Begini Keuntungan Kerugian Penjualan dan Pertukaran Aset Tetap serta Pembukuannya, Lengkap!

Aset tetap (fixed asset) adalah harta kekayaan perusahaan yang digunakan untuk mendukung aktivitas sehari-hari untuk mencapai tujuan serta target  yang diharapkan, misalnya untuk memperoleh keuntungan.

Apakah pertukaran dan penjualan aset tetap diperbolehkan? Jawaban sederhananya “boleh”, sepanjang alasannya tidak bertentangan dengan tujuan perusahaan. Contohnya karena aset tetap tersebut sudah habis masa pemakaiannya, atau perusahaan ingin mengganti yang dengan aset tetap yang kinerjanya lebih baik.

Lalu, bagaimana pengaruhnya terhadap laba rugi? Dan bagaimana cara mencatat transaksi pertukaran dan penjualan aset tetap tersebut? Langsung saja mari ikuti pembahasan lengkap beserta contoh-contohnya dalam artikel berikut ini…

 

01: Sekilas Tentang Pertukaran dan Penjualan Aset Tetap

Perusahaan kadangkala melakukan pertukaran dan penjualan aset tetap untuk tujuan tertentu, misalnya mengganti yang baru dengan teknologi lebih baik atau untuk memperoleh dana segar. Apapun maksud dan tujuannya, setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan, prosedur akuntansi harus dilakukan dengan baik dan benar untuk mencatatnya.

A: Jurnal Akuntansi Pertukaran dan Penjualan Aset

Aset tetap yang sudah tidak lagi berguna dapat:

  • dibuang,
  • dijual, atau
  • dipertukarkan dengan aset tetap lainnya.

Bagaimana jurnal akuntansi untuk mencatat laba rugi pertukaran dan penjualan aset tetap?

Rincian jurnal ayat jurnal untuk mencatat pelepasan tersebut akan berbeda-beda, akan tetapi, dalam semua kasus, nilai buku aset harus dihapus dari akunnya.

Ayat jurnal   untuk kepentingan ini akan mendebit akun akumulasi penyusutan sejumlah saldo pada tanggal pelepasan aset dan mengkredit akun aset sebesar biaya asetnya. Aset tetap tidak boleh dihapus dari akun hanya karena aset tersebut sudah habis disusutkan.

 

B: Pencatatan Akuntansi Pertukaran Aset Tetap Masih Digunakan

Jika aset masih digunakan oleh perusahaan, biaya dan akumulasi penyusutan atau depresiasi aset tetap tersebut tetap dicatat dalam buku besar.

Tujuan pencatatan itu adalah untuk menjaga akuntabilitas aset dalam buku besar.

Jika nilai buku aset dipindahkan dari buku besar, akun tidak akan menyimpan bukti keberadaan aset yang masih berlangsung. Selain itu, data biaya dan akumulasi penyusutan atau depresiasi aset tetap tersebut seringkali masih dibutuhkan oleh perusahaan.

Terutama kebutuhan perusahaan untuk keperluan menghitung pajak bumi dan bangunan serta pajak penghasilan (PPh Badan).

Bagaimana jurnal pencatatan akuntansi untuk pelepasan aset tetap baik dijual, ditukar atau dibuang? Yuk ikuti terus pembahasannya ya… 🙂

 

02: Jurnal Akuntansi Bila Perusahaan Membuang Aset Tetap

contoh aset tetap - kendaraan

A: Alasan Perusahaan Membuang Aset Tetap

Mengapa perusahaan membuang aset tetap yang dimiliki?

Sebenarnya tidak dibuang begitu saja, tapi itu untuk menyederhanakan istilah saja.

Loh kok dibuang” iya saat aset tidak lagi berguna untuk perusahaan dan tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar, aset tersebut akan dibuang.

Lalu bagaimana proses pencatatan akuntansinya?

 

B: Contoh Pencatatan Akuntansi Atas Aset yang Dibuang

Untuk memudahkan dan memahami topik ini, saya sajikan beberapa contoh berikut ini.

