2 Metode Menghitung Biaya Persediaan dan Contoh Aplikasinya

Persediaan barang adalah aset penting bagi perusahaan dan diklasifikasikan sebagai aset lancar (current assets).

Perusahaan perlu menerapkan inventory management yang baik dan benar, mulai dari jumlah, kondisi fisik dan nilainya. Ada dua metode perhitungan yang sering digunakan untuk mengelola persediaan, yaitu perpetual dan fisik.

Jika kondisi tidak memungkinkan dan kurang tidak praktis untuk menggunakan metode perpetual dan fisik pun, lalu, bagaimana cara menghitung biaya persediaan? Mari ikuti solusinya berikut ini.

 

01: Metode Perhitungan Biaya Persediaan

pengertian biaya persediaan menurut para ahli

A: Latar Belakang Penggunaan Metode Perhitungan Biaya Persediaan

Bagi sebuah perusahaan adalah perlu untuk mengetahui jumlah persediaan barang ketika catatan persediaan perpetual tidak dibuat, dan penghitungan fisik inventory tidak praktis untuk dilakukan.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang menggunakan sistem persediaan periodik mungkin memerlukan laporan laba rugi bulanan. Tapi penghitungan fisik inventory setiap bulan mungkin sangat memakan biaya.

Dan ketika terjadi bencana seperti kebakaran atau banjir yang menghancurkan inventory, perusahaan harus menghitung jumlah kerugian, baik untuk kepentingan internal maupun eksternal, misalnya untuk mendapatkan klaim penggantian dari perusahaan asuransi kebakaran.

Dalam hal ini, melakukan penghitungan fisik persediaan tidak dimungkinkan. Bahkan jika catatan persediaan perpetual telah dibuat, catatan akuntansi mungkin telah hancur.

 

B: Jenis Metode Perhitungan Biaya Persediaan

Bila penggunaan metode perpetual dan fisik kurang memungkinkan dan tidak praktis, maka biaya persediaan harus diperkirakan menggunakan 2 (dua) metode perhitungan inventory cost berikut ini:

(1) Metode ritel dan

(2) Metode laba kotor.

Bagaimana implementasinya?

Ikuti pembahasan lengkapnya berikut ini…

 

02: Metode Ritel dari Biaya Persediaan Barang

asumsi arus biaya persediaan

A: Pengertian Metode Ritel

Metode persediaan ritel (retail inventory method) adalah metode untuk memperkirakan inventory cost berdasarkan hubungan biaya barang tersedia untuk dijual terhadap harga ritel barang yang sama.

Untuk menggunakan metode ini, harga ritel seluruh barang disiapkan dan dijumlahkan.

Selanjutnya, inventory pada harga ritel ditentukan dengan mengurangkan penjualan untuk periode tertentu, dari harga ritel barang tersedia untuk dijual selama periode tersebut.

Perkiraan biaya persediaan kemudian dihitung dengan mengalikan inventory pada harga ritel, dengan rasio biaya terhadap harga jual ritel untuk barang tersedia untuk dijual.

 

B: Perhitungan Persediaan Metode Ritel

Perhatikan tabel perhitungan inventory cost berikut ini:

Metode Ritel
Metode Ritel Untuk Menghitung Persediaan

Penjelasan tabel perhitungan inventory:

Saat memperkirakan persentase biaya terhadap harga jual ritel, kita mengasumsikan bahwa gabungan barang dalam persediaan akhir sama dengan seluruh barang tersedia untuk dijual.

Dari ilustrasi tabel di atas, sebagai contoh bahwa harga ritel untuk setiap barang tepatnya terdiri atas 62% biaya dan 38% laba kotor adalah tidak mungkin.

Tapi kita asumsikan bahwa rata-rata tertimbang persentase biaya dari barang dalam inventory (Rp 30.000.000) adalah sama seperti dari barang tersedia untuk dijual (Rp 100.000.000).

Ketika persediaan terdiri atas kelas barang yang berbeda dengan tingkat laba kotor yang berbeda. Persentase biaya dan inventory harus dikembangkan untuk setiap kelas persediaan.

Salah satu keuntungan utama metode ritel adalah metode ini memberikan angka inventory untuk menyiapkan laporan keuangan bulanan atau kuartalan saat sistem periodik digunakan.

***

Toko serba ada (Toserba) dan perusahaan dagang sejenis dapat menghitung laba kotor dan laba operasi setiap bulan, Tapi melakukan penghitungan fisik inventory hanya satu atau dua kali dalam setahun.

Selain itu membandingkan perkiraan persediaan akhir dengan inventory akhir secara fisik.

