dampak Pembukaan Cabang Baru

laboratorium klinik prodia

Laboratorium klinik Prodia yang dibuka memang tidak semuanya menghasilkan keuntungan yang tinggi.

Namun, strategi entry barier untuk menghadapi para pesaing, termasuk pemain asing yang ingin masuk ke Indonesia ini, bisa dikatakan cukup sukses.

Hal ini disimpulkan manajemen perusahaan setelah medapat respons dari pemilik bisnis laboratorium asal Australia.

Pebisnis laboratorium asal Australia itu menyatakan tidak ingin masuk ke pasar Indonesia karena eksistensi Laboratorium Prodia yang sudah menyebar di hampir seluruh Indonesia.

***

Selain entry barier menghadapi kompetitor, kehadiran Prodia di berbagai daerah memiliki sisi positif lainnya, yaitu bisa menjalin relasi dengan dokter-dokter lokal sebagai pelanggan.

Dengan begitu, ketika ada pemain bisnis laboratorium lain ke tempat Prodia sudah lebih dulu ada.

Pemain baru akan sulit menembus pasar itu karena sudah terjalin hubungan baik dan kepercayaan antara dokter lokal dan perusahaan.

Jadi ketika ada lab-lab asing masuk, Prodia sudah memiliki hubungan baik yang kuat dengan dokter lokal.

Selain karena fasilitas yang sudah standar internasional.

***

Dalam mengelola jaringan, agar terhubung semangat berkompetisi antar cabang dalam mengembangkan perusahaan, manajemen perusahaan menerapkan apa yang disebut sebagai Formula Lipstik.

Formula ini adalah studi kasus yang dibahas oleh Andi Hidayat selaku pimpinan perusahaan ketika menyelesaikan tugas akhirnya di University of California Los Angeles.

Dalam formula ini ia menemukan cara mengelola, merancang, dan memonitor, serta memotivasi usahanya.

Ia menjelaskan, cabang yang pelayanannya melampaui target dan mengalahkan cabang lain mendapatkan warna merah jambu (pink).

Adapun yang berhasil sesuai dengan target mendapat warna kuning, sedangkan yang kurang berhasil mendapat warna biru.

Alhasil, karyawan terpacu bekerja, manajemen keuangan juga menjadi terbuka.

Dengan transparansi ini, semua mengetahui keuntungan dan kerugian perusahaan.

 

05: Strategi Tambah 10 Tes Tiap Tahun

laboratorium klinik prodia tangerang

A: Cara Penambahan Portofolio Tes

Selain melakukan ekspansi melalui penambahan cabang, laboratorium klinik Prodia adalah juga melakukan penambahan portofolio tes tiap tahunnya.

Minimal 10 jenis tes.

Ini adalah cara memuaskan customer.

Penambahan portofolio tes dilakukan tidak berdasarkan inovasi sendiri, melainkan dari adpsi setelah mengikuti kongres internasional.

Atau pameran teknologi terbaru di dunia internasional.

Adopsi suatu tes atau tekonologi yang berkembang di dunia internasional itu sendiri dilakukan sesuai dengan pasar Indonesia.

Laboratorium klinik Prodia adalah menyesuaikan tren perkembangan di luar negeri dengan kebutuhan pasar Indonesia melalui riset-riset.

 

B: Cara Mengembangkan Portofolio Tes

Berbagai produk yang diadopsi setelah melalui serangkaian riset, nantinya diperuntukan dan diperkenalkan ke dokter berdasarkan kelompoknya, seperti dokter syaraf, dokter anak dan lainnya.

Pendekatan ke dokter-dokter itu dilakukan secara ilmiah.

Yaitu dengan memberikan berbagai informasi biomedis melalui brosur, jurnal ilmiah, hingga mendukung penelitian dokter melalui penyediaan reagensia dan pengerjaan tes laboratoriumnya.

Berdasarkan relasi yang terjadi dengan dokter-dokter itu, akan terjalin kemitraan dan kepercayaan terhadap perusahaan.

Setelah terjalin relasi dengan banyak dokter.

Langkah selanjutnya adalah melakukan edukasi terhadap masyarakt awam mengenai inovasi atau jenis-jenai tes baru yang diluncurkan Laboratorium Klinik Prodia.

Dalam hal protofolio tes, Prodia bisa dikatakan unggul dibanding kompetitornya.

Prodia selalu menjadi trend setter terkait tes.

***

Selain pengembangan di unit bisnis laboratorium klinik, Grup Prodia juga mengembangkan untit bisnis lainnya untuk mengantisipasi makin ketatnya persaingan di industri kesehatan, khususnya laboratorium klinik.

Untuk hal ini, perusahaan menempuh jalan kerja sama dengan mitra dalam dan luar negeri.