Perhatikan contoh ilustrasi berikut:

Diasumsikan bahwa peralatan yang diperoleh dengan biaya Rp 25.000.000 telah habis disusutkan per 31 Desember, akhir tahun fiskal sebelumnya. Ayat jurnal untuk mencatat peralatan yang dibuang pada tangal 14 Februari adalah sebagai berikut:

jurnal aset tetap yang dibuang

Jika aset belum habis disusutkan, penyusutan harus dicatat sebelum pemindahan aset tersebut dari penyediaan  jasa dan dari catatan akuntansi.

 

Perhatikan contoh kedua berikut ini:

Sebagai ilustrasi, diasumsikan bahwa peralatan dengan biaya Rp 6.000.000, dan tanpa nilai residu disusutkan dengan tingkat penyusutan garis lurus 10%. Selain itu, diasumsikan bahwa pada tanggal 31 Desember tahun fiskal sebelumnya.

Saldo akumulasi penyusutan setelah dibuat ayat jurnal penyesuaian adalah Rp 4.750.000.

Akhirnya, aset tetap tersebut dipindahkan dari penyediaan jasa pada tanggal 24 Maret.  Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan selama tiga bulan pada periode berjalan sebelum aset tetap yang dibuang adalah sebagai berikut:

laba rugi pembuangan aset tetap
Note: Jurnal Akuntansi terhadap aset tetap yang dibuang

Selanjutnya, peralatan yang dibuang dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut:

pencatatan aset yang dibuang
Note: pencatatan jurnal akuntansi terhadap aset tetap yang dibuang

Rugi sebesar Rp 1.100.000 dicatat karena saldo akan akumulasi penyusutan (Rp 4.900.000) lebih kecil dari saldo akun peralatan (Rp 6.000.000).

Rugi atas pelepasan aset tetap termasuk dalam pos non-operasi dan biasa dilaporkan di bagian pada bagian lainnya dalam Laporan Laba Rugi.

 

03: Jurnal Akuntansi Penjualan Aset Tetap

Laba Rugi Pertukaran AKTIVA

Penjualan aset tetap akan mempengaruhi tiga akun penting yaitu: (1) Kas, bila penjualan dilakukan secara tunai, dan (2) Piutang, jika penjualan dilaksanakan dengan sistem kredit, serta (3) Aset Tetap.

Setiap sistem pembayaran yang digunakan oleh perusahaan tentunya akan mempengaruhi proses pencatatannya, untuk lebih jelasnya, yuk teruskan membacanya ya…

A: Cara Mencatat Penjualan Aset Tetap

Prosedur Debit dan Kredit

Ayat jurnal akuntansi untuk mencatat penjualan aset tetap sama dengan ayat jurnal dalam contoh di atas, kecuali kas atau aset lainnya yang diterima juga harus dicatat.

Jika harga penjualan aset tetap lebih besar dari nilai buku aset, transaksi tersebut menghasilkan laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih kecil dari nilai buku, berarti mendapat rugi.

Prinsip akuntansi Debit dan Kredit tetap dipakai sebagai pedoman untuk mencatat transaksi penjualan aset tetap. So, bila penjualan aset dilakukan dengan sistem cash, maka ada penambahan kas. Setiap terjadi kenaikan nilai kas, maka dicatat ke bagian Debit. Sebliknya, apabila penjualan aset tetap menganut sistem kredit, maka ada kenaikan piutang usaha. Suatu transaksi yang mengakibatkan kenaikan nilai piutang, maka dicatat pada sisi Debit.

Bagaimana dengan jumlah aset tetap? Tentu jumlah aset tetap perusahaan menurun. Prosedur akuntansi debit kredit menyatakan bahwa setiap kenaikan nilai aset harus dicatat ke Kredit.

 

Contoh Aplikasi Pencatatan Penjualan Aset Tetap

Perhatikan contoh ilustrasi berikut ini:

Suatu perusahaan mengasumsikan peralatan yang diperoleh dengan biaya Rp 10.000.000 dan tanpa nilai residu dan disusutkan dengan tingkat penyusutan garis lurus tahunan 10%.