Keduanya pada harga ritel, akan membantu menunjukkan kehilangan inventory yang berasal dari pencurian dan sebab lainnya. Selanjutnya manajemen dapat mengambil tindakan yang diperlukan.

Metode ritel juga dapat digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan penghitungan fisik persediaan. Dalam hal ini, barang yang dihitung dicatat dalam lembar inventory pada harga jual ritel, buaknya pada biaya.

Kemudian penghitungan fisik pada harga jual diubah ke biaya dengan menggunakan rasio biaya terhadap harga jual ritel untuk barang yang tersedia untuk dijual.

 

C: Contoh Penerapan Metode Ritel

Metode Ritel pada toko serba ada

Sebagai ilustrasi, mengambil contoh perhitungan inventory dengan metode ritel di atas.

Asumsikan bahwa data pada contoh di atas adalah untuk keseluruhan tahun fiskal, bukan hanya untuk bulan Januari.

Jika penghitungan fisik diambil pada akhir tahun berjumlah Rp 29.000.000 pada harga ritel.

Maka jumlah ini selain Rp 30.000.000 akan diubah ke biaya, sehingga, inventory pada biaya akan menjadi:

= Rp 29.000.000 X 62%
= Rp 17.980.000

Bukannya seperti berikut ini:

= Rp 30.000.000 X 62%)
= Rp 18.000.000

Nilai inventory Rp 17.980.000 akan digunakan untuk laporan keuangan akhir tahun dan keperluan pajak penghasilan.

***

Perhatikan lagi contoh perhitungan inventory cost berikut ini :

Sebuah perusahaan yang menggunakan metode ritel dari inventory cost menentukan bahwa inventory pada harga ritel adalah sebesar Rp 900.000.000.

Jika rasio biaya terhadap harga ritel adalah 70%, maka jumlah inventory yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan adalah:

= Rp 900.000.000 X 70%
= Rp 630.000.000

Contoh perusahaan yang menggunakan metode ritel untuk inventory cost-nya adalah:

  • PT Matahari Putra Prima (MPPA), dan
  • PT Metro Department Store untuk inventory supermarketnya.

 

03: Metode Laba Kotor untuk Memperkirakan Persediaan Barang

aktiva lancar adalah

A: Pengertian Metode Laba Kotor

Metode laba kotor adalah metode yang menggunakan perkiraan laba kotor dalam periode tertentu untuk memperkirakan inventory pada akhir periode.

Laba kotor biasanya diperkirakan dari tingkat aktual tahun sebelumnya, disesuaikan untuk seluruh perubahan yang dibuat dalam biaya dan harga jual selama periode berjalan.

Dengan menggunakan tingkat laba kotor, jumlah nominal penjualan untuk suatu periode dapat dibagi dalam dua komponen, yaitu:

  1. Laba kotor
  2. Harga pokok penjualan (HPP)

Jumlah yang disebut terakhir kemudian dapat dikurangkan dari barang tersedia untuk dijual untuk menghasilkan perkiraan biaya inventory.

Bila ingin tahu bagaimana cara menghitung HPP dengan 10 teknik sederhana dan mudah yang terbukti hasilkan keuntungan maksimal bagi perusahaan, langsung saja cek di Harga Pokok Penjualan.

 

B: Perhitungan Persediaan Metode Laba Kotor

Perhatikan tabel perhitungan biaya inventory berikut ini:

Metode Laba Kotor
Perhitungan Persediaan dengan Metode Gross Profit

Keterangan:

Tabel di atas menggambarkan metode laba kotor untuk memperkirakan inventory perusahaan per 31 Januari.

Dalam contoh ini, inventory  per 1 Januari diasumsikan sebesar Rp 57.000.000.

Pembelian bersih bulan berjalan sebesar Rp 180.000.000, dan penjualan kotor bulan berjalan adalah Rp 250.000.000. Sebagai tambahan, laba kotor historis adalah 30% dari penjualan bersih.

Metode laba kotor berguna untuk memperkirakan inventory barang dagangan untuk laporan keuangan bulanan atau kuartalan dalam sistem persediaan periodik.

Selain itu juga berguna dalam memperkirakan biaya barang rusak yang disebabkan kebakaran atau bencana lainnya.

 

04: Analisis dan Interpretasi Keuangan Inventory

perhitungan persediaan barang

A: Analisis Persediaan Barang

Sebuah perusahaan dagang harus menyimpan sisa inventory barang dagang dalam jumlah memadai untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.

Kekurangan inventory barang dagangan akan mengakibatkan kehilangan penjualan.

Namun sebaliknya, terlalu banyak inventory barang dagangan akan mengurangi likuiditas perusahaan.

Karena dana yang seharusnya digunakan untuk memperluas atau meningkatkan kegiatan operasional, akan tertanam dalam bentuk inventory barang dagangan.

Di samping itu, kelebihan persediaan barang dagangan meningkatkan beban seperti penyimpanan, asuransi, dan pajak properti.

Akhirnya, kelebihan inventory barang dagang akan meningkatkan risiko kerugian akibat penurunan harga, kerusakan atau perubahan dalam pola pembelian pelanggan.

Dengan begitu banyaknya analisis keuangan.

Sangatlah mungkin untuk menggunakan lebih dari satu ukuran untuk menganalisis ke-efisienan dan ke-efektifan perusahaan dalam inventory management.

 

B: Jenis Analisis Persediaan

Dua ukuran yang dapat digunakan adalah perputaran persediaan (inventory turnover) dan jumlah hari penjualan dalam persediaan (number of days  sales in inventory)

Perputaran persediaan adalah mengukur hubungan antara volume barang terjual dan jumlah inventory yang dimiliki selama periode tertentu.

Rasio ini dihitung sebagai berikut:

rasio perputaran persediaan

 

Sebagai ilustrasi, data berikut diambil laporan tahunan milik Perusahaan HS dan RCL:

persediaan optimal
Tabel: Perputaran inventory

Nilai perputaran persediaan adalah sebesar Rp 8,74 untuk HS dan 3,28 untuk RCL.

Secara umum, semakin besar nilai perputaran persediaan, semakin efisien dan efektif pengelolaan inventory barang dagang.

Akan tetapi perbedaan dalam perusahaan dan industri bisa sangat besar untuk memungkinkan pernyataan spesifik mengenai yang dimaksud dengan perputaran inventory yang baik.

 

C: Analisis Persediaan

Perhatikan contoh analisis persediaan perusahaan distributor berikut ini:

Misalnya HS adalah distributor makanan. Oleh karena persediaan barang dagangan HS merupakan barang yang tidak tahan lama, kita bisa memperkirakan HS mempunyai perputaran inventory dagangan yang tinggi.

Kebalikannya, RCL merupakan peritel pakaian dan kosmetik. Sehingga kita dapat memperkirakan RCL memiliki perputaran inventory barang dagang yang lebih rendah dibandingkan HS.

***

Jumlah hari penjualan dalam persediaan adalah ukuran kasar untuk lamanya waktu yang diperlukan untuk memperoleh, menjual dan mengganti inventory, yang dihitung sebagai berikut:

Rumus Menghitung Perputaran Persediaan barang
Perhitungan Perputaran inventory

Harga pokok penjualan (HPP) harian rata-rata ditentukan dengan membagi harga pokok penjualan dengan 365. Jumlah hari penjualan dalam inventory untuk HS dan RCL dihitung sebagai berikut:

jumlah perputaran persediaan barang
Tabel: Perhitungan jumlah inventory

Keterangan:

Secara umum, semakin rendah jumlah hari penjualan dalam persediaan barang dagangan, berarti semakin baik. Sama seperti rasio perputaran inventory barang dagangan, kita juga harus mempertimbangkan perbedaan karakter industri antara HS dan RCL.

 

D: Video Menghitung Biaya Persediaan

Untuk menambah pengetahuan, wawasan dan menyegarkan kembali pembahasaan tentang inventory management ini, berikut ini disajikan video pembelajaran yang menjelaskan tentang pengelolaan dan cara menghitung biaya inventory.

selamat menyaksikan…

Bagaimana menurut Anda:

 

05: Kesimpulan

Keberadaan persediaan harus dikelola dengan inventory management yang accountable dari jumlah inventory, kondisi fisik, dan nilai inventory cost.

Ada dua metode yang biasa digunakan, yaitu perpetual dan fisik. Namun demikian, jika dua metode itu kurang praktis dan tidak memungkinkan untuk digunakan, ada dua metode yang bisa digunakan, yaitu: metode ritel dan metode laba kotor.

Dan penjelasan dua metode itu kita telah dibahas secara panjang lebar beserta cara menghitung inventory cost, lengkap dengan contoh-contohnya, sehingga diharapkan bisa memberi informasi dan pengetahuan mengenai inventory management.

Silahkan sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi inventory perusahaan Anda. Dan bila Anda ingin membenahi pengelolaan keuangan perusahaan sesuai standar akuntansi keuangan, silahkan baca dan pelajari >> SOP Finance

Demikian yang dapat saya sampaikan tentang dua metode menghitung biaya persediaan barang dagang yaitu Metode Ritel dan Metode Laba Kotor.

Semoga bermanfaat dan terima kasih.*****

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.

Tinggalkan komentar