Sistem imprest adalah salah satu metode atau cara untuk mengelola kas kecil (petty cash) perusahaan, di mana kas kecil ditentukan jumlahnya tetap dari waktu ke waktu.
Bagaimana cara menerapkan metode imprest di perusahaan dagang, jasa, dan manufaktur? Mari ikuti pembahasan beserta contoh-contohnya berikut ini…
Daftar Isi :
01: Kas Kecil (Petty Cash)
A: Pengertian Kas Kecil
Definisi Umum
Apa yang dimaksud dengan kas kecil?
Pengertian kas kecil adalah dana yang disediakan oleh perusahaan untuk membayar biaya-biaya yang nilainya relatif kecil, atau tidak efektif bila dibayarkan dengan sistem non tunai.
Contohya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran seperti pembelian ATK, Foto Copy, Konsumsi rapat, tol, parkir, mencetak marketing tools – brosur, leaflet.
Jadi pengertian kas kecil sudah disinggung di paragraf sebelumnya, yaitu dana perusahaan untuk pengeluaran-pengeluaran yang relatif kecil jumlahnya.
Nilai kas kecil tidak sama untuk setiap perusahaan, tergantung pada kebijakan dan sistem yang dijalankan. Ada perusahaan yang menentukan jumlah tertentu untuk kas kecilnya, sebaliknya ada perusahaan lain yang tidak menentukan jumlah tertentu atas kas kecilnya, alias jumlah berfluktuasi, kadang besar dan kadang kecil.
Definisi Menurut Para Ahli
Para ahli akuntansi dan financial management menyampaikan pengertian petty cash sebagai berikut:
1: I. M. Pandey:
Menurutnya, arti petty cash adalah sejumlah uang tunai yang disimpan di luar kas besar untuk melakukan pengeluaran aktivitas perusahaan sehari-hari yang jumlahnya realtif kecil dan yang sering terjadi.
2: Ray H. Garrison dan Eric W. Noreen:
Mereka menyampaikan pengertian kas kecil adalah uang tunai yang disimpan di kantor atau di tempat lain untuk membayar pengeluaran-pengeluaran kecil yang sulit diantisipasi.
3: Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield:
Menurut mereka, makna petty cash adalah uang tunai dengan jumlah relatif kecil yang disimpan di kantor untuk membayar pembelian yang jumlahnya kecil, sehingga kurang efisien jika dibayar melalui cek atau transfer bank.
4: Dr. Mustafa Kamal:
Beliau memaknai kas kecil merupakan dana yang disimpan di kantor perusahaan untuk memenuhi pembayaran biaya-biaya kecil yang tidak efisien dibayar dengan cek.
—
Jadi, dari pendapat yang disampaikan oleh para ahli, kita bisa meringkasnya bahwa petty cash digunakan untuk mempermudah pengelolaan dan pelaporan transaksi-transaksi kecil, seperti pembelian perlengkapan kantor, biaya telepon, pulsa, internet, listrik, dan air.
Pengelolaan dan pemantauan Jumlah kas kecil dilaksanakan oleh finance staff, dan dikelola dengan metode imprest atau fluktuatif.
B: Penyajian Laporan Kas Kecil
Kas Kecil dalam laporan keuangan dimasukkan dalam NERACA atau Laporan Posisi Keuangan. Khususnya pada kelompok current asset atau aset lancar. Perhatikan berikut contoh laporan neraca berikut ini:
Dari contoh laporan keuangan – neraca di atas, kita bisa melihat bahwa ASET terdiri dari Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar. Aset Lancar terdiri dari :
- Kas dan setara kas
- Investasi jangka pendek
- Piutang usaha pihak ketiga
- Piutang lainnya pihak ketiga
- Persediaan lancar lainnya
- Biaya dibayar dimuka lancar
- Uang muka lancar lainnya
- Pajak dibayar di muka lancar
Jadi kas kecil dilaporkan pada laporan neraca sebagai kas dan setara kas, pada contoh laporan neraca di atas ditandai dengan kotak garis merah.
Nilai Kas dan Setara Kas per 31 Maret 2017 adalah Rp 62.576.371.274, sedangkan posisi per 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 57.447.397.484 Berarti ada kenaikan sebesar 8,93%. Nah, berikutnya kita ingin mengetahui bagaimana pengelolaan kas kecil?