Peralatan / penjualan aset tetap secara tunai pada tanggal 12 Oktober setelah delapan tahun penggunaan. Saldo akun akumulasi penyusutan per 31 Desember tahun sebelumnya adalah Rp 7.000.000.

Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan selama sembilan tahun pada tahun berjalan adalah sebagai berikut:

pencatatan penjualan aset tetap
Note: Jurnal Akuntansi penjualan aset tetap

Setelah penyusutan berjalan dicatat, nilai buku aset menjadi sebagai berikut:
= Rp 10.000.000 – Rp 7.750.000
= Rp 2.250.000

 

B: Cara Mencatat Penjualan Aset Tetap Harga Berbeda

Penjualan Aset Tetap Harga Berbeda

Prinsip dan prosedur pencatatan penjualan aset tetap masih sama dengan prinsip akuntansi yang dipakai untuk transaksi lainnya. Perbedaan harga yang membedakan nilai yang catat, gitu aja.

Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aset tetap, jika diasumsikan terdapat tiga harga jual yang berbeda adalah sebagai berikut:

1: Harga Penjualan Sebesar Nilai Buku Aset

Bagaimana jurnal akuntansi penjualan aset tetap seharga nilai bukunya? Perhatikan contoh transaksi berikut ini:

Aset tetap dijual pada nilai buku dengan harga Rp 2.250.000. Tidak ada laba atau rugi. Jika pembayaran dilakukan secara tunai, maka cara dan prosedur mencatat jurnal transaksi penjualan aset tetap tersebut adalah sebagai berikut:

jurnal akuntansi penjualan aset tetap
Note: jurnal akuntansi penjualan aset tetap

Kas dicatat ke sisi kiri atau Debit, karena ada penambahan cash yang diterima oleh perusahaan, sedangkan jumlah aset perusahaan mengalami penurunan sehingga Peralatan (aset) dicatat ke Kredit.

 

02: Harga Jual Aset Dibawah Nilai Buku

Bagaimana jurnal akuntansi penjualan aset tetap dengan harga dibawah nilai bukunya? Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini:

PT Bening Fahima Jaya memiliki aset tetap yang dijual di bawah nilai buku dengan harga Rp 1.000.000.  Perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp 1.250.000.

Bagaimana prosedur pencatatanya?

Berdasarkan atas transaksi penjualan aset tetap tersebut, maka perusahaan akan melakukan pencatatan jurnal akuntansi sebagai berikut:

ayat jurnal penjualan aset tetap
Note: Jurnal transaksi penjualan aset tetap

Prosedur pencatatannya tetap sama dengan studi kasu #1, namaun di sini ada pos kerugian atas penjualan aset tetap tersebut sebesar Rp 1.250.000 yang dicatat pada sisi Debit.

 

03: Harga Jual Lebih Tinggi dari Nilai Buku Aset Tetap

Bagaimana prosedur untuk mencatat penjualan aset dengan harga di atas nilai bukunya? Perhatikan contoh transaksi berikut ini:

PT XBF Dinamika Jaya memiliki aset tetap dengan nilai buku sebesar Rp 2.250.000. Aset tetap tersebut dijual dengan harga atas nilai buku dengan harga Rp 2.800.000. Perusahaan memperoleh laba sebesar Rp 550.000.

Bagaimana cara membuat jurnal transaksi penjualan aset tetap?

Transaksi penjualan aset tetap yang menghasilkan laba tersebut oleh perusahaan akan dicatat sesuai dengan prinsip debit dan kredit  adalah sebagai berikut:

jurnal akuntansi penjualan aset tetap
Note: jurnal akuntansi penjualan aset tetap

Penjualan fixed asset menaikan nilai kas perusahaan sehingga dicatat ke Debet sebesar Rp 2.800.000. Kenaikan nilai kas tersebut terjadi akibat penjualan Peralatan senilai Rp 10.000.000 dengan labanya sebesar Rp 550.000

 

Perhatikan satu contoh lagi berikut ini:

Peralatan yang diperoleh oleh PT Xidev Bening Fahima pada awal tahun dengan biaya Rp 91.000.000. Disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa kegunaan sembilan tahun. Dan estimasi nilai residu sebesar Rp 10.000.000.

Bagaimana cara perusahaan mencatat transaksi fixed asset tersebut?

Berdasarkan dari data-data tersebut maka kita bisa melakukan perhitungan sebagai berikut:

1: Jumlah penyusutan untuk tahun pertama

= (Rp 91.000.000 – Rp 10.000.000) : 9
= Rp 9.000.000

2: Jumlah Keuantungan Penjualan Aset

Bila diasumsikan peralatan yang dimiliki oleh perusahaan dijual pada akhir tahun kedua dengan harga sebesar Rp 78.000.000, maka laba atau rugi atas penjualan peralatan tersebut adalah:

Jumlah Laba:
= Rp 78.000.000 – (Rp 91.000.000 – (Rp 9.000.000 x 2)
= Rp 5.000.000

3: Jurnal transaksi penjualan peralatan

Bagaimana prosedur pencatatan transaksi penjualan fixed asset tersebut?

Prosedur Debit dan Kredit ayat jurnal untuk mencatat penjualan peralatan tersebut adalah sebagai berikut:

jurnal akuntansi pertukaran aset tetap
Note: jurnal akuntansi pertukaran aset tetap

Kas sebesar Rp 78.000.000 dicatat di bagian Debit (kiri) karena nilai cash perusahaan mengalami peningkatan atas penjualan peralatan sebesar Rp 91.000.000 dan laba pelepasan aset tetap senilai Rp 5.000.000

 

04: Jurnal Pertukaran Aset Tetap yang Serupa

pertukaran aset tetap lama dengan baru

A: Pengertian Pertukaran Aset Tetap

Peralatan yang lama seringkali dipertukarkan dengan peralatan baru dengan kegunaan yang serupa, dalam hal ini, penjual memperbolehkan pembeli menentukan harga untuk peralatan lama yang dipertukarkan.

Jumlah ini, disebut penyisihan pertukaran (trade in allowance), dapat menjadi lebih besar atau lebih kecil dari nilai buku peralatan yang lama.

Sisa saldo, jumlah yang terutang, dapat dibayarkan dengan uang tunai, atau dicatat sebagai kewajiban. Jumlah ini biasanya disebut boot dalam bahasa Inggris.

 

B: Laba atas Pertukaran Aset Tetap

Perlakuan Akuntansi

Laba atas pertukaran aset tetap yang serupa tidak diakui untuk keperluan pelaporan keuangan.

Laba atas pertukaran aset tetap yang serupa diakui jika kas diterima. Hal ini didasarkan pada teori bahwa pendapatan berasal dari produksi dan penjualan barang yang diproduksi oleh aset tetap, dan bukan dari pertukaran aset tetap yang serupa.

Saat penyisihan pertukaran melebihi nilai buku aset yang dipertukarkan dan tidak ada laba yang diakui, maka biaya yang dicatat untuk aset baru dapat ditentukan sengan satu dari dua cara sebagai berikut:

jurnal akuntansi pelepasan aset tetap
Note: jurnal akuntansi pelepasan aset tetap

 

Contoh Pertukaran Aset

Perhitungan:

Sebagai ilustrasi, diasumsikan pertukaran sebagai berikut:

cara menentukan biaya pertukaran aset tetap
Note: cara menentukan biaya pertukaran aset tetap

Biaya yang dicatat untuk peralatan baru:

metode menghitung biaya pertukaran aset tetap
Note: metode perhitungan biaya pertukaran aset tetap

 

Pencatatan transaksi:

Bagaimana prosedur pencatatan akuntansi pertukaran peralatan? Ayat jurnal untuk mencatat pertukaran tersebut dan pembayaran kas adalah sebagai berikut:

jurnal pembayaran pertukaran aset
Note: jurnal pembayaran pertukaran aset

Tidak mengakui laba sebesar Rp 300.000 (penyisihan pertukaran Rp 1.100.000 dikurangi nilai buku Rp 800.000)

Pada saat pertukaran mengurangi beban penyusutan masa mendatang, yaitu beban penyusutan untuk peralatan baru akan dibuat berdasarkan biaya Rp 4.700.000, bukannya harga katalog Rp 5.000.000.

