Memilih Sumber Pendanaan Jangka Panjang: Analisis 7 Pilihan Utama

Pendanaan jangka panjang adalah pendanaan yang berdimensi waktu lebih dari satu tahun. Ada dua jneis pendanaan jangka panjang, yaitu:

  1. Modal sendiri dan
  2. Modal pinjaman.

Dari 2 jenis pendanaan jangka panjang tersebut dirinci lagi menjadi 7 instrumen pendanaan perusahaan yang populer dan lazim digunakan. Apa saja 7 instrumen pendanaan jangka panjang itu? Langsung saja, mari ikuti uraian pembahasan rinci beserta contoh detail satu-per-satu dalam artikel berikut ini…

 

01: Pendanaan Jangka Panjang – Kredit Investasi

Pendanaan Jangka Panjang - Kredit Investasi

A: Pengertian Kredit Investasi

Apa yang dimaksud dengan kredit investasi?

Kredit investasi adalah kredit investasi yang diberikan oleh bank, dan masih banyak dimanfaatkan oleh kalangan pengusaha.

Perhatikan contoh analisis pendanaan jangka panjang kredit investasi berikut ini:

Pada awal tahun 2019 suatu perusahaan menandatangani perjanjian kredit investasi jangka panjang berjangka waktu lima tahun dari Bank A. Jumlah kredit investasi sebesar Rp 1 M, dan telah diambil semua.

Suku bunga kredit investasi sebesar 15% per tahun dari saldo kreditnya, dan perusahaan selalu membayar bunga tepat pada waktunya. Meskipun pokok pinjamannya belum diangsur satu rupiah pun.

Pada awal tahun 2022, perusahaan mendapatkan tawaran kredit dari bank asing dengan bunga hanya 13,5% per tahun.

Sewaktu perusahaan menyampaikan niatnya untuk melunasi kredit investasi tersebut, bank A menyatakan bahwa pelunasan sebelum jangka waktu lima tahun akan dikenakan denda dalam bentuk bunga sebesar 2% per tahun.

Karena masih terdapat dua tahun sebelum maturity, perusahaan harus membayar bunga yang dihitung dengan rumus kredit investasi sebesar:

= 2 x 2% x Rp 1 M
= Rp 40 juta

 

B: Analisis Kredit Investasi

Bila kredit investasi tersebut masih akan diperlukan selama dua tahun lagi, apakah sebaiknya perusahaan beralih ke bank asing dengan membayar denda kepada Bank A, ataukah tetap menggunakan bank A?

Begini analisisnya….

Bila beralih ke bank asing dan membayar denda, maka denda risiko kredit investasi dan bunga yang dibayar selama 2 tahun yang akan datang adalah:

= Denda + Bunga
= Rp 40 juta + ( 2 x 13,5% x Rp 1 M) = Rp 310 juta

Bila bertahan menggunakan bank A, bunga yang dibayar adalah:

=  2 x 16% x Rp 1 M
= Rp 320 juta

Dari analisis simulasi perhitungan kredit investasi di atas, kita bisa melihat bahwa biaya jika beralih ke bank asing lebih murah dibanding dengan tetap di bank A. Keputusan akhir keputusan pendanaan jangka panjang  jenis ini ada di tangan manajemen perusahaan. Adanya penalty dari bank A membuat biaya bunga bank A lebih besar dari pada yang dicantumkan.

Bagi bank A, pencantuman penalty dilakukan karena dengan pelunasan kredit, bank A harus berupaya untuk menjual kembali dana tersebut agar dapat menghasilkan pendapatan bagi bank.

 

02: Sumber Dana Jangka Panjang Bentuk Hipotik (Mortgage)

penerbitan obligasi

A: Pengertian Hipotek

Hipotek atau mortgage adalah bentuk hutang jangka panjang dengan agunan aktiva tidak bergerak  (tanah, bangunan). Dalam perjanjian kreditnya di mortgage document disebutkan secara jelas aktiva apa yang digunakan sebagai agunan.

Pada peristiwa likuidasi kreditur akan dibayar terlebih dulu dari hasil penjualan aktiva tetap yang dipergunakan sebagai agunan. Bila hasil penjualan aktiva yang diagunkan tersebut belum cukup, maka sisanya menjadi kreditur umum, sama seperti pemilik obligasi.

 

03: Pendanaan Jangka Panjang – Obligasi

A: Risiko Obligasi

Tipe obligasi konvensional sudah dijelaskan di pengertian obligasi., dan karenanya tidak akan diulang lagi.

Bagi penerbit dan pembeli obligasi, risiko yang sering dihadapi adalah risiko karena perubahan suku bunga.

Kita tahu, bahwa bila suku bunga naik, harga obligasi akan turun (pembeli obligasi rugi), dan bila suku bunga turun harga obligasi akan naik (penerbit obligasi yang rugi), karena itu kemudian muncul obligasi yang ditawarkan dengan suku bunga MENGAMBANG (floating rate).

Misalnya, ditentukan bahwa suku bunga obligasi sama dengan suku bunga rata-rata deposito jangka waktu enam bulan pada bank-bank tertentu ditambah dengan 1%.

Cara lain untuk mengurangi risiko bagi penerbit obligasi perusahaan adalah mencantumkan call priceCall price menunjukkan harga yang akan dibayar oleh penerbit obligasi, pada saat hak untuk membeli kembali obligasi tersebut dilaksanakan oleh penerbit obligasi.

Inilah salah satu manfaat pendanaan jangka panjang dengan obligasi.

 

B: Contoh Soal Obligasi dan Jawabannya

Misalnya disebutkan call price sebesar 110. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang menerbitkan obligasi dapat meminta obligasi yang telah dibeli oleh para pemodal dengan membayar Rp 1.100.000 (bila nilai nominalnya adalah Rp 1.000.000). Dan pemiik obligasi harus menyerahkan obligasi tersebut.

Hak bagi perusahaan untuk memanggil obligasi tersebut akan dilaksanakan bila harga obligasi di pasar modal telah mencapai di atas Rp 1.100.000

Pada saat suatu obligasi dipanggil untuk dilunasi sesuai dengan call price-nya, biasanya perusahaan akan menggantinya dengan obligasi baru dengan coupon rate yang lebih rendah. Kalau tidak perusahaan akan memerlukan dana yang sangat besar untuk melunasi obligasi lama tersebut, padahal dana tersebut bisa jadi masih diperlukan.

Pada peristiwa penggantian obligasi lama dengan obligasi baru, umumnya terdapat jangka waktu yang overlap. Misalnya, obligasi baru diterbitkan bulan Januari 2019 dan obligasi lama baru dapat ditarik bulan Maret 2019. Dengan demikian terdapat dua bulan periode overlap-nya.

 

C: Pelunasan Obligasi

Untuk melunasi obligasi, perusahan sering menyisihkan dana khusus untuk keperluan tersebut.

Dana yang disisikan tersebut disebagai sebagai sinking funds. Dana ini disisihkan dan ditempatkan pada bank setelah obligasi mencapai usia tertentu. Misalnya, untuk obligasi jangka waktu lima tahun, sinking funds dimulai pada tahun ke-3. Dalam penerbitan obligasi, biasanya disertai dengan warrant.

Apa itu warrant?

Warrant adalah hak untuk membeli saham dengan harga tertentu. Warrant sering digunakan sebagai ‘pemanis’ agar obliagasi yang diterbitkan oleh perusahaan diminati oleh para pemodal.

 

04: Pendanaan Jangka Panjang – Obligasi Konversi (Convertible Bond)

obligasi konversi

A: Pengertian Obligasi Konversi

Obligasi konversi adalah obligasi konversi adalah obligasi yang bisa diubah bentuk menjadi saham biasa. Pemilik obligasi konversi (convertible bonds-CB) sebenarnya memiliki obligasi dan opsi call price atas saham perusahaan.

 

B: Contoh Soal Obligasi Konversi dan Jawabannya

Berikut ini contoh soal obligasi konversi (convertible bond) dan jawabannya :

PT KAS Network menerbitkan obligasi konversi yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa pada lima tahun yang akan datang.

Setiap lembar obligasi konversi dapat dikonversikan menjadi 100 lembar saham biasa. Obligasi konversi dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar menawarkan coupon rate 14% per tahun.

Bagaimana dampak pengeluaran obligasi konversi terhadap laba per lembar saham?

Contoh tersebut menunjukkan bahwa bila pada akhir tahun kelima harga per lembar saham biasa mencapai lebih dari Rp 10.000 maka para pemegang obligasi akan mengkonversikannya menjadi saham biasa. Bila harga saham di bawah Rp 10.000 mereka akan memilih untuk meng-uangkan obligasi tersebut.

Pada contoh tersebut juga menunjukkan rasio konversi obligasi ke saham adalah sebanyak 100, dan harga konversi adalah Rp 10.000.

***

Bila saat ini harga saham sebesar Rp 8.000 per lembar, maka nilai konversi obligasi menjadi saham  adalah:

= 100 x Rp 8.000
= Rp 800.000

Bila jangka waktu pelunasan obligasi tersebut adalah 5 tahun, sedangkan obligasi yang ekuivalen dengan obligasi tersebut memberikan coupon rate sebesar 15%, maka nilai obligasi tersebut adalah Rp 966.480 Sedangkan premi konversi adalah selisih harga pasar obligasi dengan nilai konversi atau nilai obligasi (mana yang lebih tinggi)

Pada contoh di atas nilai obligasi lebih besar daripada nilai konversi. Dengan demikian bila harga pasar obligasi sebesar Rp 980.000 maka premi konversi adalah:

= Rp 980.000 – Rp 966.480
= Rp 13.520

 

05: Pendanaan Jangka Panjang – Saham Preferen

saham preferen

A: Pengertian Saham Preferen

Saham preferen adalah saham yang memberikan dividen yang tetap nilainya.

Perhatikan contoh saham preferen berikut ini:

Bila dikatakan dividen rate-nya sebesar 16% dan nominal saham tersebut adalah Rp 1.000, maka setiap lembar saham preferen akan memperoleh dividen sebesar Rp 150 per tahun.

Apa keunggulan dan kelemahan saham preferen bagi investor?

Keunggulan saham preferen antara lain:

  • Besarnya dividen tidak dipengaruhi oleh laba yang diperoleh perusahaan.

Sedangkan kelemahan saham preferen antara lain adalah:

  • pembayaran dividen saham preferen tidak dapat dipakai sebagai pengurang pajak.

Dengan kata lain, pembayaran dividen saham preferen dilakukan terhadap laba setelah pajak.

 

B: Saham Preferen Kumulatif dan Partisipatif

Ada saham preferen kumulatif yang memberikan dividen kumulatif. Artinya bila pada tahun lalu perusahaan rugi, maka besarnya dividen akan ditunda untuk dibayarkan keseluruhannya pada tahun ini.

Terkadang ada juga saham preferen partisipasi penuh yang mempunyai participating feature. Artinya, setelah para pemegang saham preferen menerima dividen sebesar Rp 160, dan ternyata pemegang saham biasa memperoleh dividen sebesar Rp 250. Maka para pemegang saham preferen akan mendapat tambahan dividen sebesar Rp 90.

Berapa lama periode saham preferen kumulatif dan partisipasi akan ditentukan dalam rapat pemegang saham. Umumnya pemegang saham preferen tidak berhak memberikan suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Meskipun demikian, variasi mungkin dijumpai sesuai dengan anggaran dasar perusahaan. Sama seperti obligasi, dalam penerbitan saham preferen bisa dijumpai call price dan sinking funds.

 

06: Saham Biasa dan Rights Issue

A: Cara Menerbitkan Rights

Bagaimana cara menerbitkan rights (rights issue)?

Penerbitan rights akan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Misalkan suatu perusahaan, PT KA Surabaya Network, memiliki jumlah lembar saham sebanyak 10 juta dengan harga pasar saat ini Rp 15.000 per lembar. Perusahaan memerlukan tambahan dana sebesar Rp 50 M untuk ekspansi. Perusahaan dapat saja menerbitkan saham baru dan menawarkan kepada publik umum.

Bila cara ini ditempuh, umumnya perusahaan harus menggunakan jasa lembaga penjamin, yang akan menjamin bahwa penerbitan tersebut akan laku terjual semua. Atau menawarkan saham baru dengan harga yang lebih rendah dari harga saham saat ini.

Dua cara ini akan mengakibatkan perusahaan menanggung biaya, yaitu:

  1. Pilihan pertama akan mengakibatkan perusahaan harus membayar fee kepada pihak penjamin.
  2. Distribusi kemakmuran kepada pemegang saham baru.

Untuk itu alternatif lain adalah menawarkan kepada para pemegang saham lama untuk membeli saham baru.

Agar pemegang saham lama berminat untuk membeli saham baru tersebut, perusahaan bisa menawarkan saham baru tersebut dengan harga yang jauh lebih murah dari harga saham saat ini.

 

B: Contoh Soal Saham dan Jawabannya

Perhatikan contoh soal pendanaan jangka panjang berikut ini:

Perusahaan akan menerbitkan saham baru sebanyak 10 juta lembar lagi, dan ditawarkan dengan harga Rp 5.000 per lembar, dengan demikian akan terkumpul Rp 50 M, sehingga setiap pemilik satu lembar saham lama diberi hak membeli satu lembar saham baru.

Kepada mereka kemudian dibagikan bukti rights sesuai dengan jumlah saham yang mereka miliki. Bagi mereka yang tidak ingin membeli saham baru dapat menjual bukti right tersebut, karena penawaran tersebut hanya dibatasi kepada pemegang saham lama, maka penawaran tersebut disebut sebagai penawaran terbatas.

Setelah penerbitan rights, jumlah lembar saham akan meningkat, sedangkan jumlah dana yang disetor tidaklah sama dengan nilai saham yang lama. Sebagai akibatnya harga saham akan turun.

 

C: Rumus Perhitungan Harga Saham

Contoh Soal dan pembahasan jawaban

Perhatikan rumus menghitung harga saham berikut ini:

Dalam contoh di atas harga saham setelah penerbitan rights, apabila diasumsikan dana yang terkumpul sewaktu diinvestasikan hanya akan menghasilkan NPV sama dengan NOL, akan sebesar:

  • Saham lama 10 juta x Rp 15.000 = Rp 150 M
  • Saham baru 10 juta x Rp 5.000 = Rp 50 M
  • Total saham 20 juta = Rp 150 M + Rp 50 M = Rp 200 M
  • Harga saham per lembar = Rp 200 M : 20 juta = Rp 10.000

Bagi pemegang saham, kemakmuran mereka sebelum dan setelah penerbitan rights sama saja, bila investasi tersebut memberikan NPV = 0.

Hal tersebut dapat dilihat dari perhitungan berikut ini:

Sebelum penerbitan rights harga saham Rp 15.000. Untuk seorang pemodal yang memiliki satu lembar saham, maka:

  • Nilai saham sebelum penerbitan rights = Rp 15.000
  • Dana yang diserahkan ke perusahaan untuk melaksanakan right-nya = Rp 5.000
  • Jumlah = Rp 15.000 + Rp 5.000 = Rp 20.000

Setelah penerbitan rights jumlah lembar saham menjadi 2 lembar @Rp 10.000. Dengan demikian kekayaannya adalah:

= 2 x Rp 10.000
= Rp 20.000

Kesimpulan hasil perhitungan

Nilai kekayaan itu sama dengan kekayaan sebelum penerbitan right ditambah dengan dana yang disetor, karena itu kunci dalam penerbitan right adalah, apakah dana yang dihimpun dari penerbitan rights tersebut diharapkan memberikan NPV yang positif atau tidak.

Bila diharapkan dana tersebut dapat diinvestasikan dengan memberikan NPV = +Rp 10 M, maka harga saham setelah penerbitan rights akan menjadi:

  • Saham lama 10 juta x Rp 15.000 = Rp 150 M
  • Dana dari penerbitan rights (10 juta saham) = Rp 50 M
  • NPV yang diharapkan = Rp 10 M
  • Jumlah = Rp 150 M + Rp 50 M + Rp 10 M = Rp 210 M
  • Total saham 20 juta = Rp 210 M
  • Harga saham per lembar saham = Rp 210 M : 20 juta = Rp 10.500

Dari data-data di atas, kita memperoleh informasi setiap pemilik satu lembar saham lama, setelah menyetor dana untuk membeli saham baru dengan menggunakan haknya, akan memperoleh dua lembar saham baru senilai @Rp 10.500, karena itu kekayaannya menjadi Rp 21.000. Kekayaannya bertambah sebesar Rp 1.000 karena dana yang disetorkan diharapkan memberikan NPV positif sebesar Rp 10 M.

 

D: Alasan Perusahaan Menerbitkan Rights

Mengapa perusahaan menerbitkan rights (rights issue)?

Perusahaan menerbitkan rights seringkali adalah untuk menghemat biaya emisi, dan juga untuk menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan.

Umumnya diharapkan penambahan jumlah lembar saham di bursa akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham tersebut (istilahnya adalah meningkatkan likuiditas saham).

 

07: Penerbitan Sekuritas di Pasar Modal

penerbitan sekuritas di pasar modal

A: Sekilas Tentang Penerbitan Sekuritas di Pasar Saham

Perusahaan yang menerbitkan sekuritas di pasar modal pada dasarnya menghindari proses intermediasi keuangan. Dengan kata lain, penerbitan sekuritas adalah bagi pihak yang kelebihan dana (para investor) menyerahkan langsung dananya ke pihak yang memerlukan dana (perusahaan).

Banyak pihak yang terkait tersebut antara lain dimaksudkan agar tidak terjadi penipuan informasi kepada para pemodal.

Bila perusahaan ingin menerbitkan sekuritas di pasar modal, beberapa persyaratan harus dipenuhi. Untuk menerbitkan saham,

Perseroan Terbatas (PT) yang menerbitkan haruslah merupakan perusahaan yang baik (ditunjukkan dari informasi bahwa perusahaan telah lama beroperasi, dan selama dua tahun terakhir telah menghasilkan laba). Dan besar, jumlah saham yang diterbitkan minimal satu juta lembar dengan nilai nominal Rp 1.000.

 

B: Prosedur dan Proses Penawaran Saham di Pasar Modal

Sebelum perusahaan yang berbentuk PT dapat menawarkan sahamnya ke pasar modal (ditawarkan di pasar perdana), perusahaan harus mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).

Berbagai persyaratan akan ditanyakan oleh Bapepam dan harus dipenuhi oleh perusahaan, antara lain:

  1. Perusahaan harus menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntans publik dan dinyatak wajar tanpa syarat.
  2. Konsultan hukum harus menyatakan bahwa perusahaan sedang tidak berada dalam sengketa hukum.
  3. Notaris harus melaporkan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memang telah memutuskan perusahaan untuk go public.
  4. Perusahaan penilai (appraisal) menjelaskan nilai yang wajar dari berbagai aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.
  5. Untuk penerbitan obligasi juga diperlukan wali amanat yang akan mewakili para calon pemodal.
  6. Kadang juga disertai dengan pihak guarantor (penanggung) yang akan menanggung jika obligasi sampai tidak dibayar (default).
  7. Saat akan go public perusahaan perlu lembaga yang akan menjamin bahwa saham yang ditawarkan nantinya akan laku terjual.
  8. Penjamin ini disebut sebagai Saat perusahaan menghadap Bapepam masalah underwriter ini juga akan ditanyakan.

Underwriter bisa memberikan jaminan penuh (full commintment) atau sebaik yang bisa (best effort).

Apa yang dimaksud dengan jaminan penuh?

Jaminan penuh berarti bila ada saham yang tidak laku terjual di pasar perdana, underwriter akan membelinya.

Dengan demikian perusahaan dijamin akan memperoleh sejumlah dana yang diperlukan.

Lalu apa yang dimaksud dengan best effort?

Untuk best effort penjamain hanya memberikan upaya yang terbaik, tidak perlu membeli saham yang tidak laku terjual. Setelah Bapepam menyetujui, maka perusahaan dapat menawarkan saham tersebut ke pasar perdana.

Pihak underwriter yang akan mengurusi dan mengatur masalah-masalah seperti, proses pendaftaran calon pembeli, penjatahan, pendistribusian saham, dan pengembalian uang pesanan yang berlebih. Setelah itu perusahaan juga harus melakukan listing (pendaftaran) di bursa agar saham tersebut dapat diperdagangkan di bursa.

 

C: Penjualan Saham di Pasar

Setelah saham  diperdagangkan di pasar perdana, bila jumlah pemesan lebih banyak dari jumlah lembar saham yang ditawarkan (disebut oversubscribed), underwriter harus melakukan pembagian yang telah disepakati bersama.

Perhatikan contoh peristiwa oversubscribed:

Misalkan kita memesan sebanyak 10.000 lembar dan menyetor ke underwriter uang sejumlah Rp 50 juta, karena harga per lembar di pasar perdana adalah Rp 5.000. Ternyata terjadi jumlah pemesanan sebanyak dua kali lipat dari saham yang ditawarkan.

Dalam keadaan tersebut kita mungkin hanya akan memperoleh bukan 10.000 lembar saham, tapi hanya 5.000 lembar, setengah dari pesanan kita karena terjadi oversubscribed sampai dua kali lipat. Kelebihan uang yang telah kita setor akan dikembalikan oleh underwriter ke kita.

Setelah kita memperoleh saham tersebut, selanjutnya dalam beberapa hari, saham tersebut akan mulai dapat diperdagangkan di bursa.

Pada hari pertama saham tersebut diperdagangkan di bursa, harganya bisa naik cukup besar bilsa terjadi oversubscribed yang cukup banyak (berarti banyak permintaan yang tidak terpenuhi di pasar sekunder).

Setelah itu harga saham bisa naik atau turun tergantung pada pasar. Kenaikan atau penurunan harga saham tidak lagi mempengaruhi kemakmuran para pemodal.

 

08: Kesimpulan tentang Pendanaan Jangka Panjang

Sumber pendanaan jangka panjang dalam manajemen keuangan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi modal sendiri dan modal pinjaman.

Meskipun demikian kadang-kadang suatu instrumen pendanaan agak sulit dikelompokkan ke dalam salah satu tipe tersebut, misalkan obligasi konversi.

Yang termasuk pendanaan jangka panjang yang berbentuk hutang dapat berwujud kredit investasi, hipotek, dan obligasi beserta berbagai variasinya. Obligasi bisa memberikan bunga yang megambang (floating rate). Dapat pula obligasi mempunyai call priceCall price adalah harga yang ditentukan oleh perusahaan bila suatu obligasi  aan dilunasi sebelum jatuh tempo.

Di samping itu, obligasi mungkin hanya membayarkan bunga pada saat perusahaan memperoleh laba.

Obligasi ini disebut sebagai income bonds. Bila suatu obligasi baru dilunasi dalam peristiwa likuidasi bila obligasi yang lebih senior telah dilunasi, maka obligasi ini disebut sebagai subordinated debenture.

Kadang-kadang penerbitan obligasi juga disertai dengan warrant. Warrant adalah hak untuk membeli saham dengan harga tertentu pada waktu tertentu.

Selain jenis saham biasa, perusahaan juga bisa menerbitkan saham preferen.

Saham preferen akan memberikan penghasilan yang tetap (dalam bentuk dividen). Kepada pemiliknya, meskipun laba banyak atau pun bahkan rugi.

Untuk menghemat biaya penerbitan sekuritas dan/atau menghindari distribusi kekayaan kepada pihak luar, perusahaan menerbitkan rights.

Setelah penerbitan rights harga saham biasanya mengalami penurunan, meskipun kekayaan pemegang saham dapat meningkat.

Peningkatan kekayaan ini terjadi bila dana yang diperoleh dari right issue dapat dipergunakan dan memberikan NPV yang positif.

***

Bila perusahaan akan melakukan penerbitan sekuritas di pasar modal, berbagai pihak perlu dihubungi, sebelum memperoleh ijin dari Bapepam.

Pihak-pihak tersebut adalah:

  • Akuntans publik
  • Notaris
  • Konsultan hukum
  • Appraisal
  • Underwriter
  • Untuk penerbitan obligasi masih perlu ditambah wali amanat dan guarantor.

Setelah Bapepam memberikan ijin untuk go public (penerbitan sekuritas publik), maka saham mulai dapat dijual di pasar perdana. Setelah waktu 2 bulan, saham tersebut mulai dapat diperdagangkan di bursa.

Dan bila Anda ingin meng-implementasikan sistem akuntansi yang baik dan benar sehingga mampu mendukung bisnis Anda, langsung saja ke: SOP Finance dan Accounting Tools Sederhana dan POWERFUL.

Sampai di sini, jelas ya?

Okay, demikian yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat dan dapat membantu mengelola penggunaan dana jangka panjang dengan lebih efektif dan efisien.

 

Note:
Boleh menyadur atau mengambil artikel ini sebagai referensi, tapi mohon disebutkan sumbernya. jangan asal copy paste lalu di-upload di internet. Thanks ya bro.

Manajemen Keuangan Profil

Profesional lulusan ekonomi yang menekuni ERP (SAP), Accounting Software, Business Analyst dan berbagi pengalaman pekerjaan Finance & Accounting.