02: Metode Pengelolaan Kas Kecil
A: Jenis Metode Pengelolaan Kas Kecil
Ada dua sistem atau metode yang lazim digunakan untuk mengelola kas kecil, yaitu :
- Sistem Imprest
- Sistem Fluktuatif
(Baca juga ya : Arus Kas Bersih : Secuil Fakta Menarik Tentang Arus Kas Bersih dan Laba Bersih)
Blog Manajemen Keuangan akan membahas dua metode tersebut secara komprehensif dan untuk kali ini, kita akan membahas METODE IMPREST beserta contohnya.
B: Pengertian Metode Imprest
Definisi
Apa itu metode imprest?
Menurut para pakar, yang dimaksud metode Imprest adalah pengelolaan kas kecil di mana perusahaan menentukan jumlah dana yang tetap di kas kecil.
Setiap kali terjadi pengeluaran yang akan mengakibatkan berkurangnya jumlah kas kecil, Maka karyawan yang bertanggungjawab atau kasir akan meminta dana sejumlah pengeluaran-pengeluaran tersebut. Selanjutkan kas kecil akan di-isi kembali baik dengan tunai atau lewat bank.
Dan setiap akhir periode dilakukan rekonsiliasi bank untuk memverifikasi antara catatan bank dengan perusahaan. Melalui cara seperti ini maka jumlah uang di kas kecil akan terisi kembali dan jumlahnya seperti semula.
Pencatatan Kas Metode Imprest
Perlu diingat juga bahwa dalam sistem imprest, semua pengeluaran kas kecil akan dicatat pada saat pengisian kembali dana kas kecil.
Pada saat pengisian kembali, semua bukti pengeluaran yang sudah dibayar diserahkan, dan dana kas kecil ditambah sebesar pengeluaran tersebut, sehingga jumlah kas kecil akan kembali ke titik semula.
Jumlah pengeluaran-pengeluaran tersebut sebelumnya telah diperiksa oleh bagian akuntansi, selanjutnya dicatat di sisi DEBIT dan kas di sisi KREDIT.
Selama pembayaran terhadap pengeluaran-pengeluaran itu belum dilakukan, kasir, atau bagian yang bertanggungjawab terhadap kas kecil harus menyimpan bukti-bukti pengeluaran bersama sisa dana yang ada dalam petty cash, sehingga bila dikalkulasi jumlah bukti pengeluaran dan dana yang tersisa adalah merupakan jumlah kas kecil.
C: Penerapan Sistem Imprest dalam Mengelola Kas Kecil
Untuk lebih jelasnya, mari kita ikuti contoh prosedur sistem akuntansi kas kecil dengan sistem imprest berikut ini :
PT Manajemen Keuangan Network yang bergerak dalam bidang kursus akuntansi, pendampinga, dan consulting pada tanggal 1 Januari 2020 menetapkan dana kas kecil yang jumlahnya Rp 5.000.000.
Pengeluaran kas kecil hingga tanggal 10 Januari 2020 adalah Rp 3.000.000, dengan rincian sebagai berikut :
- Biaya Pemeliharaan Kantor Rp. 1.000.000
- BebanKerumahtanggaan Rp 500.0000
- Biaya Konsumsi Meeting Rp. 1.000.000
- Biaya Transport Rp. 500.000
Pada tanggal 11 Januari 2020 dilakukan pengisian kembali dana kas kecil sebesar Rp. 3.000.000, yaitu mengganti biaya pengeluaran yang telah dilakukan.
Pada tanggal 11 Januari hingga 31 Januari 2020 terjadi pengeluaran kas kecil sebesar Rp. 4.000.000, dengan rincian berikut ini :
- Biaya Marketing Rp. 2.000.000
- Beban Training SDM Rp. 1.000.000
- Biaya Perijinan Rp. 1.000.000
Bagaimana prosedur pencatatan akuntansi dari transaksi-transaksi yang telah terjadi di atas?
Baca terus sampai kelar ya …. 🙂
Bagaimana cara mengelola petty cash bisnis resto? baca Laporan Keuangan Restoran.
D: Pencatatan Jurnal Transaksi Sistem Imprest
Pencatatan transaksi-transaksi tersebut di buku jurnal adalah seperti berikut ini :
1 Januari 2020:
(D) Kas kecil = Rp 5.000.000
(K) Kas = Rp. 5.000.000
10 Januari 2020:
(D) Biaya Pemeliharaan Kantor = Rp. 1.000.000
(D) Beban Kerumahtanggaan = Rp 500.000
(D) Biaya Konsumsi Meeting = Rp. 1.000.000
(D) Biaya Transport = Rp. 500.000
(K) Kas = Rp. 3.000.000
31 Januari 2020 :
(D) Biaya Marketing = Rp. 2.000.000
(D) Beban Training SDM = Rp. 1.000.000
(D) Biaya Perijinan = Rp. 1.000.000
(K) Kas = Rp. 4.000.000
Jurnal Penyesuaian
Pencatatan akuntansi di jurnal pada tanggal 31 Januari 2020 prosedurnya seperti di atas.
