3. Cara Membuat Neraca
Bagaimana cara membuat neraca?
Inilah 5 (lima) langkah praktis untuk membuat neraca/laporan posisi keuangan/balance sheet untuk perusahaan atau organisasi adalah:
1: Menentukan Waktu Pelaporan Neraca
Balance sheet atau neraca adalah jenis laporan keuangan yang mencerminkan jumlah aset, liabilities dan ekuitas pemilik atau pemegang saham perusahaan pada waktu tertentu, biasanya pada tanggal akhir periode pelaporan. Jika waktu pelaporan setiap triwulan, maka tanggal laporan neraca akan jatuh pada hari terakhir kuartal:
Q1 – 31 Maret
Q2 – 30 Juni
Q3 – 30 September
Q4 – 31 Desember
Untuk laporan neraca tahunan maka perusahaan menggunakan tanggal 31 Desember sebagai tanggal pelaporannya.
Bagaimana Laporan Neraca Q2 perusahaan farmasi? Mari dibaca Laporan Keuangan PT Indofarma Tbk Semseter I tahun 2023.
2: Lakukan Identifikasi Aset Perusahaan
Setelah kita menentukan tanggal periode pelaporan, selanjutnya melakukan perhitungan aset perusahaan atau organisasi pada tanggal tersebut.
Aset disajikan dalam dua cara, yaitu secara individual dan sebagai jumlah keseluruhan aset. Tujuan pola penyajian aset individual adalah untuk membantu pembaca dan analis mengetahui daftar aset yang dimiliki perusahaan serta asal perolehannya.
Sedangkan penyajian secara total aset akan membantu pembaca dan analis laporan neraca/balance sheet melakukan penilaian akhir secara keseluruhan. Perhatikan contoh penyajian aset dalam neraca berikut ini:
Aset Lancar (current assets):
- Kas dan setara kas
- Persediaan
- Piutang
Aset Tidak Lancar (noncurrent assets)
- Tanah
- Mesin
- Aset tidak berwujud; merk, paten
Masing-masing jenis aset dijumlahkan kemudian dijumlah keseluruhannya menjadi total aset perusahaan.
3: Lakukan Identifikasi Terhadap Liabilities/Kewajiban Perusahaan
Seperti yang dilakukan terhadap aset, maka kita perlu menyajikan liabilities/kewajiban perusahaan secara individu dan total keseluruhan, seperti berikut ini:
Kewajiban Lancar (current liabilities):
- Utang jangka pendek
- Pendapatan diterima di muka
- Angsuran utang jangka panjang
Kewajiban Tidak Lancar (noncurrent liabilities):
- Pendapatan ditangguhkan (tidak lancar)
- Kewajiban sewa jangka panjang
- Utang jangka panjang
- Kewajiban tidak lancar lainnya
Setiap jenis aset dijumlahkan, selanjutnya hitung bersama menjadi total kewajiban perusahaan.
4: Lakukan Penghitungan Ekuitas Pemilik/Pemegang Saham
Setelah kita megidentifikasi dan menghitung aset serta kewajiban perusahaan, selanjutnya menghitung ekuitas pemilik. Jika perusahaan dimiliki oleh satu pemilik, maka penrhitungan ekuitas pemilik relatif mudah. Namun, jika pemilik perusahaan dimiliki oleh banyak pihak seperti pada perusahaan publik (Tbk) maka, perhitungan nilai ekuitas relatif rumit dan kompleks.
Berikut beberapa elemen yang disajikan dalam ekuitas pemilik:
- Saham Biasa
- Saham Preferen
- Treasury Stock
- Laba Ditahan (Retained Earning)
5: Hitung Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham lalu Bandingkan dengan Aset
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dasar penyajian laporan neraca atau balance sheet atau laporan posisi keuangan adalah prinsip persamaan akuntansi dasar:
Aset = Kewajban + Ekuitas Pemilik.
Balance sheet harus selalu imbang. Jumlah aset harus sama dengan jumlah kewajiban ditambah ekuitas pemilik.
Nilai kewajiban harus selalu sama dengan aset dikurangi ekuitas pemilik, atau bila dituliskan dalam persamaan matematika adalah;
Kewajiban = Aset – Ekuitas Pemilik.
Sedangkan jumlah Ekuitas pemilik harus sama dengan jumlah aset dikurangi kewajiban;
Ekuitas = Aset – Kewajiban.
***
Untuk memastikan bahwa neraca yang telah dibuat sudah benar, maka kita perlu membandingkan jumlah aset dengan total kewajiban ditambah ekuitas. Jika jumlahnya sudah berimbang sesuai persamaan akuntansi dasar, maka laporan neraca tersebut sudah benar.
Tapi, jika balance sheet/neraca/laporan posisi keuangan tidak seimbang, berarti ada kesalahan dalam proses penyusunan laporan keuangan. Kesalahan-kesalahan tersebut kemungkinan disebabkan oleh:
- Data-data yang diinput tidak lengkap atau hilang.
- Salah dalam memasukkan transaksi ke sisi debit kredit atau account.
- Kesalahan dalam menentukan nilai tukar mata uang.
- Kesalahan perhitungan persediaan.
- Salah melakukan perhitungan ekuitas.
- Salah menghitung nilai penyusutan atau amortisasi.
Baca juga artikel terkait: Jasa Pembuatan Laporan Keuangan