Pengaruhnya adalah laba yang tidak diakui sebesar Rp 300.000 akan mengurangi jumlah beban penyusutan selama masa kegunaan peralatan sebesar Rp 300.000.

 

C: Rugi atas Pertukaran Aset Tetap

Pengakuan

Untuk keperluan pelaporan keuangan, rugi atas pertukaran aset tetap yang serupa diakui jika penyisihan pertukaran lebih kecil daripada nilai buku peralatan yang lama.

Saat terjadi rugi, biaya yang dicatat untuk aset baru harus merupakan harga pasar (harga katalog).

Contoh Transaksi Pertukaran

Bagaimana prosedur pencatatan kerugian transaksi pertukaran aset? Perhatikan contoh proses pencatatan jurnal akuntansi berikut ini:

Perhitungan

Di-asumsikan data-data berikut ini:

pencatatan rugi pertukaran aktiva tetap
Note: Jurnal akuntansi atas kerugian pertukaran aset tetap

Jurnal kerugian transaksi pertukaran aset

Ayat jurnal akuntansi untuk mencatat kerugian pertukaran aset tetap tersebut adalah sebagai berikut:

jurnal akuntansi pertukaran aktiva tetap
Note: jurnal akuntansi pertukaran aset tetap

Kerugian atas transaksi pelepasan peralatan sebesar Rp 400.000 dicatat pada bagian Debit (kiri), sedangkan pengeluaran kas sebesar Rp 8.000.000 dicatat ke Kredit karena menyebabkan penurunan cash perusahaan.

 

D: Analisis Akuntansi Pertukaran Aset Tetap yang Serupa

Untuk melakukan analisis tentang pertukaran aset tetap yang serupa, berkut disajikan data-data berikut:

analisis pertukaran aset tetap
Note: analisis pertukaran aset tetap

Dari data-data tersebut, berikut ini disajikan analisis akuntansi pertukaran aset tetap yang serupa:

1: Laba Pertukaran Aset Tetap

Untuk contoh kasus pertama ini, perusahaan memperoleh laba dalam pertukaran aset tetap.

Bagaimana perusahaan bisa memperoleh laba atas transaksi pertukaran aset tetap ini?

Hal ini biasanya terjadi karena Penyisihan pertukaran lebih besar daripada nilai buku aset tetap yang dipertukarkan

Perhatikan penjelasan berikut ini:

(a): Penyisihan pertukaran Rp 3.000.000, berasal dari kas yang dibayarkan:

= Rp 15.000.000 – Rp 3.000.000
= Rp 12.000.000

(b): Biaya aset tetap baru:

Harga katalog untuk aset baru yang diperoleh dikurangan laba yang tidak diakui:

= Rp 15.000.000 – (Rp 3.000.000 – Rp 2.400.000)
= Rp 14.400.000

atau

Kas yang dibayarkan ditambah nilai buku aset yang dipertukarkan:

= Rp 12.000.000 + Rp 2.400.000
= Rp 14.400.000

(c): Laba yang diakui: tidak ada

Sehingga pencatatan ayat jurnal akuntansimya  adalah sebagai berikut:

laba pertukaran aktiva tetap
Note: laba pertukaran aktiva tetap

Peralatan yang diperoleh senilai Rp 14.400.000 dicatat ke Debit, sedangkan peralatan yang dilepas senilai Rp 12.500.000 dicatat ke kredit.

 

2: Rugi Pertukaran Aset Tetap

Untuk contoh kasus kedua ini adalah perusahaan mengalami kerugian pertukaran aset tetap.

