Cara Menyajikan 6 Komponen Luar Biasa di Laporan Laba Rugi

Prinsip Akuntansi berterima umum (PABU) mengharuskan pos-pos tertentu yang tidak biasa alias pos luar biasa Laporan Laba Rugi periode berjalan atau periode sebelumnya dilaporkan terpisah.

Apa saja pos luar biasa di Laporan Laba Rugi?

Ada 6 pos luar biasa di Laporan Laba Rugi, yaitu:

  • 4 (empat) pos luar biasa yang yang mempengaruhi Laporan Laba Rugi periode berjalan, yaitu:
    • Penurunan nilai aset tetap
    • Biaya restrukturisasi
    • Operasi dalam penghentian
    • Pos luar biasa
  • 2 (dua) pos luar biasa yang mempengaruhi Laporan Laba Rugi periode sebelumnya, yaitu
    • Kesalahan
    • Perubahan dalam prinsip akuntansi

Yuk ditelisik masing-masing komponen tersebut satu persatu dalam artikel berikut ini….

 

01. Pos Luar Biasa di Laporan Laba Rugi Periode Berjalan

Pos Luar Biasa adalah

Pos luar biasa yang mempengaruhi Laporan Laba Rugi periode berjalan mencakup penurunan nilai aset tetap, biaya restrukturisasi, operasi dalam penghentian, dan pos luar biasa.

Penurunan nilai aset dan biaya restrukturisasi, terkadang menggunakan istilah biaya khusus saat digabungkan.

Dan akan kita bahas lebih dulu. Selanjutnya, kita akan membahas operasi dalam penghentian dan pos luar biasa.

1. Penurunan nilai aset tetap di Laporan Laba Rugi

Pengertian penurunan nilai aset tetap adalah penurunan nilai aset tetap yang muncul saat nilai wajar sebuah aset tetap turun menjadi di bawah nilai bukunya.

Contoh-contoh peristiwa yang dapat menyebabkan nilai sebuah aset menurun adalah:

  • Penurunan yang signifikan pada harga pasar aset tetap
  • Perubahan yang signifikan dalam kondisi teknologi, pasar, ekonomi atau hukum dalam negara di mana perusahaan beroperasi.
  • Perubahan signifikan yang mempengaruhi cara sebuah aset digunakan.
  • Arus kas aktual yang dihasilkan secara material lebih rendah dari arus kas yang diperkirakan sebelum diskon.

Perhatikan contoh berikut ini:

Misalnya, pada tanggal 11 Agustus 2018, PT MKN Jaya menggabungkan kegiatan operasi dengan menutup sebuah pabrik.

Sebagai akibat dari penutupan tersebut, nilai pabrik dan peralatan turun sebesar Rp 1.000.000.000.

Ayat jurnal untuk mencatat penurunan nilai tersebut adalah:

contoh jurnal laba rugi

Rugi atas penurunan nilai aset tetap dilaporkan sebagai pos beban terpisah yang dikurangkan dari laba kotor dalam menentukan laba dari operasi berjalan.

Sebagai tambahan, catatan pengungkapan harus menjelaskan karakteristik aset dengan nilai menurun dan penyebab penurunanya.

Kerugian tersebut menurunkan nilai buku aset tetap dan karena itu, menurunkan beban penyusutan untuk periode mendatang.

Jika kelak aset dijual, laba atau rugi atas penjualan akan dibuat berdasarkan nilai buku yang lebih rendah.

Dengan demikian, akuntansi penurunan nilai aset mengakaui kerugian aset pertama diidentifikasi, dan bukannya saat aset dijual.

 

Perhatikan contoh berikut ini:

Contoh kasus: Penurunan nilai aset menyebabkan kejatuhan besar bagi laba bersih Medco Energy International Tbk

Pada tahun 2007 salah satu perusahaan energi besar di Indonesia, Medco Energy International Tbk menurunkan total asetnya senilai US $77 juta.

Meskipun penjualan perusahaan tahun tersebutmeningkat 24%, penurunan nilai aset mengurangi laba bersih dari US $38,1 juta menjadi US $6,5 juta.

Pada tahun 2004, Medco membeli Novus Petroleum dan dari transaksi tersebut,

Medco kemudian juga memperoleh East Cameron Oil Block dan Main Oil Pass Block, keduanya berada di Teluk Meksiko.

Saat Medco memutuskan untuk melepaskan kepemilikan dalam anak perusahaan,

Medco Global pada tahun 2007, aset AS mereka ditinjau kembali karena alasan ini.

Penilai independen yang disewa oleh Medco menemukan bahwa nilai aset mengalami lebih catat dan perlu diturunkan.

Secara rinci, penurunan sebesar US $77 juta terdiri atas penurunan aset sebesar US $25,9 juta.

Peningkatan beban penyusutan US $30,7 juta, dan rugi atas penjualan aset di Sorrento Dome, AS sebesar US $20,5 juta.

Pengurangan besar dalam laba bersih Medco telah menurunkan pengembalian pemegang saham dari US $0,0123 per lembar menjadi hanya US $0,0021 per lembar.

 

2. Biaya restrukturisasi di Laporan Laba Rugi

01. Pos Luar Biasa di Laporan Laba Rugi periode berjalan

Pengertian biaya restrukturisasi (restructuring charge) adalah biaya yang muncul seiring dengan tindakan.

Seperti pembatalan kontrak kerjasama, pemberhentian atau relokasi karyawan, dan penggabungan kegiatan operasi.

Seringkali peristiwa-peristiwa ini memunculkan biaya awal satu kali (tidak berulang) untuk mendapatkan penghematan jangka panjang.

Sebagai contoh, perhatikan karyawan yang diberhentikan, perusahaan harus memberikan pesangon sesuai dengan ketentuan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia ( Kemnaker)

Pesangon karyawan ini merupakan biaya restrukturisasi yang paling signifikan.

Pesangon karyawan muncul saat sebuah rencana yang menjelaskan jumlah karyawan yang diberhentikan, jumlah pesangon.

Dan waktu pesangon telah disahkan oleh manajemen senior dan dikomunikasikan kepada para karyawan.

Perhatikan contoh berikut ini:

PT MKN Jaya mengumumkan rencana untuk memberhentikan 300 karyawan dari pabrik yang ditutup pada tanggal 1 Agustus 2018.

Rencana ini menetapkan pembayaran pesangon sebesar Rp 5.000.000 per karyawan.

Saat rencana tersebut dikomunikasikan kepada para karyawan, mereka memiliki hak secara hukum untuk bekerja selama 60 hari

Tapi juga diperbolehkan untuk memilih meninggalkan perusahaan lebih cepat.

Pesangon akan diberikan pada karyawan pada akhir hari ke-60 atau di antara waktu tersebut.

Beban dan kewajiban untuk menyediakan pesangon harus diakui pada nilai wajar pada tanggal rencana diumumkan.

Nilai wajar dari rencana tersebut akan menjadi:

= 300 (jumlah karyawan) X Rp 5.000.000 = Rp. 1.500.000.000

Nilai sebesar itu merupakan total biaya yang diharapkan dari tindakan memberhentikan karyawan.

Dengan demikian biaya restrukturisasi sejumlah Rp 1.500.000.000 akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut:

biaya restrukturisasi di laporan laba rugi

Biaya restrukturisasi dilaporkan sebagai beban terpisah  yang dikurangkan dari laba kotor dalam menentukan laba dari operasi penjualan.

Kewajiban PHK karyawan akan ditunjukkan sebagai kewajiban lancar.

ika rencana untuk pembayaran pesangon memakan waktu lebih dari satu tahun, maka akan dilalui sebagai kewajiban jangka panjang.

Sebagai tambahan, suatu catatan harus mengungkapkan karakteristik dan penyebab terjadinya restrukturisasi dan biaya yang berkaitan dengan jenis restrukturisasi.

Jumlah pesangon yang sebenarnya dbayarkan kepada para karyawan yang diberhentikan harus diDEBIT ke kewajiban saat karyawan meningggalkan perusahaan.

Perhatikan contoh berikut ini:

Diasumsikan 25 karyawan mendapatkan pekerjaan di perusahaan lain dan meninggalkan perusahaan pada tanggal 25 Agustus 2018.

Ayat jurnal untuk mencatat pembayaran pesangon kepada karyawan ini adalah sebagai berikut:

jurnal pesangon karyawan

Perhatikan satu contoh lagi berikut ini:

Pada tanggal 2 Agustus 2018 tahun berjalan, PT XYZ menemukan bahwa peralatan telah menurun nilainya sehingga nilai buku peralatan dikurangi sebesar Rp 180.000.000.

Sebagai tambahan, pihak manajemen senior perusahaan mengumumkan rencana pembayaran pesangon karyawan.

Di mana 80 karyawan dapat menerima pesangon sebesar Rp 7.000.000 tiap karyawan.

Ayat jurnal untuk penurunan nilai aset dan biaya restrukturisasi adalah sebagai berikut:

penurunan nilai aset dan biaya restrukturisasi

Pencatatan Pos Luar biasa di laporan laba rugi

 

3. Operasi dalam penghentian dalam Laporan Laba Rugi

Operasi dalam penghentian dalam Laporan Laba Rugi

Pengertian operasi dalam penghentian adalah adalah pelepasan sebuah segmen bisnis atau komponen dalam sebuah entitas.

Laba atau rugi yang diperoleh dari operasi dalam penghentian (discontinued operations) di laporkan dalam laporan laba rugi sebagai laba atau rugi dari operasi dalam penghentian.

Istilah segmen usaha (business segment) mengacu pada lini bisnis utama sebuah perusahaan, seperti divisi, departemen atau kelas pelanggan tertentu.

Komponen dalam sebuah entitas adalah tingkat terendah di mana kegiatan operasi dan arus kas secara jelas dapat dibedakan secara operasional dan untuk keperluan laporan keuangan dari seluruh entitas.

Contohnya adalah sebuah toko milik peritel, satu wilayah untuk manajemen pemasaran atau sebuah kategori produk untuk perusahaan barang konsumsi.

Untuk memberi ilustrasi mengenai pengungkapan, perhatikan contoh berikut ini:

PT MKN Jaya memiliki divisi terpisah yang menghasilkan barang elektronik, konsultan SOP, dan persediaan piranti keras.

PT MKN Jaya menjual divisi barang elektroniknya dan mengalami kerugian.

Kerugian ini dikurangkan dari laba dari operasi berjalan (laba dari divisi konsultan SOP dan piranti keras).

Sebagai tambahan, sebuah catatan harus mengungkapkan identitas segmen yang dijual, tanggal pelepasan, penjelasan mengenai aset dan kewajiban segmen tersebut dan cara pelepasan aset.

 

4. Pos luar biasa di Laporan Laba Rugi

Pengertian pos luar biasa di laporan laba rugi adalah pos yang dihasilkan dari peristiwa dan transaksi yang:

  1. Berbeda (tidak biasa) secara signifikan dari kegiatan operasi bisnis yang sejenis atau normal.
  2. Muncul secara tidak teratur.

Laba dan rugi yang dihasilkan dari bencana alam yang terjadi secara tidak teratur dan tidak diduga.

Sebagai contoh:i gempa bumi (seperti yang terjadi di Lombok), banjir dan kebakaran merupakan pos luar biasa.

Laba dan rugi yang berasal dari pelepasan sebuah tanah atau gedung untuk kepentingan umum juga termasuk pos luar biasa.

Laba dan rugi sejenis ini, selain yang diperoleh dari pelepasan sebuah segmen bisnis, harus dilaporkan sebagai pos luar biasa di Laporan Laba Rugi.

Kadangkala, pos luar biasa dapat menimbulkan hasil keuangan yang luar biasa.

Perhatikan contoh berikut ini:

Pada tahun 2004, Perusahaan Listrik Negara (PLN) melaporkan kerugian luar biasa sejumlah lebih dari Rp 281 M.

Kerugian itu adalah akibat dari kerusakan properti di Nangroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara dan Papua yang disebabkan oleh tsunami dan gempa bumi.

 

02. Pos Luar Biasa yang Mempengaruhi Laporan Laba Rugi periode Sebelumnya

Perubahan dalam prinsip akuntansi laporan laba rugi

Sebagai tambahan untuk pos tidak biasa di laporan laba rugi, terdapat dua hal penting yang memerlukan penyajian kembali yang berlaku surut terhadap laba periode sebelumnya, yaitu:

1. Kesalahan

Kesalahan dalam pengakuan, pengukuran, penyajian, atau pengungkapan laporan keuangan.

Penyajian kembali yang berlaku surut mengharuskan laporan keuangan yang dikeluarkan sebelumnya untuk disesuaikan terhadap pengaruh dari kesalahan.

Jika kesalahan yang ditemukan mempengaruhi laporan keuangan periode sebelumnya, maka laporan periode sebelumnya, dan seluruh laporan seluruhnya HARUS disajikan kembali untuk mencerminkan perbaikan.

 

2. Perubahan dalam prinsip akuntansi

Jika terdapat perubahan dari satu prinsip akuntansi berterima umum ke prinsip akuntansi berterima umum lainnya, maka perubahan diterapkan untuk laporan keuangan periode sebelumnya.

Artinya laporan keuangan periode sebelumnya disajikan kembali seolah-olah prinsip prinsip akuntansi baru selalu digunakan.

Dengan demikian, dalam kedua kasus, perubahan-perubahan tersebut tidak mempengaruhi laba periode berjalan, tapi akan mempengaruhi laba yang dilaporkan pada periode sebelumnya.

Akibatnya, Laba Ditahan dan akun neraca lainnya pada periode berjalan akan disajikan kembali untuk menunjukkan perubahan periode sebelumnya.

 

03. Menyajikan Pos Luar Biasa di Laporan Laba Rugi

Perhatikan contoh format Laporan Laba Rugi berikut ini:

Cara menyajikan pos luar biasa di laporan laba rugi
metode pelaporan elemen luar biasa di income statement

Kategori pertama dari pos tidak biasa mempengaruhi laporan laba rugi periode berjalan, akan tetapi, lokasi pengungkapannya di laporan laba rugi berbeda ai antara pos-pos tersebut.

Penurunan nilai aset tetap dan biaya restrukturisasi dilaporkan di atas laba dari operasi berjalan, seperti yang ditunjukkan dalam poin 1 di atas, artinya penurunan aset tetap dan biaya restrukturisasi dikurangkan untuk mendapatkan laba dari operasi berjalan.

Meskipun operasi dalam penghentian dan pos luar biasa mempengaruhi laba bersih, mereka dilaporkan di bawah laba dari operasi berjalan seperti yang ditunjukkan dalam pon 2 di atas.

Yang belum mengetahui apa itu Laporan Laba Rugi atau ada yang menyebut Laporan Rugi Laba dengan berbagai seluk beluknya, langsung saja baca ulasannya berikut ini: Income Statement: Pengertian, Cara Membuat Beserta Contoh Perusahaan Jasa, Dagang, Manufaktur.

Demikianlah pembahasan tentang 6 pos luar biasa di Laporan Laba Rugi, lengkap dengan cara pencatatan akuntansi dan penyajiannya di Laporan Laba Rugi. Mudah-mudahan bermanfaat dan terima kasih.

Note:
Jika mengutip artikel ini mohon sebutkan sumber link-nya ya Mbak dan Mas, entah Anda sebagi bloger, penulis freelance dll, agar tidak ada pihak manapun yang dirugikan. PAHAM kan?

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.