Metode Harga Pokok Proses, Pengertian dan Contoh Riil Implementasinya di Lapangan

Metode Harga Pokok Proses Tanpa Memperhitungan Persediaan Awal

Penggunaan Metode Harga Pokok Proses

Untuk memberikan gambaran awal penggunaan merode harga pokok proses dalam pengumpulan biaya produksi. berikut ini disajikan contoh penggunaan metode harga pokok proses tanpa memperhitungkan persediaan produk dalam proses awal.

Variasi contoh penggunaan metode harga pokok proses yang disajikan mencakup:

  1. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah hanya melalui satu departemen produksi.
  2. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebihdari satu departemen produksi.
  3. Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan, dengan anggapan:
    • Produk hilang pada awal proses.
    • Produk hilang pada akhir proses

harga pokok proses

Metode Harga Pokok Proses – Satu Departemen Produksi

Untuk dapat memahami perhitungan harga pokok produk dalam metode harga pokok proses, berikut ini disajikan contoh metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui satu departemen produksi, tanpa memperhitungkan adanya persediaan produk dalam proses awal periode.

A: Contoh Perhitungan Harga Pokok Proses

Contoh Harga Pokok Proses #1:

PT Era Milenia Jaya mengolah produknya secara masal melalui satu departemen produksi.

1: Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 2020 adalah sebagai berikut:

  • Biaya bahan baku = Rp 5.000.000
  • Bahan penolong = Rp 7.500.000
  • Biaya tenaga kerja = Rp 11.250.000
  • Biaya overhead pabrik = Rp 16.125.000
  • Total biaya produksi = Rp 39.875.000

2: Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah:

  • Produk jadi = 2.000 kg
  • Produk dalam proses pada akhir bulan = 500 kg

3: Dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut:

  • Biaya bahan baku = 100%
  • Biaya bahan penolong = 100%
  • Beban tenaga kerja = 50%
  • Biaya overhead pabrik = 50%

Bagaimana menghitung harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam proses yang pada akhir bulan belum selesai diproduksi?

Tujuan tersebut perlu dilakukan penghitungan biaya produksi per satuan yang dikeluarkan dalam bulan Januari 2020. Hasil perhitungan ini kemudian dikalikan dengan kuantitas produk jadi dan akan dihasilkan informasi harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang.

Langkah-langkah menghitung harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir periode, biaya produksi per satuan tersebut dikalikan dengan kuantitas persediaan produk dalam proses dengan memperhitungkan tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses tersebut.

Proses Perhitungan

Untuk menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut, perlu dihitung unit ekuivalensi bulan Januari 2020 dengan cara perhitungan sebagai berikut:

1: Biaya Bahan Baku:

Dari data contoh soal di atas, kita melihat bahwa biaya bahan baku sebesar Rp 5.000.000 digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebanyak 2.000 kg dan 500 kg persediaan produk dalam proses. Jadi ekuivalensi biaya harga bahan baku adalah:

= 2.000 + (100% x 500)
= 2.500 kg

2: Biaya Bahan Penolong

Bahan penolong yang dikeluarkan bulan Januari 2020 sebesar Rp 7.500.000 menghasilkan 2.000 kg produk jadi dan 500 kg persediaan produk dalam proses. Tingkat penyelesaian 100%, sehingga unit ekuivalensi biaya bahan penolong adalah 2.500 kg yang dihitung sebagai berikut:

= 2.000 + (100% x 500)
= 2.500 kg

3: Beban Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan bulan Januari 2020 sebesar Rp 11.250.000 tersebut dapat menghasilkan 2.000 kg produk jadi dan 500 kg persediaan produk dalam proses, dengan tingkat penyelesaian biaya tenaga kerja 50%.

Proses menghitung unit ekuivalensi biaya tenaga kerja adalah 2.250 kg, yang dihitung sebagai berikut:

= 2.000 + (50% x 500)
= 2.250 kg

4: Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan bulan Januari 2020 sebesar Rp 16.125.000, dan menghasilkan 2.000 kg produk jadi dan 500 kg persediaan produk dalam proses dengan tingkat penyelesaian 30%, dengan demikian unit ekuivalensi biaya bahan penolong dihitung sebagai berikut:

= 2.200 + (30% x 500)
= 2.150 kg.

Perhitungan Biaya Produksi per Unit

Proses menghitung biaya produksi per kilogram produk yang diproduksi dalam bulan Januari 2020 dilakukan dengan membagi tiap unsur-unsur harga pokok produksi, yaitu:

  • biaya bahan baku,
  • biaya bahan penolong,
  • beban tenaga kerja, dan
  • biaya overhead pabrik, seperti berikut ini:
metode harga pokok proses 2 departemen
Proses Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan

Setelah biaya produksi per satuan dihitung, harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang dari harga pokok persediaan produk dalam proses dihitung sebagai berikut:

  • Harga pokok produk jadi:

    • 2.000 x Rp 17.500 = Rp 35.000.000
  • Harga pokok persediaan produk dalam proses:

    • Biaya bahan baku : 100% x 500 x Rp 2.000 = Rp 1.000.000
    • Biaya bahan penolong : 100% x 500 x Rp 3.000 = Rp 1.500.000
    • Biaya TK : 50% x 500 x Rp 5.000 = Rp 1.250.000
    • Jumlah = Rp 4.875.000
  • Jumlah biaya produksi bulan Januari 2020

    • = (1) – (2) = Rp 39.875.000

B: Jurnal Umum Pencatatan Proses Produksi

Pencatatan Biaya Produksi

Berdasarkan informasi yang disajikan dalam laporan biaya produksi, biaya produksi yang terjadi bulan Januari 2020, dicatat dengan jurnal umum berikut ini:

A: Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku:

[Debit] Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Rp 5.000.000
[Kredit] Persediaan Bahan Baku  Rp 5.000.000

B: Pencatatan biaya bahan penolong:

[Debit] Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Penolong Rp 7.500.000
[Kredit] Persediaan Bahan Penolonh  Rp 7.500.000

C: Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja:

[Debit] Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja  Rp 11.250.000
[Kredit] Gaji dan Upah   Rp 11.250.000

D: Pembukuan biaya overhead pabrik:

[Debit] Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 16.125.000
[Kredit] Berbagai Rekening yang Dikredit  Rp 16.125.000

E: Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang:

[Debit] Persediaan Produk Jadi  Rp 35.000.000
[Kredit] Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku  Rp 4.000.000
[Kredit] BDP – Biaya Bahan Penolong Rp 6.000.000
[Cr] Barang Dalam Proses – Biaya TK  Rp 10.000.000
[Kredit] Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 15.000.000

Note:

= 2.000 kg x Rp 5.000
= 2.000 kg x Rp 7.500

F: Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah pada akhir bulan Januari 2020:

[Debit] Persediaan Produk Dalam Proses  Rp 4.875.000
[Kredit] Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku  Rp 1.000.000
[Kredit] BDP – Biaya Bahan Penolong  Rp 1.500.000
[Cr] Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja  Rp 1.250.000
[Kredit] Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik  Rp 1.125.000

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.