Misalnya, akhir tahun 2011, Prodia Contract Research Organization (CRO) digandeng perusahaan biofarmasi internasional Quintiles Asia Pasifik untuk mendirikan sentra pemeriksaan uji klinik obat di Indonesia.

Dengan kerja sama ini, perusahaan berkesempatan meningkatkan peran uji klinik global dalam menghasilkan obat dan terapi baru bagi masyarakat.

***

Langkah kerja sama ini memang perlu dilakukan.

Setelah mendominasi pasar, laboratorium klinik Prodia adalah harus mengembangkan strategi mempertahankan pasarnya.

Dan kerja sama adalah cara yang tepat.

 

06: Laporan Keuangan Prodia

laboratorium klinik prodia kota denpasar bali

A: Laporan Posisi Keuangan Laboratorium Klinik Prodia

Laporan posisi keuangan adalah jenis laporan keuangan yang menyajikan posisi aset, liabilitas, dan ekuitas klinik lab Prodia pada saat penyusunan.

Bagaimana Laporan Posisi Keuangan Prodia pada tanggal 31 Desember 2019?

Laporan Posisi Keuangan Prodia adalah sebagai berikut:

 

Laporan Posisi Keuangan Prodia bagian aset:

neraca
Laporan Posisi Keuangan bagian Aset

 

Laporan Posisi Keuangan Prodia bagian liabilitas:

laporan posisi keuangan prodia
Laporan posisi keuangan Laboratorium Prodia

 

Laporan Posisi Keuangan Prodia bagian ekuitas:

Laporan Posisi Keuangan Prodia
Laporan Posisi Keuangan Klinik laboratorium Prodia

 

Dari gambar di atas, kita mengetahui informasi tentang posisi keuangan Lab Prodia per 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

  • jumlah aset = Rp 2.010.967
  • jumlah liabilitas = Rp 351.368
  • jumlah ekuitas = Rp  1.659.599
  • jumlah liabilitas dan ekuitas sebesar Rp 2.010.967

 

B: Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Klinik Laboratorium Prodia

Bagaimana dengan Laporan Laba Rugi Prodia?

Laporan Laba Rugi Lab Prodia adalah sebagai berikut:

 

Laporan laba rugi Prodia bagian #01:

Laporan Laba Rugi Prodia
Laporan laba rugi bagian #01:

 

Laporan laba rugi Prodia bagian #02:

Laporan laba rugi prodia
Laporan laba rugi laboratorium klinik prodia

Dari gambar di atas, kita mengetahui informasi Laporan Laba Rugi Prodia adalah sebagai berikut:

  • Pendapatan neto sebesar Rp 1.744.271 (dalam jutaan rupiah)
  • Laba tahun berjalan adalah sebesar Rp 210.261 (dalam jutaan rupiah)

 

C: Laporan Arus Kas Klinik Laboratorium Prodia

Laporan Cash Flow menyajikan aliran cash perusahaan selama periode tertentu, misalnya akhir periode.

Ada 3 jenis aliran kas ini, yaitu aliran kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Bagaimana dengan laporan cash flow Prodia?

Perhatikan Laporan Arus Kas klinik lab Prodia adalah sebagai berikut ini:

Laporan Cash Flow Klinik Laboratorium Prodia, bagian #01:

Laporan Cash Flow Prodia

 

Laporan Cash Flow Klinik Laboratorium Prodia, bagian #02:

Laporan Cash Flow Prodia
Laporan Cash Flow Prodia

Dari Laporan Arus Kas Prodia di atas kita bisa mengetahui bahwa:

  • arus kas dari aktivitas operasi adalah sebesar Rp 341.825
  • cash flow dari aktivitas investasi =  (Rp  – 241.741)
  • cash flow dari aktivitas pendanaan = Rp 110.716
  • kas dan setara kas akhir periode sebesar Rp 91.852

***

Dan untuk menambah wawasan dan pencerahan, saksikan video tentang sosok di balik kesuksesan Laboratorium Klinik Prodia berikut ini…

https://www.youtube.com/watch?v=h8k9ma8FsbA

 

07: Kesimpulan

Dengan channeling yang kuat, laboratorium klinik Prodia telah memiliki dasar dan akar yang cukup kuat untuk membesarkan pohon bisnisnya.

Namun, laboratorium klinik Prodia tetap harus waspada terhadap kekuatan global serta teknologi yang dimiliki asing.

Jika tidak ingin tumbang diterpa badai persaingan yang makin kuat.

Memperluas serta memperkuat jejaring dan kerja sama adalah cara untuk tetap dominan di pasar ini.

Dan bila Anda ingin tahu lebih banyak mengenai bisnis Laboratorium ini khususnya Prodia, silahkan baca-baca dan pelajari ke Prodia

Demikian informasi yang dapat saya bagikan mengenai klinik laboratorium Prodia.

Semoga bermanfaat. Terima kasih *****

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.