Mengapa perusahaan bisa mengalami rugi dalam pertukran aset tetap?

Hal tersebut biasanya terjadi karena Penyisihan pertukaran lebih kecil daripada nilai buku aset tetap yang dipertukarkan

Perhatikan proses perhitungan dan pencatatan jurnal akuntansi kerugian pertukaran aset tetap berikut ini:

(a) : Penyisihan pertukaran Rp 2.000.000, berasal dari kas yang dibayarkan sebagai berikut:

= Rp 15.000.000 – Rp 2.000.000
= Rp 13.000.000

(b): Biaya aset tetap baru:

Harga katalog untuk aset baru yang diperoleh: Rp 15.000.000

(c): Rugi yang diakui: Rp 400.000

Maka pencatatan ayat jurnal akuntansi kerugian pertukran aset tertap tersebut adalah sebagai berikut:

analisa rugi pertukaran aktiva tetap
Note: Jurnal Akuntansi kerugian pertukaran aktiva tetap

Peralatan baru yang diperoleh perusahaan senilai Rp 15.000.000 dan nilai akumulasi penyusutan sebesar Rp 10.100.000 dicatat ke Debit, sedangkan peralatan yang dilepas senilai Rp 12.500.000 dan cash sebesar Rp 13.000.000 dicatat pada bagian Kredit.

Kerugian yang dialami perusahaan atas pelepasan aset sebesar Rp 400.000 dicatat ke Debit.

***

Agar semakin jelas, saya sajikan satu contoh lagi berikut ini:

Perhatikan contoh soal tentang pertukaran aset tetap berikut ini:

Contoh soal:

Pada hari pertama tahun fiskal, sebuah truk pengiriman dengan harga katalog Rp 75.000.000. Truk tersebut diperoleh dengan mempertukarkan truk pengiriman yang lama dan kas sebesar Rp 63.000.000. Biaya truk yang lama adalah Rp 50.000.000 dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp 39.500.000.

Perhitungan:

Jumlah biaya truk baru yang akan dicatat di Laporan Keuangan adalah:

biaya pertukaran aset tetap baru
Note: Perhitungan biaya pertukaran aset tetap baru

Jurnal transaksi pertukaran aset:

Dan ayat jurnal untuk mencatat pertukaran tersebut adalah:

jurnal pencatatan pertukaran aset tetap baru
Note: Pencatatan jurnal akuntansi pertukaran aset tetap baru

Truk baru yang diperoleh perusahaan senilai Rp 73.500.000 dan akumulasi depresiasi truk lama senilai Rp 39.500.000 dicatat ke bagian Debit, sedangkan truk lama senilai Rp 50.000.000 serta kas sebesar Rp 63.000.000 dimasukkan ke Kredit.

 

05: Kesimpulan

Perusahaan harus menerapkan aset manajemen yang baik dan benar untuk mengelola semua harta dan kekayaannya.

Tujuan pengelolaan aset-aset perusahaan adalah agar selalu siap dan optimal untuk mendukung operasional perusahaan, termasuk mengelola aset-aset perusahaan yang sudah tidak digunakan lagi atau habis masa ekonomisnya.

Bagaimana cara pencatatan aset beserta contoh-contohnya sudah dijelaskan di atas sehingga saya harap dapat membantu perusahaan dalam manajemen aset yang baik dan benar.

Apabila Anda tidak mau ribet-ribet mengelola keuangan bisnis Anda, segera saja aplikasikan SOP Keuangan beserta Accounting Tools-nya yang lumayan powerful.

Demikian pembahasn topik tentang Aset Tetap yang dibuang, Laba Rugi pertukaran dan penjualan aset tetap serta analisa dan pencatatannya. Moga bermanfaat. Terima kasih *****

Note:
Bila Anda mengutip atikel ini mohon disebutkan dan sertakan sumber link artikelnya, agar sama-sama berkah, tidak merugikan orang lain, sehingga Anda pun tidak dirugikan orang lain. Thanks

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.