Langkah #4. Menyusun Laporan Arus Kas – Metode Tidak Langsung
Dari Laporan Laba Rugi dan perbandingan neraca tahun 2014 dengan 2015 seperti diatas, kita sudah siap untuk menyusun Laporan Arus Kas. Sebagaimana telah disebutkan di bagian awal artikel ini bahwa Laporan cash flows terdiri 3 elemen.
Mari perhatikan tiap elemennya untuk menyusun laporan cash flow (masih menggunakan contoh Laporan Laba Rugi dan Neraca di atas):
A: Komponen Laporan Cash Flow #1: Arus Kas dari Kegiatan Operasi ( Operating Cash fFow )
Berdasarkan sumber data dari Laporan Laba Rugi Tahun 2015, selama tahun 2015 perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp. 244.473.335,-. Kerugian itu bisa dilihat dari angkanya yang bertanda negatif (Jika perusahaan memperoleh laba, maka tandanya akan positif).
Laba atau rugi dikurangi dengan Cost/Expense non cash (depreciation & amortization), maka akan diperoleh Arus kas dari aktifitas operasi. Dalam contoh di atas nilai kas dari operating activities sebesar (Rp. 32. 886.142.667,-)
B: Komponen Laporan Cash Flow #2: Arus Kas dari Kegiatan Investasi ( types of cash flow investments )
Arus Kas dari Kegiatan Investasi diperoleh dari kolom net change pada perbandingan neraca periode berjalan dengan neraca periode sebelumnya.
Angka yang bertanda positif diganti menjadi negatif, begitu juga sebaliknya angka yang bertanda negatif diganti dengan tanda negatif.
Kebetulan dalan contoh di atas hanya ada satu rekening untuk item ini yaitu aktiva tetap.
Bila jumlah item-nya banyak maka jumlahkan semua angka sehingga akan diperoleh Arus Kas dari Aktifitas Investasi. Dari contoh di atas diperoleh jumlah arus kas dari kegiatan investasi adalah Rp. 16.843.930.
C: Komponen Laporan Cash Flow #3: Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan (Financing Activities)
Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan diperoleh dengan memindahkan angka dari kolom net change pada perbandingan neraca tahun 2014. Dengan neraca tahun 2015 dari kelompok KEWAJIBAN dan EKUITAS.
Angka bertanda positif dibiarkan tetap positif, dan yang bertanda negatif dibiarkan tetap negatif, kemudian menjumlahkan sehingga akan diperoleh Arus Kas dari Aktifitas Pendanaan. Dari contoh di atas diperoleh jumlah arus kas dari kegiatan pendanaan adalah Rp. 30.709.925.565,-
D: Komponen Laporan Cash Flow #4: Total Kegiatan Kas (Total Cash Activities)
Total Kegiatan Kas diperoleh dengan menjumlahkan angka total dari masing-masing kelompok A, B & C di atas. Dari contoh di atas diperoleh Total Kegiatan Kas sebesar (Rp. 2.193.061.032,-)
E: Komponen Laporan Cash Flow #5: Saldo Awal Kas (Cash Beginning Balance)
Saldo Awal Kas (Cash Beginning Balance) diambil dari Neraca Tahun 2014. Data yang diperoleh dari Neraca tahun 2014 diperoleh angkanya sebesar
Rp. 2.510.230.120,-
F: Komponen Laporan Cash Flow #6: Saldo Kas yang Seharusnya (Expected Cash Ending Balance)
Diperoleh dengan menjumlahkan Total Aktivitas Kas dengan Saldo Awal Kas. Dari data-data di atas diperoleh nilainya sebesar Rp. 317.169.097,-
G: Komponen Laporan Cash Flow #7: Saldo Akhir Kenyataannya (Actual Cash Ending Balance)
Diambil dari data Kas pada Neraca Tahun 2015, nilainya Rp. 317.169.097
H: Komponen Laporan Cash Flow #8: Selisih (Variance)
Untuk memeriksa apakah laporan Cash Flow sudah selesai atau belum dengan melakukan analisa akhir.
Caranya dengan membandingkan antara Saldo Kas yang seharusnya dengan saldo Akhir Kenyataannya (Actual Cash Ending Balance).
“Bila hasil dari perhitungan ditersebut nilai variance-nya 0 (nol), maka laporan arus kas tersebut sudah sesuai.”
***
Bila semua langkah penyusunan laporan cash flow telah selesai dilakukan, maka hasilnya akhirnya akan nampak seperti dibawah ini :

Contoh Statement of Cash Flows
Hasil akhir penggunaan metode tidak langsung, bila disusun dalam bentuk Format Laporan Arus Kas sesuai standar akuntansi keuangan (SAK), akan nampak seperti berikut ini:
