Bagaimana Metode Terbaik Pencatatan Persediaan Barang Dagangan?

Pengaruh Kesalahan Pencatatan Persediaan Barang Dagang pada Laporan Keuangan

A: Dampak Kesalahan Pencatatan Persediaan

Kesalahan apa pun dalam perhitungan dan pencatatan persediaan akan mempengaruhi neraca dan laporan laba rugi. Seperti dituliskan dalam artikel Metode Pencatatan Persediaan dalam Sistem Perpetual.

Sebagai contoh lainnya, kesalahan dalam penghitungan fisik persediaan akan menyebabkan salah saji untuk persediaan akhir, aset lancar, jumlah aset dalam neraca.

Sebagai tambahan, kesalahan dalam persediaan juga akan mempengaruhi harga pokok penjualan dan laba bruto dalam laporan laba rugi.

B: Pengaruh Kesalahan Persediaan di Laporan Laba Rugi dan Neraca

Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Sebagai ilustrasi untuk pengaruh kesalahan persediaan pada laporan keuangan, kita akan menggunakan penggalan laporan laba rugi berikut:

realisasi laba bersih
metode pencatatan persediaan barang dagang – realisasi nilai bersih

Kita akan membahas pengaruh kesalahan persediaan menggunakan sistem periodik karena lebih mudah untuk melihat pengaruhnya pada laporan laba rugi.

Diasumsikan dalam penghitungan fisik persediaan per 31 Desember 2017.

Perusahaan tidak mencatat jumlah persediaan yang sebenarnya, yaitu Rp 60.000.000 melainkan salah mencatat hasil penghitungannya menjadi Rp 57.500.000.

Akibatnya, persediaan, aset lancar, dan jumlah aset yang disajikan dalam neraca per 31 Desember 2017 menjadi kurang catat sebesar Rp 2.500.000 (Rp 60.000.000 – Rp 57.500.000).

Oleh karena persediaan akhir secara fisik kurang catat., harga pokok penjualan akan lebih catat sebesar Rp 2.500.000. Oleh karena itu, laba kotor dan laba bersih untuk tahun berjalan akan kurang catat sebesar Rp 2.500.000.

Laporan Posisi Keuangan/Neraca (Statement of Financial Position)

Karena laba bersih ditutup ke akun modal pemilik pada akhir periode, ekuitas pemilik dalam neraca per 31 Desember 2017 juga akan kurang catat sebesar Rp 2.500.000.

Pengaruh ini pada laporan keuangan perusahaan diringkas sebagai berikut:

Contoh metode pencatatan persediaan barang dagang
metode pencatatan persediaan barang dagang – salah pencatatan

C: Pengaruh Syarat Pengiriman Persediaan

Sekarang diasumsikan bahwa pada contoh sebelumnya, penghitungan fisik persediaan per 31 Desember 2017 lebih catat sebesar Rp 2.500.000, karena perusahaan salah mencatat persediaannya sebesar Rp 62.500.000. Dalam hal ini, pengaruhnya pada neraca dan laporan keuangan akan berlawanan dengan contoh yang ditunjukkan di atas.

Kesalahan persediaan dapat timbul dari syarat pengiriman dan persediaan konsinyasi. Syarat pengiriman menentukan waktu kepemilikan barang beralih.

Saat barang dibeli atau dijual secara FOB titik pengiriman, kepemilikan beralih ke pembeli ketika barang tersebut dikirimkan. Saat syaratnya adalah FOB tujuan, kepemilikan beralih ke pembeli ketika barang diterima.

D: Contoh Soal Persediaan dan Pembahasannya

Contoh Soal persediaan dan jawaban #1:

Perhatikan contoh berikut ini:

Sebagai ilustrasi untuk kesalahan persediaan barang dagang dari syarat pengiriman. Diasumsikan perusahaan memesan barang senilai Rp 8.300.000 secara FOB titik pengiriman pada tanggal 27 Desember. Selain itu, diasumsikan juga bahwa pemasok mengirimkan barang pada tanggal 30 Desember.

Saat perusahaan menghitung fisik persediaannya pada tanggal 31 Desember, barang masih dalam perjalanan. Dalam hal ini, akan mudah bagi perusahaan untuk melewatkan barang dalam perjalanan dan tidak memasukkannya dalam penghitungan fisik persediaan per 31 Desember.