Bila ada pengisian kembali dana kas kecil sejumlah Rp. 4.000.000, sehingga jumlah dana kas tetap pada angka Rp 5.000.000
Namun bila tidak ada pengisian kembali dana kas kecil, maka jumlahnya Rp 1.000.000 karena yang Rp 4.000.000 sudah dikeluarkan untuk biaya-biaya, maka pada tanggal 31 Januari 2020 dibuatkan jurnal penyesuaian seperti berikut ini :
(D) Biaya Marketing = Rp. 2.000.000
(D) Beban Training SDM = Rp. 1.000.000
(D) Biaya Perijinan = Rp. 1.000.000
(K) Kas Kecil = Rp. 4.000.000
Pada tanggal 1 Februari 2020, dibuatkan kembali jurnal penyesuaian.
Apa tujuan pembuatan jurnal penyesuaian?
Tak lain dan bukan adalah agar saldo kas kecil kembali seperti pada posisi terakhir, sehingga bila ada pengisian kembali prosedur pencatatan akuntansinya sama dengan sebelumnya.
Jadi seperti ini pencatatan jurnal penyesuaianya :
(D) Kas Kecil = Rp. 4.000.000
(K) Biaya Marketing = Rp. 2.000.000
(K) BebanTraining SDM = Rp. 1.000.000
(K) Biaya Perijinan = Rp. 1.000.000
Dengan prosedur pencatatan seperti itu, maka perubahan jumlah kas kecil yang terjadi pada tanggal 31 Januari 2020 akan kembali seperti semula. Setalah dilakukan jurnal penyesuaian pada tanggal 1 Februari 2020.
Perubahan Jumlah Kas Kecil
Selain hal seperti di atas, perubahan jumlah kas kecil juga bisa berubah karena dua sebab, yaitu :
- Pengurangan jumlah kas kecil ; perusahaan menganggap jumlah kas kecil terlalu besar sehingga memutuskan untuk mengurangi jumlahnya.
- Penambahan jumlah kas kecil ; perusahaan menganggap jumlah kas kecil terlalu kecil sehingga memutuskan untuk menambah jumlah kas kecil.
Proses Pencatatan
Masih menggunakan contoh di atas, misalnya manajemen PT Manajemen Keuangan Network menganggap bahwa jumlah kas kecil terlalu besar dan memutuskan jumlah kas kecil menjadi Rp 4.000.000. Atas keputusan ini maka prosedur pencatatan akuntansi di jurnalnya adalah sebagai berikut :
[Debit] Kas Rp. 1.000.000
[Kredit] Kas Kecil Rp. 1.000.000
Bagaimana bila manajemen PT Manajemen Keuangan Network menganggap bahwa jumlah kas kecil terlalu kecil dan memutuskan untuk menambah jumlahnya menjadi Rp. 10.000.000, maka prosedur pencatatan akuntansi di jurnalnya adalah sebagai berikut :
[Debit] Kas kecil Rp. 5.000.000
[Kredit] Kas Rp. 5.000.000
03: Penutup
A: Kesimpulan
Kas bisa diibaratkan darah dalam tubuh kita. Jika aliran darah terganggu, maka akan mengganggu keseluruhan sistem dalam tubuh kita, demikian juga bila kas terganggu maka akan mempengaruhi kesehatan perusahaan, oleh karena itu kita HARUS mengelola dengan baik dan benar.
Salah satu cara mengelola kas adalah dengan sistem imprest yang telah dijelaskan di atas.
B: Tips dan Saran
Kondisi kas suatu bisnis sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan bisnis tersebut, sehingga sebagai pengusaha wajib untuk melakukan pengelolaan kas secara apik, benar, dan akurat. Dan, agar keinginan itu benar-benar bisa diwujudkan, perlu didukung penerapan SOP Keuangan dengan accounting tools.
Demikian yang dapat saya sharing yaitu pembahasan mengenai pengelolaan kas kecil dengan menggunakan sistem atau metode imprest.
Semoga bermanfaat. Terima kasih.*****