Cara Membuat Laporan Arus Kas
Ada 2 metode atau cara membuat laporan cash flow adalah sebagai berikut:
- Metode langsung atau statements of cash flows – direct method
- Metode tidak langsung atau statements of cash flows – indirect method
Masing-masing metode penyusunan laporan cash flow adalah memiliki kelebihan dan kekurangan.
Ada keuntungan dan kerugian penggunaan metode tidak langsung dalam menyusun laporan cash flow, demikian juga dengan metode langsung. Untuk lebih jelasnya, ikuti pembahasan lengkapnya dari masing-masing metode tersebut berikut ini…
Format Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung
A: Pengertian Metode Tidak Langsung – Indirect Method
Pengertian metode tidak langsung dalam penyusunan laporan arus kas adalah cara membuat laporan cash flow dengan mengklasifikasikan komponen laporan arus kas dalam 3 aktivitas sebagai berikut:
- untuk elemen kas dari kegiatan usaha diletakkan paling atas
- selanjutnya diikuti arus kas dari kegiatan investasi dan
- arus kas dari kegiatan pendanaan.
B: Langkah-langkah Membuat Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung
Bagaimana langkah-langkah mempersiapkan laporan cash flow dengan metode tidak langsung?
Berikut ini langkah-langkah membuat Laporan Arus Kas menggunakan metode tidak langsung:
Ada 2 sumber data yang digunakan untuk membuat Laporan Cash Flow adalah:
- Laporan Laba Rugi Periode Berjalan
- Neraca periode Berjalan dengan Neraca periode sebelumnya
Agar lebih jelas, sebagai studi kasus penyusunan Laporan Arus Kas metode tidak langsung, berikut ini saya sajikan langkah-langkahnya dengan menggunakan contoh laporan keuangan perusahaan manufaktur tahun 2015.
Langkah demi Langkah Pembuatan Laporan Cash Flow
Begini langkah-langkahnya…
Langkah #1. Mengumpulkan Data Laporan Laba Rugi Tahun 2015
Perhatikan contoh Laporan Laba Rugi berikut ini:

Perhatikan Laba Bersih sebelum pajak dari contoh Laporan Laba Rugi di atas, kita bisa melihat perusahaan dalam keadaan merugi sebesar Rp. 244.473.335,–
Analisis dan contoh-contoh Laporan Laba Rugi bisa anda baca dan pelajari di Analisis Laporan Laba Rugi Perusahaan dengan Contoh Studi Kasus.
Langkah #2. Mengumpulkan Data Neraca Keuangan tahun 2014 dan 2015
Untuk langkah kedua ini, perhatikan dua contoh Laporan Neraca berikut ini:
1: Laporan Neraca Perusahaan Tahun 2014

2: Laporan Neraca Perusahaan Tahun 2015

Langkah #3. Membandingkan Laporan Neraca Periode Sebelumnya dengan Neraca Periode Berjalan.
Langkah ketiga ini tujuannya adalah untuk memperoleh data aktivitas keuangan perusahaan pada periode tahun berjalan (dalam studi kasus ini, menggunakan neraca tahun 2014 dan 2015).
Dari dua contoh Neraca di langkah ke-2 di atas, kita akan memperoleh data laporan sebagai berikut :

Perhatikan pada kolom Net Change menunjukkan aktivitas atau kegiatan yang terjadi sejak 01 Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2015.
Kolom net change merupakan selisih antara data neraca tahun 2015 dengan 2014 :
1: Kelompok AKTIVA :
Bila angka yang dihasilkan pada kolom net change bertanda positif, artinya : terjadi pengeluaran kas.
Contohnya pada rekening “BANK”, net change-nya adalah Rp 159.031.548 artinya untuk rekening BANK perusahaan mengeluarkan kas sebesar Rp. 159.031.548,- Sebaliknya jika angka pada kolom net change ini bertanda negatif, artinya : terjadi penerimaan kas.
Contohnya pada rekening “KAS” net change-nya adalah (Rp 2.352.092.580), artinya telah terjadi realisasi kas masuk sebesar Rp. 2.352.092.580,-
2: Kelompok KEWAJIBAN dan EKUITAS (Passiva) :
Bika angka yang dihasilkan pada kolom net change bertanda positif.
Artinya : telah terjadi realisasi kas masuk, sebaliknya bila angka pada kolom net change bertanda negatif maka telah terjadi penerimaan kas.