Begitu pula barang yang dijual oleh perusahaan secara FOB tujuan. Bahkan masih berada dalam persediaan perusahaan jika barang sedang dalam perjalanan ke pembeli pada tanggal 31 Desember.

pengelolaan persediaan

Kesalahan Perhitungan

Kesalahan penghitungan dan pencatatan persediaan juga sering muncul dari persediaan konsinyasi.

Produsen kadang kala mengirimkan barang ke peritel yang bertindak sebagai agen produsen saat menjual barang. Produsen, disebut juga pengirim barang (consignor), menahan kepemilikan sampai barang terjual.

Barang semacam ini disebut dikirimkan secara konsinyasi ke peritel, yang disebut penerima barang (consignee).

Persediaan barang yang belum terjual merupakan bagian dari persediaan produsen (pengirim barang), meskipun barang disimpan oleh peritel (penerima barang).

Ketika melakukan penghitungan fisik persediaan barang dagang. Peritel (penerima barang) perlu berhati-hati untuk tidak memasukkan persediaan konsinyasi yang disimpannya sebagai bagian dari persediaan fisiknya.

Sama halnya, produsen (pengirim barang) harus berhati-hati untuk memasukkan persediaan konsinyasi dalam persediaan fisiknya meskipun barang tersebut tidak disimpannya.

Contoh soal persediaan dan penyelesaian jawabannya #2:

Perhatikan satu lagi contoh berikut ini:

Toko Up To You salah menghitung persediaan per 31 Januari 2018 sebegai Rp 250.000.000. Jumlah sebenarnya adalah Rp 220.000.000.

Pengaruh salah saji pada neraca Toko Up To You per 31 Januari 2018 dan laporan laba rugi untuk periode yang berakhir pada 31 Januari 2018, ditunjukkan sebagai berikut:

Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang
metode pencatatan persediaan barang dagang – contoh soal persediaan 2

Apa saja metode penilaian persediaan yang boleh digunakan secara fiskal?

FIFO, LIFO, dan Average Cost

Metode penilaian persediaan manakah yang paling tepat untuk digunakan oleh perusahaan?

Metode penilaian persediaan yang paling sesuai dengan jenis, karakteristik, sifat dan strategi bisnis perusahaan adalah yang paling sesuai untuk digunakan.

Apa itu persediaan nilai realisasi bersih?

Persediaan nilai realisasi bersih atau Net Realizable Value adalah jumlah persediaan yang dihitung dari omset penjualan dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk penjualan dan penyelesaian.

Apa pengaruh yang timbul akibat kesalahan pencatatan persediaan terhadap laporan keuangan?

Kesalahan pencatatan persediaan mempengaruhi jumlah laba bersih, aset lancar, dan ekuitas dalam laporan keuangan.

Kesimpulan

Persediaan adalah bagian dari aset perusahaan yang harus dikelola dengan baik dan benar, sehingga akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang bagus dari waktu ke waktu.

Kesalahan dalam mengelola persediaan akan sangat berpengaruh terhadap Laporan Laba Rugi (Statement of Profit or Loss) dan Laporan Posisi Keuangan atau Neraca.

Bagaimana cara mengelola persediaan (inventory)? Pengelolaan persediaan dimulai dari perolehan sampai di gudang penyimpanan, sehingga perlu memperhatikan syarat pengiriman barang, pencatatan dan penyajian laporan inventory.

Dan bila anda ingin membuat sistem pencatatan persediaan yang baik dengan alat bantu yang sederhana namun powerful, penjelasannya ada di SOP Akuntansi Keuangan dengan Accounting Tools sederhana dan powerful.

Demikian pembahasan mengenai Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang di Laporan Keuangan beserta contoh-contohnya. Semoga bermanfaat dan terima kasih.*****

Note:
Bila Anda akan mengutip artikel ini mohon disertakan link sumbernya. Jangan asal copy paste tak bertanggungjawab, lalu menggunakan penyedia jasa spin rewriter (termasuk yang berteknologi AI) untuk ‘ngakali’ mbah Google, biar tak dianggap duplikat, itu gak berkah bro, buktikan aja, sehebat apapun ilmu SEO lu! Bersainglah dengan KUALITAS Konten, bukan ngakali Google!

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.