2. Masalah Keterbatasan Dana dalam NPV
Untuk memudahkan pemahaman terhadap topik ini, berikut ini saya sajikan contoh soal NPV investasi proyek:
Misalnya perusahaan menghadapi beberapa proyek yang disusun peringkatnya sesuai dengan profitability index (PI) proyek-proyek tersebut.

Bila dana terbatas hanya sebesar Rp 300, maka proyek yang sebaiknya diambil adalah proyek 1 dan 2, bukan proyek 3.
Mengapa?
Hal ini disebabkan karena meskipun PI proyek 3 yang tertinggi, tetapi dengan mengambil proyek 1 dan 2.
Perusahaan diharapkan akan memperoleh NPV yang lebih besar, yaitu:
= 16,25 + 19,25
= 35,5
Dibandingkan dengan kalau mengambil proyek 1, yang besarnya NPV adalah hanya Rp 30. Batasan dana yang tetap untuk suatu periode biasanya jarang terjadi.
Hal ini disebabkan karena dengan berjalannya waktu, proyek yang sedang dilaksanakan mungkin telah menghasilkan kas masuk bersih, dan arus kas tersebut bisa digunakan untuk menambah anggaran yang diterapkan.
Masalah yang timbul dalam keadaan keterbatasan dana adalah penentuan opportunity cost. Apa itu opportunity cost? Opportunity cost menunjukkan biaya yang ditanggung perusahaan karena memilih suatu alternatif.
—
Contoh di atas menunjukkan bahwa perusahaan tidak bisa mengambil proyek 1 dan 4, dan memilih proyek 2 dan 3. Misalkan semua proyek tersebut dihitung dengan menggunakan r=18%? Jawabannya jelas tidak.
Berapa kerugian yang ditanggung perusahaan karena tidak bisa mengambil proyek 1 dan 4 hanya karena tidak mempunyai dana yang cukup? Jelas lebih dari 18%.
Inilah sebenarnya opportunity cost karena perusahaan tidak memiliki dana yang cukup.
3. Masalah Modal Kerja dalam NPV
A: Modal Kerja
Setiap investasi modal umumnya akan memerlukan tambahan modal kerja. Tidak mungkin suatu investasi hanya akan memerlukan pembelian aktiva tetap tanpa harus memiliki aktiva lancar.
Jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai aktiva lancar ini (setelah dikurangi dengan pendanaan spontan, jika ada), merupakan kebutuhan akan modal kerja.
B: Contoh Perhitungan Investasi Modal
Contoh #1:
Perhatikan contoh soal NPV dan pembahasannya berikut ini:
Misalkan suatu rencana investasi modal diperkirakan memerlukan pembelian aktiva tetap senilai Rp 300 juta. Usia ekonomis 3 tahun, dan untuk menyederhanakan dianggap tidak ada nilai sisa. Penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus.
Pada awal investasi, diperkirakan akan diperlukan aktiva lancar sebesar Rp 200 juta. Untuk memudahkan analisis dianggap tidak ada pendanaan spontan. Jumlah aktiva lancar sebesar Rp 200 juta ini dikaitkan dengan estimasi penjualan pada tahun pertama sebesar Rp 1 M.
Dengan demikian apabila penjualan diperkirakan naik, maka jumlah aktiva lancar juga akan naik. Sebagai akibatnya, kebutuhan modal kerja akan berubah dari waktu ke waktu, dan tidak hanya terbatas pada awal usia proyek (tahun ke-0).
Taksiran Laba Rugi
Proporsi aktiva lancar untuk tahun-tahun berikutnya diestimasi meningkat secara proporsional dengan penjualan. Taksiran laba rugi dan kas masuk operasional untuk tahun 1 sampai 3 adalah sebagai berikut:

Untuk menaksir arus kas secara keseluruhan, baik kas keluar dan kas masuk perlu diperhatikan masalah aktiva lancar atau modal kerja.
Selama berjalannya usia investasi, jumlah aktiva lancar akan meningkat dari tahun ke tahun, tentu karena penjualan yang diharapkan meningkat. Pada akhir usia proyek, modal kerja tersebut akan kembali sebagai NPV terminal cash flow.
Contoh #2:
Perhatikan contoh soal NPV investasi proyek berikut ini:
Bila tingkat bunga yang dipandang layak sebesar 18%, maka nilai NPV adalah layak jika nilai NPV proyek adalah seperti berikut ini:
= -500 + 79
= + 290
Sedangkan perhitungan arus kas adalah sebagai berikut:
