3: Penilaian Aset
A: Pengertian Penilaian Aset
Apa yang dimaksud penilaian aset?
Definisi penilaian adalah proses penentuan jumlah rupiah suatu obyek untuk menentukan makna ekonominya di masa lalu, sekarang, atau mendatang.
Jadi, jika unit moneter dijadikan satuan pengukur untuk menunjukkan makna ekonomi suatu obyek, maka pengukuran disebut dengan penilaian.
Di dalam akuntansi, istilah pengukuran dan penilaian sering tidak dibedakan karena adanya asumsi bahwa akuntansi adalah menggunakan unit moneter untuk mengukur makna ekonomi suatu obyek, pos, atau elemen.
Pengukuran biasanya digunakan dalam akuntansi untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus dicatat untuk objek pada saat perolehannya.
Sedangkan penilaian biasanya digunakan untuk menunjukkan proses penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada tiap elemen atau pos laporan keuangan pada saat penyajian.
—
Dalam penilaian suatu pos untuk tujuan penyajian, akuntansi dapat menggunakan berbagai dasar penilaian, bergantung pada makna yang ingin direpresentasikan melalui pos statemen keuangan.
Penilaian pos aset di maksudkan untuk menentukan berapa jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada tiap pos aktiva dan apa dasar penilaiannya.
Ada berbagai dasar penilaian yang dapat digunakan untuk tujuan pelaporan aset dalam rangka menyediakan informasi. Suatu informasi yang dapat membantu para pemakai untuk mengevaluasi posisi keuangan dan untuk memprediksi aliran kas di masa mendatang.
—
Konsep dasar kontinuitas usaha menempatkan aset sebagai sisa potensi jasa yang akan menjadi upaya dalam menghasilkan pendapatan. Sehingga dasar penilaian yang paling menggambarkan makna-makna tersebut adalah biaya historis. Akan tetapi dalam prakteknya pos-pos aset tidak hanya memiliki atribut sebagai sisa potensi jasa, tapi atribut yang lain.
Investasi jangka pendek misalnya mempunyai manfaat ekonomi karena daya tukar menjadi kas atau marketability. Demikian juga aset moneter lainnya mempunyai tujuan pelaporan dan atribut yang berbeda.
Karena adanya berbagai dasar penilaian harus digunakan dalam penyajian agar informasi semantik yang dikandung berpaut (relevan) bagi pemakai laporan keuangan.
B: Tujuan Penilaian Aset
Karena aset adalah elemen pembentuk posisi keuangan sebagai informasi semantik bagi investor dan kreditor, maka tujuan aset adalah harus terpaut dengan tujuan laporan keuangan.
Tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi yang dapat membantu investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat dan ketidakpastian aliran kas bersih ke perusahaan.
Oleh karena itu dasar penilaian aktiva akan relevan jika penilaian tersebut dikaitkan dengan aliran kas ke perusahaan.
Aliran kas bersih ke perusahaan dapat diprediksi melalui informasi semantik berupa:
- Posisi Keuangan
- Profitabilitas
- Likuiditas, dan
- Solvensi yang penentuannya melibatkan penilaian aset.
Jadi, tujuan penilaian aset adalah merepresentasikan atribut pos-pos aset yang berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan dasar penilaian yang sesuai.
C: Konsep dan Dasar Penilaian Aset
Dasar penilaian aset menurut FASB ada 5, yaitu:
1: Historical Cost
Tanah, gedung, perlengkapan, peralatan pabrik dan persediaan dilaporkan atas dasar biaya historisnya, yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperolehnya.
Biaya historis ini tentunya disesuaikan dengan jumlah bagian yang telah di-depresiasi atau diamortisasi.
2: Current (Replacement) Cost
Beberapa persediaan disajikan sebesar nilai sekarang atau penggantinya.
Yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang harus dikorbankan jika aset tertentu yang sejenis diperoleh sekarang.
3: Current Market Value
Beberapa jenis investasi dalam surat berharga disajikan atas dasar nilai pasar sekarang, yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dapat diperoleh perusahaan dengan menjual aset tersebut dalam kondisi perusahaan yang normal (tidak akan dilikuidasi).
Nilai pasar sekarang biasanya juga digunakan untuk aset yang kemungkinan akan laku dijual di bawah nilai bukunya.
4: Net Realizable Value
Beberapa piutang jangka pendek dan persediaan barang disajikan sebesar nilai terealisasi bersih, yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang akan diterima (tanpa didiskon) dari aktiva tersebut dikurangi dengan pengorbanan (biaya) yang diperlukan untuk mengkonversi aset tersebut menjadi kas atau setaranya.
5: Present (or Discounted) Value of Future Cash Flows
Piutang dan investasi jangka panjang disajikan sebesar nilai sekarang penerimaan kas di masa mendatang.
Sampai piutang tersebut terlunasi dengan tarif diskon implisit dikurangi dengan tambahan kas yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan penerimaan tersebut.
D: Konsep Penilaian Aset Menurut Para Ahli
Penilaian aset menurut para ahli, seperti Hendriksen dan Van Breda membahas konsep dan dasar penilaian aset untuk tujuan pelaporan keuangan dari dua dimensi yaitu:
- arah aliran aset dan
- waktu.
Karena aset adalah komponen penentu posisi keuangan pada saat tertentu, maka basis pengukuran untuk menilai aset pada saat tersebut yang paling valid adalah harga atau nilai pertukaran (exchange prices atau values).
Nilai pertukaran dijadikan basis karena dianggap obyektif sehingga memenuhi kualitas keterandalan (reliability) informasi.
Pertukaran melibatkan sumber ekonomi masuk dan sumber ekonomi keluar ke entitas bisnis/usaha. Oleh karena itu, bila suatu aset telah ada dalam penguasaan oleh kesatuan usaha.
Pada saat menyajikan masalah penilaiannya adalah dengan dasar apa aset tersebut harus dilekati nilai pertukaran untuk merepresentasi makna atau atribut secara tepat.
Nilai pertukaran itu sendiri dapat dipandang dari dua sisi, yaitu pertukaran dalam perolehan dan pertukaran dalam pemanfaatan aset (dikonsumsi atau dijual).
Nilai yang diperoleh atas dasar pertukaran perolehan disebut dengan nilai masukkan, sedangkan yang diperoleh dari pertukaran pemanfaatan disebut nilai keluaran.
♣
Menurut Hendriksen dan Van Breda, dimensi waktu dan arah (perolehan dan pemakaian) menghasilkan 6 basis pengukuran, yaitu:
- Biaya historis (historical costs)
- Beban pengganti (replcement costs)
- Biaya yang diharapkan (expected costs)
- Harga jual masa lalu (past selling prices)
- Harga jual sekarang (current selling prices)
- Nilai terealisasi harapan (expected realizable value)
Hubungan 6 komponen tersebut dapat digambarkan seperti berikut ini:

Dasar di atas lebih diarahkan untuk mencapai keterandalan penilaian atas dasar nilai pertukaran.
Pos-pos tertentu lebih obyektif atas terandalkan penilaiannya, jika didasarkan atas dasar nilai masukan, sedangkan pos-pos lainnya lebih terandalkan jika didasarkan atas nilai keluaran. Karena pemakai dianggap berkepentingan dengan aliran kas bersih, penilaian aset berpaut atau relevan dengan kepentingan tersebut.
Bila aliran kas menjadi basis pengukuran, aliran kas tersebut harus cukup pasti atau jelas melekat pada pos aset yang diukur.
Pada umumnya, pos-pos aset moneter dapat ditukarkan dengan atau berubah menjadi kas dengan cukup pasti, sehingga penilaiannya dapat didasarkan pada nilai keluaran (nilai aliran kas bila pos tersebut keluar atau dijual).
Sementara itu, pos-pos aset yang lain dapat ditentukan dengan cukup pasti aliran kas keluarnya, sehingga dapat diukur atas dasar nilai masukan (nilai aliran kas bila aktiva masuk atau diperoleh).
♣
Oleh karena itu, proses tersebut dapat dilukiskan kembali secara diagramatis dalam konteks obyektivitas penilaian dan relevansi aliran kas dalam gambar berikut ini:

Pemilihan nilai masukan atau keluaran untuk penilaian pos aset harus dipertimbangkan bersamaan dengan kualitas ketepatan penyimbolan atribut pos bersangkutan.
Jika konsep nilai masukan dan keluaran sebenarnya berkaitan dengan konsep kesatuan usaha yang dianggap menguasai sumber ekonomi (aktiva) dan harus mempertanggungjelaskan aktiva tersebut.
Oleh karena itu, yang dimaksud masukan tidak lain adalah transaksi pertukaran (exchange) dalam rangka memperoleh aktiva, sedangkan keluaran adalah transaksi pertukaran dalam rangka menjual aset atau objek jasa tertentu. Dasar penilaian yang dipilih sebenarnya menggambarkan nilai pertukaran tersebut.
Agar makin jelas, yuks kita bahas 6 konsep aktiva menurut Hendriksen dan Van Breda…